NovelToon NovelToon
Masuk Ke Dunia Kultivasi Lebih Dahulu Dari Teman Sekelasku

Masuk Ke Dunia Kultivasi Lebih Dahulu Dari Teman Sekelasku

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Transmigrasi / Fantasi Isekai / Time Travel / Sistem / Iblis
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: EGGY ARIYA WINANDA

Lu Changzu dan teman temannya terlempar ke dimensi lain, Namun Tanpa Lu Changzu sadari ia masuk ke dunia tersebut lebih awal dari teman teman sekelasnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EGGY ARIYA WINANDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pilar Hitam Abadi

Kota Batu Hijau bergetar.

Bukan karena gempa bumi, tapi karena denyut nadi kolektif dari ratusan ribu harapan dan keputusasaan.

Alun-alun pusat kota, sebuah lapangan terbuka yang dipalu dari batu basal hitam, dipadati oleh lautan manusia. Mereka datang dari desa-desa terpencil, kota-kota kecil, dan bahkan dari balik tembok kota itu sendiri. Tua, muda, kaya, dan miskin, semuanya berdiri di bawah matahari pucat Tianyun, menatap ke satu arah.

Di sisi utara alun-alun, sebuah panggung observasi setinggi tiga lantai telah didirikan semalam. Panggung itu terbuat dari Kayu Giok Putih yang langka, memancarkan aura spiritual yang sejuk.

Di atasnya, empat takhta diduduki oleh empat sosok yang kehadirannya membengkokkan persepsi. Aura mereka—Wilayah Raja—menekan seluruh kota, membuat udara terasa berat dan napas menjadi dangkal.

Di paling kiri, mewakili Sekte Giok Abadi, duduklah Lin Chen. Ayah dari Lin Yuwen. Dia adalah pria paruh baya yang sangat tampan, jubahnya tanpa cela. Senyumnya tenang dan aristokratik, namun matanya menyimpan perhitungan dingin yang sama dengan putrinya. Dia berada di Ranah King, Tahap 4 Awal.

Di sebelahnya, mewakili Sekte Lotus Crimson, adalah duo yang aneh. Peri Ming Yue, seorang wanita dengan kecantikan halus yang tampak abadi, duduk diam, matanya tertutup. Di sampingnya, membuyarkan rumor yang telah beredar selama ratusan tahun, duduk seorang pria tua bernama Ming Luo. Wajahnya penuh kerutan, tetapi matanya bersinar seperti bintang muda. Kehadiran seorang pria yang mewakili sekte yang dikabarkan hanya menerima wanita itu telah menimbulkan bisikan di seluruh kota. Keduanya juga berada di Ranah King, Tahap 4 Awal.

Di sisi kanan, auranya paling tajam, adalah Mu Dubo dari Demon Army. Dia adalah pria raksasa penuh bekas luka. Zirah hitamnya tampak menyatu dengan kulitnya, dan pedang besar di punggungnya memancarkan niat membunuh yang kental. Dia adalah seorang jenderal perang, Ranah King, Tahap 4 Akhir.

Dan di takhta terakhir, yang paling ditakuti, adalah Chen Xuan dari Sekte Demon Refining. Dia adalah seorang pria berotot yang agak tua, dengan rambut hitam pekat dan jenggot hitam tebal. Dia tidak tampak sakit-sakitan sama sekali. Namun, setiap kali dia mengeluarkan suara, para Tetua lainnya—bahkan Mu Dubo—secara naluriah akan menegang. Auranya adalah kekacauan yang terkontrol dan kekuatan mentah. Dia adalah yang terkuat di panggung: Ranah King, Tahap 5 Akhir.

Di tengah alun-alun, di antara panggung dan kerumunan, berdiri sebuah objek yang menjadi pusat perhatian.

Pilar Hitam Abadi.

Tingginya sepuluh meter, permukaannya hitam pekat, tidak memantulkan cahaya melainkan menyerapnya. Itu tidak memiliki ukiran, namun rune kuno akan berkedip hidup dan mati secara acak di permukaannya. Sejarahnya, seperti yang diketahui semua orang, adalah legenda. Sebuah meteorit yang tidak bisa dihancurkan atau ditempa, sebuah benda terkutuk yang terus-menerus menyerap energi spiritual dari sekelilingnya.

Para Tetua di panggung terlihat sedikit tidak nyaman. Pilar itu sedang meminum aura mereka, memaksa mereka untuk terus-menerus mengedarkan energi mereka untuk melawan tarikan lapar dari artefak itu.

Di area pengamatan sekunder, di bawah panggung utama, Lin Yuwen, Lin Dou, dan Lin Xuya duduk dengan nyaman, menyeruput teh. Mereka tidak berada di sini untuk diuji; mereka ada di sini untuk tontonan.

Di bagian paling bawah, di kerumunan yang berdesak-desakan, berbau keringat, dan debu, berdirilah Lu Changzu.

Sudah beberapa minggu sejak dia diusir. Roti dan dua koin tembaga itu sudah lama habis. Dia bertahan hidup dengan memakan sisa-sisa makanan dari kedai teh dan meminum air parit. Seragam sekolahnya kini lebih mirip kain lap kotor yang diikat di tubuhnya yang kurus kering. Dia lebih kurus, tetapi matanya lebih tajam. Dia tidak datang ke sini dengan harapan. Dia datang untuk mengkonfirmasi sebuah hipotesis.

"Ratusan ribu orang..." bisik seorang pemuda di sebelahnya, matanya bersinar karena harapan. "Bahkan jika aku hanya memiliki akar spiritual tingkat 1, aku akan diambil!"

"Hmph, bodoh," gerutu seorang pria yang lebih tua. "Lihat para Tetua itu. Mereka tidak datang untuk sampah seperti kita. Mereka datang untuk para jenius dari keluarga bangsawan. Ini hanya formalitas."

Suara Lin Chen menggema di seluruh alun-alun, diperkuat oleh energi spiritual. "Penduduk Dinasti Great Yan! Hari ini adalah Perekrutan Empat Sekte. Takdir Anda akan ditentukan oleh Pilar Hitam Abadi! Maju, letakkan tanganmu. Pilar akan menilai bakatmu. Jangan takut. Masa depanmu dimulai sekarang!"

Tes dimulai.

Satu per satu, para pemuda maju.

"Zhang Wei... tidak ada akar spiritual. Gagal!"

"Li Shao... tidak ada akar spiritual. Gagal!"

"Chen Fan... Akar spiritual tipe Kayu, Tingkat 1. Gagal!"

Satu jam berlalu. Dari seribu orang yang mencoba, hanya satu yang memiliki bakat Tingkat 1, yang bahkan terlalu rendah untuk dipertimbangkan sebagai pelayan di sekte. Keputusasaan mulai menyebar di kerumunan.

"Selanjutnya... dari Keluarga shu, shu Jin!"

Seorang pemuda berjubah brokat melangkah maju dengan angkuh. Dia meletakkan tangannya.

Pilar itu berdengung. Cahaya hijau samar menyala.

"Akar Spiritual Kayu, Tingkat 4!"

Kerumunan terkesiap. Para Tetua di panggung mengangguk sedikit.

"Lumayan," gumam Mu Dubo. "Bisa jadi umpan meriam yang bagus."

Wang Jin berseri-seri, mengira dia adalah bintang hari itu.

"Selanjutnya... dari Keluarga Lin, Lin Xuya!"

Lin Xuya melompat dari area VIP, mendarat dengan keras di depan pilar, menyebabkan tanah bergetar. Dia menyeringai ke arah kerumunan, lalu menatap pilar seolah itu adalah lawan tanding. Dia membanting telapak tangannya ke permukaan hitam.

WUUUSSH!

Pilar itu bereaksi seketika. Dua cahaya, satu merah api dan satu kuning tanah, meletus dan melilit satu sama lain seperti dua ular.

Panel di atas pilar berkedip:

[JUMLAH AKAR SPIRITUAL: DUA]

[ELEMEN: API, TANAH]

[TINGKAT ELEMEN: 5]

Alun-alun meledak.

"Dewa! Bakat ganda Tingkat 5!"

"Dia jenius!"

Lin Xuya tertawa terbahak-bahak. Dia membungkuk hormat ke arah panggung.

Lin Chen mengangguk setuju. "Bakat ganda. Sangat bagus. Xuya, kau bisa langsung bergabung dengan pelataran luar Sekte Giok Abadi kami."

"Terima kasih, Paman.. maksudku Tuan Lin!"

"Dan selanjutnya... Lin Yuwen!"

Jika penampilan Xuya adalah kembang api, penampilan Yuwen adalah aurora.

Dia tidak melompat. Dia melayang ringan, jubahnya berkibar, mendarat di depan pilar tanpa suara. Dia adalah perwujudan kesempurnaan. Kerumunan menahan napas.

Dia dengan lembut meletakkan ujung jarinya yang ramping ke pilar hitam.

Untuk sesaat, tidak terjadi apa-apa.

Lalu, Pilar Hitam Abadi itu bergetar.

KRAKAKA...

Itu bukan cahaya. Itu adalah fenomena.

Aura biru sedingin es meledak dari pilar, menyebar ke seluruh alun-alun. Embun beku merayap di tanah dalam radius seratus meter. Semua orang, termasuk Lu Changzu, bisa melihat napas mereka sendiri di udara yang tiba-tiba membeku.

Panel penunjuk bersinar terang:

[INTI SPIRITUAL: SATU (MUTASI)]

[ELEMEN: ES (VARIAN AIR)]

[TINGKAT ELEMEN: 7]

"Tingkat TUJUH!" teriak seseorang.

"Dan itu Inti Spiritual, bukan Akar! Dia... dia monster!"

Tapi pilar itu belum selesai.

Setelah cahaya biru stabil, cahaya perak redup namun menusuk jiwa bersinar dari dalam pilar.

[BAKAT TAMBAHAN: ENERGI MENTAL (MENTAL FORCE)]

Di atas panggung, keempat Raja itu duduk tegak.

Mu Dubo (Demon Army) bersiul rendah. "Bakat ganda. Tubuh Es dan Jiwa Mental. Tubuh dan jiwa, keduanya jenius. Sayang sekali dia dari Keluarga Lin."

Ming Luo (Lotus Crimson) membuka matanya untuk pertama kali. "Anak yang baik. Sangat, sangat baik."

Chen Xuan (Demon Refining) menyeringai, menunjukkan barisan gigi yang kuat. "Enak. Jiwa seperti itu pasti... murni."

Lin Chen, ayahnya, berdiri dan tertawa terbahak-bahak, tawanya bergema di seluruh kota.

"HAHAHA! BAGUS! YUWEN, PUTRIKU YANG BAIK! Surga telah memberkati Keluarga Lin kita! Dengan bakatmu, sekte dalam Giok Abadi adalah milikmu!"

Lin Yuwen tersenyum tipis, senyum seorang dewi yang menerima pemujaan.

Tes dilanjutkan, tetapi semangat kerumunan telah hancur. Setelah matahari seperti Lin Yuwen, cahaya mereka hanyalah kunang-kunang.

Antrian yang panjang dan lambat akhirnya bergerak. Setelah berjam-jam berdiri, giliran Lu Changzu hampir tiba. Dia berdiri, kotor dan bau, di antara para pemuda bangsawan yang gugup dan rakyat jelata yang putus asa.

"Selanjutnya!"

Lu Changzu melangkah maju.

Penjaga yang mencatat nama itu menutup hidungnya. "Ugh. Nama?"

"Lu Changzu."

Saat nama itu diucapkan, Lin Xuya, yang telah kembali ke area VIP, mendengarnya. Dia mencondongkan tubuh ke depan dan tertawa.

"HAHAHA! Nona! Tuan Lin Dou! Lihat itu!"

teriaknya, cukup keras untuk didengar oleh separuh alun-alun. "Serangga dari Hutan Kematian! Pengemis parit itu benar-benar mengira dia punya bakat!"

Ratusan mata menoleh ke Lu Changzu. Cemoohan dan tawa meletus.

"Pengemis?"

"Lihat pakaiannya!"

"Dia menyinggung para Tetua hanya dengan berdiri di sana!"

Lu Changzu tidak berhenti. Dia terus berjalan menuju pilar, wajahnya tanpa ekspresi.

Di area VIP, Lin Yuwen mengerutkan kening. Dia tidak menatap Lu Changzu, tetapi ke kerumunan.

"Xuya, diamlah," katanya, suaranya dingin. "Jangan samakan namaku dengan makhluk rendahan itu. Fakta bahwa dia menghirup udara yang sama denganku di alun-alun ini saja sudah merupakan penghinaan bagi Keluarga Lin."

Arogansinya begitu mutlak hingga kerumunan di dekatnya yang mendengarnya, terdiam.

Lu Changzu berhenti satu langkah dari pilar. Dia bisa merasakan tatapan Lin Dou padanya.

Tiba-tiba, sebuah suara mental yang dingin dan menusuk menembus pikirannya, membuatnya hampir tersandung.

[Suara Mental - Lin Dou]: "Kau seharusnya mati di parit itu, Nak. Kesalahan terbesar kami adalah memberimu sedikit energi untuk hidup. Itu hanya memperpanjang penderitaanmu yang tidak berguna. Menyingkirlah dari pilar itu. Kau mempermalukan dirimu sendiri."

Itu adalah serangan mental murni. Cukup untuk membuat orang biasa pingsan karena teror.

Lu Changzu tersentak, setetes darah mengalir dari hidungnya.

Dia menyeka darah itu dengan punggung tangannya yang kotor.

Wajahnya tetap tanpa ekspresi.

Tapi di dalam, sesuatu telah mengeras menjadi es yang lebih dingin dari milik Lin Yuwen.

Dia menatap Pilar Hitam Abadi. Dia melihatnya bukan sebagai penguji takdir, tapi sebagai alat.

Strategi gelap.

Dia tidak peduli apa bakatnya. Dia hanya perlu tahu apakah ada bakat. Dia perlu tahu apakah benih dingin di dalam jiwanya—Segel Budak—akan menjadi masalah.

Di atas panggung, Chen Xuan mencondongkan tubuh ke depan, matanya yang tajam dan kejam terbuka sedikit. "Menarik. Dia menahan serangan jiwa sisa Tuan Lin Dou... Penjaga, kenapa dia berhenti?"

Penjaga di pilar itu ragu-ragu. "Tuan, dia... dia pengemis. Mungkin dia gila."

"Aturannya adalah 'semua orang'," kata Chen Xuan, suaranya serak. "Biarkan semut itu menyentuh batu itu."

Lu Changzu menarik napas dalam-dalam, mengabaikan rasa sakit di kepalanya.

Dia mengangkat tangannya yang kurus dan kotor.

Dan meletakkannya di permukaan Pilar Hitam Abadi.

Satu detik.

Dua detik.

Tidak ada cahaya. Tidak ada suara. Tidak ada embun beku.

Lin Xuya tertawa terbahak-bahak lagi. "HAHAHA! SUDAH KUBILANG! SAMPAH! Bahkan batu itu tidak mau membac—"

VMMMMMMMM—

Itu bukan suara. Itu adalah getaran.

Seluruh alun-alun bergetar. Pilar Hitam Abadi tidak bersinar.

Pilar itu menjadi LEBIH HITAM.

Pilar itu mulai meminum cahaya matahari di sekitarnya, menciptakan bayangan yang tidak wajar. Rune di permukaannya menyala serentak dengan cahaya keemasan yang buta... lalu semuanya padam seketika.

Panel penunjuk di atas panggung berkedip-kedip liar. Teksnya kacau.

[JUMLAH AKAR SPIRITUAL: ???]

[ELEMEN: ???]

[MENTAL: ???]

[TINGKAT ELEMEN: ???]

Panel itu mendesis, mengeluarkan asap, dan meledak dalam hujan percikan api.

Keheningan total melanda alun-alun. Ratusan ribu orang menatap dengan mulut ternganga.

Pilar itu... rusak?

Di area VIP, senyum Lin Yuwen membeku. Teh di cangkirnya bergetar.

Mata Lin Dou terbuka lebar untuk pertama kalinya, keterkejutan murni terpancar di wajahnya.

Lin Xuya tampak seolah-olah dia baru saja menelan lalat.

"A... Anomali..." bisik Lin Dou. "Ini... ini adalah anomali yang membuatnya melewati formasi!"

Di atas panggung, keempat Raja berdiri serempak.

"Mustahil!" teriak Mu Dubo, mencengkeram gagang pedangnya. "Pilar Hitam Abadi tidak pernah gagal! Itu adalah artefak surgawi!"

"Itu tidak gagal, Jenderal," bisik Ming Luo dari Lotus Crimson. Matanya menatap Lu Changzu dengan intensitas yang membara. "Itu... tidak bisa mengukurnya."

"Menarik," desis Chen Xuan, senyumnya semakin lebar, memperlihatkan deretan giginya yang kuat. "Sangat, sangat menarik."

Lin Chen adalah yang pertama pulih. Dia melihat keterkejutan di wajah Paman Lin Dou dan putrinya. Dia melihat ancaman. Dia harus mengamankan anomali ini.

"Ahem!" Suara Lin Chen menggelegar. "Anak muda! Lu Changzu! Takdir kita jelas terkait! Seperti yang mungkin kau ingat, kami dari Keluarga Lin-lah yang menyelamatkan hidupmu yang menyedihkan dari Hutan Kematian Agung! Kebaikan itu harus dibalas. Bergabunglah dengan Sekte Giok Abadi kami. Kami akan melupakan status fanamu dan melindungimu!"

Dia menekankan kata "kebaikan" dan "melindungimu"—itu adalah janji sekaligus ancaman.

"Omong kosong takdir!" bentak Ming Luo, pria tua dari Lotus Crimson, suaranya mengejutkan kuat. "Nak, bakatmu aneh, dan Sekte Lotus Crimson kami menyukai hal-hal aneh. Abaikan rumor bodoh itu. Bergabunglah dengan kami. Pria tua ini bersumpah akan menerimamu sebagai murid pribadi!"

Kerumunan meledak dalam keterkejutan. Murid pribadi seorang Tetua Ranah King! Itu adalah impian yang tak terbayangkan!

"Murid?" Mu Dubo tertawa mengejek. "Dia tidak butuh guru, dia butuh kekuatan! Nak, bergabunglah dengan Demon Army! Kami tidak peduli apa elemenmu, kami tidak peduli apa anomalimu! Kami akan memberimu akses ke [Teknik Iblis Penempa Tubuh Bintang Tujuh]! Teknik kultivasi tubuh tingkat tinggi! Kami tidak akan menjadikanmu murid, kami akan menjadikanmu senjata!"

Tiga sekte besar. Tiga tawaran yang mengguncang surga. Semua ditujukan pada seorang pengemis yang beberapa detik lalu mereka tertawakan.

Mata Lin Yuwen dan Lin Xuya dipenuhi dengan kecemburuan dan kebencian yang tidak bisa disembunyikan. Bagaimana bisa sampah ini?!

Tiga tawaran telah diberikan. Semua mata kini tertuju pada Tetua terakhir dan yang terkuat, Chen Xuan dari Sekte Demon Refining. Apa yang akan dia tawarkan?

Chen Xuan hanya menatap Lu Changzu, senyum kuat di wajahnya. Dia sepertinya menikmati drama itu.

Dan sebelum Chen Xuan bisa membuka mulutnya...

Lu Changzu berbicara.

Suaranya tenang. Serak karena dehidrasi, tapi terdengar jelas di tengah kesunyian yang tegang.

"Saya, Lu Changzu."

Dia berbalik dari pilar. Dia mengabaikan Lin Chen, Ming Luo, dan Mu Dubo. Dia menatap lurus ke mata Tetua yang paling ditakuti.

"Saya ingin bergabung dengan Sekte Demon Refining."

Keheningan itu begitu dalam hingga menusuk telinga.

Lin Chen membeku. Tawaran Ming Luo menggantung di udara. Mu Dubo mengerutkan kening.

Lalu...

"HAHA... HAHAHA... HAHAHAHAHA!"

Tawa Chen Xuan meledak. Itu adalah tawa serak yang mengguncang jiwa, seolah-olah dia telah mendengar lelucon terbaik di dunia.

"BAGUS!" teriaknya, berdiri dari takhtanya. "SANGAT BAGUS! Kau bahkan tidak bertanya apa yang kutawarkan!"

Lu Changzu menatapnya. "Anda tidak perlu menawarkan apa-apa. Sekte Anda setidaknya jujur tentang siapa mereka."

"Bocah bodoh!" raung Lin Chen, fasad aristokratnya hancur. "Apa kau gila?! Kau akan mati di sana!"

"Nak, pikirkan lagi!" seru Mu Dubo.

Chen Xuan mengangkat tangannya. Aura King Tahap 5 Akhir meledak darinya, membungkam Lin Chen, Mu Dubo, dan seluruh alun-alun. Udara bergetar.

"Pilihan telah dibuat," desis Chen Xuan, matanya bersinar dengan kegembiraan yang gila. "Anak ini... milikku."

Saat itu, Lu Changzu merasakan tusukan mental terakhir.

[Suara Mental - Lin Dou]: "Bocah bodoh! Apa kau tahu apa yang mereka lakukan di sana? Kau akan dijadikan tungku manusia! Jiwamu akan dimurnikan hidup-hidup menjadi pil! Ini kesempatan terakhirmu. Pilih Sekte Giok Abadi sekarang, atau kami akan menganggapmu sebagai musuh Keluarga Lin selamanya!"

Itu adalah ancaman terakhir. Ancaman yang dirancang untuk menakut-nakutinya agar kembali ke bawah kendali mereka. Mereka takut. Mereka takut pada anomali yang tidak bisa mereka ukur, kini bergabung dengan sekte yang tidak bisa mereka kendalikan. Mereka takut pada apa yang akan terjadi ketika dia menemukan Segel Budak di dalam dirinya.

Lu Changzu tidak membalas telepati itu.

Dia hanya menoleh, menatap lurus ke arah Lin Dou di area VIP.

Dan dia tersenyum.

Itu adalah senyum pertamanya di dunia ini. Senyum yang dingin, kosong, dan penuh dengan kebencian yang tak terukur. Senyum yang berkata: Aku tahu. Dan aku akan kembali untuk kalian.

Dia berbalik dan berjalan dengan mantap menuju panggung, menuju Chen Xuan.

"Hahaha!" Chen Xuan tertawa lagi. Dia melambaikan lengan bajunya. Energi hitam yang kacau membungkus Lu Changzu, menariknya ke sisi Tetua itu.

"Perekrutan di Kota Batu Hijau selesai!" umum Chen Xuan.

Dalam seberkas cahaya hitam, Chen Xuan dan murid barunya yang mengejutkan, Lu Changzu, menghilang dari panggung.

Mereka meninggalkan kerumunan yang kacau, tiga Tetua yang marah, dan wajah Lin Yuwen, serta Lin Dou, yang kini sepucat mayat.

Bersambung....

1
EGGY ARIYA WINANDA
🔥🔥🔥🔥🔥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!