Anna N Mr Ben

Anna benar benar tidak diperbolehkan keluar dari kamar Ben oleh bibi Mathilda..

Setelah makan siang Anna hanya duduk disofa kamar sambil menonton televisi ..

bibi Mathilda membawakan Anna teh camomile dan camilan berupa beberapa potongan kue Tart..Scone yang terbuat dari tepung gandum serta beberapa kue Muffin yang dihias dengan beberapa cream vanila dengan begitu cantiknya...

Jam lima sore Ben tiba dimansion..saat Ben memasuki kamar tidurnya...Anna otomatis berdiri dan menundukkan pandangan..

"Tuaan..." sapa nya...

" Duduklah Anna..."

Anna duduk kembali ke sofa dengan masih menundukkan kepalanya..

Ben juga duduk disofa single yang berhadapan dengan Anna...

Ben menatap Anna lama...dia baru menyadari selama ini dia tidak pernah begitu hafal dengan semua maid yang ada dimansion ini..

Wajah Anna pun tampaknya baru dilihat malam itu...padahal menurut bibi Matilda Anna sudah bekerja selama dua bulan dimansion nya..

Anna masih sibuk menundukkan pandangan sambil sesekali membetulkan piyama tidurnya..bibi Mathilda hanya membawakan piyama tidur ..dan semua baju tidur Anna memang hanya bertali satu tanpa lengan namun tetap ada outer piyama dengan tali pengikatnya...

Ben melihat Anna merasa kurang nyaman dengan bajunya dan terlihat gelisah..

"Anna apa kau kurang nyaman dengan baju mu.." tanya Ben..

"Maaf tuan Ben bibi Mathilda hanya membawakan baju ganti ini untuk saya kenakan.."

"Anna sepertinya kita harus berbicara serius.." ucap Ben

yaa Ben memang sudah memikirkan hal ini seharian dikantornya..apapun yang terjadi dia akan bertanggung jawab atas kehidupan gadis di depan nya ini..

Anna memberanikan diri menatap wajah tuannya

"Anna mengenai kejadian semalam aku akan bertanggung jawab..."

"kita akan..."

"Tuan..."potong Anna .."terimakasih atas itikad baik tuan...tapi saya rasa tuan tidak perlu bertanggung jawab atas apapun..saya paham kondisinya.."

Kening Ben berkerut menatap gadis cantik bermata hazel ini..gadis ini menolaknya...

"Malam itu semua terjadi begitu saja dan semua tidak kita duga...tapi saya paham semua terjadi bukan karena kemauan tuan atau pun saya ..."

"Tapi Anna bagaimana kalo kau hamil..kita tidak menggunakan pengaman.. "Ucap Ben

Deg...

sungguh Anna tidak berpikir sampai sejauh itu...Anna memang gadis yang polos tapi ketika mendengar tuan Ben berbicara kemungkinan resiko yang akan mereka hadapi Anna mendadak terdiam..

Ben menangkap keterkejutan dan perubahan wajah Anna.

Ben memijat pelipis matanya..

"Tuaan .."panggil Anna

"Saya tidak mau merusak rumah tangga tuan dan nyonya Rebecca..."

Ben terkekeh pelan..dalam hati nya berkata tanpa kau rusak pun rumah tangga ku sudah rusak Anna..

"Dan lagi saya ingin meminta sesuatu pada tuan.."

"katakan...!! " Ucap Ben

"Tuan...apa boleh saya melakukan aktivitas sebagai maid kembali..saya rasa saya sudah cukup beristirahat tuan..."

" Dan lagi saya merasa tidak nyaman berada dikamar tuan dan nyonya Rebecca.."

"Saya sungguh merasa seperti...ehmm..ehmm...(Anna menggantung ucapannya karena memilih kosa kata yg tidak terlalu frontal) perempuan yg tidak tahu malu.. berada dikamar seorang nyonya yang sedang tidak ada dirumah ..maksud saya ..ehm maksud saya.."

"Anna... "Ben memotong perkataan Anna

"Aku tetap tidak mengijinkan kau keluar kamar ini sampai kau benar benar pulih.."

"Apa kau mau para maid melihat semua bercak dilehermu..bila pun kau tutupi semua bercak itu..kau masih kesulitan dalam berjalan bukan...??"

Anna sedikit membelalak kan matanya..bagaimana tuan Ben tau batinnya..

"Dan untuk masalah rumah tangga ku..kau tak perlu khawatir ..bukan kah semua penghuni mansion ini tau bagaimana hubungan ku dengan istriku.."

"Dan kau tak perlu canggung berasa dikamar ini ..karna kamar ini milik ku..dengan atau tanpa Rebecca apa kau paham..!!"

"Dan semua maid dirumah ini sudah diberitahu Matilda bahwa kau ijin sementara waktu mengurus ibumu yang sedang sakit.."

"Tapi tuan..saya bisa benar benar tinggal dirumah ibu saya dulu sementara waktu sambil menunggu ibu saya..lagi pula saya akan merasa bosan selama beberapa hari dikamar ini tanpa melakukan apapun..saya mohon tuan.."

"Anna ...untuk pertanggungjawaban ku kepada mu akan kita bicarakan lagi nanti..."

"Kau akan tetap berada dikamar ini sampai kau benar benar pulih.."

"Jika kau benar ingin menengok ibumu..maka akan aku kabulkan setalah kau bisa berjalan Dengan benar dan kondisi badan mu telah fit.."

" Toh ibu mu sekarang sedang berada didalam rumah sakit Jhons Hopkins untuk melakukan serangkaian tes...dokter jantung terbaik sedang menyiapkan operasi katup jantung ibumu .kemungkinan akan dilakukan dua Minggu lagi...Daniel sudah mengurusnya..aku akan membawa mu segera menemui ibu mu sebelum beliau melakukan operasi..kau tidak perlu khawatir Daniel jg sudah mempekerjakan perawat terbaik untuk merawat ibumu..'

"Apppaaaa...tuan...?? "Anna terkejut matanya membola seolah tak percaya..

"Sudah ku bilang Anna aku akan bertanggung jawab atas mu dan ibu mu..."

"Sekarang kau hanya perlu mematuhi perintahku agar tidak keluar dr kamar ini beberapa hari untuk memulihkan stamina mu .."

"Bila kau bosan kau bisa menonton tivi bermain internet atau bahkan mungkin membantu menyiapkan segala kebutuhan ku ..menyiapkan air mandiku..baju kerja atau baju ganti untuk ku atau apapun itu.. Apa kau paham..!!"

"Dan stop merasa canggung padaku Anna karna mulai semalam kau sudah menjadi bagian dalam hidup ku...Apa kau paham..!!" Ucap Ben lembut tapi memberi penekanan semua kata katanya terhadap Anna dengan tatapan mata yang tajam..

Anna seketika mengangguk...karena masih ada rasa takut mengingat lelaki tampan didepannya ini adalah sang tuan yang memiliki aura meng intimidasi lawan bicaranya...

" Baiklah aku akan mandi..."

"Ba..baik.. Tuan.. saya akan menyiapkan kan air anda.."

"Hmmm..." ucap Ben

Anna berjalan ke arah bathroom..Ben masih melihat cara jalan Anna yang masih sedikit kesusahan.. Dia tau itu pasti Karena ulahnya yang sudah menghajar habis habisan Anna semalam...

Ben sudah membawa salep yang daniel beli atas perintahnya..

Ya Ben memang melihat aktivitas Anna didalam kamarnya seharian ini melalu cctv tersembunyi dikamarnya..dan dia tau bahwa bagian inti Anna masih terluka oleh benda pusakanya yang besar dan panjang itu...

Ceklek..pintu bathroom terbuka.."air nya sudah siap tuan ucap Anna.."

"Hmmm.." Ben melangkah ke arah bathroom saat berpapasan dengan Anna Ben menyentuh lengan Anna..

"Apa itu mu masih sakit..."ucap Ben..

"Aa.. apa..?? "Ucap Anna seketika pipi Anna merona bak tomat rebus..

Seketika tatapan mereka terkunci dalam satu sama lain...

Tanpa sadar Anna mengangguk...masih dengan rona merah dipipinya..

"Maaf .." ucap Ben sambil berlalu masuk kedalam bathroom..

Anna mengerjapkan matanya masih bingung dengan yang tejadi.. tiba tiba jantungan berdebar kencang tak beraturan..

Anna memegang kedua pipinya .."ya Tuhan apa yang terjadi padaku kenapa jatungku berdebar seperti ini... "Batin Anna