King Mafia And Queen Mafia

"Sayang, tamunya sudah datang. Cepat keluar" teriak ibunya dari luar kamar Violet.

"Iya mommy, tunggu sebentar." timpal Violet sambil merapikan rambutnya lalu membuka pintu kamarnya.

"Kau sangat cantik sayang, ayo, semua orang sudah menunggu di ruang tamu." ajak ibunya dan Violet hanya mampu menggangguk.

Sepertinya ia belum siap untuk menerima perjodohan tersebut.

Violet berjalan beriringan bersama ibunya. Langkahnya yang anggun membuat semua orang yang berada di ruang tamu langsung mengalihkan pandangannya ke arah Violet, hingga membuat gadis cantik dua puluh lima tahun itu terpaksa menunduk dan bergerak cepat menggandeng tangan ibunya.

"Violet, ini paman Alex dan keluarganya." ucap tuan Keynand memperkenalkan keluarga orang yang pernah menjadi tangan kanannya dan sudah dia anggap sebagai kerabat dekatnya kepada putrinya tercinta.

Violet tersenyum ramah menatap ke arah keluarga paman Alex, ia sudah sering mendengar ayahnya membicarakan teman baiknya itu. Hingga mendadak raut wajah Violet berubah dengan kening berkerut melihat pria berkaca mata yang sepertinya seumuran dengannya dan juga menatapnya dengan tatapan datar.

"Kau! kau pria jelek yang super menyebalkan itu kan. Beraninya kau datang ke rumahku." ucap Violet bermode galak menunjuk ke arah pria berkacamata, sedang pria berkacamata itu terkejut dan merasa heran mendengar embel-embel namanya.

"Violet!" nyonya Viona langsung menegur putrinya atas apa yang diucapkannya.

Tidak, aku tidak mungkin salah lihat orang. Jelas-jelas dia kan pria Jelek yang super brengsek itu!. Bagaimana bisa Daddy ingin menjodohkan aku kepada pria yang sudah melecehkanku? tapi dia juga pernah menolongku sih. Aaah pokoknya aku tidak mau dijodohkan dengan pria itu. Batin Violet sambil meremas tangannya.

"Mommy, dia orang yang sudah cari masalah denganku di luar negeri. Dan aku masih...." Violet tidak melanjutkan ucapannya karena ayahnya langsung memotongnya.

"Kalian sudah saling kenal?" tanya tuan Keynand sambil melirik mereka secara bergantian.

"Iya"

"Tidak!"

Terdapat dua jawaban yang berlawanan. Dimana Violet mengenal pria itu, sedang pria berkacamata itu tidak mengenal Violet.

"Bagaimana bisa jawaban kalian berbeda?" Tuan Keynand menengahi mereka berdua.

"Daddy, aku bertemu pria ini di luar negeri, hanya saja sekarang dia berkacamata. Sepertinya dia memang sengaja untuk menutupi penyamarannya di depan kita." ucap Violet dengan peraduganya sambil melirik tajam ke arah pria yang dianggap pria yang pernah berurusan dengannya.

"Aku sama sekali tidak mengenalmu dan belum pernah bertemu sekalipun denganmu. Kurasa kau salah lihat orang nona." protes pria berkacamata itu dan memang kenyataannya belum pernah bertemu putri dari teman ayahnya.

Sementara itu, tuan Alex hanya mampu diam mendengar obrolan mereka. Sepertinya ia harus cari tahu yang dikatakan oleh anak dari teman baiknya. Terdapat keganjalan di dalamnya, bagaimana bisa putra semata wayangnya memiliki kemiripan dengan orang lain? itulah yang menjadi tanda tanya besar baginya.

"Bohong, kita sudah dua kali bertemu di negara xxx. Pertama dijalan dan yang kedua di acara fashion show. Bahkan kau sempat menolongku saat sebuah insiden terjadi di acara tersebut. Ayo ngaku saja pria jelek yang super brengsek, pokoknya kau sangat menyebalkan. Ngaku sekarang!" jelas Violet tak ada yang ditutup tutupinya bahkan melontarkan kata-kata kasar.

"Tunggu, aku sama sekali tidak mengerti ucapanmu nona. Aku tidak pernah ke negara xxx dan aku memang tidak mengenalmu." ucapnya membantah. "Ayah, gadis ini sepertinya sudah tidak waras!" ketus pria berkacamata itu dengan sorot mata tajam menatap ke arah Violet.

"Apa maksudmu hah! kau mengataiku tidak waras. Jelas-jelas kau itu pembohong besar!, pria jelek!. Aku hancurin kacamatamu itu!." ucap Violet marah dan langsung menyerang pria berkacamata itu.

Ayah dan ibunya mencoba melerai Violet yang terus memukuli tubuh pria berkacamata itu bahkan sampai melepaskan kacamata pria itu lalu melemparkannya, sedang pria itu sama sekali tidak melakukan perlawanan.

Tuan Alex dan Victor hanya mampu menjadi penonton melihat pertengkaran mereka.

"Cukup Violet!" ucap ibunya dengan suara meninggi.

Namun tetap saja Violet tidak ingin melepaskan pria berkacamata itu. Saat akan menendang perut pria itu menggunakan lututnya, tiba-tiba saja ia terpeleset dan terjatuh bersamaan dengan pria berkacamata itu.

Brukkk

Tubuh Violet menimpa tubuh pria berkacamata itu hingga pandangan mata mereka bertemu. Dimana posisi Violet berada di atas tubuh pria berkacamata itu.

"Daddy, mommy, nikahkan saja mereka!" ucap Victor tersenyum tipis yang menggoda mereka.

"Ya itu ide yang bagus." timpal tuan Keynand tersenyum sambil geleng-geleng kepala melihat kelakuan putrinya.

Buru-buru Violet bangkit berdiri dengan kedua pipi memerah. Dan perlahan pria berkacamata itu ikut bangkit dengan penampilan acak-acakan, semua itu karena perbuatan Violet.

"Permisi!" pamit pria berkacamata itu sambil membungkukkan badannya lalu melenggang pergi.

"Nak Evan tunggu!" teriak Nyonya Viona.

"Biarkan saja, Viona. Putraku memang begitu." ucap tuan Alex tertawa kecil melihat putranya sudah pergi.

Evan Javier Joseph, pria 25 tahun dan merupakan putra tuan Alex sekaligus menjadi penerus kerajaan bisnis keluarganya. Diusianya yang masih muda, ia menjadi pebisnis yang hebat dan sudah menjadi CEO di perusahaan yang ayahnya pimpin.

Evan tipikal pria dingin dan sikapnya begitu tertutup. Dia hobi membaca dan selalu menyendiri. Tidak ada hal baik menurutnya selain bekerja dan bekerja.

"Jadi bagaimana?" ucap tuan Alex tersenyum tipis sambil menjabat tangan tuan Keynand.

"Tetap dilanjutkan, karena aku lebih mempercayai putramu untuk menjaga putriku." ucap tuan Keynand sambil menaikkan alisnya. Hingga mereka tertawa bersama.

Violet yang melihat interaksi ayahnya dengan Paman Alex langsung mengepalkan tangannya dan melangkah cepat menuju kamarnya.

"Violet!"

"Violet, kau mau kemana!. Setelah mengacaukan semuanya, kau ingin lari dari mommy" ucap ibunya marah sambil mengikuti langkahnya.

Mau tak mau Violet menghentikan langkahnya, lalu berbalik badan kearah ibunya.

"Mommy ku sayang, aku ingin istirahat. Selamat malam." ucap Violet tersenyum lalu mencium pipi ibunya.

Setelah itu, ia berlari kecil menaiki anak tangga menuju kamarnya. Ia akan mengunci dirinya di dalam kamar. Itulah cara ampuh untuk menghindari omelan ibunya setelah ini.

"Dia selalu saja buat masalah." gumam Nyonya Viona sambil menghembuskan nafasnya dengan kasar lalu menghampiri suaminya.

"Dimana Alex?" tanya nyonya Viona kepada sang suami sembari mencari keberadaan tuan Alex.

"Alex sudah pergi." ucap tuan Keynand lalu menggandeng tangan istrinya ke ruang makan. Pasalnya mereka belum sempat makan malam bersama. Karena putrinya sudah mengacaukannya.

***

Kediaman tuan Alex...

Tuan Alex baru saja sampai di mansion mewahnya. Walaupun mansion mewah itu bak istana, namun suasananya selalu saja sepi, kaku tanpa adanya suasana ceria di dalamnya.

"Evan!" ucap tuan Alex memanggil putranya yang sepertinya akan ke ruang tengah.

"Ada apa ayah." ucap Evan menghentikan langkahnya lalu menoleh ke arah ayahnya.

"Ayah ingin bertanya. Apa kau memang tidak pernah bertemu si cantik Violet?" tanya tuan Alex kepada putranya.

"Ayah, aku tidak pernah bertemu dengan gadis berandal itu." jawabnya cuek.

Ini sangat aneh, bagaimana bisa ada pria yang wajahnya mirip dengan putraku Evan. Aku harus cari tahu sendiri. Batin tuan Alex.

"Evan, kenapa kau tidak melawan si cantik Violet?" tanya ayahnya.

"Apakah tidak ada topik lain, selain gadis berandal itu!" ucap Evan lalu melangkah menuju kamarnya.

"Jangan mengatainya gadis berandal, namanya Violet. Tidak lama lagi si cantik Violet akan menjadi istrimu." ucap tuan Alex dengan suara keras dan sengaja untuk memperdengarkan nya kepada putranya.

Bersambung....