NovelToon NovelToon
Annaisha

Annaisha

Status: tamat
Genre:Tamat / Konflik etika / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:890
Nilai: 5
Nama Author: -Nul

Annaisha: Rumah Penuh Hangat" adalah sebuah kisah menyentuh tentang cinta dan kekuatan keluarga. Putra dan Syifa adalah pasangan yang penuh kasih sayang, berusaha memberikan yang terbaik bagi kedua anak mereka, Anna dan Kevin. Anna, yang mengidap autisme, menjadi pusat perhatian dan kasih sayang dalam keluarga ini.

Melalui momen-momen sederhana namun penuh makna, novel ini menggambarkan perjuangan dan kebahagiaan dalam merawat anak berkebutuhan khusus. Dengan cinta yang tak kenal lelah, keluarga ini menghadapi tantangan sehari-hari dan menemukan kebahagiaan dalam kebersamaan.

Cerita ini mengingatkan kita akan pentingnya dukungan keluarga dan betapa kuatnya cinta dalam mengatasi segala rintangan. Bersiaplah untuk terhanyut dalam kisah yang mengharukan dan penuh kehangatan ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon -Nul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

06. Garis Takdir

Garis Takdir

Hari mulai beranjak pagi, bau obat-obatan masuk ke dalam indra penciuman Syifa begitu wanita itu membuka mata. Putra belum siuman sejak semalam, dan mengharuskan wanita itu untuk menginap di rumah sakit. Untung saja tetangga mereka sangat baik, dan bersedia untuk mengurus anak-anaknya selagi mereka di rumah sakit.

Wanita itu mendekat ke brangkar Putra, dan mengusap rambut suaminya dengan lembut. "Kamu kapan bangunnya, Mas?" tanya wanita itu bergumam.

Jemari Putra yang sedikit bergerak mengalihkan atensi wanita itu. Ia terperangah, kemudian memanggil dokter begitu Putra mulai membuka kelopak matanya.

"Syifa..." panggil Putra pertama kali ketika lelaki itu siuman. Syifa yang ada di samping brangkarnya langsung menyambutnya dengan senyum, tangannya sejak tadi tak lepas dari genggaman Putra yang kian mengerat.

"Kaki aku mati rasa," gumam lelaki itu sembari meraba-raba kakinya dengan gelisah. Wajah Syifa kembali dilanda gundah, ia menatap sang suami dengan ekspresi tak terbaca.

Dokter dan suster yang bertugas pun masuk begitu mendapat panggilan dari Syifa. Menjauhkan diri dari sang suami, Syifa membiarkan Dokter mengecek keadaan Putra setelah siuman.

"Dokter, kaki saya tidak bisa digerakkan," keluh lelaki itu dengan lemah. Menatap bingung ke arah Syifa yang masih diam tak bersuara.

Dokter lelaki itu menghela nafas pelan setelah memeriksa kondisi Putra. Kemudian mendekat ke arah Syifa selaku wali yang menemani Putra sejak semalam.

"Boleh saya bicara dengan anda di luar?" tanya Dokter itu meminta ijin.

Menoleh sekejap ke arah sang suami, Syifa mengangguk tanda setuju. Dan segera menyusul Dokter itu untuk keluar dari ruangan.

"Dari pemeriksaan yang sudah dilakukan, Pak Putra mengalami kelumpuhan sementara," jelas Dokter itu dengan berat hati. Belum ada reaksi apapun yang Syifa berikan, wanita itu hanya diam dengan raut terkejut dan tak percaya dengan keadaan suaminya. "Kami akan melakukan observasi lebih lanjut untuk mengetahui penyebab kelumpuhan Pak Putra yang secara tiba-tiba," lanjut Dokter itu menjelaskan.

Syifa menahan tubuhnya dengan berpegangan pada daun pintu, bola matanya bergerak gelisah begitu mendengar penjelasan sang dokter. "Suami saya bisa sembuh kan, Dokter?" tanya wanita itu penuh harap.

"Tentu saja, Bu. Jika Pak Putra rutin menjalani terapi, maka ada kemungkinan untuk sembuh," jelas pria berjas putih itu.

Usai berpamitan kepada Syifa, Dokter itupun pergi meninggalkan wanita yang masih terdiam di depan ruang inap suaminya.

Begitu kembali ke dalam, Putra menatap istrinya dengan penuh harap. Ia ingin tahu alasan tubuh bagian bawahnya terasa mati rasa, dan sebenarnya apa yang menyebabkannya begini?

"Syifa," panggil lelaki itu dengan lirih. Tangannya berusaha meraih jemari Syifa, dan dengan cepat wanita itu menangkup tangan suaminya.

"Dokter bilang, kamu mengalami kelumpuhan sementara, Mas," ungkap Syifa memberitahukan kondisinya.

Putra terdiam selama beberapa saat, pandangannya menatap kosong langit-langit rumah sakit. Tanpa sadar, sebulir air matanya menetes membasahi bantal yang dipakainya. "Aku lumpuh?" gumam Putra seolah tak percaya.

Syifa mengusap bahu lelaki itu, berusaha memberi kekuatan pada suaminya. "Jangan khawatir Mas, dokter bilang kamu masih bisa sembuh. Jangan pikirin apapun sekarang dan fokus sama pengobatan kamu ya?" pinta Syifa memohon.

Putra tidak ingin seperti ini, ia masih belum menerima kenyataan bahwa ia mengalami kelumpuhan. Padahal semalam, ia masih baik-baik saja dan bekerja seperti biasa. Jika seperti ini, apakah ia masih bisa menjadi suami dan seorang ayah yang baik?

"Aku nggak bisa kaya gini, Syifa. Gimana nantinya aku bekerja, gimana kalau anak-anak minta gendong sama aku?" ujar Putra meminta jawaban. Tatapan sendu penuh pengharapan itu tak bisa Putra sembunyikan. Syifa sama terpukulnya, namun mau bagaimana lagi, ia juga tidak bisa melakukan apapun.

"Bagaimanapun kondisi kamu, anak-anak pasti akan mengerti, Mas. Masih ada aku yang akan selalu menemani kamu, kita jalani ini sama-sama ya?" ucap Syifa tak berhenti menenangkan suaminya.

Walau sudah seperti ini, hal pertama yang Putra pikirkan adalah anak-anaknya. Ia hanya tak mau mereka merasa sedih jika melihat Ayahnya duduk di kursi roda. Tak bisa melakukan apapun, dan tak bisa mengajak mereka bermain seperti biasanya.

🌙🪐✨️

Usai mendapatkan izin dari Dokter, Putra akhirnya bisa pulang ke rumah setelah dua hari dirawat. Namun lelaki itu masih harus kembali ke rumah sakit untuk menjalani terapi seperti yang dikatakan Dokter.

Lelaki itu turun dari mobil dibantu oleh supir taksi, dan duduk di kursi roda yang sudah Syifa keluarkan dari dalam bagasi. Dengan pelan, Syifa mendorong kursi roda Putra dan masuk ke dalam pekarangan rumah.

Mendengar mobil yang berhenti di depan rumah mereka, Kevin dan Anna segera keluar dari rumah untuk menyambut kepulangan Ayahnya. Pada akhirnya, mereka bisa melepas rindu setelah hanya bersua dengan Ayahnya melalui video call.

"Ayah!" Kevin berlari paling kencang, ia memeluk Putra begitu saja ketika sampai di depan lelaki itu. Syifa memberi akses bagi anak-anaknya untuk bertemu Putra, ia mendekat ke arah wanita paruh baya yang berdiri di depan rumahnya.

Dia adalah Bu Laras, tetangga Syifa yang menjaga Kevin dan Anna selama dua hari ini. Memberi pelukan kecil, Bu Laras mengusap punggung wanita itu sebagai bentuk rasa empati atas kondisi suaminya. "Terima kasih sudah menjaga anak-anak saya ya, Bu. Maaf kalau Kevin dan Anna sedikit merepotkan," ucap Syifa tak enak hati, karena sudah sering meminta tolong pada wanita itu.

"Tidak masalah, Bu Syifa. Saya malah senang karena cucu saya tidak ada di rumah, jadi saya mempunyai teman untuk bermain," balas wanita itu dengan senyum ramah. "Semoga Pak Putra lekas sembuh ya, Bu. Saya juga masih bingung, kenapa Pak Putra bisa menjadi seperti ini. Padahal beliau sangat menjaga kesehatan," sambungnya menyayangkan.

"Dokter masih melakukan observasi lanjutan, Bu. Sekali lagi terima kasih ya, saya sangat berhutang banyak dengan ibu," ucap Syifa kembali berterima kasih.

Bu Laras mengangguk kecil, kemudian menghampiri Anna dan Kevin yang masih berdiri di samping Putra. "Anna, Kevin, Oma pulang dulu ya. Karena Ayah dan Bunda kalian sudah di sini, kalau mau makan cookies lagi, nanti mampir ke rumah ya," pesan Bu Laras pada anak-anak itu.

"Siap, Oma! Terimakasih udah menemani Kevin sama Kakak ya," balas Kevin dengan acungan jempol. Bu Laras tersenyum, dan tak lupa berpamitan kepada Putra juga.

Anna mengusap kaki sang Ayah yang kini tak mampu berdiri dan hanya terduduk di kursi roda. Anak perempuan itu mendongak dengan wajah polosnya, dan menatap Putra dengan penuh pertanyaan.

"Kaki Ayah sakit?" tanya anak itu.

"Iya, kaki Ayah masih sakit. Tapi jangan khawatir, kalau Ayah banyak minum obat, nanti Ayah juga akan sembuh, okay?" balas Putra menenangkan. "High five dulu!" tangan Putra terangkat, dan segera dibalas oleh Anna.

Lelaki itu tersenyum, menatap kedua anaknya dengan penuh harsa. "Ayah janji akan segera sembuh, Nak."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!