NovelToon NovelToon
I'M Glad You'Re Mine

I'M Glad You'Re Mine

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta setelah menikah / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: mom fien

Author menulis cerita ini karena terinspirasi dari sebuah lagu, tentang seseorang yang selalu menunggu cintanya, dan akhirnya bersama.

Pernahkah kalian merasakan dejavu? Perasaan aneh seakan mengalami kejadian yang sama, yang pernah kita alami di masa lalu.
Gita mengalami dejavu, mimpi buruknya yang terus berulang...

"Duarrr..."
Kali ini kulihat mobil hitam yang sama di mimpiku menabrak sisi Nino. Refleks Nino sama seperti di mimpiku, ia refleks memelukku untuk memberikan semacam perlindungan kepadaku.
Sebelum memejamkan mata, aku berdoa kepada Tuhan,
"Tuhan tolong aku berikan aku kesempatan lagi...".

Full of love,
from author 🤎

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom fien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perasaanku

Aku dan Nino sudah berada di atas tempat tidur kami, tangan kami sibuk dengan telepon genggam kami masing-masing. Mungkin Nino juga sama sepertiku, merasa canggung karena telepon Bara dan ciuman tadi. Aku harus menjelaskan kepada Bara besok, bahwa ia sangat menggangguku, dan memintanya untuk tidak pernah menghubungiku lagi.

"No, besok aku akan mempertegas lagi kepada Bara, aku akan memblokir nomernya agar ia tidak menggangguku lagi", kataku pelan.

"Tadi pertama kalinya kamu membalas ciumanku, sekarang kalimat yang kamu ucapkan adalah tentang Bara. Apa Bara adalah alasan kenapa kamu membalas ciumanku Git?", aku bisa mendengar dari nadanya kalau Nino kecewa padaku.

"No bukan begitu, ciuman itu bukan karena itu", kataku pelan, aku takut Nino marah, aku bingung harus berkata apa, aku juga bingung dengan perasaanku sendiri, alasanku membalasnya bukan karena Bara aku yakin itu, tapi apa berarti aku mulai menyukai Nino?.

"Sudahlah Git, aku yang salah tadi aku lancang menciummu karena cemburu. Sudah tidak perlu dibahas lagi", nada Nino masih terdengar tidak enak.

Aku memegang tangannya dan berkata,

"No jangan marah".

"Tidak aku tidak akan bisa marah denganmu Git, katakanlah aku hanya cemburu saja, sudahlah Git kita tidur saja sudah malam, aku ingin tidur cepat malam ini", Nino mematikan lampu tidur disamping tempat tidurnya, menarik selimut dan berbalik memunggungiku.

Tidak ada ciuman selamat malam seperti biasanya. Aku masih duduk melihat punggungnya. Apa yang harus kulakukan? Aku tidak ingin malam ini berakhir seperti ini.

"No... aku membalas ciuman itu, karena aku menginginkannya juga", aku berkata pelan pada punggung Nino.

Nino bangun dari tidurnya, duduk menghadapku. Kami saling bertatapan sebentar, lalu satu tangannya membelai rambutku, turun ke pipiku dan berhenti diantara dagu dan leherku, satu tangannya lagi memeluk pinggangku, dan ia menciumku lagi, ciuman lembut yang membuaiku hingga aku membalasnya. Kami berciuman cukup lama, aku bisa mendengar decakan ciuman kami memenuhi ruangan kamar ini.

"Mari kita tidur Git, besok kita masih harus bangun pagi untuk bekerja", ajak Nino.

Aku tidur dalam pelukan Nino, dalam hati aku berkata, besok adalah hari terakhir aku memiliki urusan dengan Bara.

"Temui aku di tangga darurat jam istirahat nanti", begitu bunyi pesan singkatku pada Bara.

Aku tiba di area tangga darurat lebih dulu daripada Bara, tidak lama Bara datang.

"Duduklah Bar, mari kita bicara baik-baik".

"Bar, kita tidak akan memiliki masa depan bersama. Kita telah memilih jalan hidup kita masing-masing. Aku tidak pernah sedetikpun menyesali pernikahanku Bar. Jadi sudah saatnya kamu juga menata kembali kehidupanmu".

"Git, aku belum bisa melupakanmu. Lagipula kamu tidak mencintai Nino bukan. Maafkan aku, beri aku kesempatan Git, apa aku perlu menunjukkan pengajuan surat perceraianku?".

"Ya memang aku menikah dengan Nino bukan karena cinta, berbeda dengan sekarang, karena aku mulai mencintainya Bar. Oleh sebab itu aku sudah melupakanmu, aku juga sudah memaafkanmu".

"Apapun yang terjadi dengan pernikahanmu, bukan urusanku Bar. Perceraian tidak akan mengubah perasaanku yang kini sudah ada Nino di dalamnya".

"Bar saat kamu bersamaku dulu, kamu mencintai Leony bukan? Kamu lebih bahagia saat bersamanya. Semenjak itu, bagiku sudah tidak ada kata kita bersama lagi Bar. Mari kita cari kebahagiaan kita masing-masing".

"Git...".

"Bar, sebelum kamu menyanggah perkataanku lagi. Bisakah kamu berpikir tentang hubungan kita dulu. Aku tidak membencimu sekarang, aku sungguh sudah memaafkanmu. Tapi Bar, bisakah kamu menjadi pria yang berpegang pada pilihanmu sendiri Bar. Tidak mengertikah kamu, kamu yang memilih untuk pergi dari hubungan kita bukan aku. Sikapmu sekarang ini, apakah masuk akal?".

Kami saling terdiam sejenak. Lalu Bara berkata,

"Maafkan aku Git".

"Ya Bar. Aku akan menganggapmu rekan kerja. Jangan menghubungiku lagi Bar, cukup kita berkomunikasi di kantor saja".

"Selamat tinggal Bar", lalu aku meninggalkannya kembali menuju ruanganku.

Ya, pembicaraanku dengan Bara meyakinkanku 1 hal, entah mulai kapan, sikap Nino mulai meluluhkan hatiku. Aku benar-benar tidak memiliki perasaan apapun pada Bara, termasuk perasaan marah. Kini semua perasaanku hanya dipenuhi oleh Nino.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!