NovelToon NovelToon
Obsesi Sang Ceo

Obsesi Sang Ceo

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Obsesi / Diam-Diam Cinta / Dark Romance
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Biebell

Camelia tidak pernah menyangka hidupnya akan berubah dalam satu malam.
Hanya karena hutang besar sang ayah, ia dipaksa menjadi “tebusan hidup” bagi Nerios—seorang CEO muda dingin, cerdas, namun menyimpan obsesi lama padanya sejak SMA.

Bagi Nerios, Camelia bukan sekadar gadis biasa. Ia adalah mimpi yang tak pernah bisa ia genggam, sosok yang terus menghantuinya hingga dewasa. Dan ketika kesempatan itu datang, Nerios tidak ragu menjadikannya milik pribadi, meski dengan cara yang paling kejam.

Namun, di balik dinding dingin kantor megah dan malam-malam penuh belenggu, hubungan mereka berubah. Camelia mulai mengenal sisi lain Nerios—sisi seorang pria yang rapuh, terikat masa lalu, dan perlahan membuat hatinya bimbang.

Apakah ini cinta… atau hanya obsesi yang akan menghancurkan mereka berdua?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Biebell, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26 — Meminta Izin

Beberapa hari kemudian, saat hari sabtu kembali datang, Camelia ingin pergi ke suatu tempat yang sudah lama tidak ia kunjungi. Tapi sebelum ke sana, tentu saja ia harus meminta izin pada Nerios. Jika Camelia tidak izin pada pria itu, maka masalah akan muncul kembali. Camelia tidak mau melihat sisi g*la Nerios lagi, itu menyeramkan dan melelahkan.

Pintu kamar dibuka oleh Camelia, lalu wanita itu menutupnya kembali ketika sudah berada diluar. Pertama-tama ia harus mencari keberadaan Nerios terlebih dahulu. Tujuan awalnya adalah kamar pria itu yang berada di sebelah kanan kamarnya, hanya berselang dua ruangan.

Tok!

Tok!

"Nerios, apa kau ada di dalam?" panggil Camelia sambil terus mengetuk pintu itu.

Camelia berdecak pelan saat pintu itu tidak kunjung dibuka, ia berpikir Nerios tidak ada di kamar, jadi ia mencoba ke ruang kerja pria itu yang ada di ujung ruangan bagian kanan.

Wanita itu melakukan hal yang sama seperti di depan kamar Nerios, tapi tetap tidak mendapatkan jawaban, itu membuatnya kesal bukan main.

"Ke mana sih dia?!" gerutu Camelia sambil menghentakkan kakinya penuh kekesalan.

Tubuhnya berbalik, matanya menatap ruangan di ujung sebelah kiri. Itu adalah tempat gym yang biasa dikunjungi oleh Nerios, dan itu harapan terakhir Camelia, karena setelahnya ia tidak tau Nerios pergi ke mana.

Begitu Camelia masuk ke dalam ruang gym, ia tidak melihat siapapun di sana. Hanya ada alat-alat yang sepertinya belum disentuh sama sekali.

Ia berdiam sebentar, memikirkan bagaimana cara menemukan pria itu. Haruskah dirinya menghubungi langsung? Atau menghubungi Rayhan?

Begitu mendapat jawaban, Camelia langsung bergegas turun ke lantai dasar. Mencari keberadaan Rani yang biasanya masih berada di dapur.

"Rani!" seru Camelia.

Gadis itu ternyata masih ada di sana sendirian, sepertinya dia baru selesai membereskan area dapur dan hendak pergi ke kamarnya.

Rani menoleh pada Camelia dengan senyum ramah. "Iya Nona? Ada yang bisa saya bantu?"

Camelia melangkah lebih dekat seraya menggeleng cepat. "Kau melihat Nerios tidak? Aku mencarinya di kamar, di ruang kerja, di tempat gym. Tapi dia tidak ada!" cerocosnya.

Gadis itu tertawa ringan mendengar ocehan Camelia. "Tuan ada di kolam renang sejak beberapa menit yang lalu."

Mendengar itu membuat wajah Camelia langsung berpaling menatap area kolam renang, pintu itu tidak tertutup rapat, dan ia baru sadar ada suara seperti orang yang sedang berenang.

"Oh astaga!" Camelia berkacak pinggang. "Makasih ya, Rani!" ujarnya sambil berjalan cepat, tidak menunggu jawaban.

Camelia masuk ke dalam area kolam renang, dan di sana ia bisa melihat dengan jelas orang yang sejak tadi ia cari sedang berenang ke sana ke mari.

"Nerios!" pekik Camelia.

Nerios dengan mendadak berhenti di kolam renang, wajahnya timbul dengan ekspresi panik karena takut Camelia kenapa-napa hingga memanggilnya dengan kencang seperti itu.

Tapi begitu melihat Camelia yang berdiri di tepi kolam renang sambil berkacak pinggang dan memasang ekspresi garang, itu membuat Nerios mengendus kesal.

"Ada apa?" tanya Nerios dengan ketus.

"Aku mencarimu sejak tadi, tapi kau malah di sini!" omel Camelia.

Nerios berjalan menuju tangga yang ada di pinggir kolam renang, lalu menaikinya. Ia berjalan menghampiri Camelia.

"Untuk apa kau mencariku?"

Camelia terdiam begitu Nerios berada di hadapannya, ia tanpa disadari menelan ludahnya sudah payah. Penampilan pria itu benar-benar g*la! Hanya mengenakan boxer ketat, tubuh dibasahi oleh air kolam, sungguh membuatnya terlihat panas.

Nerios mencubit hidung Camelia gemas karena tidak mendapatkan jawaban. "Aku bertanya padamu!"

"Hah? Apa?" Camelia seperti orang yang habis hilang kesadaran.

"Aku bilang, untuk apa kau mencariku?" ulang Nerios sambil terus mencubit hidung Camelia, bahkan ia menggoyangkannya ke kanan dan kiri.

"Sakit!" Camelia menepis tangan jahil itu, wajahnya kembali garang. "Aku ingin pergi ke suatu tempat, dan aku ingin izin kepadamu!" ungkapnya.

Sebelah alis Nerios terangkat, wajahnya terlihat bingung. "Kau ingin pergi ke mana?"

"Pasar malam!" jawab Camelia dengan penuh semangat.

"Pasar malam?" ulangnya yang dibalas anggukan oleh Camelia.

Nerios kira wanita itu ingin pergi ke Mall, Restoran, Cafe atau tempat-tempat mahal lainnya. Tapi ternyata hanya pasar malam!

"Kau lihat langit itu?" Nerios menunjuk ke arah langit.

Karena bagian atap area kolam renang bisa dibuka dan ditutup sesuai keinginan, jadi sekarang mereka bisa melihat langit yang cerah di pagi hari.

"Kenapa?" tanya Camelia sambil mengikuti perintah Nerios, menatap langit.

"Ini masih pagi, jadi untuk apa kau pergi ke pasar malam!" ujar Nerios sambil menatap datar ke arah Camelia.

Camelia pun ikut menatap Nerios dengan datar. "Apa aku bilang sekarang?"

"Tidak," balas Nerios sambil menggeleng pelan.

Bugh!

"Aw!" Nerios mengusap bahunya yang baru saja ditinju oleh Camelia. "Kau ingin kenapa? Marah-marah saja sejak tadi! Apa kau sedang datang bulan?"

"Iya! Memangnya kenapa? Ada masalah?" Camelia sedikit mendongak, menatap Nerios dengan congkak dan bersedekap dada.

Rayhan pernah bercerita tentang wanita yang menyebalkan saat sedang datang bulan. Dan kini Nerios membenarkan hal itu. Camelia memang selalu menyebalkan, tapi saat datang bulan, ia jauh lebih menyebalkan lagi.

Nerios mengendus kesal melihat ekspresi itu. "Ya, kau boleh pergi ke pasar malam!"

Camelia langsung tersenyum senang, tapi tak lama ia menatap sinis Nerios. "Tapi aku ingin pergi sendiri. Tempatnya tidak jauh, hanya tiga puluh menit dari sini!"

Kini Nerios yang menatap Camelia dengan sinis. Ia berjalan semakin mendekat ke arah wanita itu hingga tubuh mereka hanya berjarak satu jengkal saja. Camelia langsung menciut melihat Nerios yang sepertinya akan marah karena ia berani meminta izin pergi sendiri.

"Coba ulangi sekali lagi!" pinta Nerios dengan suara yang berat. Cukup membuat Camelia bergidik ngeri.

"Aku janji tidak akan kabur," cicitnya entah dapat keberanian dari mana.

Nerios memegang kedua sisi pinggang Camelia, lalu dengan jahil mendorongnya ke arah kolam lalu menariknya lagi.

"Akhh!" Camelia menjerit histeris, mengira dirinya akan diceburkan ke kolam renang.

Sedangkan pelakunya tertawa terbahak, wajah ketakutan Camelia benar-benar lucu.

"Nerios!" pekik Camelia kencang, ia memukul dada Nerios dengan kesal.

Pria itu berusaha menahan tangan Camelia yang memukulinya dengan brutal, tapi tawanya tidak kunjung reda. Semua ekspresi wajah yang dibuat oleh Camelia benar-benar menggemaskan, apa lagi ketika ketakutan dan terkejut, itu membuatnya ingin memeluk erat tubuh Camelia.

"Kau ini lucu sekali sih!" Nerios dengan gemas mencubit kedua pipi Camelia.

"Diam!" bentak Camelia, ia menarik tangan Nerios yang ada di pipinya lalu menggigitnya.

"Wow, kau agresif sekali!" goda Nerios sambil menarik tangannya menjauh, ia mengusap bekas gigitan itu secara perlahan.

Camelia menatap Nerios dengan penuh amarah, dirinya sedang dalam mood yang tidak teratur. Dijahili seperti ini membuatnya kesal bukan main, perasaan ingin memukul pria itu dengan keras pun sudah ada.

Tapi tak lama matanya berkaca-kaca, walau masih terlihat begitu sinis tapi karena suasana hati yang buruk, jadi Camelia akan mudah menangis.

"Eh ..." Nerios menatap kaget mata cantik yang kini berkaca-kaca. "Hahaha ... Kau pasti merasa sangat kesal padaku, ya?" ledeknya sambil terkekeh geli.

"Nerios ..." suara Camelia mulai terdengar serak, membuat pria itu tidak tega.

"Sudah jangan menangis! Maafkan aku, ya?" Nerios mengelus rambut Camelia dengan lembut. "Nanti kau pergi ke pasar malam denganku, beli semua yang kau inginkan."

Camelia mendongak, menatap Nerios memelas. "Tidak boleh dengan Rani?" tawarnya.

Nerios terdiam sebentar, wajahnya terlihat sedang berpikir. Lalu tak lama ia tersenyum dan mengangguk, membuat Camelia mengira bahwa dirinya boleh pergi bersama Rani.

"Boleh, tapi—" ujar Nerios gantung.

"Tapi apa?!" gemas Camelia, tak suka dengan Nerios sok misterius itu.

Nerios tersenyum miring. "Tapi Reyga dan Deon ikut bersama kalian!"

"Ya, ya, pergi denganmu aku rasa lebih baik dari pada kedua lalat itu terus mengikutiku kemana-mana!" cerocos Camelia sambil berbalik arah dan beranjak keluar dari sana.

Nerios tidak bisa menahan tawanya melihat Camelia yang pasrah dan tidak berkutik.

1
Satsuki Kitaoji
Gak nyangka bakal se-menggila ini sama cerita. Top markotop penulisnya!
Alucard
Baca sampe pagi gara-gara gak bisa lepas dari cerita ini. Suka banget!
MilitaryMan
Ceritanya bikin saya ketagihan, gak sabar mau baca kelanjutannya😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!