NovelToon NovelToon
Benci Yang Tercinta

Benci Yang Tercinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Teen Angst / Diam-Diam Cinta / Penyesalan Suami / Trauma masa lalu
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Rumachi

"Pada akhirnya, kamu adalah luka yang tidak ingin aku lepas. Dan obat yang tidak ingin aku dapat."

________________

Bagaimana rasanya berbagi hidup, satu atap, dan ranjang yang sama dengan seseorang yang kau benci?
Namun, sekaligus tak bisa kau lepaskan.

Nina Arunika terpaksa menikahi Jefan Arkansa lelaki yang kini resmi menjadi suaminya. Sosok yang ia benci karena sebuah alasan masa lalu, namun juga cinta pertamanya. Seseorang yang paling tidak ingin Nina temui, tetapi sekaligus orang yang selalu ia rindukan kehadirannya.

Yang tak pernah Nina mengerti adalah alasan Jefan mau menikahinya. Pria dingin itu tampak sama sekali tidak tertarik padanya, bahkan nyaris mengabaikan keberadaannya. Sikap acuh dan tatapan yang penuh jarak semakin menenggelamkan Nina ke dalam benci yang menyiksa.

Mampukah Nina bertahan dalam pernikahan tanpa kehangatan ini?
Ataukah cinta akan mengalahkan benci?
atau justru benci yang perlahan menghapus sisa cintanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumachi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hati yang Mudah Goyah

"Apa kau kesiangan?"

Jefan menatap Nina yang baru saja membuka mata dan langsung melayangkan pertanyaan padanya, ia melingkar kan jam tangan ke pergelangan tangannya.

"Tidak, aku cuma ingin agak santai hari ini"

Nina mengedip pelan beberapa kali untuk menjelaskan pandangannya. Pemandangan tak biasa yang ia lihat pagi ini, entah kenapa sedikit mengisi hatinya.

Laki-laki berparas rupawan yang selalu terlihat rapih, yang pernah membuatnya merasakan indahnya jatuh cinta, tak pernah terpikir dibenaknya sosok ini telah menjadi suaminya dengan cara seperti ini.

"Mau....sarapan dulu?" ujar Nina ragu dengan suara yang masih serak.

"Boleh"

Nina sedikit menaikan kelopak matanya, tidak menyangka laki-laki ini akan memberikan jawaban itu.

"Apa yang kau sukai untuk sarapan?"

Nina menyibak selimut dan turun dari ranjang, ia menggulung rambut panjang nya rapi hingga memperlihatkan leher telanjang nya dengan sempurna.

"Apa saja, aku bukan pemilih makanan" Jefan menjawab datar, tak ada ekspresi antusias dari laki-laki itu.

Nina mengangguk mengerti, ia lebih dulu keluar kamar untuk langsung membuatkan suaminya itu sarapan.

Untunglah dia sudah sempat berbelanja lagi kemarin, jadi dia bisa membuat sarapan yang nikmat hari ini. Sebenernya jika hari-harinya seperti ini mungkin pernikahan ini tidak terasa buruk juga baginya.

Pada awalnya Nina kira akan sulit baginya untuk melihat lelaki itu tiap harinya, karena itu hanya akan terus membangkitkan kenangan lama yang tidak ada indahnya.

Tapi ternyata, merasa tak dianggap jauh lebih buruk. Hidup nya kosong, sepi, sunyi, bagai mayat hidup yang tak memiliki emosi. Dan itu menyiksa karena benar-benar menyesakkan.

"Kau sama sekali tidak pernah menggunakan kartuku ya"

Jefan bertanya sesaat menyusul Nina yang berada di dapur. Ia mengamati istrinya yang sedang memainkan spatula nya dengan lihai.

"Ah ya, belum kugunakan"

"Lalu bahan makanan ini kau membelinya sendiri?"

"Iya, itu aku masih ada uang cash, aku mau menggunakan itu dulu, lagipula ini tidak habis banyak karena aku hanya membeli yang cukup untuk kita berdua makan"

"Lain kali gunakan kartuku"

Nina terdiam, ia memandangi nasi goreng yang sedang Nina masak.

"Aku akan menggunakan nya saat benar-benar butuh"

"Gunakan saja apapun kebutuhanya, aku tidak akan menganggap itu hutang"

"Ah~ ternyata aku seperti itu ya dimatamu..."

Jefan memandangi punggung istrinya itu dalam diam. Kepalanya tertunduk. Pundak nya terlihat naik turun seperti menahan luapan sesuatu.

"Aku... bagimu hanya orang yang terlihat membutuhkan ya"

Jefan mendesah berat "Maksudku itu, kau bisa gunakan semaumu tanpa harus memikirkan apapun"

Nina terkekeh pelan, bukan karena lucu tapi karena pilu.

Tidak perduli apapun yang dilakukan nya, Nina hanya akan berakhir menjadi manusia paling menyedihkan dimata Jefan. Dan Nina benci fakta itu. Nina benci terlihat lemah didepan orang yang ia benci.

Nina mengambilkan nasi goreng yang sudah matang ke piring dan memberikan nya pada Jefan tanpa sepatah kata apapun. Ia melepas celemek, dan gulungan rambutnya, kemudian berlanjut mencuci perkakas alat masak yang tadi ia gunakan.

"Tidak ikut sarapan?"

"Aku tidak biasa sarapan"

"Sarapan saja denganku, letakkan itu biar aku yang cuci nanti"

"Tidak perlu, perutku akan sakit kalau makan jam segini"

Jefan hanya menatap datar Nina yang membelakangi nya, tangan nya sibuk kesana kemari membereskan dapur. Andai dia tau meski dapur yang Nina bereskan tapi kekacauan sesungguhnya ada didalam hati Nina sekarang.

"Malam ini, buatkan aku balado ayam ya. Minggu lalu kau memasaknya, itu sangat enak"

Tangan Nina berhenti bergerak, ia menoleh kearah suaminya yang sedang melahap nasi goreng dengan tenang. Hatinya yang baru saja dikacaukannya, kenapa semudah ini menyusunya kembali?

Kenapa Nina merasa senang, mendapatkan permintaan itu darinya?

"Akan aku buatkan"

"Aku tidak lembur hari ini. Mau makan bersama?"

"Ya tentu saja"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...****************...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Nina terus memandang jam dinding yang ada diruang tamu. Seharusnya Jefan sudah pulang sesuai katanya tadi pagi, tapi sampai sekarang sudah jam delapan malam Jefan juga tak kunjung memperlihatkan batang hidungnya.

Nina mengetuk-ngetuk layar ponselnya. Haruskah ia menelpon Jefan? Tidak ada salahnya kan? Lagipula dia cuma mau memastikan.

Akhirnya setelah merenung lama, Nina mencari kontak suaminya itu dan langsung menelan tombol call begitu menemukan nya.

Nina menggigit telunjuknya, menunggu dering telpon dijawab, namun hingga dering terakhir tak ada jawaban yang dinantinya.

Hatinya langsung kembali lesu, padahal sebenarnya dia sudah sangat bersemangat membayangkan malam ini tak lagi ia habiskan dengan kesepian.

Dia bahkan buru-buru pulang dari kerja paruh waktunya tadi agar tidak kedahuluan Jefan yang pulang ke rumah.

Namun ternyata antusias nya itu berakhir sia-sia. Seperti nya malam ini akan menjadi malam-malam biasa yang menemaninya.

Pandangan Nina tertuju ke meja makan dekat dapur, tudung saji sudah tertutup rapat melindungi masakan yang tadi Jefan minta untuk Nina buatkan. Padahal tadi dia benar-benar memasaknya dengan perasaan gembira.

Kadang Nina sendiri tidak mengerti hatinya. Ia membenci laki-laki itu tapi disisi lain, ia senang bisa kembali berinteraksi denganya seperti dulu. Meski, tidak bisa sedekat dulu.

Tiba-tiba Nina teringat sesuatu. Hera. Benar, dia akan sekertaris sekaligus teman dari suaminya itu. Mungkin dia bisa bertanya padanya, terlebih mereka sudah memutuskan untuk berteman waktu itu.

Nina kembali menempel ponselnya ke telinga, menunggu dengan gelisah panggilannya dijawab oleh Hera.

"Halo Nina?"

Nina terperanjat, bibirnya tersenyum sumringah "Halo Hera, maaf apa aku mengganggu?"

"Tentu saja tidak, ada apa kau menghubungi ku tiba-tiba begini"

"Itu.. apa dikantor hari ini lembur?"

Nina menanti jawaban dari sebrang telpon, namun hening menyelimuti sesaat.

"Jefan.. belum pulang ya?"

Nina mengerut kan alisnya, perkataan Hera barusan menunjukkan bahwa ia sedang tidak bersama Jefan saat ini.

"Apa kau tidak bersamanya?"

"Oh~ ya karena aku tidak diminta untuk lembur jadi aku pulang tepat waktu tadi"

"Begitu ya.. "

"Aku baru mengingat nya, Jefan mau menemui klien secara pribadi malam ini, jadi mungkin dia akan pulang telat"

Bohong. Sudah jelas Hera berbohong. Nina mungkin bukan gadis pintar, tapi dia juga tidak sebodoh itu sampai tidak bisa membaca keadaan.

"Hera, aku tidak selugu itu, aku tau kau sedang berbohong"

Terdengar suara tawa yang pecah dari Hera "Maaf ya, habis aku sendiri tidak tau dia dimana"

"Dia tadi pagi bilang malam ini tidak lembur dan kami mau makan malam bersama, tapi sekarang dia bahkan tidak bisa dihubungi"

"Nina, jika dia sudah berkata seperti itu, dia pasti akan menepatinya. Tapi, kalau sampai tidak, itu bukan berarti dia lupa. Mungkin terjadi sesuatu padanya"

"Ya kurasa begitu, maaf sudah mengganggu mu"

"Tidak Nina, jangan sungkan seperti itu padaku, wajar kau bertanya pada ku, aku kan sekertaris nya, cuma mungkin, saat ini dia ada urusan pribadi jadi aku tidak tau kali ini"

Nina menghela napas pelan, sangat pelan namun terdengar berat seakan sebuah harapan runtuh dimalam itu.

"Baiklah, terimakasih Hera, selamat beristirahat"

Nina menyandarkan punggungnya disofa begitu mematikan telpon. Ia memejamkan matanya perlahan untuk menghilangkan kegelisahan.

Ada urusan apa lelaki itu sampai tidak bisa dihubungi.

Apa dia baik-baik saja?

Nina jadi agak pusing, entah sebenarnya dia gelisah karena Jefan belum juga pulang, gelisah karena mereka tidak jadi makan malam bersama, atau-

Gelisah karena hati Nina semakin goyah?

Nina terus memikirkan dengan mata terpejam sampai tak lagi sadar ia terlelap disana sampai kemudian ia merasa didalam tidurnya, tubuhnya terangkat dengan perlahan. Dan menempel dalam dekapan hangat yang asing baginya.

Aroma parfum ini.

Nina sudah sangat mengenalinya.

Jefan, suaminya yang dari tadi ia nanti, akhirnya datang.

Tak ada niat bagi Nina untuk membuka mata, ia ingin merasakan kehangatan ini sampai akhir.

Meski Nina menutup mata, dia dapat melihat jelas apa yang sedang dilakukan Jefan saat ini. Lelaki itu membawa tubuh Nina ke kamar mereka berdua, menidurkan nya dengan perlahan. Sangat lembut. Bahkan terlalu lembut untuk laki-laki tak beremosi itu.

Dapat Nina rasakan, tubuhnya menghangat saat sebuah selimut ditarik menutupi dirinya.

Dan hal yang paling membuat Nina runtuh adalah, saat dengan jelas ia merasakan sebuah kecupan lembut yang cukup lama menempel dikeningnya. Tindakan ini, apa maksud dari tindakan Jefan barusan? Rasanya sangat hangat hingga membuat hatinya tentram.

"Maaf, membuatmu menunggu" bisiknya ditelinga perempuan yang ia pikir sudah tertidur lelap itu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
pikacuw
jantung ginjal dan usus gw😭💔
Rumachi: Ar yu okey? :)
total 1 replies
pikacuw
lahhhhh perasaan baru aja mesra2an... udah ada lagi aja yg bikin greget🙂🤦🏻
Irha Sila
Luar biasa
Irha Sila
Lumayan
Nunk🇮🇩🇵🇸
Karya perdana tapi gaya penulisan, tata bahasa n tanda bacanya bagus thor jadi enak dibaca. Sering nemu novel dri jalan cerita bagus tapi tanda bacanya berantakan jadi bikin ga mood baca. Semoga jalan ceritamu jg bgus thor ga berbelit2.
Rumachi: Terimakasiii banyak hihihi/Whimper//Heart/
total 1 replies
Esti Purwanti Sajidin
ayuh ka syemangad sdh 1 vote ka
Rumachi: Syaaap!! timaaaciiw/Kiss/
total 1 replies
pikacuw
nyebut lu fan astagfirullah itu istri lu sendiri /Panic/
pikacuw
lanjutin sekarang atau gw gulung nih bumi/Sob/
Rumachi: gakpapa gulung aja
total 1 replies
pikacuw
lanjut thor 🙌🏻
pikacuw
Masih baru banget rilis nih, baru 6 bab tp udah bikin arrgggghhggg campur aduk huhuuhuuu nice thor😭😭
pikacuw
belum-belum udah geregetannnnn gw hihh
pikacuw
awal yang menarik
MindlessKilling
Author jago bener bikin cerita, sukses terus! 🙌
Rumachi: Maaciiw🥺🫶
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!