warning : Jika tak suka dengan cerita saya, tinggalkan jangan memberi ulasan buruk Terima kasih salam sobat online.
Hari bahagia yang harus nya menjadi milik nya ternyata bukan milik nya. sakit, kecewa itu yang Vania rasakan. Mencintai orang yang tak mencintai nya selama ini. Sang pria mencintai nya hanya karena kasihan.
Yuk baca hanya di Novel Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anisah Cute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 30
Setelah mengatakan semua itu Yunita bersiap untuk mendatangi Vania yang sedang bekerja di toko kue. Sedangkan Julian dia pergi entah kemana setelah mendengar rengekan dari Aurora. Yunita melaju kan mobil menujukan mobil nya menuju kearah di mana Vania berada dia tak terima jika putri sambung nya di sakiti oleh orang.
Sedangkan di tempat Vania saat dia sedang melayani pembeli Azizah tak sengaja melihat cincin yang melingkar di jari teman nya.
"Wah! Van cincin kamu bagus banget pasti mahal, dapat dari siapa?" tanya Azizah.
Vania langsung melihat cincin yang dia pakainya, dia yang ingat jika Aurora masuk kedalam mobil Arvin tak ingin Azizah tau apa yang terjadi.
"Oh ini cincin imitasi dari ciki cinta." jawab asal Vania.
"Serius kamu cincin sebagus ini dapat dari ciki. kayak emas asli bagus banget." ucap Azizah yang memang tak bisa membedakan mana asli mana palsu.
"Oh iya Van saya baru ingat kamu ada hubungan apa sama Arvin?" tanya Zizah.
"Gak ada hubungan apa - apa! Kenapa?"
"Tapi kenapa dia bilang waktu itu dia calon suami kamu? dan saat kamu di kejar Daffa siapa yang nolongin kamu, saat saya ikut mencari kamu saya hanya menu ini jalan." tunjuk Azizah yang menemukan ponsel Vania saat jatuh.
"Wah...! Ini ponsel saya Zah. kamu yang nemuin nya ya, makasih banget loh saya sempat mikir harus beli ponsel baru lagi bulan depan." ucap Vania.
Vania ingin menyalakan ponsel nya tapi tak bisa karena Zizah tak mengisi saya batre nya.
"Saya gak isi batre nya aVan! Kenapa jadi fokus ke HP jawab Van, Siapa yang nolongin kamu saat itu?" tanya Zizah
"Arvin yang selamatin saya dari si gila Daffa. Waktu saya sempat telpon Arvin." jawab Vania.
"Syukur lah saya kira kamu jadi di nikahi oleh Daffa. Terus tadi siapa yang nganter kamu. Kamu Van ganteng banget. Kamu hebat ya bisa di kelilingi cowok ganteng, saya juga mau bagi kenapa Van satu." ucap Zizah sambil dia tersenyum kearah Vania.
"Itu..! Saat Vania bingung mau bilang apa pintu toko di buka seseorang dan muncul lah seorang wanita paruh baya dengan wajah sombongnya langsung menatap tajam kearah Vania.
"Ibu!!" batin Vania yang melihat Yunita masuk kedalam toko nya.
"Ada yang bisa saya bantu bu?" tanya Azizah yang ingin melayani Yunita.
Sedangkan Vania dia diam saja hanya menatap kearah Yunita, dia ingin sekali memeluk ibu nya.
"Kamu Vania kan? Tanya Yunita seolah dia tak mengenal Vania.
Vania hanya mengangguk saja saat di tanya oleh Yunita yang seakan tak mengenal dirinya.
"Dengar kan saya baik - baik jangan pernah mengusik putri ku jika tidak saya tak akan segan - segan untuk menyakiti kamu." ancam Yunita.
Yunita hanya bisa memberi ancaman karena dia masih memikirkan nasib perusahaan milik suami nya. Jika tidak sudah pasti dia akan membalas apa yang di lakukan Vania terhadap Aurora.
"Anda siapa yang berani mengancam saya, anda bukan siapa - siapa saya." ucap Vania.
Dia sebenar nya sedih saat ibu kandung nya sendiri lebih membela putri sambung nya dari pada dirinya yang jelas anak kandung nya. Tapi Vania menutupi rasa sedih nya agar Yunita tak melihat kesedihan itu.
"Saya ibu dari Aurora yang sudah kamu sakiti. Saya tak terima jika putri saya kamu sakiti." ucap bangga Yunita.
Vania hanya bisa tersenyum mendengar pengakuan dari ibu nya yang lebih membela Aurora dari pada dirinya.
"Bukan saya yang memulai tapi putri kesayangan mu itu."
"Mau siapa yang mulai saya tak perduli gadis miskin seperti kamu tak bisa di biarkan akan semakin menjadi, sekali lagi kamu menyakiti putri ku kamu akan menerima akibat nya dan satu lagi jauhi Arvin, karena dia sudah menyetujui untuk menikah dengan Aurora." ucap Yunita.
Vania terdiam saat mendengar jika Arvin akan menikah dengan Aurora dia hanya bisa menatap saja ibu nya yang tega menyakiti hati nya demi putri sambung nya.
Melihat Vania hanya diam saja Yunita memilih untuk pergi dia tak ingin ada yang melihat diri nya menemui Vania. Agar tak ada yang curiga Yunita langsung memesan kue untuk dia bawa pulang agar tak ada yang curiga.
"Hei kamu, saya minta kue sus satu paket." ucap Yunita setelah memarahi Vania dan memberi tahu Vania jika Arvin akan segera menikah.
Setelah membeli kue Yunita pergi dengan tatapan sinis terhadap Vania. Dia muak dengan wajah Vania yang sekilas mirip ayah nya, dia sangat membenci wajah ayah nya Vania mantan suami nya karena sudah memberi dia kemiskinan dan hidup susah saat itu.
Vania hanya bisa menatap sedih saat melihat Yunita pergi, hingga tak terlihat lagi. Sekian tahun tak melihat ibu nya saat bertemu bukan nya memeluk tapi sangat ibu sangat membenci nya.
"Tadi siapa Van! Kenapa dia marahi kamu?" tanya Azizah.
"Ibu nya Aurora. Saya izin pulang dulu ya Zah kayak nya saya gak enak badan." ucap Vania.
Azizah melihat jam baru pukul 14.00 Vania sudah ingin pulang. Tapi dia tak bisa berbuat apa - apa Azizah hanya menatap saja saat Vania yang zin untuk pulang, Vania berjalan tak tau kemana arah tujuan nya. Dia duduk sejenak di halte bus tak lama mobil seseorang berhenti tepat di hadapan nya. Vania hanya menatap saja dan abai saat tau siapa yang turun.
"Hai kak. ngapain duduk di sini?" tanya Julian.
Vania belum tau jika Julian ada hubungan dengan diri nya dan juga dengan Aurora.
"Saya bukan kakak kamu ngapain kamu dekati saya?" tanya Vania.
"Cuma gak sengaja lewat mau saya antar?"
"Gak saya bisa pulang sendiri." jawab Vania dengan ketus.
Vania memilih pergi dari hadapan Julian dan Julian hanya bisa menatap saja Vania yang perlahan menjauh.
"Mama pasti mengatakan sesuatu hingga membuat dia sedih." batin Julian yang tak sengaja melihat sang ibu keluar dari toko tempat Vania bekerja.
Kaki nya terus melangkah menyusuri jalanan hingga dia sampai di rumah peninggalan ayah nya. Dia menatap rumah itu dan membuka kunci pintu yang selalu dia simpan di tas nya. Vania menarik nafas saat dia masuk kedalam rumah kenangan bersama dengan ayah nya.
Sedangkan di kantor Arvin melihat jam baru pukul 14, merasa waktu berputar terlalu lama. Hingga dia tak sabar untuk pulang. Arvin memilih pulang untuk menjemput Vania di toko kue. Arvin tak tahu jika Vania sudah tak ada di toko karena seharian ini dia sibuk dengan semua pekerjaan yang sudah beberapa hari dia tinggal kan.
Harus nya udah antisipasi kalo ada kejadian kaya gini segera Vania di bawa ke posko kesehatan nya
ko gak langsung d tolong dan bawa langsung k rs....
waduh ..panitianya gmn itu ko GK ada yang bantu ....ayoo Arvin susul ja k tempatnya Vania dr padasakitnya nt makin parah....
kl hp ketinggalan apa gk di cek waktu berangkat, kl hp hilang apa gk di tempatkan di tempat aman.
Aku sering hiking tp segala sesuatu selalu cek, krn kl Ada sesuatu kita bisa cpt minta bantuan.
kl sprti ini berarti Vania kurang cerdas,.atau terlalu nganggep remeh kegiatan dan medan.
sebenarnya itu karma buat kamu Clarissa
ya ampun Arvin Arvin baru sehari udh kusut aja mukanya, apalagi kalo udh seminggu kayaknya udh gak karu-karuan tuh muka hahah/Facepalm//Facepalm/ aduh gak kuat ngakak gara² kebucinan Arvin ke Vania asli bikin ngakak/Facepalm//Facepalm/
apalagi kalo......,......
hmmm Clarissa kalau cerita apa yang terja sama dirinya gmn ya... sikap klg juga sikap Daffa kepadanya..
lebih aman Clarissa nikah ja sama Revan