NovelToon NovelToon
Touch Me!

Touch Me!

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Contest
Popularitas:29.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: dewi wahyuningsih

Sebuah rasa cemburu, membuatku melakukan hal yang paling gila. Aku nekat meniduri seorang pria yang sedang koma.

Tahun berlalu dan kini, ada sosok kecil yang membuatku hidup dalam kebahagian. Hingga suatu hari, sosok kecil yang tak lain adalah anakku dan pria yang koma waktu itu, membawaku kembali.

Kembali ke kehidupanku yang dulu. Tempat dimana, aku akan memulai kisah yang baru dari lingkungan yang sama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi wahyuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pesta Ulang Tahun

" Ibu, aku terus saja memikirkan perkataan Bibi Devi." Ucap Nathan yang sembari menatap Ibunya yang sedang bersiap untuk melamar pekerjaan.

Vanya hanya tersenyum memandang Nathan dari pantulan cermin.

" Ibu, apakah mungkin,

Vanya memutar tubuhnya sebelum Nathan mengatakan hal yang tidak mungkin. " Tidak mungkin. Apa kau tahu? banyak orang yang mirip di dunia ini. Apa kau pernah melihat acara di TV yang memperlihatkan banyak orang mirip dengan idolanya? apa kau tidak belajar dari itu?

" Aku tidak pernah menonton TV. " Nathan membuang wajah. Lagi-lagi dia kehilangan kontrol. Padahal kan sudah berjanji pada Ibunya. Ada rasa bersalah setelah mengatakan hal itu.

Vanya berjalan mendekati Nathan yang masih terduduk ditempat tidur. Memeluknya penuh kasih dan membelai rambutnya. " Maaf Nathan kecilku. Ibu tidak bermaksut begitu. Hanya saja, jika kita membiarkan harapan palsu tumbuh dihati, lama-lama akan menjadi bumerang. Dan rasa sakitnya akan terasa amat pedih saat kau menyadari kenyataannya.

Nathan membalas pelukan dari Ibunya. " Maaf Ibu. Aku tidak akan lagi membiarkan hatiku memiliki harapan yang palsu.

Vanya mengangguk dengan wajah sedih. Memang benar ini salahnya. Tapi dia juga bersyukur. Karena kesalahan yang ia lakukan, kini ada sosok Nathan kecil di hidupnya. Kebahagian yang mengalir seiring berjalannya waktu semakin terasa begitu lengkap dengan adanya Nathan kecil. Jadi, meskipun Vanya tahu jika ia memiliki kesalahan di masa lalu, tak ada penyesalan yang begitu mendalam dihatinya.

***

" Huh....! ternyata melelahkan juga. Apartemen cukup jauh dari sini. Aku harus mengantri Bus dan berjalan kaki dari halte. Argh!! kaki ku pegal. " Gerutu Vanya yang sedang berdiri sejenak di pinggir jalan sembari menunggu lampu merah untuk menyebrang. Vanya tersenyum senang saat melihat mini cafe ada disebelah gedung perkantoran. Akhirnya, bisa membuang sedikit lelahnya dengan menyeruput coffee latte favoritnya.

Vanya duduk disebuah kursi di bagian pojok ruangan setelah memesan minumannya. Matanya sibuk menatap layar ponsel yang ada di tangannya. Begitu fokusnya dengan ponsel, Vanya hingga tak menyadari jika ada beberapa gadis yang mulai berbisik. ' Lihat dia tampan dan tubuhnya bagus sekali. ' Iya benar-benar. ' Kira-kira, apakah dia seorang aktor?' Lama kelamaan, Vanya mulai terganggu dengan hebohnya para gadis yang sedang berbisik ria itu. Sekilas Vanya mendengarkan apa yang sedang para gadis bicarakan. Vanya mencari sosok yang mereka maksut. Nampak seorang pria bertubuh tinggi dengan balutan jas hitam. Vanya hanya bisa melihat sosok itu dari bagian belakang lalu kembali fokus dengan ponselnya.

" Vanya. " Panggil Pelayan mini cafe itu. Pertanda jika minuman yang dipesan Vanya sudah siap.

Vanya berjalan dengan senyum diwajahnya. Dia hanya membayangkan betapa nikmatnya menyeruput coffee latte saat ini. " Baik. Terimakasih.

' Bruk......!

" Aduh maaf. " Vanya mendesah lega setelah melihat minumannya tidak tumpah. Tapi, dia hanya bisa meringis pilu saat melihat minuman dari pria yang sedang digosipkan itu tumpah dan mengenai jas nya.

" Maaf Tuan. Saya minta maaf. Pria itu hanya terdiam tanpa kata.

Eh? orang ini marah atau apa? kenapa diam saja? mulutku sudah mau keram karena meminta maaf. Dasar orang kaya. Pasti akan memaki. Ini sudah biasa dilakukan oleh orang kaya. Lagi pula, jas yang ia kenakan adalah jas yang super mahal. Baiklah. Cukup bernyanyi dalam hati agar tidak perlu mendengarkan ocehan pria berkaca mata hitam ini.

" Tuan, apa anda baik-baik saja? " Vanya mendongakkan pandanganya. Menatap pria berkaca mata hitam yang ia tumpahkan minumannya. Terpaksa sudah Vanya kembali bertanya. Kakinya sudah hampir tidak kuat terus berdiri menunggu respon pria itu batinnya.

" Iya. Tidak apa-apa. " Setelah mengucapkan kata-kata itu, Pria bertubuh tinggi besar dan berkaca mata hitam itu langsung berlalu begitu saja.

Vanya menatapnya dengan tatapan bingung.

" Dia itu bodoh atau apa? kalau aku yang jadi dia, aku pasti sudah memaki sampai lidahku kejang. Sayang sekali, aku hanyalah rakyat jelata yang bagaikan kulit kuaci tinggal buang. " Vanya kembali ke tempat duduk yang tadi setelah melihat jam ditangannya. Masih tersisa tiga puluh menit batinnya.

Dua hari kemudian, Vanya dihubungi bahwa dia lulus uji seleksi. Vanya menghubungi Devi untuk memberi tahu kabar baiknya.

' Vanya. Kau menghubungiku tepat waktu.

' Apa itu tandanya kita berjodoh?

' Jodoh kepalamu! meskipun aku jomblo menahun, aku tidak mau menyimpang.

' Hahaha. Aku ingin memberi tahu. Aku sudah lulus uji seleksi. Tiga hari lagi aku akan datang untuk menandatangani kontraknya.

' Itu bagus. Bagus sekali. Aku bahagia untukmu. Tapi, kau melupakan sesuatu.

' Apa?

' Kau benar-benar sahabat terlaknat! hari ini adalah hari ulang tahunku.

' Ah, iya. Hahaha. Selamat ulang tahun. Semoga masa jomblo mu akan segera berakhir.

' Diam! jangan lupa mendoakan dirimu sendiri.

' Cih! Terserah kau saja.

' Dengar, kau harus datang untuk ikut merayakannya. Anggap saja ini juga perayaan untukmu. Jika kau tidak datang, aku akan mengutuk mu menjadi lalat hijau.

' Heh! baiklah. Beritahu aku alamatnya.

' Ok. Akan ku kirim melalui pesan. By. Sampai jumpa nanti malam.

Vanya tersenyum sembari menutup sambungan teleponnya. Rasanya, ada sebuah kebahagiaan yang ia lewati. Bercanda bersama teman dan bergaul dengan kampusnya dulu. Meski ada sedikit rasa itu, Vanya tak pernah menyesalinya. Yang paling penting adalah dia memiliki Nathan dalam hidupnya.

" Ibu akan pergi? " Tanya Nathan yang tak sengaja mendengar percakapan ibunya.

" Iya. Apa kau keberatan jika Ibu pergi?

" Tidak. Tidak sama sekali. pergilah bu. " Nathan tersenyum melihat Ibunya yang juga terlihat bahagia. Nathan merasa ada baiknya mereka kembali ke negara asal. Selama tinggal diluar negeri, Ibunya hanya menghabiskan waktu di tempat dia bekerja dan sisa waktunya dia habiskan bersama dirinya. Tidak masalah membuat Ibunya bergaul dengan teman-temannya agar ia cepat melupakan masa lalu pahitnya. Batin Nathan.

Beberapa saat kemudian. Vanya bersiap untuk pergi. Lagi-lagi, Vanya memastikan kompor di dapur sudah dalam keadaan mati. Kran air, aliran listrik, memastikan sambungan telepon apartemennya lalu kembali mengecek ponsel Putranya yang tadi sudah ia isi penuh baterainya. " Dengar Nathan kecilku. Jangan matikan sinyal GPS mu. Jika ponselmu tidak berfungsi, gunakan IMO mu. Kau tahu harus menghubungi siapa kan jika terjadi sesuatu?

Nathan mendesah sebal. " Aku tahu Ibu. Tentu saja menghubungi Ibu dan Satu sembilan sembilan. Pergilah bu. Ibu hanya akan merayakan ulang tahun Bibi Devi kan? kenapa tingkah Ibu seperti ingin mengembara ke planet Pluto? aku sudah cukup besar. Aku bisa menjaga diriku sendiri.

Sesampainya di sebuah Club malam. Devi sudah menyambut Vanya dan mengajaknya bergabung. Devi juga memaksa Vanya untuk menenggak segelas alkohol sebagai hadiah ulang tahun dari Vanya. Hanya bisa mengikutinya meskipun Vanya tidak pernah meminum alkohol sebelumnya.

Setelah beberapa saat. Vanya merasa kepalanya pusing dan memutuskan untuk ke toilet sebentar. Pusing di kepalanya membuat langkah kakinya lunglai dan beberapa kali hampir terjatuh. Sepertinya, dia benar-benar mabuk.

Vanya menajamkan mata saat melihat ada seorang pria yang terlihat gagah di bagian depan dan dua orang di bagian belakang disamping kanan dan kiri pria itu. Sial! sungguh sial batinnya. Matanya sangat buram benar-benar tidak bisa melihat dengan jelas. Tapi Vanya bisa memastikan jika pria yang ada dihadapannya dan sedang berjalan berlawanan arah dengannya pasti pria yang tampan.

Tiba-tiba tubuh Vanya terhuyung begitu saja.

'Grep! pria itu menahan tubuh Vanya sebelum jatuh Kelantai.

Vanya mengerjapkan matanya beberapa kali saat melihat dari dekat wajah pria yang sedang menahan tubuhnya lalu menyentuh wajah pria itu.

" Kenapa kau mirip Nathan ku? kau tidak berhak memiliki wajah yang sama seperti Nathan. " Ucapannya terhenti karena Vanya akhirnya pingsan.

To Be Continued.

1
Ce Line
thor Poto emak bapaknya mana🤔🤔🤔
Ce Line
🤣🤣🤣
Ce Line
thornyal lucu deh😂😂😂
Metta Widyasmara
Luar biasa
𝕗𝕠𝕣𝕣𝕫𝕒𝟘𝟝𝟘𝟡
terlalu naif kamu lexi...
Muna Junaidi
😂😂😂😂
Miyagi Mitsui
sakit ya jadi vanya
Miyagi Mitsui
menarik
sherly
riweh terlalu banyak ngomong sendiri dlm hati
sherly
oh Nathan sweet banget sih
sherly
betul tu Nathan...
sherly
Luar biasa
sherly
hancurrr hahahahaha
sherly
Lexi cinta buta membuatmu selalu membantu Gaby padahal kalo Gaby jadian Ama nath kamu yg akan sakit..
sherly
kayaknya otak Lexi nih lagi digadaikan, nath itu tau kamu suka Ama Gaby, apakah kamu sanggup liat nath bermesraan dgn Gaby, kesel mana kamu liat Gaby dicuekin apa lg mesraan Ama nath... oh Lexi yg polos plus oon
sherly
kocak banget si Vanya nihlah
sherly
hahahahah lucu ya ibu dan anak nihlah
sherly
vanyaaaa kamu lucuuuuu deh
sherly
tau aja si Nathan kalo ibunya lagi nyari alasan
sherly
malang betul nasibmu Vanya....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!