NovelToon NovelToon
Gadis Kecil Sang Mafia

Gadis Kecil Sang Mafia

Status: tamat
Genre:Teen / Fantasi / Mafia / Duda / Keluarga / Kaya Raya / Tamat
Popularitas:330.8k
Nilai: 5
Nama Author: DeLiani

Hallo readers. Selamat datang di cerita pertama author. Mohon dimaklumi kekurangannya ya.
__________

Kehidupan seorang gadis cantik berusia 18 tahun yang sering dipanggil Jeje. Hidup tanpa kasih sayang seorang ibu.

Namun dia memiliki sosok ayah yang sempurna. Kasih sayang dan perhatiannya tanpa batas. Dia sangat menyayangi putri bungsunya. Menjaganya bak berlian paling berharga di dunia.

Jeje juga memiliki seorang kakak laki laki yang melengkapi kebahagiaan hidupnya. Walaupun mereka sering bertengkar, tapi kasih sayang di antara keduanya tak dapat dijabarkan dengan kata kata.

Dibalik kebahagiaan itu semua, ada sisi gelap kehidupan yang dijalani daddynya. Tak jarang berbagai bahaya selalu mengancam keselamatan dirinya.

Bagaimana Jeje menghadapi setiap ancaman itu? Mampukah dia menjalaninya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DeLiani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

6. KEHARMONISAN

Rey yang berhasil mengerjai Jeje, terus saja tertawa merasa puas melihat adiknya yang ketakutan sambil menangis di pelukan daddy nya.

Dia tau, adiknya sangat takut pada hewan itu. Dia malah sengaja mengerjainya, karena sudah lama dia tidak melakukannya. Dan dia merindukan itu.

Harsen dengan sabar mengelus punggung putri nya yang menangis sesenggukan di pelukannya, sembari tersenyum tipis. Dia juga merindukan suasana seperti ini, di rumah nya sudah tidak ada lagi drama saling mengerjai di antara mereka, karena Rey yang lebih sering tinggal di apartemen.

Kelakuan mereka yang sering bertengkar karena hal remeh, serta kejahilan masing masing anaknya tak pernah berubah sejak mereka kecil. Hal seperti itulah yang selalu membuat suasana rumah nya ramai.

Sejak kecil mereka selalu bersama. Tidak pernah dipisahkan sekalipun dalam hal pendidikan. Harsen mengatur sekolah di sekolah yang sama dan negara yang sama.

Saat sekolah dasar hingga Jeje menginjak sekolah menengah kejuruan, Jeje dan Rey bersekolah di negara yang berbeda beda.

Hal itu dilakukan Harsen agar identitas mereka tidak dapat dilacak oleh musuh musuhnya. Tentu itu menjadi kendala yang cukup merepotkan, namun Harsen selalu meyakinkan kedua anaknya dengan dalih supaya mereka dapat pengalaman juga teman yang banyak di tempat baru.

Walaupun mereka tetap diawasi dan dibatasi dalam circle pertemanan saat bersekolah. Mereka berdua tidak pernah protes ataupun marah pada daddynya. Meskipun terlintas banyak pertanyaan di benak mereka, tetapi mereka mencoba untuk memahami apa yang dilakukan daddynya.

Hanya saat setelah Jeje menyelesaikan sekolah menengah kejuruan, mereka berdua pulang ke negara asalnya, di tempat nya sekarang, negara N.

Namun Rey tidak ikut pulang saat itu, ia sedang mengejar gelar S2 nya. Dan dia memilih tinggal di sana untuk menyelesaikannya.

Tentu Rey tidak tinggal sendiri. Beberapa anak buah Harsen ditugaskan menjaga dan menemani putranya.

Setelah kurang dari setahun dia menyelesaikan pendidikannya, baru dia kembali ke negara asalnya menyusul daddy juga adiknya yang sudah lebih dulu pulang.

Namun dia yang sudah mengetahui identitas asli daddynya di dunia organisasi gelap mafia, merasa penasaran untuk bisa mengetahui lebih dalam organisasi itu. Dia mulai bertanya dan mencoba meminta untuk dilibatkan dalam beberapa operasi nya.

Hingga saat ini dia masih tinggal di apartemen untuk lebih fokus pada tugas tugas yang diberikan Harsen padanya.

"Rey!" panggil sang daddy, tanpa amarah sedikit pun. Namun hal itu tetap membuat Rey merasa takut.

Rey yang sedari tadi menahan tawa agar tidak menggelegar seketika membeku.

Dia kemudian berjalan gontai menuju kursi di hadapan daddy nya.

Bisa dia lihat, punggung adiknya terus bergetar karena tangis. Dia tersenyum kecil melihat itu. Rey sangat merindukan suasana seperti ini.

"Sorry, dadd." ucap Rey menatap Harsen, merasa bersalah.

Kemudian Harsen melirik Jeje yang ada di pelukannya, memberi kode agar Rey meminta maaf dan membujuknya.

"Sorry, honey." lanjutnya kemudian mendekati Jeje ingin memeluknya.

Namun Jeje segera berbalik dan menatap tajam kakaknya.

"Huaaa.. Kau menyebalkan. Buang jauh jauh hewan ituuuu, hiks.." ujar Jeje memperingati.

Sebelum memeluk kakak nya dia memastikan kalau hewan itu sudah tidak ada.

Rey juga tidak setega itu, hewan tadi hanyalah mainan berbentuk ulat kecil yang terbuat dari karet. Namun, Jeje yang sudah kepalang takut malah melemparnya tanpa mengetahui kebenarannya.

"Itu hanya mainan. Kau sudah membuangnya tadi." jawab Rey.

Tangis Jeje kembali pecah, namun dia memeluk Rey dan memukul dada bidang kakak nya meluapkan kekesalan.

Usia mereka terpaut tidak terlalu jauh, sekitar 5 tahun. (Tidak jauh kan, hehe). Tak heran mereka masih sering ribut dan sibuk saling mencari perhatian daddy mereka.

"Kau benar benar menyebalkan. Kak Rey tau aku sangat membenci hewan itu. Kenapa kau malah memberikannya padaku. Dasar.. dasar menyebalkan." ujar Jeje lagi yang masih belum menyelesaikan kekesalannya.

Hewan tadi masih terbayang bayang saat berada di tangannya. Dia merasa, trauma itu masih belum juga sembuh. Padahal Jeje sudah melakukan terapi, mungkin karena baru beberapa kali melakukannya dia masih belum sepenuhnya sembuh dari trauma.

Daddynya membayar seorang terapis profesional yang juga seorang psikiater pribadi untuk menyembuhkan trauma yang di deritanya selama ini.

Jeje mengalami trauma itu saat masih kecil. Hewan yang terlihat sangat menakutkan baginya terus terbawa hingga saat ini.

Dia tidak ingin mengingat kejadian itu lagi, sebab itulah daddynya membawa seorang psikiater pribadi untuknya.

Trauma nya menjadi kelemahan Jeje, dan malah menjadi kesempatan emas untuk kakak nya selalu mengerjai dirinya.

Rey hanya tersenyum dan memeluk Jeje sambil mengelus kepalanya sayang.

"Sorry, okay. Aku hanya merindukanmu." ucap Rey.

Jeje masih sesenggukan di dalam pelukan Rey, tapi tangis nya sudah berhenti.

Untuk membalas nya dia mencubit perut six pack Rey dengan keras, hingga Rey merasakan panas di bekas cubitannya.

"Aaahh sakit. Hey!" ujar Rey melepaskan pelukan.

"Rasakan!"

Kemudian Jeje duduk di kursi antara Harsen dan kakak nya. Meja bulat di hadapan mereka masih kosong belum tersaji makanan apapun.

"Dadd, aku ingin es krim sebelum makan siang. Boleh ya?" pinta Jeje.

Harsen yang sedari tadi menyaksikan kelakuan anak-anaknya, kini menatap datar Jeje.

"Jangan terlalu banyak makan yang manis, ingat!" ujar Harsen memperingati.

"Hanya sekali dadd. Lagipula itu untuk memperbaiki mood ku kali ini." kilah Jeje sambil mencebikkan bibir nya.

Harsen yang tidak bisa melihat Jeje bersedih hanya menganggukkan kepala pasrah.

"Baiklah, hanya satu." Ucap nya memberi keringanan.

Jeje langsung sumringah.

"Oke dadd."

Rey yang melihat itu hanya mendengus.

"Dasar anak kecil." ucap nya.

"Apa kau bilang!"

Jeje yang telinga nya tajam itu tentu mendengar ucapan Rey yang berada di sebelahnya.

"Tidak, tuan putri. Bukan apa-apa. Makanlah es krim. Tapi nanti aku minta yaa!" ujar Rey sembari tersenyum manis pada adiknya.

Rey sebenarnya tidak menginginkan es krimnya. Hanya saja setiap yang dimiliki Jeje dia selalu ingin merebutnya demi membuatnya kesal. Dan Jeje akan pasrah membaginya dengan suka rela.

"Enak saja. Itu es krim ku! Wlee." ledek Jeje tidak ingin berbagi.

"Oh ayolah. Dadd lihat dia." adu nya pada sang daddy yang sedari tadi terus memperhatikan mereka.

"Kenapa kau mengadu pada daddy, seperti anak kecil saja, huhh." kesal Jeje.

"Suka suka aku lah." balas Rey.

"Iiihhh daddy, kak Rey menyebalkan!" adu Jeje, tak mau kalah.

Hahh. Harsen menghela napas sebelum menjawab.

" Baru bertemu saja sudah ribut. Makanlah berdua, oke!" ucap Harsen menengahi dan itu membuat Jeje menggembungkan pipi nya.

Rey tersenyum kemenangan dan menatap Jeje. Karena gemas, Rey menguyel-nguyel pipi Jeje.

Jeje hanya pasrah kali ini. Sampai es krim nya datang, mereka makan berdua dengan patuh. Dan Harsen terus memperhatikan mereka dengan perasaan hangat.

Sampai makan siang disajikan mereka makan dengan disertai senda gurau sesekali. Keharmonisan di tengah tengah mereka benar benar terasa di sekitarnya.

Mereka saling menyayangi, sangat tulus, hingga orang yang berada di sekitarnya sering kali merasa iri melihat keharmonisan mereka.

Walau tanpa seorang ibu, Rey dan Jeje memiliki daddy yang sempurna di samping mereka. Perhatiannya, kasih sayangnya, tak terbatas untuk kedua anak nya.

Tubuhnya yang tinggi, kekar, dan atletis disempurnakan dengan wajahnya yang tampan kerap kali menjadi tontonan gratis wanita di sekitarnya yang mencoba mencari perhatian dirinya.

Meskipun usia nya sudah tak lagi muda, tapi kharisma nya tetap memancar sempurna.

Namun, dia tidak sekalipun tertarik lagi dengan wanita. Setelah dikhianati mendiang istri yang dulu sangat dicintainya. Harsen menjadi pria yang arogan menghadapi para wanita.

Jeje dan Rey tak pernah memaksa ayahnya untuk menikah lagi. Itu pilihan daddy mereka, pikirnya. Asal daddy nya bahagia, mereka akan terus hidup bahagia dalam keharmonisan keluarga mereka, sekarang hingga nanti.

.

.

.

Bersambung.

Maaf ya kalo ada kesalahan penulisan gelar dan lain lain dalam part ini. Author kurang ngerti juga dalam hal medis. Mohon dimaklum.

Sampai jumpa di part selanjutnya. Jangan lupa vote.

Thank you all.

1
Anonymous
thor udh lama g up
Shai'er
🥰🥰🥰🥰🥰
Shai'er
harus diceritain dong, Jeje 🥺🥺🥺
Shai'er
ini dia
Shai'er
nah loh🤔🤔🤔
Shai'er
setuju👍👍👍
Shai'er
🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Shai'er
🤔🤔🤔🤔🤔🤔
Shai'er
bukan tidak ada, yang ada , Daddy, yang gak menyadari, bahwa musuh itu datang sendiri😮‍💨😮‍💨😮‍💨
Shai'er
😱😱😱😱😱😱😱
Shai'er
siapa nih, rival Daddy kah🤔🤔🤔
Shai'er
waduh😱😱😱
Shai'er
iyain aja😏😏😏
Shai'er
🥰🥰🥰
Shai'er
🤧🤧🤧🤧🤧🤧
Shai'er
ouhhhhhh🥺🥰🥰🥰
Shai'er
konangan cukk🤭🤭🤭
Shai'er
ooooo
Shai'er
👍👍👍
Shai'er
dikhianati , maksudnya gimana nih🤔🤔🤔
kan emaknya dah koit tuh, kapan menghianati nya 🤔🤔🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!