Dominict Seorang jendral kerajaan yang diam-diam jatuh cinta pada tuan putri namun gengsi untuk menyatakan perasaanya hal hasil Dominict jadi sering menggoda Tuan Putri. Dominict akan melakukan apapun untuk Tuan Putri_nya, pencemburu akut. Tegas dan kejam Dominict hanya lembut pada gadis yang ia cintai. Akan murka ketika sang Putri gadis pujaannya melakukan hal yang berbahaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ni Luh putu Sri rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Selama perjalanan menuju ke padang rumput, Tuan Putri memetik bunga-bunga yang mekar di sisi jalan yang mereka lewati dari atas kuda, kemudian merangkainya menjadi sebuah mahkota bunga. Sambil malu-malu Tuan Putri merangkai bunga-bunga di tangannya. Dominict tampak penasaran apa yang di buat oleh Tuan Putri.
Tiba-tiba saat Tuan Putri telah menyelesaikan mahkota bunga ia memasang mahkota bunga itu di kepala Dominict. Sontak Dominict terkejut.
" Yang Mulia?! " Terkejut dengan tindakan Tuan Putri.
" Ke..kenapa kau menatapku begitu? " Tanya Putri Ana.
" Apa kau tidak suka dengan hadiahku? " Putri Ana sedikit kecewa.
Dominict melihat Tuan Putri kecewa, mendekatkan wajahnya di telinga Tuan Putri, lalu berbisik pelan.
" Tidak..... saya sangat menyukai hadiah dari anda, Yang Mulia. " Ucap Dominict lembut di telinga Tuan Putrinya.
Kemudian Dominict melanjutkan membawa kudanya ke Padang rumput yang Putri Ana maksud. Sepanjang perjalanan Dominict diam-diam memperhatikan Putri Ana dengan lembut.
" Wah! " Putri Ana, tampak terpana melihat Padang rumput yang membentang di hadapannya.
Tanpa peringatan tuan putri melepaskan sepatunya dan melemparkannya pada Dominict, sontak Dominict terkejut. Dengan kelabakan menatap sepatu yang di lempar Tuan Putri ke padanya.
" HE!!! HATI-HATI, PAKAI SEPATUNYA, NANTI KAKI ANDA BISA TERLUKA, YANG MULIA!!" teriak Dominict, yang melihat Tuan Putri berlarian di tengah Padang rumput.
" Dasar!.. kau ini... " Gumam Dominict dari kejauhan.
Namun, Dominict cukup senang melihat Tuan Putri bahagia dengan hal sederhana yang ia lakukan. Dominict berdiri di samping kudanya dan melihat Tuan Putri begitu senang di padang rumput.
Tak lama kemudian berjalan ke tempat Dominict mengawasinya.
" Dominict, terimakasih sudah mau menemaniku jalan-jalan. " Ucap Putri Ana, saat ia sudah berdiri di hadapan Dominict.
Dominict memberi hormat dengan sopan.
" Anda tidak perlu berterimakasih, Yang Mulia. Ini sudah bagian dari tugas saya. " Ucap Dominict dengan penuh penghormatan.
Lalu Tuan Putri menarik tangan Dominict kearahnya dan melingkarkan gelang di pergelangan tangan kanan Dominict.
" Yang Mulia?! " Dominict terkejut.
" Terimakasih sudah menjagaku selama ini, terimakasih sudah peduli padaku, dan terimakasih sudah marah padaku, dan terimakasih juga sudah mengajariku. " Ucap Putri Ana tulus. Dominict merasa aneh dengan sikap Tuan Putri.
" Yang Mulia.... apa ada yang mengganggu anda? Ada apa? " Tanya Dominict khawatir, karena Putri Ana menunjukan sikap yang berbeda padanya.
" Tidak ada. Aku hanya berterimakasih atas waktu yang sudah kau luangkan untukku, Dominict. " Ucapku Tuan Putri.
Dominict merasa situasi ini tidak wajar, ia merasa ada yang Tuan Putri rahasiakan darinya. Namun ia memilih untuk diam dan memendam pertanyaan itu dalam pikirannya.
Kemudian Dominict menarik napas panjang.
" Memangnya anda pikir ini cukup untuk membayar gajiku, Yang Mulia? " Kata Dominict meremehkan sambil melihat gelang yang Tuan Putri berikan padanya. Berusaha bersikap seperti biasa.
" Dasar!! Kau itu termasuk beruntung tau!! " Ucap Putri Ana merajuk. Dominict tersenyum tipis melihat Putri Ana merajuk.
Dominict tersenyum tipis, saat menerima hadiah dari Tuan Putri, namun sejujurnya dalam hati ia merasa bahagia.
~o0o~
Kemudian Dominict dan Tuan Putri memutuskan untuk kembali ke istana. Sepanjang perjalanan kembali ke istana Dominict dan Tuan Putri tak mengatakan sepatah katapun, hanya ada keheningan diantara mereka, namun mereka tampak saling mengerti tanpa harus mengungkapkannya dengan kata-kata.
" Kenapa anda tidak meminta Pangeran untuk menemani anda jalan-jalan, Yang Mulia? " Tanya Dominict, memulai pembicaraan.
" Memangnya aku boleh mengajak anak Raja pergi ke luar istana sesuka hati. " Jawab Tuan Putri.
Menggaruk kepalanya. " Benar juga, tapi bukannya anda dekat dengannya? " Ucap Dominict.
" Iya.. aku memang dekat dengannya, tapi...tidak sembarangan aku bisa mengajaknya pergi dari istana kan. Lagi pula...... " Kata Tuan Putri mengalihkan pandangannya dan terdiam sejenak.
" Lagi pula apa? " Tanya Dominict melihat Putri Ana menghentikan kalimatnya.
" A..aku...tidak tahu.. " Tuan Putri terlihat bingung dan cemas.
" Kenapa bukannya kau menyukainya, ku lihat kau senang saat bersamanya, bahkan kau sempat berciuman dengannya. " Ucap Dominict terang-terangan.
Hingga membuat Putri Ana tersentak.
" Kau!.. benar-benar mencari masalah denganku rupanya. " Putri Ana tampak mulai kesal.
" Aku tidak mencari masalah! Aku hanya mengatakan apa yang aku lihat kan. " Jawab Dominict.
" Kenapa sih, kau tidak pernah bicara baik padaku? Kau selalu saja mencari-cari masalah dan kesalahanku. " Ucap Tuan Putri meninggikan suaranya, tanda ia kesal.
" Memang benar kan kau suka padanya? dan sepertinya Pangeran juga suka padamu! " Kata Dominict ikut meninggikan nada suaranya.
" Apa?! Memangnya dari mana kau tahu aku suka pada Pangeran? " Tuan Putri, kesal sambil melipat tangan di dada.
" Lalu menurutmu apa?! Jika kau tidak suka padanya, kenapa kau tidak menolak saat dia menciummu? Kau!! Malah menerima ciuman darinya! Menurutmu itu apa namanya? " Ucap Dominict tegas menegaskan ia cemburu namun berusaha agar ia tak terlihat seperti itu.
Sontak Tuan Putri tersentak kaget.
" Iya!! Aku memang menyukainya, kenapa?! " Bentak Putri Ana kesal.
" Jika aku tahu pergi denganmu hanya membuang-buang waktuku, aku tidak akan memintamu untuk pergi denganku! " Protes Tuan Putri, kesal.
" Apa?! Seharusnya aku yang berkata begitu! Kau pikir pekerjaanku mengasuhmu, apa?! Kau pikir.....aku tidak punya pekerjaan lain selain mengajakmu jalan-jalan?! Aku memiliki banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan!! Lain kali jika kau ingin jalan-jalan mintalah pada Pangeran untuk mengantarmu jalan-jalan!! " Ucap Dominict tampak marah.
" Kenapa sih?! Kau tidak pernah mencoba untuk membuatku senang satu hari saja? Kau selalu memicu pertengkaran saat bersamaku? " Ungkap Tuan Putri, kesal dan tampak ia juga kecewa dengan sikap Dominict padanya.
" Maaf saja ya, aku ingin kau berhenti....untuk melihatku, berhenti mencariku, dan berhenti peduli padaku! Aku sudah lelah menjadi pengasuh anak manja seperti mu, tahu!! " Kata Dominict, tanpa melihat kearah Putri Ana sedikitpun. Sontak Tuan Putri menampar Dominict dengan keras.
Sesaat Dominict tersentak hingga terdiam saat Putri Ana menamparnya. Saat itu juga Dominict melihat Tuan Putri menangis dengan perkataannya. Dominict tahu Putri Ana patah tahi saat ia melontarkan kata-kata tadi.
" Kenapa aku tidak bisa melihatku senang? Setidaknya hanya untuk satu hari saja! Apa itu sulit bagimu?! Kau selalu saja memarahiku, menghinaku, apa kau tidak pernah memikirkan bagaimana perasaanku saat kau bicara buruk padaku!!" Ucap Putri Ana sedih dan patah hati .
Dominict, terdiam.
Tak tahu bagaimana harus merespon perkataan Tuan Putri, ia tahu yang Tuan Putri katakan semuanya benar, Dominict tak pernah berusaha berkata hal yang baik tentang Tuan Putri saat mereka bersama.
Yang ada dia dan Tuan Putri selalu bertengkar dan beradu argumen saat mereka bersama.
Tiba-tiba...
Dominict merangkul pinggang Putri Ana dan merapatkan tubuh Putri Ana ke arahnya.
" A..apa yang kau lakukan?! " Tuan Putri terkejut saat Dominict menyentuhnya.
" Aku akan membuatmu berhenti menangis!! " Kata Dominict, tanpa peringatan Dominict menghentikan langkah kudanya. Kemudian mengangkat dagu Tuan Putri dan mencium bibirnya intens, sontak Tuan Putri terkejut.
Dominict terus memaksa mencium dan enggan melepaskan ciumannya dari Putri Ana. Meski Tuan Putri berusaha mendorong tubuh Dominict yang terus memaksanya. Sampai Tuan Putri merasa sesak karena Dominict mencium bibir Tuan Putri dengan paksaan.
" Kau akan tetap menangis! " Tanya Dominict masih galak. Menghentikan ciumannya.
Sesaat Putri Ana terpaku dan berhenti menangis, Dengan apa yang dilakukan Dominict hingga membuat wajahnya memerah seperti buah tomat. Tampak jelas Tuan Putri sangat malu di buatnya. Dengan cepat Tuan Putri memalingkan wajahnya dari Dominict.
" Jika kau menangis lagi aku akan melakukannya lagi! Asal kau tahu meskipun aku terbiasa memegang pedang, aku juga bisa melakukan sesuatu pada wanita!! " Kata Dominict lagi. Sontak Putri Ana terkejut mendengarnya.
Perjalanan yang lumayan jauh dari padang rumput menuju istana membuat Putri Ana lelah dan tampak menahan kantuknya hingga terhuyung. Melihat Tuan Putri yang tampak mulai kelelahan Dominict mengusap lembut pipi Tuan Putri, kemudian menyandarkan tubuh Tuan Putri di pelukannya dengan lembut. Sambil terus mengusap lembut rambut panjang Tuan Putri, Dominict memacu kudanya menuju istana.
Selama perjalanan dari padang rumput sampai di istana, Dominict memeluk tubuh mungil Tuan Putri di pelukannya. Ia merasa bersalah atas sikapnya pada Tuan Putri hari ini.
Bersambung......
Pangeran Benedict juga ok 🫨 bingung