Mengejar Cinta Tuan Leon.

...🔥🔥🔥...

...(🔞🔞🔞🔞)...

"Uhh... ahhh..." desah seorang wanita tanpa busana, terus bergerak maju mundur di atas seorang pria bertubuh kekar penuh tatto.

...Pria itu adalah Leon, yang kini tengah berada di bawa kendali wanita sewaannya, sambil terus mengeram nikmat menikmati setiap gerakan lambat yang dilakukan oleh wanita itu....

"Akkhhhh, lebih cepat," perintah Leon menggertakkan giginya meraih pinggang wanita itu, memaksanya bergerak lebih cepat.

"Ahhh... tunggu dulu," bisik wanita itu menghentikan gerakannya tersenyum menggoda menatap wajah tampan Leon yang dihiasi kumis tipis."Aku masih ingin-"

Bruk!

"Akkhhh!" Wanita itu meringis kesakitan saat tubuh polosnya tiba-tiba saja mendarat di lantai tanpa peringatan.

"Aku membayar kamu untuk melayaniku, bukan untuk bermain tarik ulur," ucap Leon marah bangkit dari atas kasur berjalan menuju nakas, kemudian meraih ponselnya melakukan panggilan."Cepat kemari!" pekik Leon memerintah, lalu mematikan panggilan.

Ceklek.

...Pintu kamar terbuka lebar muncul seorang pria tampan bertubuh kekar tinggi, berjalan masuk mengabaikan wanita sewaan Leon yang sedang sibuk meraih pakaian miliknya yang berserakan dimana-mana. Sesampainya di samping Leon yang tak memakai busana, kemudian ia pun membungkuk....

"Iya Tuan," ucapnya.

"Bawa wanita itu pergi, dan bongkar rumah bordil tidak berguna itu," perintah Leon, nafasnya memburu amarah sambil melepaskan pengaman yang menempel di tongkat ajaib jumbo miliknya, kemudian membuangnya ke tempat sampah.

"Tuan aku tau aku salah, lain kali aku tidak akan melakukannya lagi, aku mohon jangan bongkar rumah bordil itu," pinta wanita itu menangis, segera berlutut memohon kepada Leon, karena rumah bordil adalah jalan satu-satunya ia mendapatkan uang untuk bertahan hidup.

"Aku tidak peduli," ucap Leon dingin melirik asistennya itu."Lakukan," lanjutnya tanpa ampun.

...Asisten itu pun mengangguk paham segera berbalik dan menepuk tangannya. Tak lama beberapa pria bertubuh tinggi masuk ke dalam kamar, dan mereka diarahkan untuk menyeret wanita yang masih sibuk mengenakan pakaiannya yang tinggal sisa....

"Hei, tunggu dulu! Biarkan aku selesai memakai pakaianku!" teriak wanita itu meronta, saat ia di tarik paksa oleh para pria itu.

"Bawa dia pergi, dan buang dia ke jalanan," perintah Leon.

"Baik, Tuan."

...Mereka terus memaksa menyeret wanita itu keluar dari dalam kamar, meninggalkan Leon dan Asistennya seorang diri....

"Bagaimana kabar orang yang aku perintahkan untuk di selidiki?" tanya Leon meraih juba mandinya, kemudian memakainya.

"Ternyata kecurigaan Tuan benar, mereka memanfaatkan sekolah gratis yang Tuan bangun untuk orang-orang tak mampu, demi keperluan pribadi mereka," lapor sang asisten.

"Kurang ajar," umpat Leon."Besok aku ingin melihat orang yang bertanggung jawab atas kekacauan ini di markas," perintah Leon.

"Baik, Tuan."

*

*

*

...Di sisi lain tepatnya di mansion milik keluarga Maura, di ruang tengah terlihat Leticia berdiri terdiam sambil menundukkan kepalanya akibat dimarahi oleh sang ayah yang baru saja pulang dari perjalanan bisnis selama seminggu, dan ia langsung mendapatkan aduan dari istri keduanya Arina bahwa, Leticia sering kali bolos sekolah dan suka keluyuran di luar hingga jam sekolah selesai....

"Mau jadi apa kamu nantinya!" bentak Tuan Takur berdiri tegap menatap Leticia dengan marah.

"Mau jadi apa lagi? Ya jadi manusialah..." gumam Leticia dengan suara pelan.

"Sayang, kamu dengar itu? Anak itu memang susah diatur, apalagi akhir-akhir ini dia suka bergaul dengan anak-anak miskin di jalanan, membuatnya bertingkah layaknya preman," ujar Nyonya Arina menambah bumbu, agar amarah suaminya itu semakin memuncak.

"Apa itu benar, Leticia?" tanya Tuan Takur penuh penekanan.

...Leticia pun mengangkat kepalanya menatap sang ayah. Kedua mata Leticia tidak menunjukan ketakutan sama sekali, kecuali rasa kecewa, sedih yang mencampur menjadi satu....

"Itu benar Pa. Tapi, walaupun mereka hidup seadanya, setidaknya mereka tau diri dan selalu menjaga lisan mereka agar tidak menyakiti perasaan orang lain," sindir Leticia melirik Nyonya Arina mengunakan ekor matanya.

"Dasar anak durhaka! Kau menyindirku, kalau selama ini aku adalah orang tidak diri dan menyakiti perasaan ibumu, begitu?!" bentak Nyonya Arina merasa tertampar oleh perkataan Leticia dan langsung mengamuk.

"Sayang tenanglah... Leticia tidak bermaksud-"

"Maaf, apakah tadi kamu mendengar aku menyebut namamu?" Leticia segera memotong perkataan ayahnya sambil menatap dingin ke arah ibu tirinya itu.

"Dasar anak sialan! Walaupun kamu tidak menyebut namaku, tapi aku tau kamu menyindirku! Karena sejak kematian ibumu dan ayahmu menikahiku, kamu tidak pernah menyukaiku dan tidak mau menerimaku dan Tasya putriku di mansion ini!" teriak Nyonya Arina menggema, memecahkan keheningan malam di mansion mewah itu.

"Kalau kamu merasa perkataanku menyindirmu, maka anggap saja seperti itu," balas Leticia.

"Leticia!" teriak Tuan takur marah besar dan mengagungkan tangan kekarnya.

Plak!

...Satu tamparan mendarat di pipi Leticia membuat seisi mansion yang awalnya ricuh, berubah menjadi hening. Sontak Leticia tersentak memegang pipinya yang terasa panas sambil menitikkan air mata menatap sang ayah dengan tatapan tak percaya....

"Papa... ka-kamu menamparku karena dia..." lirih Leticia air matanya terus mengalir deras.

...Tuan Takur yang baru tersadar dengan aksinya itu, seketika menyesal dan mencoba melangkah mendekati Leticia....

"Nak, Papa-"

"Cukup...! Jangan dekati aku..! Aku benci Papa!" teriak Leticia marah berlari pergi meninggalkan ruang tengah menuju kamarnya sambil terus menangis.

...Sesampainya di dalam kamar, Leticia segera melempar tubuhnya di atas kasur, dan mulai menangis terisak-isak. Ini adalah sisi gelap Leticia yang tidak semua orang tau bahkan Jasmin sendiri. Dari luar orang-orang akan berpikir kalau kehidupan Leticia serba berkecupan karena ia terlahir dari keluarga terpandang. Akan tetapi yang sebenarnya terjadi, semua keperluan Leticia di batasi, namun tidak dengan Tasya yang sesuka hati melakukan apapun yang dia mau....

(Bersambung)