Hamil Oleh Mantan Suami

Ting...

Sebuah notif pesan yang baru saja masuk kedalam ponsel milik Laras mengalihkan perhatian wanita itu dari pekerjaan nya pada benda pipih itu.

Laras menjeda dahulu pekerjaan yang tengah menginput data laporan pemasukan tokonya dalam satu minggu ini.

Laras selalu melakukan itu rutin satu minggu sekali agar Laras tahu,bagaimana perkembangan kedua tokonya dai minggu keminggu.

Dan kabar baiknya,kedua toko itu memiliki kemajuan yang begitu bagus hingga dari yang memiliki karyawan 2 orang pertoko.Kini Laras memiliki karyawan 10 orang dan 5 orang ditiap toko yang dia kelola.

Ditambah dengan 4 orang security yang setia berjaga bergantian selama 24 jam penuh disana.Penjualan kedua toko itu kian meningkat setelah adanya live streaming yang dilakukan oleh karyawan karyawan nya.

Sesekali Laras akan muncul saat berjualan secara live itu,namun kebanyakan Laras akan bekerja dibalik layar saja karena dia cukup pemalu untuk menunjukan wajah cantiknya dilayar kaca.

["Bagaimana kemarin?apa kamu pulang dengan selamat?maaf aku buru buru jadi tidak bisa mengantarkanmu pulang,"] ~ Pak Arya

Sebuah pesan masuk dari si pengirim bertuliskan nama 'Pak Arya' membuat Laras mengembangkan senyum nya.

Laras begitu terharu akan perhatian perhatian yang diberikan oleh Arya padanya.Arya juga sudah banyak membantunya selama ini.

Namun hal itu tidak mampu menghapus nama Fabian dihatinya dan hanya menganggap teman saja pada pria itu meski Arya begitu terang terangan menunjukan jika dia begitu tertarik pada janda cantik itu.

["Tentu saja,aku ini sudah dewasa.Masa tidak bisa pulang dengan selamat,kamu ini."] ~ someone

["Bukan begitu cantik,aku menyesal tidak bisa mengantarkanmu pulang,"] ~ Pak Arya

["Sudah tidak apa apa,lagi pula Mamah mu kan jauh lebih penting,"] ~ Someone

["Kamu juga penting untuk aku cantik,kalian berdua sama sama penting buat aku,"] ~Pak Arya

["Jangan mulai deh,"] ~Someone

["Baiklah,selamat bekerja ya.Semoga harimu menyenangkan,"] ~Pak Arya

["Kamu juga,selamat bekerja dan semoga harimu menyenangkan,"] ~Someone

Laras menutup percakapan itu lalu menyimpan kembali ponselnya di atas meja.Lebih tepatnya disamping laptop yang tengah dia gunakan.

Bercakap cakap dengan Arya selalu membuat hatinya menghangat.Namun hal itu tidak serta merta membuat Laras melupakan Fabian.

Cinta dan sayang yang dimiliki Laras pada pria yang sudah menjadi mantan suaminya itu terlalu besar hingga cukup sulit juga untuk Laras bisa melupakan Fabian begitu saja.

Laras menghala nafas panjang saat kembali teringat nama Fabian.Dada nya kembali terasa sesak saat ingat kini pria itu sudah tidak sendiri seperti dirinya yang masih terbelenggu oleh masa lalu.

Meski saat ini ada sosok Arya yang terus mendekatinya tanpa rasa lelah.Namun tampaknya Laras masih belum bisa membuka hatinya untuk pria lain.

Nama Fabian masih bertahta dihatinya hingga sulit rasanya melepaskan nama itu dari hati dan hidupnya.

Tidak ingin larut dalam pikiran pikiran yang membuatnya lelah,Laras pun memilih melanjutkan pekerjaan nya.

Luka akibat perpisahan itu sudah mulai berangsur membaik meski masih menganga dan Laras tidak mau kembali melukai luka yang masih menganga itu.

Laras pun kembali larut dalam perkerjaan nya.Berbeda dengan Laras yang sudah memulai harinya dengan baik meski dengan hati yang tidak baik baik saja.

Fabian kini tengah menghadapi sikap sang mamah yang terus menuntutnya untuk menikahi Flora setelah pengaduan yang Flora lakukan pada mamah Sinta jika semalam mereka menghabiskan malam bersama.

Geram,itulah yang dirasakan oleh Fabian saat mamah Sinta menelponnya hanya untuk mintanya segera menikahi gadis itu karena Flora mengatakan jika mereka menghabiskan malam bersama.

Sedangkan malam itu,Fabian jelas jelas bersama dengan Laras.Menghabiskan malam panas bersama sang mantan istri.

"Beri aku satu bulan Mah,jika dalam satu bulan Flora hamil.Maka aku akan menikahinya,akan aku kirimkan juga laporan dari pegawai hotel yang membersihkan kamarku.Jika dia menemukan bercak darah diseprey yang kami pakai,yang membuktikan jika aku mengambil kesucian nya,maka saat dia hamil aku tidak akan menunda lagi dan akan menikahinya saat itu juga."tegas Fabian pada sang mamah yang terus mendesaknya untuk bertanggung jawab.

"Ok,Mamah pegang kata katamu Bian,"

"Iya Mah,apa selama ini Bian tidak pernah menuruti keinginan Mamah?bahkan demi Mamah bahagia,Bian rela menderita melepaskan wanita yang Bian cintai,"

Deg...

"Bian,Mamah tidak ber___,"

"Cukup Mah.Bian harus pergi,masih banyak pekerjaan yang harus Bian lakukan."

Tanpa menunggu jawaban dari sang mamah,Fabian pun langsung menutup telponnya itu.Dadanya masih memendam rasa kesal pada Flora dan kini hatinya semakin dibuat geram.oleh ulah gadis tidak tahu malu itu.

Bian pun segera menghubungi asisten pribadi nya untuk mencarikan hotel baru dan sebisa mungkin hal itu tidak diketahui oleh Flora.

Bian sudah muak dengan apa yang dilakukan oleh Flora demi bisa menikah dengan nya.