Istri Kecil Tuan Jonathan

"Hal ini tidak akan terbongkar jika kita tidak buka mulut," ucap Cris. "Tapi, bagaimana dengan Ronald? Bagaimana jika dia memberitahu Jonathan?"

"Untuk masalah Ronald, kamu tenang saja. Aku sudah meminta anak itu untuk menutup masalah ini saat dia memeriksa ku saat itu," ucap Kakek Jonathan.

"Meskipun awalnya dia tidak setuju, tapi permintaan dari orang tua sepertiku ini juga tidak bisa dia tolak. Aku juga sudah meminta dia untuk tidak membiarkan Jonathan melihat hasil pemeriksaan ku."

"Kita tinggal katakan saja kalau aku sudah sangat bahagia sehingga penyakit ku tidak kambuh. Selesai, bukan?"

"Huh," Cris menghela nafasnya.

"Papa tahu, aku dan Helen benar-benar syok saat Ronald mengatakan penyakit Papa kepada kami. Untung saja Ronald sempat memberitahuku saat aku keluar dari ruangan Papa. Jika tidak, aku pasti tidak akan bisa tenang."

"Tapi semuanya setimpal karena sebentar lagi kita akan melihat Jonathan junior, bukan?" tanya Kakek Jonathan yang tersenyum puas.

"Ah. Pria tua ini sudah tidak sabar lagi untuk menggendong bayi mungil." Kakek Jonathan menyandarkan tubuhnya dan kemudian tertawa sendiri.

Sedangkan yang mereka bohongi sedang berada di perjalanan menuju bandara setelah menghabiskan sarapan mereka.

"Kak Jo, apa Nayla boleh bertanya sesuatu?" tanya Nayla membuat Jonathan yang awalnya sibuk dengan ponselnya menaikan pandangan dan menatap Nayla.

"Apa yang ingin kamu tanyakan? Bukankah biasanya kamu akan langsung bertanya tanpa meminta izin? Kenapa sekarang kamu meminta izin?"

"Boleh atau tidak? Cukup jawab itu saja, jangan panjang-panjang. Nayla pusing mendengarkan omelan Kak Jo," ucap Nayla membuat Jonathan memejamkan matanya untuk menetralkan rasa kesalnya.

"Bukankah Kakek, Nenek, Papa dan Mama bilang kalau Kak Jo harus bersikap lembut kepada Nayla? Kak Jo sendiri juga sudah berjanji, bukan? Jangan bilang kalau Kak Jo lupa dengan janji Kak Jo sebelumnya?"

"Kamu mau bertanya apa, Sayang?" tanya Jonathan dengan lembut seraya menelan kekesalannya mentah-mentah.

Dalam detik itu juga, sebuah ide untuk mengerjai Nayla datang sehingga membuat pria itu melanjutkan perkataannya.

"Aku pasti akan menjawab semua pertanyaanmu." Jonathan melingkarkan tangannya di pinggang Nayla serta mendekatkan wajah keduanya sehingga membuat Nayla terdiam.

"Kenapa diam? Bukankah tadi kamu bilang ingin bertanya?" Jonathan berbisik di telinga Nayla sehingga membuat tubuh Nayla meremang.

"Nayla takut Kak Jo marah," ucap Nayla terbata-bata tapi membuat Jonathan ingin sekali tertawa.

"Aku tidak akan marah, Sayang." Jonathan kembali berbisik di telinga Nayla.

"Janji?" Nayla menjulurkan jari kelingkingnya serta membalikkan sedikit tubuhnya sehingga wajah keduanya bertemu.

Cukup dekat sampai-sampai mereka bisa merasakan tarikan nafas satu sama lain. Sejenak, keduanya terpaku dalam posisi mereka saat ini. Saking tatap tanpa ada yang berniat menyudahi aksi romantis keduanya.

Tapi, saat mereka sibuk dengan tatapan mereka, tiba-tiba mobil yang di tumpangi oleh keduanya malah berhenti mendadak sehingga tubuh keduanya terlempar ke depan.

Spontan, Jonathan menarik tubuh Nayla dan memeluknya dengan tujuan untuk melindungi sosok istrinya itu.

"Sudah bosan bekerja?" tanya Jonathan dengan dingin dan tajam kepada sopir yang membawa mobil.

"Maaf, Tuan," ucap sopir itu dengan ketakutan. "Mobil yang di depan mendadak berhenti sehingga saya juga harus mendadak menginjak rem."

"Lain kali perhatikan jalan dengan benar. Jangan sampai kejadian seperti ini terulang," ucap Jonathan.

"Baik, Tuan," jawa sopir itu.

"Kak Jo, Nayla susah bernafas," ucap Nayla membuat Jonathan tersadar dan melepaskan pelukan eratnya.

"Lalu, apa yang ingin kamu tanyakan?" tanya Jonathan untuk menutupi salah tingkahnya.

"Apa Kak Jo tahu bagaimana cara melakukannya nanti?" tanya Nayla ambigu kepada Jonathan.

"Melakukan apa?" tanya Jonathan ambigu.

"Melakukan itu, Kak," jawab Nayla masih tidak dimengerti oleh Jonathan. "Masa Kakak tidak tahu apa yang Nayla maksud?"

"Nayla, katakan dengan jelas agar aku bisa tahu apa yang kamu maksudkan," ucap Jonathan. "Jika kamu mengatakannya seperti itu, tidak ada orang yang bisa tahu. Jika tidak percaya, coba tanyakan kepada sopir apa dia tahu atau tidak."

"Maksud Nayla apa Kak Jo tahu apa yang harus dilakukan pertama kali saat mau membuat anak," teriak Nayla pada akhirnya karena kesal membuat Jonathan dan sopir mereka terkejut.