NovelToon NovelToon
Daily Pasutri

Daily Pasutri

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / cintamanis
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Skay. official

keseharian seorang pasutri sebagai seorang pegawai negri, sebagai pasangan suami istri Dimas dan Indah saling melengkapi. namun terkadang perasaan cemburu dari Indah membuat Dimas merasa pusing. akan kah Dimas bisa bertahan dengan sikap kekanak kanakan istrinya?
simak cerita selengkapnya dalam kisah Daily pasutri

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Skay. official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Siapa Dia?

Pada saat itu Hanifah buru buru keluar dari kantor, sedari tadi ia sudah ditelfon terus dengan orang yang sudah berjanjian dengannya. 

Romi yang mengintip dari jendela ruangannga, merasa penasaran karna Hanifah keluar kantor dengan terburu buru. 

"Dia janjian sama siapa sih, sampai segitunya ditelfon terus" Monolog Romi yang kini keluar dari ruangannya saat Hanifah sudah melewati ruangannya. 

"Aduuh, iya iya ini juga mau keluar kantor. Sabar sedikit" Kata Hanifah yang berbicara dengan orang pada ujung telfonnya. 

Dengan tergesa gesa, Hanifah menuju ke parkiran. Diam diam Romi mengikuti Hanifah, dan tanpa sengaja ada benda milik Hanifah yang terjatuh. Romi pun mengambilnya, lalu ia mengejar Hanifah hendak mengembalikan dompetnya itu yang terjatuh. 

"Fah.. Ini dompetmu jatuh" Teriak Romi memanggil Hanifah. 

Sayangnya Hanifah tak mendengarnya, dan keburu Hanifah masuk kedalam mobil. Dan Hanifah pun pergi, Romi berusaha mengejar Hanifah namun tak bisa ia kejar karna Hanifah sudah lebih dulu keluar gerbang. 

"Hanifah... " Panggil Romi yang tetap tak didengar Hanifah. 

"Dia mau kemana sebenarnya? Janjian sama siapa ya" Dalam hati Romi bertanya tanya. 

Dimas dan Deri yang melihat Romi berdiri menatap kearah pintu gerbang, langsung menghampiri. 

"Liatin apa rom?" Tanya Dimas yang kini berdiri sejajar dengan Romi. 

"Itu, si Hanifah. Dompetnya jatuh, tapi dipanggil nggak denger karna sambil telfonan" Jawab Romi yang masih merasa penasaran dengan siapa Hanifah bicara. 

"Biasanya kalau lagi telfonan terus dipanggil nggak dengar, lagi telfonan sama orang sepesial" Kata Deri yang malah membuat Romi semakin overthinking. 

"Sok tau kamu der" Kata Dimas yang menepuk punggung Deri. 

Deri hanya terkekeh menanggapi, kemudian Dimas dan Deri mengajak Romi untuk makan siang di kantin. 

"Yuk lah, makan siang dulu" Ajak Dimas menepuk lengan Romi. 

"Tapi dompetnya?" Kata Romi bingung. 

"Ya tarok aja di situ" Kata Dimas seraya menunjuk ke paving, sementara Deri terkekeh mendengarnya. 

"Yang bener aja, nanti kalau diambil orang gimana?" Kata Romi seraya mengerutkan kening. 

"Ya lagian pakek nanya dompetnya gimana, udah simpen aja dulu sama kamu. Nanti kalau ketemu Hanifah baru kasih ke dia, gitu aja kok repot" Tutuk Dimas yang kini seraya berbalik meninggalkan Romi. 

"Tau tu pak Romi, udah nggak usah dipikirin pak. Kalau pun bu Hanifah bener telfonan sama pacarnya, berarti bapak kalah cepet" Kata Deri yang kini malah menambah beban fikiran Romi. 

Deri pergi meninggalkan Romi seraya tertawa, melihat ekspresi Romi yang tampak kepikiran dengan apa yang deri katakan. Romi diam terpaku, dan malah tambah overthinking kepada Hanifah. 

"Sebenernya Hanifah itu kemana sih? Buru buru begitu" Monolog Romi dalam hati. 

Dengan perasaan yang tak karuan, kini Romi berbalik dan kembali ke ruangannya. Romi memilih kembali bekerja dan berkutat didepan layar komputernya, akan tetapi Romi lebih banyak melamun dibandingkan bekerja. Tentu saja melamunkan sang wanita idaman, ia melihat isi dompet Hanifah. Dompet berwarna pink itu ia buka, dan bertambah overthinking Romi dibuatnya setelah melihat foto yang terpajang jelas didompet Hanifah. 

Foto Hanifah yang bersandingan bersama laki laki yang cukup tampan, postur tubuhnya jauh lebih tinggi dibandingkan Hanifah. Pose foto mereka terbilang seperti pose foto dua sejoli yang tengah kasmaran, Hanifah juga menampakkan senyum manisnya. Romi mampu menangkap raut kebahagiaan diwajah Hanifah, pesimis Romi dibuatnya. 

"Yah ternyata benar apa kata Deri, aku kalah cepat sama laki laki lain. Tapi apakah mungkin ini pacar Hanifah?" Monolog Romi yang masih mencoba meyakinkan diri kalau itu bukan pacar Hanifah. 

Hari semakin beranjak sore, matahari bergerak menuju ketempat perasaannya. Jam telah menunjukan pukul lima sore, sinar keemasan diujung barat menjorot menampakkan siluet pohon pohon yang rindang. Romi dan Dimas keluar kantor bersama sama, tak banyak percakapan diantara Dimas dan Romi. Bahkan Romi cenderung berjalan sambil melamun, merasakan aura yang berbeda dengan sahabatnya. Dimas mencoba menegur Romi. 

"Kamu kenapa sih rom, dari tadi aku perhatikan muka ditekuk mulu" Kata Dimas menegur Romi. 

"Lagi galau dim" Kata Romi menjawab. 

"Galau kenapa, bukannya gaji baru turun kemarin?" Kata Dimas masih bingung. 

"Bukan masalah harta, bukan juga masalah tahta. Tapi ini masalah wanita" Kata Romi yang malah bermain teka teki dengan Dimas. 

"Halah rom, gayamu pakai bahasa kiasan. Kenapa lagi dengan wanita, sudah lah. Wanita memang kadang sulit untuk dimengerti, bawa enjoy aja" Kata Dimas mencoba menyemangati. 

"Nggak semudah itu dim, gara gara Deri aku malah jadi overthinking gini" Kata Romi menjelaskan. 

"Overthinking gima.. " Belum Dimas menyelesaikan perkataannya, sering ponsel membuat ia terhenti dan tak melanjutkan perkataannya. 

"Halo sayang?, eh iya maaf. Ini baru keluar kantor, iya iya tunggu ya sayangku, cintaku manisku. Slebeww" Kata Dinas yang tampak panik karna Indah menelfon dengan nada marah marah. 

Dimas tanpa berpamitan dengan Romi, langsung menyelonong pergi meninggalkan Romi. Romi hanya mengikuti Dimas dengan arah pandangannya, seraya mengerutkan dahi mendengar jawaban Dimas itu. 

"Sayangku? Cintaku? Manisku? Dan masih ditambah slebew? Agak lain pasutri ini" Kata Romi yang mencibir dan menaikan bibirnya seperti geli mendengar kata kata yang dilontarkan Dimas untuk istrinya. 

Bergidik Romi setelahnya, karna baru kali ini mendengar kenarsisan sahabatnya itu. Kemudian Romi pergi meninggalkan kawasan kantor, ia hendak pulang ke rumah. Akan tetapi rasa penasarannya membuat ia gelisah, sehingga di perjalanan yang hampir saja sampai kontrakannya ia malah putar balik menuju kontrakan Hanifah. 

"Nggak bisa nih kalau kayak gini, aku harus segera mengungkapkan perasaanku ke Hanifah. Nggak perduli laki laki itu siapa, biarpun Hanifah sudah punya pacar bakal aku perjuangkan, dan selama janur kuning belum melengkung masih bisa ditikung" Monolog Romi dalam hati dengan perasaan yang menggebu gebu. 

Disaat Romi tengah menyetir, dari arah depan ada pengendara sepeda motor keluar dari gang, Romi yang kurang fokus malah terkejut dengan adanya motor tersebut. Alhasil tak sengaja Romi menyenggol ban motor pengendara itu, sehingga sang pengendara tak mampu menjaga keseimbangannya dan terjatuh. 

Bukannya meminta maaf, Romi malah memaki maki pengendara itu. Romi turun sembari mengomeli pengendara itu, pengendara motor trail itu kemudian membenahi posisi motornya terlebih dahulu. Lalu ia membuka helmnya, karna merasa tak bersalah orang itu malah membalas makian dari Romi. 

"Mas, gimana sih. Bisa bawa motor nggak? Main nyelonong aja, dipikir ini jalan nenek moyangmu?" Maki Romi pada Orang tersebut. 

Orang tersebut tak lain adalah Irwan, yang kemarin juga sempat bertemu dengan Romi. 

"Oooh, kamu lagi ternyata. Dasar biang kerok" Tutuk Romi saat melihat wajah Irwan. 

"Harusnya saya yang marah mas, kenapa saya malah ditabrak. Saya sudah berhenti loh, tapi mas ini malah nabrak saya. Udah tau gangnya sempit masih maksa nawa mobil buat masuk gang" Tutuk Irwan memaki Romi. 

"Kok mamh malah nyalahin saya, jelas jelas kamu yang salah kok" Mereka berdua malah saling betsitegang didepan gang. 

Dimas yang saat itu hendak berkunjung kerumah Ibu Indah, dan ternyata rumah mertua dimas dengan gang kontrakan Hanifah satu arah. 

Melihat kegaduhan dipintu masuk gang, Dimas kemudian turun, hendak melerai mereka. 

"Eehh rom, kok kamu ada disini. Kamu ngapain?" Kata Dimas menegur Romi. 

"Loh mas Dimas?" Irwan yang mengenali Dimas juga terkaget melihat Dimas. 

"Lah, kok kamu Wan? Sebentar, ini ada apa ini kok kalian bisa cekcok gini?" Tanya Dimas yang tak mengerti. 

"Kamu kenal sama orang ini dim?" Tanya Romi pada Dimas. 

"Dia adik iparku Rom" Jawa Dimas. 

"Ooo jadi dia teman mas Dimas, bilangin mas orang udah salah malah nyalahin orang. Dia nyenghol ban motor Irwan, sampek Irwan jatuh, bukannya minta maaf malah marah marah" Kata Irwan yang kepalang kesal. 

Indah yang melihat itu juga ikut turun menghampiri mereka. 

"Irwan? Kamu mau kemana sih? Jam segini keluyuran" Kata Indah menegur adiknya itu. 

"Irwan mau jemput adek dirumah temennya mbak, gara gara laki laki ini Irwan jadi jatuh, padahal Irwan sudah berhenti malah disenggol sama dia" Kata Irwan yang juga menjelaskan pada Indah. 

Romi hanya garuk garuk kepala, merasa malu karna ternyata laki laki yang sempat ia sangka hendak berbuat macam macam pada Hanifah ternyata adik ipar sahabatnya. Dan kini malah ia menabraknya, suasana jadi membingungkan bagi Indah dan Dimas. 

"Kamu mau kemana emang Rom?" Tanya Dimas pada Romi. 

"Ee, aku mau ke kontrakan Hanifah dim" Jawab Romi. 

"Hanifah? Memang dia ngontrak didaerah sini?" Tanya Dimas pada Romi. 

"Iya, dipersimpangan gang situ" Jawab Romi. 

Dimas geleng geleng kepala, lalu Dimas melihat kondisi adik iparnya itu. Untung saja Irwan tak ada cedera yang parah, hanya lecet sedikit dibagian siku. 

Dan akhirnya Romi mengalah dan meminta maaf pada Irwan, mereka berdua berjabat tangan dan saling memaafkan. Kemudian Irwan melanjutkan perjalanannya menjemput adiknya, Romi dan Dimas masuk kedalam gang dan berhenti sejenak didalam gang tersebut menepi ditepian jalan. 

"Dim, maaf ya. Aku tadi nggak fokus soalnya, aku juga nggak tau kalau itu adik iparmu" Kata Dimas meminta maaf. 

"Harusnya kamu meminta maaf pada Irwan bukan denganku. Atau sama Indah tu kakak kandungnya" Kata Dimas menjawab. 

"Maaf ya ndah, aku nggak tau kalau itu adikmu" Kata Romi yang kini bergantian meminta maaf pada Indah. 

"Iya nggak papa, lagian kamu mau ke kontrakan Hanifah mau ngapain?" Tanya Indah pada Romi. 

"Eeemm, aku mau mengembalikan dompet Hanifah tadi jatuh" Kata Romi menjawab. 

"Tapi aku juga ada tujuan lain" Lanjut Romi menyengir seraya garuk garuk tengkuknya yang tak gatal. 

"Hayo, kamu mau berbuat yang aneh aneh ya sama Hanifah? " Tuduh  Indah dan Dimas. 

"Sembarangan, ya nggak lah. Aku mau ngajak dia nikah" Kata Romi menjawab. 

"Hah? Ngajak nikah? Bukannya kamu sama dia itu udah kayak kucing sama anjing?" Kata Indah yang kaget. 

"Sebenernya kejailan dan keusilanku yang selalu memancing emosi Hanifah itu..., cuma alibiku saja supaya aku bisa deket deket Hanifah" Jawab Romi  seraya menyengir. 

"Ya elah, PDKT mu kayak bocah tau nggak" Kata Indah menanggapi. 

"Ya habis bagai mana, aku nggak bisa ngungkapin perasaanku" Jawab Romi.

"Jadi dari tadi siang kamu kayak orang linglung itu galau karna Hanifah?" Tanya Dimas pada Romi. 

"Iya, gara gara Deri aku jadi overthinking. Soalnya Hanifah nggak biasanya pergi dengan terburu buru, apalagi sambil telfonan kayak tadi" Jawab Romi dengan raut wajah lesuhnya. 

"Kamu sih, jadi orang kurang sat set. Nggak takut ditikung orang?" Tanya Dimas lagi. 

"Jangan bikin tambah overthinking dong, aku udah overthinking dari tadi karna kata kata deri, ditambah lagi aku liat di dompet Hanifah ada dia foto sama cowo. Mana mesra banget lagi gayanya" Kata Romi menceritakan. 

"Haduuuh Romi...Romi.. Makanya kalau jatuh cinta itu dibikin hati cewe itu berkesan sama kamu, contoh tu mas Dimas. Bukan malah dibikin kesel, alibimu itu salah" Kata Indah menegur dan menasihati Dimas. 

Romi melirik kearah Dimas, seketika Romi malah bergidik saat mengingat kata kata Dimas yang memuji Indah pada sambungan telfon tadi. 

"Ihhhh, aku sama Dimas beda ya. Dia mah kayak alay, geli sendiri aku liatnya" Kata Romi yang mencibir Dimas. 

"Loh emang kenapa? Mas Dimas itu waktu pdkt ke aku dia selalu bersikap manis, bahkan udah jadi suami aja dia juga masih bersikap sama. Kok malah bilang alay, perempuan itu lebih senang dengan laki laki yang lembut. Bukan malah mancing emosi tiap hari" Kata Indah lagi menasihati Romi. 

Sementara Dimas hanya mengulum senyum, ia tau apa yang Romi maksud. Romi adalah tipe orang yang tak romantis, hal hal kecil saja yang diharapkan oleh wanita ia tak paham. Dan Dimas tau itu, karna waktu kuliah ada yang naksir dengan Romi namun Romi tak menyadarinya. Padahal perempuan itu selalu berusaha untuk mencuri perhatian Romi. 

"Ah, sudah lah. Ini sudah mau magrib, nggak baik juga ngobrol dipinggir jalan begini. Udah sana kejar cinta mu, sebelum dia diambil orang" Kata Indah yang kini mengaja Dimas untuk melanjutkan perjalanan. 

Sementara Romi hanya terdiam terpaku, ia semakin was was jika Hanifah memang sudah ada pasangan.

"Ah, apa iya karna sikapku yang kayak gini? Hadeuh malah jadi tambah overthinking nih. Ya kalau Hanifah masih berstatus pacaran, masih ada harapan buat aku ambil hati dia. Tapi kalau dia sudah bertunangan, aku bisa apa?" Monolog Romi. 

"Ya Tuhan, bantu aku untuk mendapatkan hati Hanifah" Monolog Romi berdoa pada tuhannya. 

Kemudian Romi juga melanjutkan perjalanan menuju kontrakan Hanifah, ia sudah mengumpulkan mentalnya untuk bertemu dengan Hanifah. Ia juga sudah berlatih untuk mengungkapkan perasaannya pada Hanifah. 

Saat sampai di kontrakan Hanifah, Romi malah terpaku melihat Hanifah yang tampak tertawa dan bercanda dengan laki laki. Laki laki itu orang yang sama dengan yang ada di foto dalam dompet Hanifah. 

Hanifah tampak tertawa lepas mengobrol dengan laki laki itu, Romi tak berani untuk turun dari mobil. Ia hanya melihat Hanifah dari kejauhan, laki laki itu juga tampak masih muda terlihat masih seumuran dengan Hanifah. Tatapan mereka pun terlihat tatapan yang tak biasa. 

"Dia kan laki laki yang sama dengan laki laki yang ada difoto ini. Ah.. Hanifah, kenapa kamu buat aku galau sih"

1
TheNihilist
Bukan hanya cerita yang membuatku senang, tapi juga cara penulisan yang luar biasa! 🤩
Kurnia Sari: terimakasih 🙏
total 1 replies
Paola Uchiha 🩸🔥✨
Kereeeen!
Beerus
Keren, thor udah sukses buat cerita yang bikin deg-degan!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!