"Jangan paksa Humaira Mi... Aku itu Humaira, Humaira bukan Kak Asyifa yang bisa tahan menutup diri pakai jilbab."
Seluruh keluarganya selalu memaksanya menjadi seperti kakaknya yang muslimah namun Humaira merasa belum siap dan sikapnya tidak pantas untuk di jilbapin.
Akankah Humaira menemukan jati dirinya????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengemar
Humaira dan teman-temannya sudah sampai di Arena beladiri, di sana Humaira sudah di tunggu oleh Hengki yang akan mengajaknya latihan beladiri bersama.
" Lama amat sih Humay?" Gerutu Hengky yang bosan menunggu.
" Sorry Bang... Tadi lihat tawuran dulu..." Jawab Humaira.
Merekapun melanjutkan tanding kecuali hany dan Hilda yang memang tidak bisa bertanding karena tidak bisa bela diri sama sekali.
Mereka berlatih bersama hingga siang hari tiba. Setelah berlatih semuanya berbaring di arena, Hany dan Hilda membawakan minum untuk teman-temannya.
"Tadi kenal sama anak yang gelut? siapa?" Tanya Hanan.
Humaira menggelengkan kepalanya. " Gak kenal aku, rambutnya pirang punya tindik di telinga." Kata Humaira.
"Tapi mukanya loh kaya kembar tiga."Jelas Humaira masih ingat betul wajah salah satu pemuda yang berkelahi dengan muda mudi yang datang melerainya.
Setelah selesai mereka pun berniat ke kantin, mereka pun menuju ke kantin bersama-sama dan memesan makanan di sana.
Humaira kebelet ke kamar mandi Dia pun menuju ke toilet, saat menuju toilet Humaira tidak sengaja bertabrakan dengan seorang pemuda karena saking kebeletnya.
"Au... Ish..." Humaira sampai hampir terjengkang.
" Sorry..."Ucap pemuda itu yang ternyata Pemuda bersemir yang tadi berkelahi.
Humaira hanya mengangguk dan berlari menuju toilet. Namun ternyata pemuda tadi mengikutinya dan menunggunya di depan toilet perempuan.
Humaira keluar dari kamar mandi dan terkejut, saat ada pemuda yang menunggunya di depan pintu toilet.
"Eh ini toilet cewek loh, kalau bisa baca." Tunjuk Humaira pada pemuda yang ada di depannya, namun pemuda yang wajahnya memar itu justru tersenyum dan mengulurkan tangannya.
"Gue Ashraf..."Katanya mengajak kenalan Humaira yang sedikit terkejut dengan kenalan dadakan dari pemuda di depannya.
"Yaa... Makasih... tapi Ndak nanya..."Jawab Humaira ingin pergi meninggalkan pemuda yang mengaku bernama Ashraf itu.
"Gue ngajak kenalannya baik-baik loh, Elo yang tadi kan, yang ngomong banyak saat gue kelahi." Kata Ashraf pada Humaira.
Humaira bergeming ternyata dia tetap di kenali meski tadi pakai masker. Humaira hanya tersenyum tipis lalu berdehem saja lalu ingin berlalu meninggalkan Ashraf yang terus berjalan mengikutinya.
Humaira tetap cuek lalu kembali ke meja kantin tempat dia pesan makanan, dimana banyak teman-temannya sedang menikmati makanan. Dan pemuda yang bernama Ashraf itu juga mengikutinya ikut juga duduk di sebelah Humaira.
"Wih bro... ikut gabung nih, tumben sapa Hengky pada Ashraf yang ternyata kenal.
"Wah Hengky.. ini temen elo...? kebetulan kenalin dong dari tadi gue tanya tidak mau menjawab." Kata Ashraf sambil melirik ke arah Humaira.
"Oh... ini mereka adik kelas gue di SMA dulu, kenalkan dari sana yang pakai kaca mata Hany... yang duduk di sebelahnya Hilda, terus Hary, Hendy, Hanan dan yang terakhir yang duduk di sebelah kamu... Humay..." Kata Hengky mengenalkan satu persatu dengan menunjuk satu-satu agar Ashraf mengenalinya.
"Itu muka Lo, Kenapa babak belur gitu? " Tanya Hengky saat melihat wajah ganteng Ashraf berubah biru di bagian-bagian tertentu.
"Tadi ada salah paham sama Aziz, tapi udah selesai kok." Jawab Ashraf.
Ashraf sesekali melirik Humaira yang sedang makan dengan nyamannya. Lalu karena tetap di cuekin sama Humaira dia pun menopang dagunya, sambil terus memandangi Humaira hingga membuat yang di pandangi pun menjadi sedikit grogi.
Teman-temannya yang melihat ulah Ashraf saat melihat Humaira pun saling senggol, baru kali ini ada cowok yang menjadi penggemar Humaira karena menurut mereka Humaira bukan kategori perempuan.