NovelToon NovelToon
Gadis Tiga Karakter

Gadis Tiga Karakter

Status: tamat
Genre:Petualangan / Contest / Cintapertama / Time Travel / Identitas Tersembunyi / Fantasi Wanita / Chicklit / Tamat
Popularitas:685.9k
Nilai: 5
Nama Author: Yuli kiranawati

Gadis Tiga Karakter ini adalah novel kedua.
Perjalanan seorang gadis yang menagih janji orang yang membunuh orang tuanya.
Rani nama gadis itu.

Dalam usahanya dibantu Kakak dan Orang tua angkatnya.Yang mengharuskannya tidak menjadi dirinya sendiri.

Si Culun,gadis bertopeng dan si cantik
Itulah karakter yang harus dijalaninya.

Ada kisah cinta yang tak terbalas,cinta yang butuh kepastian dan ada misteri serta rahasia yang harus diungkapkan.

Full action dalam menghadapi lawannya.

Yuk ikuti ceritanya.,😉

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuli kiranawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sampai di Tujuan

Iya, baiklah akan kami tunggu." kata Paman Sidiq sembari mengulas senyumnya.

Kemudian Satpam itu membalikkan badannya meniju ke pos penjagaan, untuk menelfon seseorang. Setelah selesai Satpam itu membuka pintu pagar rumah, dan memberi tanda pada paman Sidiq untuk segera masuk.

Paman Sidiq yang mengerti maksud dari satpam itu, segera melajukan mobilnya masuk ke rumah mewah itu secara perlahan-lahan.

"Wah, rumahnya seperti istana paman! pantas saja Kak Radit betah disini!" seru Rani yang terus menebarkan pandangannya.

"Iya, siapa sih yang nggak betah dengan suasana di rumah ini? Mana ayah dan ibu angkat Raditya itu sangat baik dan royal juga!" balas Paman Sidiq yang sibuk memarkirkan mobilnya.

Rani menganggukkan kepalanya tanda membenarkan ucapan paman Sidiq dan masih sibuk juga melihat taman yang begitu luas dengan air mancur ditengahnya dan bermacam-macam bunga disekitarnya yang sedang menguncup, karena hari sudah malam..

"Kita sudah sampai,ayo turun!" ajak Paman Sidiq pada saat mobil sudah berhenti dan dia melepaskan sabuk pengamannya.

Rani pun mengikuti dengan melepaskan juga sabuk pengaman dan kemudian keluar dari mobil yang tadi dikemudikan oleh pamannya..

Mereka melangkahkan kaki menuju ke teras rumah, dan ternyata kedatangan mereka disambut oleh seorang wanita paruh baya dan dua orang pembantunya.

"Tuan Sidiq ya?" tanya wanita itu yang segera menyalami Paman Sidiq.

"Benar, apakah anda Nyonya Lani ya?" Paman Sidiq balik bertanya dan membalas menyalami nyonya Sidiq.

"Iya" jawab nyonya Lani sembari tersenyum dan kemudian melepaskan jabatan tangannya.

"Ini Rani ya? Ah, sudah besar sekarang?" sambung tanya nyonya Lani dan yang langsung memeluk Rani.

"Eh..iya Tante" jawab Rani dan merasakan kehangatan pelukan seorang ibu yang telah lama didambakannya.

"Panggil mama ya Nak? kamu kan adiknya Radit jadi anakku juga." kata nyonya Lani sambil mencium kening Rani.

Gadis itu meneteskan air matanya, ada getaran kerinduannya pada sesosok seorang ibu yang telah lama dia dambakan.

"Kenapa nangis nak? kamu tidak suka ya jika mama memeluk kamu?" tanya Nyonya Lani pada saat mengetahui kalau Rani sedang menangis.

"Rani jadi ingat Ibu tan..eh Mama." jawab Rani yang masih terisak dan kemudian menyeka air matanya.

"Oh jadi begitu. Sudahlah sekarang anggap saja mama seperti ibu kandung kamu yang sudah tiada. Ayo masuk! Biar para pembantu yang membawakan tasnya Rani." kata nyonya Lani yang memberi isyarat pada kedua pembantunya.

"Bawa tasnya Rani ke kamar sebelahnya kamar Radit. Dan antarkan Tuan Sidiq ke kamar tamu!" perintah nyonya Lani yang menyuruh dua pembantunya untuk melaksanakan perintahnya,

"Baik nyonya!" jawab salah satu pembantu itu yang segera memegang tas milik Rani dan yang satunya mengajak paman Sidiq untuk masuk ke rumah dan melangkahkan kaki menuju ke kamar tamu.

"Mari tuan dan Rani, kalau mau istirahat biar diantar ke kamar sama para bibi." lanjut nyonya Lani.

"Baik ma, Rani juga sudah gerah mau mandi dulu" kata Rani.

"Iya sayang, kamu masuk ke kamar kamu saja, di tiap kamar sudah ada kamar mandinya. Nanti setelah mandi kamu ke ruang makan ya. Tuan Sidiq juga, kita makan sama-sama." pinta nyonya Lani.

"Iya Ma" jawab Rani sambil melepaskan pegangan tangan nyonya Lani dan nyonya Lani mengecup kening Rani lagi.

Rani bergegas mengikuti pembantu yang ditunjuk oleh Mama Lani, yaitu ke lantai atas di samping kamar kakaknya.

"Silahkan masuk Nona" kata pembantu itu saat membuka pintu kamar.

"Iya." jawab Rani yang segera masuk ke ruangan yang ada tempat tidur yang cukup luas dan juga sejuk karena ada Air Conditioner ya.

"Nona kamar mandinya sebelah sana, kalau butuh sesuatu bisa tekan tombol ini ya Nona dan Nona bisa bicara apa yang Nona inginkan, maka kami akan mempersiapkan." kata pembantu itu seraya pamit dari Rani.

"Iya Bi" kata Rani yang masih melihat-lihat sekeliling kamar.

"Kamar ini luasnya lima kali kamarku di lereng gunung,dan kasurnya empuk sekali" batin Rani yang menjatuhkan tubuhnya diatas tempat tidur yang sangat empuk itu sambil tersenyum bahagia.

Setelah dirasa cukup, Rani segera mengambil handuk dan baju ganti. Rani pun menuju kamar mandi untuk melaksanakan ritual membersihkan dirinya.

Beberapa menit kemudian Rani selesai mandi dan mengganti pakaiannya, kemudian dia menata pakaiannya ke dalam lemari pakaian yang sudah tersedia, dan dilanjutkaan berhias diri.

Kemudian Rani keluar kamar dan melangkahkan kakinya menuruni tangga, lanjut melangkahkan b ke ruang makan.

Sesampainya di ruang makan ternyata nyonya Lani dan Paman Sidiq sudah berada di ruang makan.

"Mari Nak makan, ambil sesukamu" kata nyonya Lani yang mengajak Rani untuk makan sambil menyodorkan piring ke arah Rani.

"Terima kasih Ma." ucap Rani yang menerima piring dari nyonya Lani, kemudian gadis itu melihat hidangan yang ada diatas meja.

'Wah, mewah sekali ini! makanan yang sangat aku impikan, seafood! Aku tak pernah makan-makanan seafood seperti ini selama di lereng gunung!" gumam Rani dalam hati yang terlihat kedua matanya berbinar-binar.

Memang benar apa yang dikatakan oleh Rani, kalau selama di lereng gunung dia tidak pernah makan makanan laut. Selain letaknya yang berada di daerah pegunungan, harga ikan laut yang mahal jika sampai di sana.

Rani segera mengambil nasi berikut lauk-pauknya dan juga minuman yang tadi sudah dituangkan oleh salah satu pembantu di rumah itu.

Saat sedang asyik makan, tiba-tiba ada yang membunyikan bel pintu rumah.

"Ting...tong...!"

"Bi, ada yang datang! Coba buka pintu dan lihat siapa yang datang!" seru nyonya Lani.

"Baik nyonya!" jawab salah satu pelayan dirumah itu dan dia segera melangkahkan kaki menuju ke pintu utama rumah mewah itu.

Tak berapa lama datanglah sesosok laki-laki yang tampan dan gagah perkasa, menghampiri mereka yang sedang makan malam bersama.

"Malam semuanya! wah, ada tamu istimewa nih!" seru laki-laki yang baru datang itu.

"Kak Radit! pingin meluk tapi tanganku kotor!" seru Rani sambil menunjukan tangannya yang habis memegang kepiting.

Dia menahan rasa kangen yang tak terbendung lagi.

"Adik kesayangan kakak sudah gede, rupanya!" seru Radit sambil mencium kening Rani.

"Kamu tak menyapaku Dit!" seru paman Sidiq yang protes.

"He...he..he...! Ma'af paman, apa kabarnya paman?" tanya Raditya yang menyapa paman Sidiq seraya menangkupkan kedua kelopak tangannya di depan dadanya.

"Ya kamu lihat sendiri kan? masih sehat dan bisa mengantarkan Rani kemari! Ha....ha..ha...!" jawab paman Sidiq sambil tertawa. Raditya pun mengulas senyumnya.

"Ayo Dit sekalian makan malam sama-sama." ajak nyonya Lani.

"Iya Ma, Radit cuci tangan dulu." balas Radit sambil melangkahkan kakinya menuju wastafel.

"Paman, apa kabarnya dengan kakek di lereng gunung?" tanya Radit pada Paman Sidiq saat mengambil piring dan duduk di kursi meja makan.

"Kakek, baik-baik saja. Ya namanya sudah tua, jadi sering sakit-sakitan." jawab Paman Sidiq yang mengulas senyumnya.

...~¥~...

...Mohon dukungannya dan terima kasih telah memberikan Like/komentar/rate 5/gift maupun votenya untuk novel Gadis Tiga Karakter ini....

...Semoga sehat selalu dan dalam Lindungan Allah Subhana Wa Ta'alla....

...Aamiin Ya Robbal Alaamiin....

...Terima kasih...

...Bersambung...

1
ani purwanti
susah kali baca namanya... emang ni cerita di negara mana thorr
Elisabeth Ratna Susanti
suka 😍
Elisabeth Ratna Susanti
top 👍
Elisabeth Ratna Susanti
like😍
Elisabeth Ratna Susanti
suka 😍
Kardi Kardi
like my home. amin ya ALLAH
Kardi Kardi
cemonnn. mangannnn
Kardi Kardi: mangan sink waregggg
total 1 replies
Kardi Kardi
good job girlll
Kardi Kardi: ayo ran kuras isi dompet penjahat untuk makannn. heeee
total 1 replies
Kardi Kardi
never give uppp
Kardi Kardi: yeach, stay always spirit
total 1 replies
Elisabeth Ratna Susanti
top 👍
Kardi Kardi
berkahhhh. amin ya ALLAHHHHH
Kardi Kardi: qobulll
total 1 replies
Elisabeth Ratna Susanti
mampir 👍
Elisabeth Ratna Susanti
suka 😍
Elisabeth Ratna Susanti
waduh, kok, nggak direstui?
Elisabeth Ratna Susanti
wahh, seru nih yuk lanjut 👍
Elisabeth Ratna Susanti
keren banget 😍
Elisabeth Ratna Susanti
mampir lagi di karya keren ini 😍👍
Elisabeth Ratna Susanti
semangat 😍
Elisabeth Ratna Susanti
wah, Kitty 😍
Elisabeth Ratna Susanti
mantap banget 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!