Aqmal Dan Gundu Ajaib

Sore luruh menyambut senja, ketika mereka meninggalkan sekolah SMA Citra Mahardika itu. Lisa akhirnya mau pulang bersama para pengawal nya, begitu pun dengan Aqmal, Eman, Samsul, dan kedua hadir sahabat Lisa.

Aqmal tidak melewati rumah nya, hanya beberapa saat setelah masuk pertigaan kerumah nya, sambil menjalankan motor nya, dia membuka pintu portal ke Dunia dimensi Galatian, dan tiba di depan Istana kecil milik Leona.

Gadis itu berdiri di depan pintu, menatap kearah motor Aqmal yang bergerak memasuki halaman istana kecil itu.

Tidak ada raut wajah cemberut yang terjadi di wajah gadis cantik jelita ini, meskipun dia menangkap bau gadis lain di tubuh Aqmal. Senyum ramah nya tetap hadir untuk menyambut Aqmal.

"Mandilah dulu Mal, baru kita makan, wajah mu terlihat sangat cape, maaf bila masakan ku sudah agak dingin, aku memasak nya sedari tengah hari, kupikir kau pulang tadi, tetapi ternyata kau tidak pulang, mungkin hari pertama masuk sekolah, banyak yang harus di kerjakan!" ucap Leona ramah sembari menyiapkan handuk dan pakaian ganti buat pemuda itu.

Sambil mandi, perasaan Aqmal jadi merasa sangat bersalah kepada gadis cantik jelita ini, dia merasa telah berkhianat pada gadis yang baik ini, meskipun kata kata cinta itu belum pernah terucap dari bibir kedua nya.

Setelah mandi dan makan, Aqmal mengajak Leona duduk duduk di teras istana kecil sambil menikmati senja yang luruh.

"Wajah mu nampak kuyu Mal, ada sesuatu yang meresahkan pikiran mu?" tanya Leona lembut.

"Leona!, aku mau cerita kepada mu, tetapi aku tidak tahu harus mulai dari mana, aku merasa sangat bersalah kepada mu, maafkan aku Leona!" ucap Aqmal kebingungan.

Leona menggenggam erat tangan pemuda itu.

"Mal!, di tempat asal ku, seorang kultivator sudah lumrah memiliki istri lebih dari dua, ada yang delapan, bahkan ada yang hingga seratus orang, semua itu sudah biasa, yang penting bisa bersikap dan berlaku adil pada semua istri nya, ada juga yang hanya memiliki satu orang istri, namun punya seratus selir, bahkan ribuan gundik, jadi jangan jadikan kegundahan di hati mu, di dunia ini aku hanya punya kau seorang, status kita sama, sama sama tidak punya ayah dan ibu lagi, hanya kau yang ku miliki saat ini!" kata Leona sambil menggenggam jari tangan Aqmal erat.

"Ya Leona, akupun sama seperti mu, jangankan kedua orang tua ku, kerabat saja aku tidak punya, aku sering iri melihat orang punya kakek nenek, bibi paman, eh aku tidak punya seorang pun, bahkan sejak usia ku masih sangat muda, saat masih perlu bimbingan kedua orang tua ku, mereka sudah mendahului ku pergi, di usia yang masih dua belas tahun, aku terpaksa harus berjuang seorang diri untuk menghidupi diri ku sendiri, sedih memang, tetapi hidup terus berjalan, tak ada waktu ku untuk meratap dan mengeluh, disaat saat pencak penderitaan ku, aku sering memikirkan ingin ikut ayah ibu ku saja, dihina, di caci maki dan di rendahkan aku sudah biasa, kuping ku sudah kebal Leona, aku sangat bersyukur Tuhan mengirimkan diri mu untuk menemani ku yang hina ini, selama nya kau adalah wanita nomor satu setelah ibu ku Leona, kau wanita pertama yang kukenal sesudah ibu, percayalah kedudukan mu begitu agung Dimata dan hati ku!" ucap Aqmal dengan mata berkaca kaca menahan kesedihan hati nya.

Leona menatap mata pemuda tampan yang sejak pertama kali dikenal nya, hati nya sudah tersangkut pada nya. Tanpa ragu ragu, Leona memeluk tubuh pemuda ini erat erat.

"Menangislah bila itu perlu wahai laki laki ku, bila air mata bisa meredakan sedikit nyeri nya beban penderitaan hidup mu, maka menangislah, dulu kukira hidup ku yang paling malang, ternyata kau jauh lebih sakit dari beban yang ku pikul, biarkan beban hidup ku dan hidup mu kita pikul bersama sama, kita bagi nyeri nya luka ini bersama sama!" isak tangis Leona pecah bersama luruh nya air mata Aqmal. Dua anak manusia berbeda asal usul ini saling berbagi kesedihan.

Teman dalam kesenangan hanya sementara, itu bersifat semu dan penuh kepura puraan, dan bukan lah seorang sahabat sejati, hanya sahabat sejati lah yang rela berbagi derita dan air mata bersama sama. Seperti satu tubuh, kaki yang terluka, mulut yang mengeluh, mata yang menangis meneteskan air mata, lalu sekujur tubuh merasakan juga sakit nya. Itulah perumpamaan seorang sahabat. Apa bila kau sudah menemukan seorang sahabat, maka genggam erat erat, jangan lepaskan dia, sesungguh nya sahabat sejati itu langka, maka jangan sia sia kan. Sekali sahabat sejati itu pergi menjauhi diri mu, maka selama nya tak akan kau temukan lagi orang yang seperti nya.

Setelah merasa cukup saling ber tangis tangisan berdua, Aqmal menceritakan hubungan nya dengan Elisabet (Lisa) murid kelas sebelas yang bergelar bunga kecantikan sekolah SMA Citra Mahardika yang awal nya berjalan tanpa rasa apapun, kini Aqmal tersudut pada satu pilihan tersulit di dalam hidup nya. Memilih bersama Lisa yang berarti dia pasti akan di perhinakan oleh keluarga konglomerat itu, memilih menjauhi Lisa, bisa bisa berakibat gadis itu bunuh diri sesuai dengan ancaman nya.

"Boleh Leona kasih saran pada Aqmal?" tanya gadis itu menatap kearah Aqmal dengan perasaan kasihan.

"Leona bagian dari hidup ku, kalau Leona minta Aqmal untuk menjauhi Lisa, akan Aqmal lakukan, asal Leona jangan pergi menjauhi Aqmal, Aqmal hanya punya Leona seorang!" tutur Aqmal jujur.

Leona kembali memeluk tubuh kekar pemuda tampan itu "ah laki laki ku yang sangat tampan, Leona sangat menghargai keputusan mu itu, tetapi Leona tidak menyarankan kau meninggalkan nya, jadilah laki laki sejati yang menjadi pelindung para wanita, jalani cerita hidup kita ini seadanya, sesuai garis takdir kita, ikuti saja arus takdir itu membawa kita kemana, jangan berusaha menentang arus takdir itu, kita akan hancur bila berusaha menentang arus nya, sekuat apapun kita berusaha, arus takdir tidak mungkin besar berubah justru hati akan terasa sakit, coba kau ikuti arus takdir itu dengan hati ikhlas, pasti terasa lapang dan ringan, betapapun takdir itu menyakitkan, kau mengerti kan maksud Leona?" tanya gadis itu sambil menyatukan dahi nya dan dahi Aqmal.

"Aku harus menerima dan menjalani nya?" tanya Aqmal.

Leona menggosokkan pucuk hidung nya dengan pucuk hidung Aqmal, "iya!, belajarlah mulai sekarang menjadi pria dewasa yang bertanggung jawab wahai laki-laki ku, kau pemimpin ku, dan siapa tahu takdir membawa mu kepuncak kekuatan, dimana kau harus memiliki banyak wanita, atau kami akan mati melayani mu, seorang kultivator, semakin tinggi tingkatan nya, semakin besar kekuatan nya, bila awal nya bisa dilayani dua orang wanita, maka dua tidak akan mampu lagi melayani nya, atau kami akan mati karena nya, kau mengerti sekarang?, kenapa para kultivator itu nyaris semua nya memiliki banyak wanita?" ujar nya.

"Adalagi Leona, ada yang meresahkan hati ku!" kata Aqmal lalu menceritakan semua yang diketahui nya dari paman Arun tadi.

Untuk beberapa saat, Leona terdiam membisu, tindakan leluhur nya, hingga terakhir ayahanda nya yang berambisi ingin menguasai seluruh planet Golobus itu ternyata menyengsarakan banyak orang, tidak terhitung kerugian harta dan nyawa hanya demi ambisi tak berharga. Beratus ratus bahkan nyaris seribu tahun bangsa nya, yaitu bangsa Armesia berperang melawan bangsa Dragmendor, namun tidak menghasilkan apa apa, hanya kehancuran sebuah Dunia saja.

"Mal!, di dunia ku yang bernama planet Golobus itu, terjadi perang besar selama seribu tahun, yang di cetuskan oleh leluhur bangsa ku, yaitu bangsa Armesia melawan leluhur bangsa Dragmendor atau Klan darah Naga sejati, dunia ku itu menjadi porak poranda, hingga bangsa bangsa kecil, memilih pergi dari planet itu mencari kehidupan di planet lainnya, mungkin sebagian dari mereka terdampar di Planet Bumi ini serta hidup berbaur dengan masyarakat Bumi ini, mungkin merekalah cikal bakal manusia kultivator di Bumi ini, dan termasuk diri mu mungkin!" kata Leona mengakhiri kisah nya.

"Menurut ku, cerita mu itulah yang lebih masuk akal tentang muncul nya manusia ber genetika kultivator di Bumi yang diperuntukan bukan untuk para kultivator ini, lalu bagai mana dengan tehnik menutupi tingkat kultivasi kita agar tidak bisa dibaca oleh siapapun juga?" tanya Aqmal antusias.

"Itu memang ada Mal, tetapi bukan ilmu yang bisa di pelajari atau di ajarkan, itu semacam ilmu yang di berikan oleh seseorang, di Dunia ku dahulu, ada satu Klan kecil yang memiliki kepandaian itu, mereka secara turun temurun memiliki kepandaian untuk menutupi tingkat kultivasi nya sekehendak hati, namun unik nya ilmu itu tidak bisa di pelajari, hanya bisa di lakukan lewat transfer ilmu saja, karena itu asal nya dari kelainan genetika kultivator, sebagai seorang putri Kaisar dan juga Jendra muda, aku bisa melakukan itu, tetapi tidak bisa mengajarkan nya kepada mu, sudah ku coba berpuluh puluh kali sewaktu di planet Golobus dahulu, tetapi tidak ada hasil nya, hanya bisa diberikan oleh pewaris genetika itu kepada orang lain, kalau nenek itu benar benar ada, carilah dia, dengan ilmu itu, kau bisa menyatu dengan manusia biasa secara mudah tanpa takut diketahui lagi, carilah Mal, aku mendukung mu!" kata Leona tempat ragu ragu.

Kini setelah mendapat pencerahan dan dukungan penuh dari Leona, wajah Aqmal kembali berseri seri lagi.

...****************...