Akibat hubungan toxic Ameera sering kali tidak fokus dalam berbagai hal, sang kekasih selalu membuntutinya bahkan menghubunginya setiap saat.
Hal itu berakibat fatal pada malam saat saudari kembarnya meminta Ameera untuk mengantarnya menemui sang suami, akibat mengangkat telepon dari kekasihnya Ameera lalai mengemudikan mobilnya hingga terjadilah kecelakaan tragis yang merenggut nyawa saudari kembarnya.
Ambeera wafat saat usia kandungannya delapan Minggu, hal itu membuat Ameera dihantui rasa bersalah yang amat sangat besar! Terlebih lagi Liam yang merupakan suami dari Ambeera mengalami depresi parah akibat kematian istri dan calon anaknya.
Liam hanya bisa ditenangkan ketika melihat wajah Ameera, karena itu keluarga besar keduanya memutuskan untuk menjadikan Ameera istri pengganti untuk Liam, siapa sangka ketika depresinya sembuh Liam tidak bisa menerima bahwa Ameera lah yang kini menjadi istrinya.
Ameera harus sabar setiap kali Liam berlaku kasar padanya, baik secara verbal maupun
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopi_sopiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Tak tunggu lama-lama Ameera pun bergegas menaruh tas kerjanya, lalu kembali ke dapur setelah berganti pakaian untuk memasak. Padahal seharian ini Ameera merasa sangat lelah di tempat kerjanya yang baru.
Tapi demi memberikan makan malam yang enak untuk Liam, Ameera rela bergelut dengan wajan dan kompor serta bumbu-bumbu dapur yang sudah pasti baunya akan melekat pada tubuhnya.
Pukul 19.00 malam semua masakan dan piring-piring sudah tertata rapi dimeja makan, saatnya Ameera memanggilkan Liam untuk makan malam bersama.
Tok.
Tok.
"Liam makan malamnya sudah siap!"
Klek..
Pintu dibuka dan Liam melengos begitu saja menuju meja makan, memanglah meskipun menghina masakan Ameera tidak enak tetap saja Liam akan memakannya.
Keduanya duduk dimeja makan, dan Ameera menyendokkan makanan kepiring Liam.
"Liam terimakasih ya,"
"Untuk?" sambil menyuap makanan kemulutnya.
"Pertama terimakasih telah memberikan aku uang bulanan, kedua terimakasih sudah mau memakan terus makanan yang aku buat!"
"Aku hanya ingat pesan Amber untuk memakan masakan yang dibuatkan untuk kita!"
"Tetap saja kau ternyata tidak seburuk yang aku pikirkan,"
"Dengar Ameera sampai kapanpun aku tidak akan pernah memaafkan mu apalagi menganggap mu sebagai istriku, dan aku bertahan disini itu semata-mata karena momy Britney!"
"Mau sampai kapan Liam? Amber sudah tidak ada!"
"Sampai kau menyusul Amber! Karena yang seharusnya mati itu kau, bukan istriku!"
Liam bangkit lalu pergi meninggalkan Ameera yang masih mencerna perkataan kejam yang terlontar dari mulut Liam.
Tak ingin lagi mendengar perkataan Liam yang hanya bisa membuat sakit hati, Ameera memilih untuk tenang dan mengatur nafasnya mungkin sebaiknya tidak melakukan pembicaraan apapun dulu dengan Liam.
Padahal selayaknya seorang istri Ameera ingin sekali bercerita apa saja aktivitas yang dia lakukan hari ini, begitu juga ingin mendengar aktivitas yang dilakukan Liam! Mengobrol santai untuk saling mempererat hubungan rumah tangga.
Seharusnya jika memang tidak ada cinta didalam rumah tangga ini, kenapa tidak mencoba untuk saling berdamai dengan kenyataan! Walaupun Ameera sadar betul kesalahannya sangat fatal, tapi mau bagaimana lagi? Ambeera sudah pergi dan tidak mungkin kembali lagi.
Tidak ada lagi obrolan apapun dari Liam maupun Ameera, hingga pagi menjelang keduanya sarapan bersama namun saling diam! Bahkan tak sekalipun Liam menatap wajah Ameera.
Pagi ini Ameera memakai kemeja yang dipadukan dengan rok kerja yang minim! Tak lupa juga Ameera sudah memoles wajahnya dengan make up! Tidak perlu make up yang tebal karena Ameera sudah cantik dari lahir.
Andai saja Liam sedikit saja melirik kewajah Ameer, yakinlah laki-laki itu pasti akan takjub akan kecantikan Ameera.
Selesai sarapan Liam pergi lebih dulu tanpa bertanya sekalipun kenapa istrinya berpakaian layaknya pekerja kantoran. Liam pergi mengemudikan mobilnya sendiri sementara Ameera terpaksa harus menjadi langganan taxi online untuk berangkat ke kantor.
Siang ini Liam akan bertemu dengan salah satu artis terkena disebuah cafe untuk meeting terkait kerjasama keduanya, perusahaan Liam akan menjadikan artis tersebut brand ambassador salah satu prodak milik D.E skincare.
Disaat yang sama Ameera pun baru saja masuk kedalam cafe tersebut bersama dengan Xander, dilihatnya oleh Ameera dimeja paling pojok Liam tengah mengobrol sambil sesekali tersenyum pada Tifanny yang merupakan sekertaris pribadinya.
Sementara tamu mereka belum datang, sedangkan Ameera dan Xander klien mereka ternyata sudah sampai lebih dulu dan duduk disamping meja yang dibooking oleh Liam.
Ameera sempat melamun, membayangkan rasanya menjadi Ambeera atau pun Tifanny, dua wanita beruntung yang bisa bercengkrama akrab dengan Liam! Tidak seperti dirinya, Liam menatap wajahnya saja sudah jijik dan muak.
"Ra, mana dokumen yang tadi," kata Xander.
"Ameera,"
"Apa Tuan? Maaf Tuan, saya,"
"Dokumen kerjasamanya tolong dikeluarkan!"
"Baik Tuan," Ameera bergegas mengeluarkan berkas yang diminta oleh Xander.
Sambil sesekali curi-curi pandang kemeja tempat Liam berada, tapi sepertinya Liam masa bodo dengan kehadiran Ameera di cafe ini! Tidakkah sebagai seorang suami dia penasaran, kenapa istrinya bisa berada di cafe dan bersama para pengusaha ini?
Padahal Ameera tau tidak mungkin kalau Liam tidak melihatnya, meja keduanya kan berdekatan bahkan bersebelahan.
Dimeja Liam, artis yang mereka tunggu belum juga datang jadi Tifanny dan Liam memutuskan untuk makan siang terlebih dahulu!
"Tuan aku sudah pesankan menu biasa Tuan makan,"
"Oke terimakasih!"
"Tuan maaf kalau saya lancang, bukankah itu isteri anda?" Tifanny mengerakkan pelipis matanya untuk memberikan kode keberadaan Ameera.
"Biarkan saja! Tidak usah pedulikan, tidak usah bicara formal toh tamu kita belum datang!"
"Aku hanya bingung saja kenapa kau menikahi saudari kembarnya kalau memang tidak mencintainya?"
"Ini semua ulah orangtuaku saat aku depresi terjadilah pernikahan ini! Aku sendiri masih tidak menyangka aku menikahi wanita yang sudah menewaskan istri dan calon anakku,"
"Aku benci sekali padanya!"
Melihat emosi Liam kembali tidak stabil! Tifanny pun menepuk-nepuk punggung Liam untuk menenangkannya! Jangan sampai depresinya kumat lagi.
"Liam tenang, okey kita ganti pembicaraan yang lain saja oke!"
Ameera melihat bagaimana Tifanny mengusap-usap punggung suaminya, ingin sekali menegur Liam tapi Ameera sadar dia tidak bisa bertindak ceroboh didepan atasannya
Meeting Ameera dan klienya selesai lebih cepat! Tak terasa hari sudah sangat sore. Ameera dan Xander keluar dari cafe tersebut, sementara Liam masih melakukan pembicaraan dengan artis yang akan menjadi BA prodaknya.
Sore hari setelah pulang jam kerja, Ameera memutuskan untuk berkunjung ke rumah makan milik orangtuanya! Sekaligus memberitahu mereka bahwa dirinya sudah diterima bekerja di perusahaan besar.
Rumah makan yang sangat sederhana itu sangat sepi, tidak ada satupun pelanggan yang datang untuk makan! Mungkin karena masih baru dan belum direnovasi jadi pelanggan sukar untuk mampir. Dilihatnya wajah Dady Elrald dan momy Joanna yang nampak lelah dan sedih menjadi satu.
Tak terasa kedua mata Ameera pun mulai meneteskan air mata melihat kedua orangtuanya bersedih seperti itu! Ameera buru-buru menghapus air matanya.
"Sore mom, dad!"
"Ameera, kau kesini tidak beritahu dulu momy atau Dady!" Joanna memeluk Ameera.
"Loh kok anak Dady pakai pakaian kantor begini?" Dady Elrald penasaran.
"Iya dong, karena Ameera sudah keterima bekerja di perusahaan besar mom dad!"
"Hah keterima bekerja?" serempak.
"Iya di X.R shirt, tau kan brand pakaian lokal yang paling laku itu!"
"Tapi nanti Liam bagaimana? Kau tidak bisa mengurus suamimu kalau kau bekerja Ra,"
"Momy tenang saja! Justru Liam support kok, kan gajinya lumayan buat memperbesar rumah makan ini!"
"Tidak usah pikirkan kami Ra, Dady sudah jual mobil milikmu dan laku lumayan nanti rumah makan ini akan Dady sulap menjadi restoran mewah dengan uang itu!"
♥️♥️♥️
Visual Liam hot hot pop...