NovelToon NovelToon
PORTAL AJAIB DI MESIN CUCIKU

PORTAL AJAIB DI MESIN CUCIKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Ruang Ajaib / Cinta Beda Dunia / Cinta pada Pandangan Pertama / Time Travel
Popularitas:448
Nilai: 5
Nama Author: Black _Pen2024

#ruang ajaib

Cinta antara dunia tidak terpisahkan.

Ketika Xiao Kim tersedot melalui mesin cucinya ke era Dinasti kuno, ia bertemu dengan Jenderal Xian yang terluka, 'Dewa Perang' yang kejam.

Dengan berbekal sebotol antibiotik dan cermin yang menunjukkan masa depan, yang tidak sengaja dia bawa ditangannya saat itu, gadis laundry ini menjadi mata rahasia sang jenderal.

Namun, intrik di istana jauh lebih mematikan daripada medan perang. Mampukah seorang gadis dari masa depan melawan ambisi permaisuri dan bangsawan untuk mengamankan kekasihnya dan seluruh kekaisaran, sebelum Mesin Cuci Ajaib itu menariknya kembali untuk selamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Black _Pen2024, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5 Sentuhan Awal dan keraguan prajurit.

Darah segar membanjiri jari-jari Kim saat dia merawat luka Xian. He terkejut dan meraih pedangnya, tetapi Kim memerintahkan dia keluar—otoritas baru yang ia ambil dari kepercayaan Xian. He mengangguk kaku dan mengunci pintu, meninggalkan mereka bersama.

Kim bekerja cepat, menggunakan bandage dari gudang M19 dan hidrogen peroksida. Desisan yang dihasilkan membuat Xian terlonjak: "Mengapa lukanya berdesis? Apakah itu api?" tanya Xian pada Kim dengan penuh keraguan dan kewaspadaan.

"Ini proses membusukan kotor yang bereaksi dengan agen kebersihan Abad ke-21," jawab Kim, menjahit luka dalam tiga jahitan cepat. Xian marah: "Engkau bilang tidak ada rasa sakit!" Kim menjelaskan: "Luka besar membutuhkan prosedur bedah, bukan ramuan—kita kini di kediamanmu, bukan medan perang."

Energi baru memancar ke tubuh Xian berkat infus vitamin. Ia memperhatikan kaus oblong Kim yang berlogo: "Itu seragam dari duniamu? Tidak layak untuk perang."

"Ini polyester—bernapas sempurna," jawab Kim, menunjukkan cermin saku ajaib yang memantulkan pakaian bersih. "Semua itu kotor," kata Xian dingin. "Jika duniamu maju, mengapa kau jadi pelayan kebersihan?" Kim tertawa, "Pekerjaan wajib dilakukan, tapi mesin ku adalah mesin lintas dimensi—itu tugasku yang mulia."

Momen ketegangan meluap. Xian menatap Kim dengan kekuatan dan kelemahan baru—jantungnya berada di tangannya. "Perdana Menteri Yong pasti akan mengetahui identitasmu. Dia adalah ular yang merangkak, dan kerajaan akan berpihak pada pernikahan politik," ujar Xian serius. Kim protes, "Aku telah menyelamatkanmu! Kau harus melindungiku! kau paham gadis aneh?" Xian bersentak, mencoba berdiri tapi lukanya merobek. Kim mendorongnya kembali berbaring—sentuhan tangan mereka berlangsung agak lama, penuh kehangatan yang tidak pantas bagi Dewa Perang.

"Jika kau paksa aku lagi, aku akan melamar mu untuk mengikat hubungan ini secara suci!" ancam Xian. Kim panik, "Tidur dulu! Janji itu akan kutegaskan setelah keadaanmu pulih!" Tepat saat itu, pintu terbuka—He berdiri di ambang, terkejut melihat sentuhan mereka. "Bagaimana tubuhmu pulih secara supernatural? Aku minta penjelasan asal-muasalmu!" teriak He.

Xian menyuruh Kim menceritakan dengan cepat. Kim berkata formal: "Kami datang dari seribu tahun mendatang, dunia yang bersih—kami menyebut diri kami Modern People. Mesin cuci ku melahirkan portal yang tak sengaja aku injak! Semua keanehan yang kau lihat adalah keanehan sesungguhnya! Tapi, aku harap, kalian berdua jangan sampai mengatakan apapun tentang identitas ku yang sebenarnya. Aku tidak ingin kalian juga celaka. Aku tidak ingin kita semua celaka."

He mencibir, "Sangat fantastis! Aku pernah berhadapan dengan penyihir yang berbohong—mereka semua tewas!"

Kim menjawab tajam, "Aku menyelamatkan Jenderalmu! Antibiotik, hidrogen peroksida—apakah kau mengenal ramuan sekuat ini? Kerajaanmu gagal mengenali ramuan kimia!" bentak Kim yang merasa diremehkan oleh bawahan sang Jendral.

He maju, meminta Kim menunjukkan kekuatan cermin ajaib. Kim meraihnya—hanya kotak kaca yang memantulkan pantulan suram.

He ragu, tapi Xian menarik tangannya: "Jangan mencampuriku dengan pertikaian! Pergi keluar dan laporkan pada Ibu Permaisuri bahwa aku sedang sakit tapi segera pulih!" perintah Xian segera, seakan dia menyadari ketegangan yang terjadi antara Kim dan He.

He tidak berani bergerak, takut musuh datang lagi dan ingin menyelesaikan kejanggalan Kim.

"Bagaimana kau tahu rute rahasia suplai dan serangan mendadak?" tanya He panik.

Kim menggunakan cermin untuk melihat masa depan, lalu menjerit: "Yong bersekutu dengan Pangeran Wong—mereka merencanakan makar menginvasi jalur perairan barat dan mengambil suplai gandum timur!"

He terpaku—informasi itu hanya diketahui dia dan Xian. "Kau adalah utusan dewa!" gumamnya, menjatuhkan senjatanya.

"Jika Jenderal pulih dalam empat puluh delapan jam, aku akan melepaskan tuduhanmu dan jadi pelindungmu," janjinya. Kim tersenyum—kekuatannya diakui.

Kim memberitahu Xian bahwa racun masih tersisa dan ia membutuhkan lebih banyak antiseptik serta benang operasi—semua kapsul level A sudah habis. Sore menjelang, ia harus kembali ke Abad 21 melalui portal di tumpukan kain. Tiba-tiba, He berteriak dari luar, "Komandan! Penjaga diserang! Kita dikhianati!"

Kim tidak punya waktu. Musuh mendekati, dan luka Xian akan terinfeksi dalam empat jam. Ia memohon ke cermin untuk senjata anti-pertempuran, lalu menyentakkan tubuhnya ke dalam tumpukan kain. Di Ruang Ajaib, dia mendapatkan kunci inggris berat dan dua botol semprotan disinfektan. Ia kembali cepat, bersembunyi.

Pintu tenda ditendang terbuka—prajurit dengan kapak menyeruak, memandang Xian dengan jijik.

"Jadi engkau sakit!" serunya, mengangkat kapak. Kim menjerit dan melemparkan kunci inggris, mengenai kepala musuh tepat pada momen fatal. Kapak jatuh, prajurit itu terjatuh. Xian mengambil pistol bius yang Kim berikan, mengarahkan ke wajah prajurit lain.

Musuh lebih banyak datang. Kim menemukan sekotak skalpel, tapi kapak hampir mengenai Xian lagi.

"Lari! Kita kembali ke Abad 21!" teriak Kim. Xian merenggutnya dan menarik ke dalam dadanya, berjalan menuju pintu dengan haus darah.

"Kembali ke ranjang! Kau memerlukan penanganan!" memohon Kim.

Tiba-tiba, desingan anak panah terakhir menusuk bahu Xian yang dijahit—racun ganas kembali bekerja, darah hijau membuncah. Xian jatuh di pangkuan Kim. "Sembuhkan aku, Gadis Laundry," memohonnya, matanya mulai pudar.

He kembali dari luar, terkejut melihat Xian terjatuh. "Kau sudah membunuhnya!" jeritnya, mengangkat pedang ke leher Kim.

Kim memohon, tapi He tidak mendengar. Ia merangkak untuk mengambil pistol bius, lalu mengarahkannya ke leher He dan menarik pelatuk. Gas cair memercik, He terbatuk dan gagal berdiri. Musuh menyeruak masuk—Kim mengangkat tangan, berharap cermin menyelamatkannya. Cermin menyinari tubuhnya, menyedotnya kembali ke Abad 21.

Di bilik laundry M19, Kim batuk dan menangis—ia khawatir gagal membawa Xian. Tapi tiba-tiba, ia melihat Xian yang terluka parah di sisinya.

"Anda aman, Jendral!" serunya. Xian mengangguk, meminta obat. Kim tahu ia membutuhkan plasma darah dan harus menelepon darurat, tapi pintu portal mulai tertutup.

Xian terbatuk, darah menyiprati wajah Kim. "Engkau adalah penyelamat yang gagal," mendesisnya.

Kim menentang,"Kau di tempat paling aman! Tidak ada lagi musuh!"

Tiba-tiba, mata Xian membuka lebar dengan kekuatan murni.

"Ambil obat itu dalam sepuluh detik, atau aku akan bunuh diri!" perintahnya, meraih pisau bedah kuno.

Kim panik. Dia membuka mesin cuci M19 lagi, mendorong tubuhnya ke dalam—sekarang atau tidak sama sekali. Ia harus menyelamatkan Xian di dunia kuno yang kotor itu....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!