NovelToon NovelToon
Dia Milikku

Dia Milikku

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Idola sekolah
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: Caca99

Kisah perjalanan sepasang saudara kembar memiliki sifat yang berbeda, juga pewaris utama sebuah perusahaan besar dan rumah sakit ternama milik kedua orang tuanya dalam mencari cinta sejati yang mereka idamkan. Dilahirkan dari keluarga pebisnis dan sibuk tapi mereka tak merasakan yang namanya kekurangan kasih sayang.

Danial dan Deandra. Meski dilahirkan kembar, tapi keduanya memiliki sifat yang jauh berbeda. Danial yang memiliki sifat cuek dan dingin, sedangkan Deandra yang ceria dan humble.

Siapakah diantara dua saudara kembar itu yang lebih dulu mendapatkan cinta sejati mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Caca99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32 Tunangan Gue

"Stop........" Seseorang menerobos kerumunan itu dan memeluk Meldy untuk melindunginya. Orang itu tak lain adalah Danial. Dia datang bersama dengan Melvin.

"Apa-apaan kalian ha? Norak tau nggak?." Ucap Melvin meradang. Marah karena adik kesayangannya diperlakukan semena-mena seperti itu.

"Asal kalian tau Meldy adik gue. Adik kandung gue." Melvin menekankan pada setiap perkataan nya. "Jadi dimana letak salahnya kalau gue meluk adik gue sendiri."

"Trus apa hubungan dia sama Danial?." Tanya Gadis, seperti tak ada rasa bersalah di hatinya.

Danial yang semula masih memeluk Meldy, kini berbalik menatap tajam kearah Gadis. Tatapan yang akan membuat ngeri setiap orang yang melihatnya.

Danial berjalan mendekati Gadis. "Lo tanya apa hubungan gue sama Meldy? Oke, gue jawab. Dan dengar sama kalian semua. Pasang telinga kalian baik-baik. Meldy tunangan gue, setelah lulus sekolah kita akan langsung menikah. Kalian selama ini bertanya tanya kenapa gue nggak pernah merespon semua cewek yang dekatin gue, dan ini jawabannya. Gue udah punya tunangan, dan bagi siapa aja yang berani nyakitin tunangan gue, akan berhadapan langsung sama gue." Ucap Danial.

Jawaban dari Danial sontak membuat mereka yang tadi melempari Meldy, menjadi diam dan ada rasa takut di diri mereka. Selama ini, mereka paling menghindari jika berurusan dengan Danial, dan sekarang mereka malah semena-mena dengan tunangan Danial.

"Gila ya kalian semua. Nggak bisa deketin Danial, malah tunangannya yang kalian bully." Ucap Dea, ternyata dia juga ada disana, baru datang bersama dengan Pijar.

"Ayo Mel, kita bersihin dulu baju lo." Pijar merangkul Meldy, lalu membawa sahabat nya dari sana.

"Sekali lagi kalian berbuat hal bod*h seperti itu sama adik gue. Gue akan buat perhitungan sama kalian." Ancam Melvin, lalu pergi meninggalkan kerumunan itu.

"Kalian tau kan siapa pemegang saham terbesar disekolah ini? Jadi jangan macam-macam sama orang disekitar gue." Danial tak mau ketinggalan, ancaman yang benar-benar menakutkan. Siapa yang tak kenal keluarga Mahendra. Penguasa sukses yang sangat disegani dikalangan pebisnis.

"Lo sih Dis nggak cari tau dulu kebenarannya. Main sebar gosip nggak benar aja." Murid yang lain menyalahkan Gadis. Ternyata penyebar berita hoax itu adalah Gadis.

"Iya nih, jadi berurusan sama Danial kan kita. Untung aja masih dikasih peringatan."

"Kenapa malah nyalahin gue sih kalian. Kan kalian juga ikut-ikutan memprovokasi." Gadis tak terima dirinya disalahkan.

"Kalian semua salah, makanya jangan gampang percaya sama berita yang belum tau kebenarannya. Apalagi berita itu dari Gadis." Ucap Alvi.

"Iya tuh, untung Danial masih berbaik hati. Jangankan kalian nyamuk aja yang gigit Meldy akan berurusan sama Danial. Meldy itu cewek kesayangan Danial, jadi jangan macam-macam deh." Ucap Deon makin hiperbola. Nggak apa lah ya kan, biar jera tuh mereka.

Sementara itu, Pijar dan Dea menemani Meldy ganti pakaian di kamar mandi sekolah. Untung saja Pijar membawa baju cadangannya di mobil, jadi bisa dipakai oleh Meldy.

"Ini nih yang gue takutin dari kemaren, lo sih Mel. Coba aja dari kemaren lo klarifikasi, nggak akan kejadian kayak gini sekarang." Ucap Pijar, membantu membersihkan rambut Meldy yang dipenuhi oleh tepung dan telur.

"Udah terlanjur. Lagian cuma kotor gini doang kok." Ucap Meldy.

"Iya cuma kotor, kalau Danial telat sedikit aja mungkin lo udah jadi perkedel dibuat mereka. Lagian kenapa sih tadi pagi lo nggak mau bareng Danial aja?." Tanya Dea, tak kalah geramnya.

"Karena gue tau hal ini akan terjadi."

"Tapi nyatanya lo tetap di kerjain mereka kan? Untung Danial buntutin lo dari belakang."

"Kok lo tau?." Tanya Meldy.

"Ya tau lah, gue yang kasih tau Danial tentang gosip nggak guna itu. Makanya tadi pagi dia nawarin lo berangkat sekolah bareng kan?." Jawab Dea.

"Lu juga sih Pi, kenapa nggak jemput gue?."

"Laki lo noh yang nelpon gue tengah malam, katanya 'besok nggak usah jemput Meldy'." Pijar menirukan gaya bicara Danial. "Nelpon orang tengah malam nggak pake salam, nggak basa basi langsung bilang gitu.

"Bukan Danial namanya kalau basa basi dulu." Ucap Dea, tau betul seperti apa karakter Danial. Walaupun tumbuh dirahim dan waktu yang sama, tapi mereka berdua memiliki sifat yang berbeda.

"Udah bersih nih, ayo lah ke kelas. Bel udah bunyi dari tadi." Ucap Pijar. Tak hanya membawa baju ganti, tapi Pijar juga membawa hairdryer di mobilnya. Jadi bisa dengan gampang mengeringkan rambut Meldy.

"Gue nggak masuk kelas dulu deh. Gue mau di UKS aja." Ucap Meldy. Walaupun terlihat biasa saja diluar, tapi didalam Meldy merasakan syok. Kenapa tidak? Seumur-umur baru sekali ini dia diperlakukan seperti tadi.

"Ya udah, kita anterin lo dulu." Ucap Dea.

"Nggak usah kak. Lo sama Pijar langsung ke kelas aja, gue bisa sendiri kok."

"Aman nggak nih?." Tanya Pijar, rasanya masih trauma meninggalkan Meldy sendirian.

"Aman, tadi itu karena mereka beraninya keroyokan aja."

"Ya udah deh, kalau gitu gue sama Pijar langsung kekelas ya." Ucap Dea. Mereka berpisah didepan pintu kamar mandi. Pijar dan Dea langsung masuk ke kelas mereka sedangkan Meldy menuju ke UKS.

Pijar melihat Danial sedang berdiri didepan kelasnya. Sudah ketebak sih, pasti Danial akan menanyakan tentang Meldy. "Pi, gimana Meldy?." Benar kan dugaan Pijar.

"Baik-baik aja kok kak." Jawab Pijar. Walaupun masih samar, tapi Pijar masih bisa melihat raut wajah Danial yang khawatir.

"Trus mana dia? Kenapa nggak bareng sama lo?."

"Katanya Meldy nggak masuk dulu jam pertama kak, dia tadi ke UKS." Jawab Pijar.

"Thanks ya Pi, info nya." Ucap Danial, lalu pergi dari sana.

"Mudah-mudahan suatu saat kalian akan saling mencintai. Sedikit gue bisa melihat lo mulai khawatir sama Meldy kak." Gumam Pijar. Menatap punggung Danial yang berlari menjauh.

Sementara itu, saat akan masuk ke kelas nya, langkah Dea diberhentikan oleh Melvin. "Meldy mana De? Tadi gue cek ke kamar mandi cewek kalian nggak ada disana." Tanya Melvin.

"Di UKS Vin, katanya mau istirahat dulu." Jawab Dea.

"Hmm, gitu ya. Thanks ya De, kalau gitu gue mau samperin Meldy ke UKS." Ucap Melvin.

"Iya, sama-sama."

Begitu sampai di UKS, Melvin langsung menemui Meldy.

"Dek....." Melvin memeluk adiknya itu. "Kamu nggak apa-apa kan? Nggak ada yang luka?." Tanya Melvin khawatir.

"Nggak kak, Meldy nggak apa-apa kok. Adik kakak ini kan kuat." Jawab Meldy.

"Kamu tuh ya, apa salahnya sih tadi tuh berangkat sama Danial."

"Kok kakak tau?." Tanya Meldy.

"Jangan balik nanya. Coba aja tadi kakak sama Danial datangnya telat, udah jadi apa kamu sekarang, ha?."

"Jadi Meldy adik kakak yang paling cantik lah." Jawab Meldy bercanda.

"Kakak serius Meldy. Kalau papa datang ke mimpi kakak, tanyain tentang kejadian tadi kakak jawab apa coba?."

"Jawab aja, Meldy lagi main masak-masakan."

Pletak...... Melvin menyentil jidat Meldy. Geram dengan respon Meldy yang bercanda.

"Sakit tau kak, kakak sama aja sama kak Danial." Meldy mengusap jidatnya bekas disentil Melvin.

"Biarin, makanya kalau dibilangin jangan ngeyel."

"Mel...." Danial ternyata juga datang kesana.

"Gimana? Ada yang luka nggak?." Tanya Danial.

"Seperti yang lo lihat, gue baik-baik aja." Jawab Meldy.

"Kalian lanjut aja, kakak mau ke kelas." Melvin berdiri dari tempat duduknya. "Guru yang ngajar jam pertama killer." Bisik Melvin dikuping Meldy. Sebenarnya Melvin ingin memberikan ruang untuk adik dan adik iparnya itu untuk ngobrol, biar lebih dekat lagi.

"Ya sudah sana, nanti kena hukuman lagi, hormat ditiang bendera, kayak seseorang." Meldy menyindir Danial.

"Nyindir nih ceritanya." Ucap Danial menggantikan posisi Melvin tadi.

"Nggak. Merasa tersindir emang nya?."

"Nggak sih."

"Ya udah."

Pletak...... Lagi-lagi sebuah sentilan mendarat di jidat Meldy. "Makanya kalau dibilangin nurut, jangan ngeyel, coba aja tadi pagi lo berangkat bareng gue, nggak akan gini jadinya."

"Sakit kak Danial. Kalau lo datang kesini cuma buat menyentil jidat gue, mending pergi deh." Usir Meldy.

"Siapa lo, berani ngusir gue."

"Tunangan lo lah. Tunangan yang lo akui didepan semua orang." Jawab Meldy, berpangku tangan.

"Terpaksa kali. Seharusnya lo bersyukur, gue akui sebagai tunangan, kalau tadi gue bilang lo ist......" Meldy membekap mulut Danial.

"Hati-hati kalau ngomong, kalau ada yang dengar gimana." Meldy melepaskan bekapan nya dari mulut Danial.

"Ya tinggal klarifikasi aja, bilang kalau memang kita udah menik........" Sekali lagi Meldy membekap mulut Danial.

"Mau gue jahit nih mulut? Nggak ngerti-ngerti dibilangin."

"Nggak ada yang dengar. Kita disini cuma berdua."

"Masa? Tadi ada perawat disini." Meldy melihat kekiri dan kanan, memang tidak ada seorang pun disana.

"Pas gue masuk tadi, perawat nya keluar." Jawab Danial.

"Tetap aja, lo harus jaga omongan."

"Bodo lah." Danial beralih, berbaring di kasur kosong disamping Meldy, tapi nggak satu ranjang ya.....

"Lo ngapain kak Danial? Masuk kelas sana?." Tegur Meldy, tapi tak dihiraukan oleh Danial. Menyilangkan kedua tangannya di dada lalu memejamkan mata.

"Kak Danial, lo mau bolos lagi? Gue aduin sama bunda ya."

"Aduin aja, gue juga bisa bilang kalau menantu kesayangannya ikutan bolos." Jawab Danial, masih memejamkan matanya.

"Akh.... terserah lo lah." Meldy ikut membaringkan tubuhnya. Berdebat dengan Danial tak akan ada habisnya.

1
Irha Sila
Luar biasa
sjulerjn29
masa bundanya cemburu liat anak sama bapaknya sih🤭
sjulerjn29
seru ya punya sodara kembar
Mericy Setyaningrum
suka nih kalo yg bawa bawa motor sport
cetom😘😘
bunda dian siapa torrr
Eca99: bunda Kanaya maksudnya kak, typo😁😁
total 1 replies
Ritsu-4
Keren thor, jangan berhenti menulis! ❤️
Eca99: terimakasih support nya🤗
total 1 replies
Alhida
Aduh, hatiku berdebar-debar pas baca cerita ini, author keren abis!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!