NovelToon NovelToon
Pembalasan Andara

Pembalasan Andara

Status: tamat
Genre:Petualangan / Tamat / Selingkuh / Teen Angst / Keluarga / Persahabatan
Popularitas:522.4k
Nilai: 5
Nama Author: nadyasiaulia

"Aku bukan orang baik buat kamu."


Diputuskan dengan sebuah sms dan dengan alasan superklasik, membuat Andara marah.

Buana Semesta, lelaki yang sudah membagi rasa dengannya selama hampir setahun belakangan tiba-tiba mengiriminya sms itu. Andara sebenarnya sudah tahu kalau peristiwa itu akan terjadi. Dia sudah prediksi kalau Buana akan mencampakkannya, tetapi bukan Andara jika bisa dibuang begitu saja.

Lelaki itu harus tahu siapa sebenarnya Andara Ratrie. Andara akan pastikan lelaki itu menyesal seumur hidup telah berurusan dengannya. Karena Andara akan menjadi mimpi buruk bagi Buana, meskipun cowok itu tidak sedang tertidur.

Banyak cara disusunnya agar Buana menyesal, termasuk pura-pura memiliki pacar baru dan terlihat bahagia.

Tetapi bagaimana jika akhirnya Buana malah terlihat cemburu dan tidak suka dengan pacar barunya?
Juga bagaimana jika Andara bermain hati dengan pacar pura-puranya itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nadyasiaulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

The Wolves

"Seseorang perlu digigit untuk menyadarkannya jika kau memiliki gigi."

🔥🔥🔥

Selain on air pertama kali, belum pernah Andara merasa terlampau panik. Mungkin inilah kali kedua dia merasa sangat gugup. Saat dirinya dan Rossa memasuki praktik Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi (yang biasa disingkat Obgyn atau SpOG), pandangan para pasien yang sedang menunggu dipanggil dokter terasa menusuk ke arah mereka.

Di kursi tunggu, berjejer beberapa ibu hamil dengan perut membesar. Ada juga pasangan suami istri yang sepertinya habis menikah, terlihat lukisan inai di punggung tangan sang istri. Namun, Rossa hanya datang bersama Andara. Dari penampilan mereka yang khas anak kuliahan tentu saja menuai penilaian miring dari yang lain. Rossa bercelana panjang denim dengan kemeja bunga-bunga sedangkan Andara berkemeja tartan biru dengan celana hitam dan boots hitam di atas mata kaki.

Decak halus atau tatapan miris dapat Andara tangkap. Apalagi ketika perawat mulai mendata Rossa dan bertanya nama suami, Rossa tidak bisa menjawab. Membuat tuduhan semakin santer menghunjam mereka dari mata para pasien.

Andara menghela napas pelan. Kenapa Rossa nggak bikin asal saja nama suaminya, sih? Paijan, Paiman, Marsudi, Sucipto kek.

"Temannya hamil, Mbak?" tanya sebuah suara, mencoba ingin tahu lebih dalam.

Andara menggeleng sambil meraup udara dalam-dalam guna mengatasi gelisahnya. Ia berusaha berpikir cepat seperti biasa. Seharusnya, Rossa hamil atau tidak bukan urusan mereka dan mereka tidak punya hak untuk menjadi hakim dalam kehidupan orang lain. "Cuma periksa," jawabnya.

"Iya. Periksa hamil atau nggak, 'kan?" desak wanita di samping mereka. Kepo, terlalu mencampuri urusan orang lain.

Andara berdengkus samar. Kenapa ada orang yang hobinya selalu ingin tahu urusan orang lain? Ia memandang ubin di bawah kakinya, lalu memutar matanya menyapu bagian dalam klinik. Orang awam selalu berpikir bahwa Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi hanyalah dokter kandungan, padahal seharusnya bukan. Cangkupan ilmu dokter tersebut bukan hanya seputar hamil dan persalinan. "Teman saya menstruasinya nggak teratur dan waktu dapat katanya sakit banget, jadi mau diperiksa. Takutnya ada kista," jelas Andara menatap lawan bicaranya. Matanya mengirim sinyal berisi pesan tidak kentara bahwa memeriksakan diri ke Obgyn bukan cuma untuk orang hamil saja, sebelum akhirnya dia meraih ponsel guna menyibukkan diri sendiri.

Ibu itu lantas mengangguk-angguk seolah mengerti apa yang disampaikan Andara. Pandangannya beralih ke Rossa dengan mimik simpati. "Nanti kalau hamil dan sudah melahirkan, waktu mens nggak bakalan sakit lagi kok, Mbak. Saya juga gitu waktu muda."

Rossa yang sedari tadi tidak bisa membela diri hanya tersenyum kecil seolah berterima kasih atas masukan yang ada, sedangkan Andara terlihat sebisa mungkin menahan kedut samar di ujung bibirnya mengetahui si ibu mudah sekali diperdaya. Tak lama, perawat memanggil ibu tersebut untuk masuk ke ruang praktik dokter.

"Chu, kawanin gue ke toilet." Rossa membisiki Andara yang mulai fokus ke ponselnya. Cewek yang sudah tahu akan jawaban Andara langsung menyela lagi, "Gue lagi galau. Nggak bisa ditinggal sendiri. Kalau pingsan di toilet gimana?"

Senyum culas Rossa mengembang begitu mendapati Andara berdiri. Dia melangkah sambil menggandeng lengan Andara, mencoba mengabaikan tatapan hina dari yang lainnya. "Kayak dikulitin gue," cicit Rossa berjalan di koridor.

"Cakar," balas Andara enteng sebelum mereka lalu masuk ke bilik toilet. Andara bersandar di dinding sebelah wastafel sambil melipat lengan. Cewek itu menampilkan muka datar tanpa ekspresi, tapi tetap menunggui Rossa dalam diam sampai wajah cewek dari bilik itu datang dengan titik air mata.

"Chu!" Rossa mengusap tangis yang turun saat berada di balik bilik. Dia memegang kedua bahu Andara. "Gue dapat!" pekiknya tertahan dan menoleh sekeliling, memastikan tidak ada yang mendengar pembicaraan mereka. Hela napas lega keluar begitu saja dan hidung putih Rossa sudah berubah seutuhnya menjadi merah muda.

Meski diam-diam ikut menghela kelegaan yang sama, Andara tidak menunjukkannya. Dia menepuk-nepuk punggung Rossa yang sudah memeluknya. "Sekalipun diskon, lain kali begonya jangan lo ambil semua gitu. Hampir mati nggak bernapas gue karena lo."

Isak haru keluar dari sela bibir Rossa. Antara mereka berdua seperti baru terlepas dari cekaman yang sama, tidak ada satu pun wanita yang mau mengandung di luar nikah. Itu seperti dilempar kotoran ke muka, menjadi aib seumur hidup bagi para wanita. Meski membuatnya bersama, tetapi tetap yang menanggung akibat lebih banyak adalah kaum hawa.

Rossa beralih ke wastafel dan mencuci mukanya, menyamarkan rona merah sehabis menangis. "Makasih banyak, ya, Chu. Udah temenin gue."

Dengan keberanian tingkat tinggi, sehabis dari toilet Rossa menghampiri meja perawat untuk membatalkan kunjungan. Cewek itu mulai bisa tersenyum lagi ketika mereka sudah di mobil, senyum yang sempat hilang ketika sampai di praktik Obgyn. "Lega banget gue! Gilaaa..."

"Stay safe and protect yourself." Andara melirik tanpa menaruh minat. Andai saja ketakutan Rossa benar-benar terjadi, itu akan menjadi kesalahan fatal untuk cewek itu. Setahu Andara, pernikahan yang terjadi dengan janin yang berada di dalam kandungan akan menjadi tidak sah di mata agama. Dengan kata lain, cewek hanya bisa menikah sebelum dan sesudah kehamilan. Poin telak dan mematikan untuk para perempuan.

Mobil melaju dengan diiringi celoteh Natha yang sedang mengudara, selebihnya Andara maupun Rossa sibuk dengan pikiran masing-masing. Andara sadar sekali dirinya bukan orang suci, tetapi dia juga tidak ingin menambah dosa dengan melakukan kealfaan yang fatal. Dia pernah lengah saat Buana datang memberikan kasih sayang. Perhatian lama tidak didapatnya terasa menyenangkan dan melenakan.

"Lo sebenarnya sama Buana udah sejauh apa, sih?" Kata-kata Rossa terdengar seperti baru saja mengintip isi otaknya. Andara hanya meringis. Dia tidak menjawab, hanya memandangi jalanan yang mulai ramai karena jam pulang kerja. "Kalau gue ngeliat dari gimana protektifnya Buana sama lo dulu, gue sempat mikir diantara kalian itu udah cukup jauh. Gue pikir ...."

"Memang lebih enak mikirin orang sih daripada mikirin diri sendiri." Bibir Andara terkulum sarkas. Pahatan di bibirnya berusaha mengingatkan Rossa kalau mereka baru saja melewati momen tak terlupakan pertama kali.

Paham sedang disindir, Rossa melengos. "Are you still love him?"

Tidak mendapat jawaban dari Andara, membuat Rossa menyimpulkan sendiri. "You are."

"No."

"Gue memang nggak selalu sama lo, sih. Tapi ngeliat gimana reaksi lo waktu dengar nama Buana, ketemu Nina, atau pura-pura jadian sama Kin makin meyakinkan gue kalau rasa lo cukup dalam sama Buana." Asumsi Rossa terlontar tajam, menghunjam masuk ke rongga dada Andara. "C'mon. Lo pacaran bukan cuma sekali ini lho, ya. Si Rexy, si Kaka, terus siapa itu yang anak Bandung?" tanya Rossa berusaha mengingat nama mantan-mantan Andara.

"Adit."

"Nah, iya. Selama ini lo putus juga biasa-biasa aja. Sama Kaka dulu dia selingkuh juga, kan? Lo biasa aja."

Andara membuang pandangan ke luar. Saat diselingkuhi Kaka memang dia seperti biasa saja, tetapi Andara mempersiapkan diri untuk pindah jauh dari kota kelahirannya. Mencari universitas di Jakarta dan meninggalkan Kaka beserta kenangan buruknya di sana. Kesibukan menjadi mahasiswa baru menyita perhatian Andara dan sukses mengaburkan nama Kaka.

"Diputusin? Sama Adit bukannya lo juga diputusin?" tambah Rossa sambil memutar setirnya ke arah Best FM. "But, you still happy. Baru itu gue ngeliat orang yang diputusin malah ketawa-ketawa bahagia kayak menang arisan."

Ya, memang hubungannya dengan Adit saat itu berada di jurang ketidakjelasan. Dibilang pacaran tetapi tidak seperti orang pacaran, dianggap teman tetapi masih jadian. Jelas saja itu membuat Andara gusar sampai ketika Adit menghubungi untuk memutuskan ikatan mereka, Andara dengan senang hati menyambut status jomlonya karena saat itu dia sedang didekati Buana.

"I'm okay," jawab Andara berusaha mengakhiri pembahasan tentang Buana. Rasa lelah menguasainya, otaknya selalu berputar dan memikirkan cara apa lagi yang harus disiapkan berikutnya.

"No, you're not." Mobil Rossa berhenti di pelataran parkir Best FM. Diraihnya ponsel untuk menghubungi Natha, memberi tahu kalau dia bersama Andara menunggu di mobil. "Lo nggak baik-baik aja. So, lo maunya Buana kita apain?"

"I think I have to bite to remind him that I have teeth."

"Go ahead! Bite them, The Wolves with you."

Dalam sekejap, cewek blasteran yang ditunggu sudah masuk bergabung di jok tengah. The Wolves —begitu mereka melabelkan diri saat bertiga— sudah lengkap. "I'm coming, sobat fasikku! Tumbenan ini Ocha bisa gabung, apa cerita?"

"Lagi mangkir jadi pacar salihah. Jangan kaget lo kalau sebentar lagi dia kembali mengguncang dunia persilatan." Lirik Andara mengode Natha.

Natha yang dengan mudah menangkap maksud Andara langsung menepuk jidat. "Gawat! Tebalin muka lagi nih gue kayaknya buat ngurusin cewek yang kalau lagi mabok nyipokin semua cowok."

Menyadari kelakuannya yang setiap mabuk selalu menyusahkan, Rossa coba membela diri. "Jangan takabur Anda-Anda sekalian. Tuhan maha membolak-balik keadaan."

"Membolak-balik hati, keleus."

"Udah nggak usah bawel, ya, Chu. Hari ini tokoh utamanya Andara dan rencana untuk Buana. Apaan kira-kira? Gatal banget tangan gue pengin nabokin, nih."

"Ntar ajalah," potong Andara. "Melakukan sesuatu dengan terburu-buru kemungkinan gagalnya bakal lebih besar. Strategi mesti kuat, dong, kayak bukan anak muda."

Baik Natha maupun Rossa tersenyum. Natha dapat melihat kedipan mata Rossa dari kaca tengah mobil. Mereka sama-sama mengerti kalau Andara berusaha menutupi perasaan sedihnya. Bertahun-tahun mengenal cewek rebel itu dalam segala kesempatan, biasanya Andara tidak mudah terluka.

"Kita mau ke mana?" tanya Natha.

"Penumpang duduk cantik aja. Biar Mbak Serik yang atur." Mbak Serik yang dimaksud Rossa adalah dirinya. Serik adalah plesetan dari serigala. Rossa selalu bilang kalau kawanan perempuan dengan serigala tidak ada bedanya; berkelompok, saling melindungi dan berbahaya. Kelompok perempuan juga akan saling membantu satu sama lain, bersama-sama melawan musuhnya, menyerang pengganggunya dengan kejam. Oleh karena itu, Rossa mengikrarkan mereka adalah The Wolves.

Setelah beberapa saat, Rossa menghentikan mobilnya di sebuah kafe yang tidak ramai pengunjung. Kawasan kafe berada di daerah perkantoran dan rumah sakit. Ketika duduk, Rossa langsung memesankan tiga buah tenderloin steak kepada pelayan, dan segera mengutarakan niatnya saat pelayan pergi. "Gue punya rencana."

Tangan lentiknya cekatan mengetik sesuatu di iPhone dan tak lama perangkat elektronik terbaru itu berbunyi. Rossa berdeham sebentar sebelum mengangkat telepon. Suaranya berubah parau ketika menjawab panggilan. "Halo..."

Melalui gerakan tangan, Rossa meminta Natha dan Andara jangan mengeluarkan suara, membuat mereka berdua menebak apa yang direncanakan serigala betina itu.

"Yang, aku hamil."

1
HaniHiko
Nemu lagi karya yg bagus senengnya pake bnget..tulisanmu keren Thor👍
Me mbaca
ikut mewek aku kak...hiks...
Me mbaca
wah kereeen ini novelnya
Me mbaca
wah kereeen ini novelnya
Imas Karmasih
mampir thor kayanya seru
Dialodila
weyyy gue nangisss iniiii, nyesek bangetttt😭😭😭
Ninik Roichanah
Benar benar manusia berbulu srigala si ocha iki
Arin Minty
Bagus bgt novelny...Semua tokohny bikin emosi ...😘
Rossana Ardian
Kapan ya ini dibukukan. Udah lama aku baca ini sampe tamat, mau baca ulang lagi.
Pocut
Ga jelas bgt si buana ni
Pocut
Naga2nya kim mulai naksir nih
Risma Wati
sumpah ini cerita bagus bangeeeeeettttt,sayang yg like sedikit yaa,tetep semangat buat authornya..di tunggu cerita2 laennya💪💪💪
miarty ayus
jujur aku ngos-ngosan banget baca ini. kerasa banget drama kehidupan sis Ara, sampai ga bisa baca banyak bab sekaligus (ada untungnya jg baca Andara telat, jadi udah selesai ditulis hehehe). tapi seperti tulisan2mu yang lain (Sabda dan Hablur), aku puassss banget bacanya. seru, cerdas, alurnya ga bisa ketebak.
keep on writing yaaa.. pasti bisa jadi one of the best Indonesian author deh, yaqiinn.. thank you for sharing this roller coaster story of Andara, Buana dan Kin :)
nadyasiaulia: Ih, sister. Bisaaaa ajuaaah. Hahahaha.
Makasih ya, sis. Komenmu menguatkan aku yang mager mengetik ini.

love love,

Si Tukang Roller Coaster
total 1 replies
Nurul Hidayah Msi Mencirim
aku suka cerita nya Thor ,tp ntah kenapa aku msh gak terima klu buana mati Thor,walaupun aku suka Andara jd sama kin.
Asti Anastasia
kin sama Rosa??? huekkkk
Asti Anastasia
q gak pernah ngebayangin Buana "pergi"
Asti Anastasia
di part ini q menangis...q seperti ikut merasakan apa yg Andara rasakan🥺🥺😭😭
🐝 Kim Jihan 🦋
novel terkeren dan ter the besttt 😘😘😘😘🥰🥰🥰🤩🤩🤩😍😍😍💜💜💜💜💐💐💐💐🤗🤗🤗
🐝 Kim Jihan 🦋
woww 17 tahun ba ciptain cerita begini.. sini dekk duduk sama Tante.. ehh mba aja dehh kuy kita ngopi dimana gt secara kita sama2 org Medan gt dek 🥰🤩
nadyasiaulia: Ampooon, Tante. Wkwkwkwk. Boong kok saya, boong. 🥺🙏
total 1 replies
🐝 Kim Jihan 🦋
ya lord pendakian ku hanya sampai dsini 😭 GK rela bgt udh end walau aku blm baca epilognya 😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!