Jiwa Dr. Nofia terbangun dalam raga yang kontras 180 derajat. Elara Vesta, putri tunggal dari Marquess Vesta yang malang. Tubuh Elara adalah lambang kelemahan dan ketakutan, ia hidup dalam kemiskinan dan ketidakberdayaan setelah kedua orang tuanya meninggal dunia, meninggalkannya sendirian dan sering menjadi sasaran perundungan.
Namun, begitu mata Elara terbuka, yang ada di dalamnya bukanlah ketakutan, melainkan ketajaman seorang dokter dan ketegasan seorang pejuang. Dengan modal Ruang Ajaib Dr. Nofia kini sebagai Elara harus menggunakan pengetahuan medisnya yang canggih, keterampilan beladiri nya, dan kecerdasannya untuk bertahan hidup di dunia barunya.
Misi pertamanya. Balas dendam, merebut kembali kehormatan dan kekayaan keluarga Vesta yang hampir punah dan membuktikan bahwa kelemahan Elara yang lama sudah mati.
Di saat Elar menjalani misi nya, Elara di hadapkan dengan seorang Pria yang merupakan Pangeran Mahkota dari kerajaan tetangga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hofi03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AWAL PEMBALASAN
Elara tersenyum, senyum yang begitu manis hingga mematikan.
"Tentu saja, Duke. Suatu kehormatan," jawab Elara, meletakkan tangannya di atas tangan besar Duke Marchel.
Saat mereka melangkah ke lantai dansa, semua mata kembali tertuju pada pasangan yang tidak serasi itu. Duke Marchel yang buncit dan licik, serta Elara yang cantik, anggun, ramping, dan memancarkan aura bahaya yang tersembunyi.
Saat menari, Duke Marchel berbisik pelan, suaranya dipenuhi ancaman tersembunyi.
"Saya harap Anda tahu tempat Anda, Marquess. Kekuatan baru dan kekayaan mendadak bisa menghancurkan reputasi. Anda tidak ingin rumor tentang persahabatan ayah Anda dengan tabib itu menjadi lebih buruk, bukan? Tabib tidak selamanya suci," bisik Duke Marchel, penuh penekanan.
Elara hanya diam, tidak menanggapi ancaman dari Duke Marcel, yang menurut nya tidak penting.
Elara membiarkan Duke Marchel memimpin beberapa langkah. Hingga akhir nya ia menginjak sepatu kulit Duke Marchel dengan ujung kaki haknya, tidak terlalu keras, tetapi cukup untuk membuat pria itu tersentak dan sedikit kehilangan keseimbangan.
"Astaga! Maafkan saya, Duke. Saya sangat ceroboh," ucap Elara, dengan nada penyesalan yang terlalu berlebihan.
Dalam gerakan berikutnya, Elara yang sudah lebih lincah dan atletis daripada yang diingat semua orang, menarik pinggangnya dari genggaman Duke Marchel, menciptakan jarak sejenak. Ia kemudian memimpin gerakan, memutar mereka ke arah sudut ruangan, di mana terdapat meja berisi piring-piring kecil kue kering mewah.
"Anda terlihat sedikit tegang, Duke. Mungkin Anda butuh camilan," ucap Elara, meraih satu kue dan, dengan gerakan yang anggun, ia menjatuhkannya ke lantai.
KLANG
PYARR
Suara piring kue yang pecah di lantai yang dilapisi marmer mewah langsung membungkam musik dansa. Semua pandangan langsung tertuju ke asal suara, termasuk Duke Marchel yang terkejut, tertuju pada Elara.
Elara langsung memasang ekspresi sangat malu dan cemas.
"Ya ampun, Duke! Betapa cerobohnya saya! Saya benar-benar minta maaf. Saya sangat gugup menghadiri pesta besar. Saya janji akan menggantinya," ucap Elara, nyaris berbisik dengan nada putus asa seorang gadis muda yang telah melakukan kesalahan besar. Ia memainkan peran Elara yang lemah dengan sempurna.
Duke Marchel yang awalnya marah karena diinjak dan kehilangan kendali atas tarian, tiba-tiba melihat kesempatan. Kejadian ini akan mengembalikan citra Elara sebagai gadis muda yang kikuk dan mudah diintimidasi.
"Tidak apa-apa, Marquess Vesta. Kecelakaan bisa terjadi. Mungkin Anda memang belum terbiasa dengan masyarakat kita yang rumit," jawab Duke Marchel, tersenyum sinis, menikmati rasa malu Elara.
Saat semua orang mulai berbisik-bisik, Elara membungkuk sedikit, dan bisikannya hanya ditujukan pada Duke Marchel, dengan senyum yang hilang dan mata yang kini sedingin es.
"Dinding ruangan ini memiliki telinga, Duke. Saya hanya ingin memastikan kita memiliki sesuatu yang lebih menarik untuk dibicarakan daripada urusan air di perbatasan," bisik Elara, menggarisbawahi kata-kata tersebut.
Jlep
Duke Marchel membeku, ucapan Elara, berhasil menembus jantung nya. Dia mengerti. Elara baru saja memberikan ancaman halus, mengingatkan bahwa dia kini memiliki koneksi militer dan akses ke informasi penting negara. Kecelakaan piring pecah itu hanyalah pengalih perhatian untuk menutupi bisikan ancaman itu, menjadikannya terlihat seperti gadis canggung alih-alih wanita licik yang sebenarnya.
"Sekarang, Saya rasa cukup tarian yang mendebarkan ini, Saya harus permisi, malam ini sungguh informatif, Duke Marchel, dan terima kasih banyak atas sambutan yang hangat ini," ucap Elara kembali ke senyumnya yang manis, menarik tangannya dari lengan Duke.
Tanpa menunggu reaksi dari Duke Marchel, Elara berjalan anggun menuju pintu keluar. Emi dengan cepat membukakan jalan untuknya.
Saat Elara melintasi kerumunan, Elara mendengar bisikan para bangsawan yang terbagi:
"Dia cantik sekali, tapi agak canggung," ucap tamu undangan A.
"Dia punya keberanian. Tidak ada yang pernah menginjak kaki Duke Marchel!" ucap tamu undangan B.
"Dia tampak berbeda. Lebih kuat," ucap tamu undangan C.
Masih banyak bisik-bisik yang membicarakan Elara.
Sementara sang bintang utama tampak santai. Elara tersenyum puas, ia telah mencapai tujuannya, menunjukkan sedikit kekuatan dan kerentanan palsu, menanamkan benih kecurigaan, mengancam Duke Marchel tanpa bukti, dan mendapatkan akses ke Earl Renald.
Saat Elara mencapai pintu, Elara berhenti sejenak dan menoleh ke belakang, ke arah Duke Marchel yang masih berdiri kaku di tengah lantai dansa, tampak seperti patung.
"Oh, Duke. Saya hampir lupa. Ramuan untuk Earl Renald besok pagi, itu akan menjadi hadiah saya untuk kebaikan hati Anda malam ini," ucap Elara, cukup keras untuk didengar banyak orang.
Elara memberikan senyum kemenangan terakhirnya, hingga akhir nya berbalik dan keluar dari acara pesta dansa yang di gelar oleh Duke Marchel.
"Ayo, Emi. Tugas selesai," bisiknya, sebelum melangkah keluar ke malam yang dingin, meninggalkan Duke Marchel yang wajahnya sudah memerah menahan amarah dan kekalahan.
Elara kembali ke kediaman nya dengan senyum penuh kepuasan.
"Ini hanya awal, bersiaplah untuk serangan selanjutnya Duke Marchel," batin Elara, tersenyum miring.
Pesta dansa Duke Valerian adalah kemenangan kecil bagi Elara. Ia telah memantapkan posisinya, menepis tuduhan, dan yang terpenting, mendapatkan akses ke Earl Renald.
☀️☀️☀️
Keesokan harinya, Elara mengirimkan ramuannya kepada Earl Renald. Sesuai janji Elara waktu di pesta dansa. Ramuan yang ia kirimkan adalah Ramuan Kehidupan yang sedikit dimodifikasi. Itu tidak akan menyembuhkan Earl Renald secara permanen, karena ia butuh dosis dan pengobatan jangka panjang, tetapi Ramuan itu akan meredakan gejala batuk kronis dan memberi energi yang sangat dibutuhkan. Ini adalah langkah kuda Troya.
"Emi, kamu antarkan ini ke kediaman Earl Renald, katakan ini adalah Ramuan yang saya janjikan kemarin," ucap Elara,. menyerahkan sebotol Ramuan, berwarna hijau.
"Baik Nona," jawab Emi, sopan.
"Saya permisi," pamit Emi, undur diri.
"Hem"
Jawab Elara, bergumam lirih, membiarkan Emi, melakukan tugas nya.
Pagi itu, udara Ibu Kota terasa dingin dan segar. Emi, pelayan pribadi Elara, mengenakan mantel tebal dan membawa kotak kayu kecil yang berisi botol kaca berukir berisi ramuan hijau cerah.
Meskipun sejujurnya Emi merasa sedikit gugup, ia teringat wajah tenang dan senyum kemenangan Nona nya semalam, yang memberinya keberanian.
Perjalanan ke kediaman Earl Renald tidak terlalu jauh dari properti kecil yang kini ditempati Elara. Ketika tiba di gerbang besi tempa yang megah, Emi menarik tali bel dengan ragu-ragu.
Seorang kepala pelayan tua yang tampak kaku dengan wajah yang datar muncul dari pos jaga.
"Ada keperluan apa?" tanyanya dengan nada formal yang dingin.
"Saya Emi, pelayan pribadi Marquess Elara Vesta. Saya datang untuk mengantarkan ramuan herbal yang dijanjikan Nona saya kepada Earl Renald tadi malam di pesta Duke Marchel," jawab Emi membungkuk sopan.
luar biasa thor❤❤❤❤❤❤