Seorang gadis yang yang bernama Ana terpaksa menerima perjodohan dari orang tua dan keluarga, setelah lima tahun pernikahannya, suami Ana mengalami kecelakaan yang mengakibatkan cedera pada kakinya.
Selama sebulan penuh Ana merawat suaminya dengan ikhlas hingga suaminya pulih kembali seperti semula.
Di saat Ana bahagia karena kesembuhan cedera suaminya, Ana di kejutkan dengan hilangnya sang suami yang entah pergi kemana, tanpa pamit dan memberi kabar apapun padanya, sehingga membuat Ana beserta keluarga bingung dan terus mencari keberadaan sang suami.
Akankah Ana bertemu lagi dengan suaminya yang tiba-tiba menghilang itu, dan apakah alasan menghilangnya suami Ana.
Penasaran... Yu baca kisah Ana selengkapnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Riani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
🍀🍀🍀🌹🌹🌹🍀🍀🍀
Setelah seharian bekerja akhirnya pekerjaan Ana untuk hari ini selesai dan sekarang Ana bersiap untuk pulang.
" Mau pulang sekarang Bu Ana ?" tanya pak Andi.
" Iya pak Andi, haah lelah sekali hari ini, kalau begitu saya akan pulang sekarang " sahut Ana yang memang sangat lelah baginya karena baru hari ini menggantinya ayahnya.
" Baiklah Bu, kelihatan banget kusutnya ibu hari ini, beban banget ya Bu" kata Andi sambil mengikuti Ana dari belakang.
" Ya begitulah, makanya saya mau cepat pulang, mau cepat - cepat istirahat pegal banget nih badan " kata Ana yang terlihat jelas lelahnya.
Andi mengangguk lalu mereka berdua langsung keluar dari perusahaan itu, dengan sigap Andi membukakan pintu mobil untuk atasannya itu, dengan tersenyum senang Ana berterima kasih padanya.
" Hati - hati di jalan Bu Ana dah..." Andi melambaikan tangan sebelum Ana berangkat
" Oke, sampai jumpa besok " sahut Ana sambil tersenyum.
Di balas senyuman oleh Andi setelah itu Ana langsung tancap gas meninggalkan asistennya itu, lalu pulang sendirian mengendarai mobilnya menuju rumahnya.
Kali ini tidak ada halangan dalam perjalanan pulang Ana ke rumah, semua lancar setelah sampai di rumah Ana langsung di sambut ketiga putranya dan kedua orang tuanya yang sudah menunggu kedatangannya.
" Mommy... " teriak Arkan, Aris, dan Dede Agam yang langsung memeluk Ana ketika tiba di rumah.
" Hai jagoan - jagoan mommy... " Ana langsung merentangkan tangannya bersiap memeluk ketiga putranya itu.
Mereka berempat langsung berpelukan mencurahkan rasa rindu karena tidak bertemu seharian.
Mendapat pelukan dari ketiga anaknya membuat rasa lelah Ana langsung hilang, penat karena pekerjaan yang ia rasakan langsung lenyap setelah mendapat sambutan hangat dari keluarganya.
" Bagaimana hari ini sayang, lancar saja kan?" tanya Bu Rima yang tersenyum melihat mereka berpelukan.
" Iya Mah, lancar semua " sahut Ana dengan semangatnya.
" Syukurlah kalau begitu, ya sudah sekarang bersihkan diri dulu sana setelah itu kita makan bersama " kata Bu Rima lagi.
" Baik Mah, Abang adek Dede, sama Nenek dulu ya, mommy mau membersihkan diri dulu " kata Ana
" Iya mommy, ayo dek " sahut Arkan yang langsung melepaskan pelukan dari ibu mereka.
" Iya... " kedua adiknya itu juga menurut dan langsung melepaskan pelukan mereka dari Ana juga.
Lalu mereka bertiga langsung menghampiri Nenek mereka.
" Ayo anak - anak kita tunggu mommy kalian di meja makan ya " kata Bu Rima lagi yang langsung di anggukan ketiga anak itu.
Melihat itu Ana langsung tersenyum bahagia, ketiga anaknya menjadi anak penurut dan tidak nakal seperti anak - anak pada umumnya, walaupun ia tidak setiap saat bersama anak-anaknya itu.
🍀🍀
Keesokan paginya seperti biasa Ana kembali bekerja dan sekarang ia sedang sibuk di kantornya, sang asisten pun menerangkan jadwal Ana hari ini.
" Begini Bu Ana, hari ini kita ada pertemuan dengan pemimpin perusahaan Xx untuk melanjutkan pembicaraan kerjasama yang sudah pernah pak Arman lakukan. jadi karena sekarang anda yang meneruskan, jadi anda sendiri hang harus hadir untuk pertemuan dengan Klain kita ini " kata Andi sambil membuka map nya sambil men contreng setiap jadwal yang akan mereka lakukan.
" Baiklah, siapkan semuanya kita berangkat sekarang " sahut Ana yang langsung di anggukan Andi
Setelah itu mereka berdua langsung berangkat ke sebuah perusahan yang tak kalah besarnya seperti perusahaan miliknya sekarang.
Setelah sampai di sana mereka berdua langsung masuk.
" Kalau begitu ibu duluan, saya mau konfirmasi kedatangan kita terlebih dahulu silahkan Bu " kata Andi mempersilahkan atasannya itu.
" Oh ya sudah, cepat ya " kata Ana juga
" Sebentar saja ko Bu, oh ya santai saja ya Bu sekalian cuci mata soalnya disini karyawan lelakinya tampan - tampan semua, siapa tahu ada cocok hehehe... " kata Andi menggoda atasannya itu
" Iish.. Kamu ini ada - ada saja, tapi benar juga sih sekalian cuci mata hehehe... " kata Ana membenarkan perkataan asistennya itu.
Sambil tersenyum ria Andi meninggalkan Ana menuju resepsionis, konfirmasi kedatangan mereka.
Sambil menunggu Ana berjalan di perusahaan itu sambil melihat beberapa karyawan yang sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing.
Sampai seseorang datang pada Ana dengan gaya angkuhnya.
" Eh, kamu karyawan baru itu ya, enak banget santai di sini cepat kerja sana, di sini bukan tempat untuk bersantai tapi untuk bekerja, apa jadinya perusahaan memiliki karyawan yang malas seperti kamu ini " kata orang itu dengan asal cerocos saja.
" Saya... " Ana menunjuk dirinya sambil heran melihat orang itu.
" Iya kamu, memangnya siapa lagi yang santai tidak melakukan apa-apa disini selain kamu Haah... " kata orang itu lagi dengan gaya angkuhnya.
" Haah, hmm... " Ana geleng-geleng kepala mendengar dirinya yang di kira karyawan di perusahaan itu.
" Cepat kerja sana, kenapa masih bengong di situ, memangnya situ bos yang seenaknya saja di kantor ini, sana kerja.." dengan meninggikan suaranya menyuruh Ana.
" Memangnya kamu juga siapa, seenaknya saja menyuruh orang seperti itu?" tanya Ana balik yang sangat tidak suka kalau ada orang yang berbicara tinggi dengannya.
" Kamu tidak tahu siapa saya, oh wajar baiklah saya kasih tahu kamu saya ini adalah menejer di perusahaan ini, jadi kamu jangan macam-macam, kalau tidak bisa saya pecat kamu karena tidak bekerja dengan benar" dengan angkuhnya orang itu memperkenalkan dirinya.
" Oh hanya menejer, pantas saja bisa seenaknya saja, baru menjabat posisi itu sudah sombong bagaimana kalau naik jabatan lagi, bisa hancur ni perusahaan memiliki karyawan seperti ini. " gumam Ana sambil melihat lawan bicaranya ini.
" Eh bicara apa kamu, beraninya kamu bicara seperti itu mau saya pecat kamu haah... " kata orang itu dengan kesalnya terhadap Ana.
" Pecat saja, saya tidak perduli " kata Ana lagi dan langsung pergi meninggalkan orang itu, malas bagi Ana meladeni orang - orang yang sok berkuasa seperti itu.
" Eh, eh.. Mau kemana kamu seenaknya saja bersikap seperti itu, kurang ajar sekali kamu berhenti saya bilang " panggil orang itu yang sudah sangat kesal terhadap Ana.
Mendengar itu Ana menghentikan langkahnya dan langsung menatap tajam orang itu karena juga sangat kesal.
" Kamu... " perkataan orang itu langsung terhenti setelah melihat seseorang di belakang Ana.
🍀🍀🍀🌹🌹🌹🍀🍀🍀