Nandini, adalah wanita kampung yang di nikahi oleh pria tampan dan kaya. Orang-orang mengira jika Nandini bak Cinderella di dunia nyata, yang mana gadis miskin yang di persunting oleh Pangeran..
Namun, semua orang tidak tau bahwa Nandini tersiksa di rumah megah bak istana itu... ia tak ayal layaknya pembantu yang berstatuskan istri dari seorang pengusaha di salah satu kota ternama.
Pernikahan tahun kelima, membuat Nandini lelah dan memberontak. Dimana sang suami membawa wanita baru kedalam rumah, yang mana membuat Nandini memiliki pikiran licik untuk membalaskan dendam atas pengabdian yang mereka sia-siakan.
Apa yang akan Andini lakukan?
Sedangkan di sisi lain, Pangeran yang asli tengah menunggu kehadiran dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aryani_aza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6 : HURU HARA SEBELUM PESTA.
RUMAH SENO.
Di meja makan, semuanya tengah berkumpul makan siang bersama ... ada juga Siska dan Seno yang baru saja sampai, ia harus pulang dari bulan madunya karna ada pekerjaan yang tidak bisa di kerjakan oleh orang lain.
''Nandini jus nya mana?''
''Ini, Mbak.'' Nandini menyodorkan jus yang Siska minta.
Siska tersenyum ramah lalu berkata, ''Maaf yaa, aku nggak beli oleh-oleh untuk orang miskin sepertimu. Nanti aku kasih baju bekas ku yang udah nggak ke pake.''
Nandini ingin memaki namun ia tahan dan tersenyum membalasnya. ''Makasih ya Mbak.''
Nandini pergi dengan senyuman mengembang, lalu ia menoleh kebelakang dimana satu keluarga itu tengah menyantap makanan yang sudah ia buat dengan sepenuh hati.
''Anak perawan nggak boleh makan banyak, nanti gendut.'' tegur ibu Sonya pada Lena. Yang ditegur langsung merucutkan bibirnya.
''Nggak apa-apa bu ... cuma di rumah aku makan banyak, setelah ke apartemen nggak ada yang masakin.'' Jawab Lena sambil memasukkan nasi kedalam mulutnya.
''Jam berapa kamu pergi ke pesta keluarga Bilal?'' Tanya Seno.
''Habis magrib Mas, aku udah priper semuanya. Do'ain aku jadi mantu mereka yaa ... hi hi hi, aku udah ngatur rencana soalnya.''
''Semoga saja, karna keluarga Bilal itu keluarga terpandang. Jika kamu sampai bisa masuk ke dalam keluarga Bilal, Mas akan ngasih kamu apa aja yang kamu inginkan.''
''Beneran, Mas?''
Seno mengangguk dengan yakin.
''Hoammm ... Mas masuk dulu, ngantuk.'' Seno berdiri dari tempat duduknya dan mengajak Siska masuk ke kamar mereka untuk istirahat. Begitu pun dengan ibu Sonya dan Lena yang masuk kedalam kamarnya masing-masing.
Nandini yang sejak tadi mengintip di balik tembok, menyunggingkan senyumnya. ''Tidurlah ... Tidurlah sampai pagi, bahkan aku berharap kalian tidak akan bangun lagi.'' Ucap Nandini melangkah pergi, ia akan bersiap menemui Rida.
"Sayang, tolong masukan sisa uang ini ke brangkas. Mas ngantuk banget.''
''Ih, Mas aku lagi nanggung banget. kamu aja yang masukin.'' Teriak Siska yang langsung masuk kedalam kamar mandi.
Mau tidak mau, Seno melangkah ke arah brangkas dan membukanya ... ia melihat sejenak dan tersenyum saat seluruh harta bendanya masih ada, namun ia tidak curiga jika sebenarnya uang itu sudah berkurang sedikit demi sedikit.
••••
SALON LANGGANAN RIDA.
"Mana temen yey yang mau datang berhias disini?'' Tanya pemilik salon.
''Sebentar lagi dat--''
''Ri.''
Nandini berteriak memanggil temannya, lalu berlari kecil sambil tersenyum dengan nafas tidak beraturan.
''Kenapa? kok kaya habis di kejar maling?''
Nandini hanya yengir kuda dan langsung duduk untuk di rias. Ia melihat dirinya di depan cermin dengan senyum mengembang, bisa ia bayangkan jika besok pagi Lena terbangun dan rencana yang sudah dia susun gagal karna ia ketiduran. Ups, bukan ketiduran ... tapi Nandini yang membuat mereka semua tertidur lelap.
Ya ... Nandini dengan sengaja mencapurkan obat tidur yang ia beli kedalam makanan mereka, awalnya ia hanya mencampurkan sedikit, tapi naasnya botol itu malah licin hingga Nandini terpekik kaget hingga obat tidur itu tercampur semua kedalam makanan.
Awalnya Nandini takut dan akan membuang makanan itu, bagaimana pun ia masih punya hati dan rasa manusiawi. Tapi gara-gara ia di caci maki oleh mertua dan Siska, membuat Nandini geram dan membiarkan mereka semua tidur.
''Yey itu cakep, tapi sayang nggak di urus. Liat kulit yey yang putih dan rambut yey yang berakar. Yey itu butuh perawatan.'' ujar pemilik salon, yang merias Nandini.
Nandini tersenyum dan menjawab, ''Tolong buat aku cantik untuk pertama kalinya. Aku ingin diriku yang berbeda.'' Mohon Nandini, yang membuat Beyonce bersemangat.
''Tentu saja, itu adalah tugasku. Heeeyyyy gurl ... kemarilahhh, cus kita buat perbezaan.'' Panggil Beyonce pada semua karyawan, dengan gaya gemulainya.
Dan ... dimulai perbedaan dimana Nandini perawatan seluruh tubuh, rambut, kuku dan wajahnya. Tangan Beyonce seperti sihir yang akan membuat Nandini menjadi cantik seketika hanya menjentikkan jari jemari lihainya.
Begitu pun Rida yang mendapatkan perawatan yang sama.
Pikapiki Boom!
Mantra ibu peri Beyonce seketika selesai dan Nandini pun sudah cantik dengan gaunnya. membuat semua orang pangling dan takjub akan kecantikan seorang Nandini.
Ibu peri Beyonce menaikkan dagunya dengan bangga, kedua tanganya melipat di dada sambil membusung.
''Tengok apa yang sudah i buat pada yey? ini lah jari jemari Beyonce.''
''Oh ya Tuhan ... ini beneran aku?'' Tanya Nandini tidak percaya. Ia melihat dirinya ke kanan dan ke kiri. ''Ri, ini beneran aku. Ini seperti mimpi, mimpi terindah dan menjadi kenyataan.'' Nandini memutar tubuhnya dengan anggun.
Rida yang sejak tadi bengong langsung menganggukkan kepalanya dengan takjub, bagaimana tidak. Temannya itu sangat berbeda dari sebelumnya. Ia langsung mengacungkan dua jempol pada Nandini.
''Very beautiful.'' Ucap semua orang yang ada di salon.
''Oh yaa, aku punya sesuatu untuk mu.'' Ibu peri Beyonce pun mengambil sesuatu di dalam lemari dan langsung berjongkok untuk memakaikan sepatu pada Nandini.
''Pakailah sepatu ini, ini adalah sepatu mendiang adikku. Dan hanya ada satu di seluruh dunia, karna hanya aku yang membuat sepatu ini.'' Ucap ibu peri Beyonce yang membuat Nandini terharu.
''Terima kasih banyak, Kak. aku begitu beruntung bertemu dengan orang baik seperti Kakak.''
Beyonce tersenyum dan berkata, ''Tentu saja, kau adalah pelanggan dan harus BAYAR, HM!''
Nandini terkekeh dan mengambil uang di dalam tasnya. ''Apa segini cukup?''
Beyonce melototkan kedua matanya, ''Cukup ... sangat cukup ... ternyata kau orang kaya juga yaaa.''
''Tidak kaya. hanya saja ada.'' Jawab Nandini kikuk.
''Ya ampun Nan, ayoo ... nanti keburu telat dan makanan mewahnya pun keburu habis.'' Rida menarik tangan Nandini keluar dari salon, masuk kedalam mobil yang sudah Rida pesan.
••••
BALAROOM PESTA.
Di gedung yang sudah di siapkan oleh sang tuan rumah, kini di penuhi oleh para gadis yang sudah cantik dan seksi. Semuanya mempersiapkan diri dengan baik agar mereka bisa di lirik oleh tuan muda yang di gadang gadang tampan itu.
Sedangkan sang empu masih malas beranjak dari kamar vip, tidak perduli jika gendang telinganya sudah mengepul gara-gara sang Ibu terus saja mengoceh sejak tadi.
Ia melirik sang ibu dengan ekor matanya, entah mengapa ia merasa jika sang Ibu seperti bebek yang sedang mengoceh, mirip salah satu kartun bebek yang ia sukai semasa kecil.
''Wek wek wewek wek wek wek wewewek ... wek.''
PLETAK!
Adam meringis saat kepalanya lagi-lagi di jitak.
''Ngerti nggak! Malah cengar cengir gitu.'' sungut mama Ella, sambil berkacak pinggang. Bagaimana ia tidak geram, anak sulungnya ini malah cengar cengir sejak tadi.
Cup.
Adam mengecup pipi ibunya, ''Baik mamaku sayang.''
•••
💯💯💯💯💯❤❤❤❤❤❤Adammmmmm💕💕💕