SENIA

Setelah Senia dinyatakan sembuh oleh dokter Anwar namun belum boleh pulang karena Senia masih butuh pemulihan kondisi tubuhnya . Dokter Anwar menyarankan agar Senia melakukan aktifitas ringan .

Suster Dina selalu mendampingi Senia dengan sabar dan telaten . Senia hanya bisa nurut perintahnya .

Bukan Senia tidak mau berterimakasih tapi keadaannya memintanya segera pulang takut ibunya marah karena sudah sembuh . Karena sudah tidak memakai selang infus Senia bisa bergerak bebas dan ia pun bisa melakukan aktifitas .

Senia merasa bosan di ruangan rawat memutuskan pulang ke rumah karena kondisinya sudah lebih baik . Meskipun dokter melarangnya ia kekeh ingin pulang .

Setelah membereskan tempat tidur Senia melangkah keluar meninggalkan ruang rawat dengan berjalan kaki sendirian . Suster Dina sedang membantu suster Laila menangani pasien jadi Senia tidak bisa berpamitan dan memang sengaja jika minta ijin pasti di larang .

Ketika sudah sampai di luar area rumah sakit Senia berjalan menuju halte menunggu angkutan umum .

Seseorang menghampiri Senia yang terlihat kurus dan pucat merasa kasihan . Dengan hati-hati ia mengikuti Senia yang berjalan sangat pelan .

"Nak ," sapanya sambil tersenyum ramah pada Senia .

Senia menoleh ke sumber suara dengan tatapan sendu namun bibirnya tersenyum tipis .

Seorang perempuan paruh baya tidak tega melihat Senia yang lemas ingin membawanya masuk ke dalam mobil .

"Kamu mau kemana ?" tanya seorang perempuan tersebut .

”Saya mau pulang , Bu ," jawabnya dengan suara lirih .

" Ibu akan mengantarmu pulang , ayo ikut ibu , " ajak perempuan tersebut berjalan masuk ke mobil .

”Maaf saya mau naik angkot saja , saya tidak mau merepotkan ibu , " tolak Senia dengan halus .

" Ibu tidak tega melihatmu naik angkutan umum sendirian tubuhmu sangat lemas dan pucat takutnya pingsan di jalan . Ibu tidak mau kamu kenapa-kenapa nantinya . Lebih baik ikut ibu ayo , ” ajaknya sedikit memaksa agar Senia nurut dengannya .

Akhirnya Senia mau ikut dengan perempuan tersebut masuk ke dalam mobil . Mobil itu tidak membawa Senia pulang ke rumahnya melainkan pulang ke rumah perempuan tersebut .

”Nama ibu siapa ?" tanya Senia memberanikan diri .

" Nama ibu Ayu Sinta ," jawabnya tersenyum ramah .

" Terimakasih sudah menolong saya ," sahut Senia sambil menggenggam tangan perempuan bernama Ayu Sinta .

"Iya sama-sama , nak ," perempuan itu membelai rambut Senia yang sebahu merasa kasihan . Dalam hatinya ingin tahu apa yang terjadi dengan Senia .

"Nama kamu siapa ?" tanya Ayu .

"Nama saya Senia ," jawab Senia jujur .

Senia merasa kalau perjalanannya bukan ke arah jalan pulang ke rumahnya perasaannya tidak enak .

"Kok mobilnya jalannya ke arah lain Bu . Saya mau di bawa kemana , apakah ibu menculikku ?" tanya Senia dengan perasaan takut .

" Kamu tenang ya , jangan takut . Ibu bukan menculikmu , " jawab Ayu dengan senyum hangat .

Ketika mobil masuk ke sebuah halaman luas Senia baru menyadari kalau perempuan yang bersamanya adalah orang kaya . Ia terkejut melihat bangunan megah di depan hatinya menciut apa yang di lihatnya tidak sebanding dengan rumahnya .

"Ayo kita turun ," ajak Prempuan itu sambil membuka pintu lalu turun , Senia turun ketika pak sopir membukakan pintu untuknya .

Senia di buat kagum dengan sikap pak sopir tidak seharusnya bertindak demikian justru ia merasa seperti seorang majikan yng harus diperlakukan dengan baik .

”Terimakasih , Pak ! " sapa Senia dengan ramah .

" Sama-sama, Non , " jawab pak sopir sambil menutup pintu .

Senia berjalan mengikuti perempuan paruh baya masuk ke dalam rumah . Saat melihat isi dalam rumah Senia sangat kagum , ia pernah melihat rumah mewah tapi belum pernah melihat dalamnya membuatnya terpana .

"Bagus sekali rumahnya dalamnya sangat luas dan tertata sangat rapi , foto itu seperti pernah melihat tapi dimana ya ," Senia terkejut ketika melihat foto keluarga besar dan di sana ada wajah seseorang yang tidak asing .

"Nak , kemarilah ," panggil Ayu dengan senyum ramah .

Senia berjalan mendekatinya dengan tatapan berbagai pertanyaan dalam benaknya .

Kemudian Ayu mengajak ke ruang makan dan duduk dengan elegan begitu juga dengan Senia meraih kursi dan duduk dengan tenang .

Hidangan di meja membuat perut Senia bergejolak . Lidahnya penasaran dengan aroma dan rasanya .

"Makanlah ," pintanya pada Senia yang hanya memandangi hidangan tanpa menyentuh .

Senia tersentak kemudian mengambil nasi dan lauk juga sayur . Ia merasa malu dan tidak enak hati .

"Makanlah yang banyak agar badanmu tidak lemas ," katanya lagi sambil mengambil nasi dan lauk .

”Iya ,Bu , " jawab Senia dengan canggung .

Mereka makan tanpa obrolan . Senia teringat ketika makan di rumah tidak pernah ikut makan bersama anggota keluarganya .

Sejak kecil tidak pernah makan bersama anggota keluarga . Entah kenapa ia diperlakukan beda sendiri apa karena ia anak perempuan satu-satunya atau ada sesuatu hal lain .

Airmata Senia jatuh ketika teringat perlakuan keluarganya padanya sangat berbeda dengan perempuan yang baru ia kenal .

Ayu melihat Senia merasa kasihan menyelesaikan makannya kemudian berpindah tempat duduknya di samping Senia .

”Selesaikan makan mu nanti kamu bisa cerita sama ibu , " kata Ayu membelai punggung Senia .

Senia tidak bisa menahan rasa haru langsung memeluk perempuan yang baru dikenalnya . Perempuan itu membalas pelukan Senia .

”Menangislah sampai kamu merasa lega،," katanya lagi .

Setelah reda tangisnya Senia di ajak ke teras belakang . Di sana keduanya duduk santai sambil melihat ikan hias miliknya .

Senia sangat senang melihat berbagai macam ikan , ia merasa bahagia sampai ingin mengambil salah satu ikan yang membuatnya gemas karena bentuknya yang unik .

"Ibu , apakah boleh aku memegang ikan yang gemoy itu ?" tanya Senia meminta ijin .

”Tidak boleh ," teriak seseorang dari arah belakang mereka .

Seorang pria muda melihat Senia terkejut . "Kamu ," katanya begitu sudah dekat .

”Andra kamu baru pulang , nak ? " tanya perempuan itu yang ternyata ibu Andra . Andra mencium tangan ibunya .

"Kamu tinggal di sini ?" tanya Senia merasa penasaran .

" Iyalah dan ini ibuku ," jawabnya sambil memeluk ibunya dan mencium pipinya .

Perempuan itu merasa bahagia di cium anaknya . Senia merasa iri melihat pemandangan di depan matanya hatinya menciut . Ia mengalihkan pandangannya ke arah kolam ikan .

"Oh iya kamu sudah sembuh tapi kok bisa di sini ?" Andra merasa sesuatu pada Senia .

Perempuan itu melihat interaksi antara anaknya dan Senia , belum paham dengan apa yang sudah terjadi pada meraka .

"Tunggu , memangnya kamu sakit apa ?' tanya Ayu ingin tahu .

"Dia Senia teman sekolah ku , kata teman-teman, Senia pingsan di kelas saat sedang ujian ,"yang menjawab Andra bukan Senia .

Hal itu membuat dua perempuan merasa heran . Andra begitu detail menjawab pertanyaan ibunya sedangkan Senia terdiam , ia tidak menyangka kalau Andra mengetahui tentang keadaannya .

"Kasihan sekali kamu , nak ," ucap Ayu hatinya merasa sedih .