Warren Frendata Rafaeyza, seorang CEO dari perusahaan Desainer frough yang berpengaruh di kota Jakarta,
Dia menjadi mualaf karna wasiat sang ayah yg mengatakan bahwa sebenarnya ayahnya adalah gus yg telah ingkar masuk ke agama lain dan ingin anak dan istrinya masuk islam. Diusianya yang sudah matang Warren belum menikah karena masih terjebak dengan cinta pertamanya saat remaja. Dia Citra Bayu Antriza, Wanita cantik yang berhasil memporak porandakan hatinya. Suatu ketika Tuhan menjawab keinginannya untuk memiliki hati Citra sepenuhnya. "7 tahun bukan waktu yg mudah aku lalui ya Alloh, untuk menemukannya, sekarang aku sudah menemukannya! izinkan aku memilikinya, dia yg selalu aku sebut di sepertiga malamku" "Aku, Warren memang bukan yang pertama, tapi aku akan menjadi yg kedua untuk yg terakhir"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DeaIsw31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
06. Masa lalu sudah berlalu
"Bunda kenapa? " Chayna kawatir karna bundanya mengernyit kesakitan.
"Gapapa sayang, bunda kumat aja sakit kepalanya. biasa udah tua hehehe".
"Bunda ada ada aja, bunda Chayna pamit kekamar dulu ya mau belajar, nanti bunda bantu koreksiin ya setelah selesai".
" Iya sayang, nanti bunda periksa".
Chayna melangkah kekamar dan Citra menghela nafas.
"Jadi kamu itu dia?" Citra tersenyum simpul namun setelahnya "masa lalu sudah berlalu, namanya takdir jelas terlihat ya, yg sukses makin sukses yang biasa ya berjuang" Lagi lagi Citra tersenyum simpul "kamu gus yang lagi viral di media, pengusaha sukses itu toh, entah bagaimana dulu jika kita sampai dekat! Mungkin kita akan menjadi sebatas masa lalu, untung kita hanya saling kenal".
Setelah mengucapkan itu di dalam pikirannya Citra tiduran menatap langit langit rumah, dia harusnya tak boleh seperti ini! Dia jadi mengingat ingatan dahulu kala dan juga suaminya.
Pernah dimana dia juga selalu teringat dengan nama Warren semasa masih bersama almarhum Fino, berbulan bulan nama itu teringat secara tiba tiba dan juga hadir di mimpinya, dia sampai melakukan solat tobat karna sudah memikirkan orang lain yg bukan mahram disaat dirinya sudah memiliki suami.
Tapi dia tak sengaja mengingat nya dia juga sudah berulang kali menghapus nama dan wajahnya namu terbayang terus dengan sendirinya padahal dia sudah lupa.
Sungguh berdosa bagi istri atau suami yg memikirkan laki laki atau perempuan lain! jika sang istri tak menjaga pandangan dan pikirannnya memikirkan orang lain rezeki suami akan sulit dan jika suami tak bisa menjaga hati dan pandangannya maka hancurlah rumah tangga mereka.
Citra meneteskan air matanya mengingat itu.
Sudah tak bisa mencintai suaminya dia malah teringat sosok yg bisa dibilang cinta monyet! Pasti 70% wanita pernah merasakan cinta kepada yang beda agama, yang membuat Citra mundur karna agama mereka.
7 tahun lalu.
Citra sedang menunggu di gerbang rumah Yuna menunggu kepulangan Zalano yang akan sampai dari sekolah saat dia masih bekerja fi rumah Yuna sebagai Asisten rumah tangga disana.
Sebenarnya Citra kerja di toko matrial milik Yuna, karna dirumah tak ada mba dan malas mencari di yayasan dia menyuruh Citra agar kerja di rumahnya saja! Kebetulan Citra juga tak nyaman kerja di matrial, sering kali dia digoda oleh karyawan pria disana hingga membuat karyawan wanita yg satunya cemburu membuatnya di bully melulu, bukan itu yg membuat Citra ciut dia tak nyaman juga karna kadang banyak pembeli yang hanya untuk sekedar basa basi tanya laku memandang wajahnya seperti menelanjanginya (tatapan penuh nafsu) serta dengan sengaja memegang tangannya.
Karna cocok Citra pun berkelanjutan kerja jadi Art, Citra juga berasal dibandingkan kerja di matrial awal perhari kotor 170k mending kerja di perumahan awal gaji 2,7 juta, dan 3 bulan sekali naik.
Dia juga tak bisa mencari pekerjaan yang lebih tinggi! Dia hanya lulusan SD bisa masuk ke toko matrial itu saja karna pamannya bekerja di bagian pengantar matrial.
Namanya manusia tuh butuh uang! Bukan matre tapi realistis apa lagi kalo diri sendiri yang cari uang, asal halal ya yang terpenting dari pada menggunakan kecantikan jadi kupu kupu malam kan masih ada jadi ART apa lagi art jaman sekarang tuh malah berduit.
Dia buka gerbang dan melakukan tugasnya seperti biasa kalo anak anak Yuna pulang tuh Tas harus langsung diperiksa! Dari botol minum sama tupperware takut ketinggalan,ya jelas! Harus bangat. Orang tupperwarenya aja yg mahal, emak emak yg punya murahan aja dijaga. Yuna punya dua anak satu SMA satu masih Sd.
"Biasa ya Cit, periksa tas mereka! " Ucap Yuna yang memberikan tas kantor dirinya.
"Iya nci" Citra menunggu anak anak keluar, namun hari itu ada yang berbeda karna ada satu orang lagi didalam mobil turun terakhir.
"Citra nanti bilang mas Zida kalo udah datang dari jemput keponakannya buat kerja jadi teman kamu, antar saya ke Bandung pukul 7malam" Ucap Revan suami Yuna.
"Iya ngko, siap"saut Citra dengan menunduk yang mendapat anggukan dari sang bos pria.
" Mba, katanya mba masak sop kan? Gorengin cumi buat saya ya mbak,kan mba tau saya gak suka sayur sop! siapin juga buat teman aku mba, jangan bilang mamah tapi" Zalano dengan khasnya.
Walo Zalano lebih tua dari Citra 2 tahun tapi sopan santun yg orang tua ajarkan padanya melekat sejak dini. Kalo ada mbak ART dirumah harus panggil mba tampa terkecuali dia masih muda dibawahnya.
Citra terkekeh diam diam gimana pasti bakal kecium aroma udangnya, tuan muda satu ini memang aneh!.
"Tenang Ko, udah disiapin. Lagian kalo goreng udang pasti kecium ada ada aja!".
"koko Zal lagi gombal tuh sama mba!" Celetuk adik perempuan Zalano.
"Yee bocil! " Zalano sambil mengacak acak adiknya.
Citra kanya tersenyum keluarga Yuna emang sebaik itu padanya, tentunya setelah ada dia ya! Sebelumnya mereka sangat kaku.
Citra hendak mengambil tas anak anak namun sosok yang keluar terakhir dari mobil, merentangkan tangannya saat Citra lewat dengan menunduk disamping hingga membuatnya tak sengaja tertonjok dan menabrak Kaca spion mobil lain yg terparkir disana.
"Ya allah" Pekik Citra, kepalanya berdenyut nyeri.
Dengan refleks pemuda yang mungkin teman Zalano itu melempar tas dan ponsel miliknya kelantai lalu memegang kepala Citra.
"Mba! Maaf mba saya gak sengaja!"ucapnya sambil mengelus kepala Citra.
Mata Citra membulat kala tangan pemuda itu memegang kepalanya dan meniup niup samping kepalanya, begitu juga dengan Zalano. Citra dengan refleks mendorong pemuda itu.
" Maaf Ko Zalano saya mendorong teman Tuan" Citra yang panik malah meminta maaf pada anak majikannya itu! Dia takut dikira yg enggak enggak sama anggota keluarga majikannya, lagian juga dia bingung mau manggil pemuda tadi siapa? Mas? Koko?.
Zalano sempat tercengang akan tidakan sohibnya itu, orang baru pernah dia liat sohibnya mau nyentuh cewek.
"Gapapa mba, dia yang salah! " Zalano.
"Maaf ya mba" Pemuda itu.
"Gapapa, M... "
"Panggil aja mas apa koko terserah kamu Mba, dia teman aku namanya Warren" Zalano nyeletuk mengetahui raut bingung Citra.
"Gapapa Ko Warren,saya juga minta maaf sudah mendorong keras anda tadi" Citra benar benar tak enak hati padahal dia korban pasalnya Citra mendorong Warren sampai hampir terjengkang.
Citra bergegas membuka mobil dan mengambil tas anak anak. Meninggalkan 2 pemuda yang entah kenapa tak masuk kedalam rumah.
"Udah, jangan di elus mulu dada lu! Tuh HP mahal kamu di lantai" Goda Zalano.
"Eh apasih lo! Brisik tau,wlee" Saut Warren.
"Naksir? " Zalano.
"Naksir apa maksud lo? " Warren.
"Citra! " Zalano sambil menaik turunkan alisnya.
"Yee, sok tau!" Warren sambil menepuk belik tasnya.
"Iya juga ya, kan lo baru duakali ini liat Mba dirumah gue! Tapi siapa tau jatuh cintrong pandangan pertama" Goda Zalano.
"Apasih Zal" Warren sebenarnya malu tapi karna dia emang orang yg suka cengengesan jadi dia gak ketara antara senyum senyum malu apa bercanda.
"Sekali naksir cewek beda agama, sakit lu nanti".
" Gak lah, apaan gak jelas lo Zal, cepetan masuk ayo! Biar bisa main ntar cari cewek cewek" Warren.
"Lu tuh makin ngelunjak ya Ren! Ini rumah gue woyy! Kok lo yg masuk dulu! Lagian lu spesies manusia aneh! gak mau nyentuh cewe langsung tapi suka gombalin dan godain kaum wanita, dasar playboy setengah tengah! Sinting! " Misuh misuh Zalano.
Sang empunya nama malah berjalan ke lantai 2 kekamar Zalano sambil tersenyum mengepalkan tangannya.