NovelToon NovelToon
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Cerai / Penyesalan Suami / Menikah dengan Musuhku
Popularitas:250.6k
Nilai: 5
Nama Author: Afifatun Nasobah

Adiba Hanifah dimadu oleh suaminya saat dirinya tengah hamil muda.

Sebuah targedi tak terduga membuatnya keguguran, sekaligus mengantarkannya pada sosok pria asing yang ternyata menjadi bosnya dikantor.

Sakha Genta Buana, pria arogan dan ketus yang menawarkan pernikahan dengan sebuah imbalan keselamatan ayahnya.

Bagaimana perjalanan kisah mereka? Akankah Adiba menemukan kebahagiaannya setelah separuh hidupnya penuh dengan penderitaan?

Atau justru semakin buruk karena Sakha menikahinya karena sebuah dendam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afifatun Nasobah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perdebatan yang Salah Paham

Wanita berumur dengan pakaian seksi itu tengah menggandeng seorang pria muda seusianya, menatapnya dengan sama terkejutnya. Bahkan terkesan panik karena tertangkap basah.

Wanita dengan wajah yang sama persis dengan ibu tirinya, namun dengan pakaian yang sangat berbeda itu langsung pergi bahkan tanpa menghiraukan pria muda yang bersamanya.

Pria itu terlihat kebingungan, kemudian menyusul wanita yang Adiba yakini adalah ibu tirinya.

" Wanita menjijikan." Gumam Adiba menghela napas. Ia berusaha mengalihkan pikirannya, kembali melihat-lihat cincin untuk teman barunya.

Sementara itu Farah pergi ketoilet yang berada tak jauh dari sana. Baru wanita itu masuk dan menatap bayangannya didalam cermin, Haki masuk dan langsung mencengkram tangannya.

" Apa maksud kamu?." Pria itu menahan geram.

" Kamu ngomong apa sih Mas." Farah melepaskan cengkraman Haki dengan kesal.

" Kenapa kamu sengaja berteman dengan Adiba?."

Farah berdecak sinis, kembali menatap cermin dan menyalakan kran, mencuci tangannya.

" Emang ada yang salah dengan itu?." Tanyanya santai, tak memperdulikan Haki yang masih terlihat geram.

" Kamu masih tanya?."

Farah tersenyum manis pada calon suaminya itu, lantas memeluk Haki dengan erat.

" Sebentar lagi dia akan jadi kakak madu aku, jadi aku harus bisa akrab sama dia dong." Bisiknya dengan suara sensual, mengecup tengkuk Haki dengan mesra.

Hal itu jelas membuat pikiran Haki terbelah, pria itu menjadi tak fokus dengan apa yang tengah mereka bicarakan. Kemarahan yang tadinya memuncak menguap begitu saja, berganti dengan keinginannya sebagai seorang pria.

Farah tersenyum simpul dan melepaskan pelukannya begitu saja, dan tentunya membuat Haki kecewa.

" Udah kamu tenang aja, aku gak akan melukai Mba Adiba kok. Aku cuman mau berteman dengannya."

" Kamu yakin?."

" Iya." Farah mengangguk meyakinkan, lantas melangkah keluar begitu saja.

Namun Haki yang tak sabar ikut keluar dan menarik Farah dalam dekapan. Belum sempat ia meluncurkan niatnya, seorang pria keluar dari toilet sebelah.

" Tuan Sakha." Haki membungkuk hormat pada pria yang menjadi atasannya dikantor. Namun pria yang dikenal tegas dan dingin itu hanya menatapnya sinis dan pergi begitu saja.

" Dia siapa sayang?." Tanya Farah.

" Dia Tuan Sakha."

" Tuan Sakha...?" Gumamnya berusaha mengingat nama yang familiar.

" Dia Direktur Utama diperusahaan tempat kita bekerja." Jelas Haki.

" Benarkah?." Mata Farah membulat sempurna melihat pria tampan yang baru saja dilihatnya.

" Lalu kenapa aku tidak pernah melihatnya?." Tanya Farah yang menjadi sekretaris pribadi Haki dikantor.

" Tentu saja, karena dia memang jarang terlihat dilantai kita bekerja. Tapi dia berada dikantor setiap hari." Jelas Haki.

" Kenapa aku baru tau jika Direktur Utama kita sangat tampan..."

" Farah..." Haki menggeram kesal.

" Iya-iya, hanya kamu yang paling aku cinta." Ucap Farah memeluk lengan Haki manja. Meski dalam hati dia berniat menggoda atasan mereka dan yang baru saja dilihatnya.

" Ya udah, aku pergi dulu, nanti istri kamu nungguin lagi." Ucap Farah kemudian. Haki mengangguk, membiarkan Farah kembali ketempat istrinya berada.

" Gak papa, ini aku sudah pilihkan yang menurutku cocok." Adiba menunjukkan pilihannya pada Farah.

Wanita itu tersenyum, namun dalam hati mengejek selera Adiba yang menurutnya sangat jelek. Meski begitu dia tetap membeli cincin yang Adiba pilih, meski sebenarnya cincin pernikahannya dengan Haki sudah disiapkan jauh-jauh hari.

Keduanya menuju foodcurt untuk memesan makanan ringan, lantas membeli beberapa perlengkapan perempuan bersama. Hingga Farah kemudian pamitan lebih dulu. Haki yang sedari tadi melihat interaksi merekapun pergi, setelah merasa semuanya akan terkendali.

Adiba baru berniat menaiki motornya saat melihat seorang pria paruh baya ketakutan didepan seorang pria muda yang berdiri dengan angkuh.

Ia yang tak bisa menerimanya menghampiri mereka.

" Ada apa ini?."

Kedua pria beda usia itu tak menjawab, yang satu sibuk memohon, yang satu hanya diam dengan tatapan mengintimidasi.

" Jangan mentang-mentang udah sukses terus menghina orang lain seenaknya begini dong." Protesnya pada pria yang entah siapa itu. Pria berjas hitam itu bahkan tak melihat kearahnya sedikitpun.

" Ayo Pak, bangun!."

Adiba membantu pria paruh baya dengan pakaian lusuh itu berdiri. Ia menatap pria yang tak lain adalah Sakha dengan geram.

" Minta maaf sekarang?." Ucapnya kesal.

" Gak usah Neng, bapak yang salah." Sibapak paruh baya itu menatap Adiba dengan mengiba, membuat wanita hamil itu semakin kasihan sekaligus geram pada Sakha yang masih diam.

" Kita ini emang orang miskin Pak, tapi bukan berarti kita bisa diinjak-injak seenaknya. Lagian semiskin-miskinnya kita, kita gak bergantung sama orang kaya, apalagi yang belagu kaya dia." Adiba menatap Sakha dengan berapi-api. Sementara yang ditatap justru kini berdecak sinis.

" Bukan begitu Neng, tapi..."

" Cepet minta maaf sekarang!." Desak Adiba semakin emosi

" Terima kasih ya Mas..." Tiba-tiba seorang wanita paruh baya dengan kedua plastik ditangannya datang dan berterima kasih pada Sakha, membuat Adiba kebingungan.

Namun belum sempat Adiba mengerti, pria yang sejak tadi hanya diam itu memberikan sebuah cek pada bapak paruh baya itu.

" Tolong gunakan dengan semestinya, dan jangan mengulang kesalahan yang sama."

" Ia Mas, sekali lagi terima kasih." Ucap Bapak dan ibu itu bersamaan.

Sakha mengangguk, menatap Adiba dengan sinis lantas pergi begitu saja.

" Terima kasih?." Adiba mempertanyakan maksud ucapan mereka setelah mobil Sakha pergi meninggalkan area mall.

" Iya Neng, Mas itu tadi nolongin kami." Balas ibu paruh baya itu menatap pria paruh baya disamping Adiba yang merupakan suaminya.

" Nolongin?." Adiba semakin dibuat tak mengerti.

" Iya. Tadinya kami terpaksa mencuri tas orang yang lagi duduk disana." Ibu itu menunjuk kursi dibawah pohon yang tak jauh dari mereka.

" Lalu?."

" Terus kami ditangkap, dan hampir digebukin kalau Masnya tadi gak datang tepat waktu dan menghentikan orang-orang yang mau mukul kami." Jelas si Ibu membuat Adiba merasa dia telah salah paham.

" Si Masnya ngasih uang kewanita yang kami curi tasnya biar gak dilaporkan kekantor polisi. Untungnya wanita itu mau, dan kami gak jadi masuk penjara." Jelas si ibu.

Penjelasan itu membuatnya semakin merasa bersalah, karena ternyata dia sudah salah paham. Dan baru saja memaki Sakha tanpa tahu masalahnya.

" Memangnya kenapa kalian sampai mencuri?."

" Anak kami sakit kanker Neng, dan kami gak punya biaya buat berobat. Jangankan berobat, makan aja susah. Jadi kami terpaksa mencuri."

" Terus Masnya malah ngasih kami uang, jadi saya langsung belanja deh." Ia memperlihatkan kedua kantong plastik dikedua tangannya. " Dan ini malah ngasih kami uang buat berobat anak kami." Tambah si ibu.

Adiba terdiam mendengar penjelasan wanita paruh baya didepannya. Kini dia menyadari, jika apa yang terlihat belum tentu kebenarannya. Hal ini mengajarkan padanya, untuk selalu berbaik sangka, bahkan pada orang yang terlihat buruk dimatanya sekalipun.

Jika Sakha belum pergi, dia ingin pasti akan meminta maaf.

' Tapi ini salahnya jugakan karena diem aja.' Gumamnya dalam hati, membenarkan perbuatannya barusan.

Adiba menggeleng cepat, menatap kedua orang didepannya dengan senyuman. Dia meraih dompetnya, memberikan beberapa lembar uang yang ia miliki pada mereka, yang langsung berterima kasih padanya.

Adiba kemudian melanjutkan niat awalnya, menaiki motornya untuk pulang.

Bersambung.

1
Ester Hadasa Ruru
Luar biasa
Marsina Lindra
Kenapa jadi begini ceritanya
Joemirah Aan
cerita yang bagus
Red Velvet
Buat Haki perbaiki diri kamu, tata masa depan. ingat menyesal bukanlah solusi
Jefri Mohd
cerita yg menarik..👍👍
Vera Susanti
keren ceritanya
Nur Afifah: Terima kasih banyak, jangan lupa baca ceritaku yang lain ya 😉♥️
total 1 replies
Vera Susanti
up
Putrikartika
sangat bagus
YK
bener, kan, rian pelaku nya...
YK
novel bagus. entah kenapa likenya dikit.
Nur Afifah: Terima kasih atas bintangnya 😊, jangan lupa baca ceritaku yang lain ya 😉
total 1 replies
YK
wow, bisa2 ini adiknya diba,dong...
YK
kok ya tega menjandakan istri demi orang asing...
Nirma Mulyani
ini sdh di luar nalar
Dhia Syarafana
sekalian bulan madu kali itu.,,,
Dhia Syarafana
wah lagi lagi semakin terdepan...
Tatik R
Aku marathon 2 hari baca ini. bagus banget ceritanya❤❤❤
Nur Afifah: Terima kasih banyak, jika berkenan bisa baca ceritaku yang lain ya 🤗
total 1 replies
❤•༆🆈🆄🅻🅸🆈🅰˚₊· ͟͟͞͞➳❥
bilang aja kalau kau mulai suka sakha🤭
Red Velvet
biarin aja sih Rian membusuk dipenjara, biar jera tuh org jgn semena2
Red Velvet
oh tidak, Adiba mulai merangkai kepingan puzzle. dan kesimpulan yg dia buat itu benar sekali. Bagaimana kah kelanjutan kisah cinta Sakha apakah berbalas ataukah harus kandas🤔
Red Velvet
Akhirnya Yumna sdh bisa kembali ceria lagi bahkan sdh keluar dari kamarnya dan bertemu dgn org2 disekitarnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!