Kisah seorang istri yang mencintai suaminya, namun di balas dengan penghianataan dan balas dendam kelurga nya.
Ella menyambut cinta Andrean yang selalu perlakuan dirinya bak seorang Ratu. Hingga akhirnya mereka menikah. Namun sayang, sikap peduli, perhatian dan kasih sayang Andrea menghilang begitu saja. Andrean perlakukan Ella bak orang asing di rumah nya sendiri.
Hingga perselingkuhan Andrean di ketahui Ella. wanita berparas cantik yang memiliki segudang prestasi itu mencoba bertahan. Ia Terus berbuat baik dan patuh pada sang suami. Tetapi kesabaran Ella ada batasnya, sampai akhirnya pertahanan Ella runtuh.
Ella membuat permohonan surat cerai dan mentalak Andrean.
Pria tampan penuh kharisma itu berkata "kau ingin bercerai? Tidak akan pernah bisa, selama pembalasan ku belum berakhir!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon enny76, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Teringat masa lalu 2 (Ella kecil)
Seorang sosok wanita paruh baya berjalan kearah Ella dengan sebuah tongkat di tangannya.
"Nenek...!"
Ella berjalan mendekat dan memeluk wanita renta tersebut.
"Nenek ada di sini juga?"
"Aku tahu dari paman mu, kalau kau datang ke Marola. Sudah satu minggu nenek menginap disini."
Ella mengangguk bersamaan senyuman bahagia di bibir nya. Sudah lama ia tidak bertemu nenek dari pihak ibunya. Padahal nenek Timothy juga tinggal di Perth, hanya berjarak tiga jam dari rumah Ella.
Mereka berbincang sambil berjalan, menyusuri ruangan tamu yang luas.
"Pantas saja, rumah ini begitu rapih dan bersih nek."
"Nenek menyuruh orang untuk membersihkan rumah ini, agar tetap terawat."
"Nenek punya sesuatu untuk mu."
Wanita paruh baya itu berjalan kesebuah lemari besar, lalu mengambil sebuah kotak panjang. Nenek menyuruh Ella untuk membukanya. Wanita cantik berhati lembut itu membuka kotak yang terbuat dari kayu. Seketika matanya berbinar.
"Biola?"
Ella mengambil dan mengamati biola tersebut. "Nek, bukankah biola ini sudah rusak?"
Ia sangat terkejut, biola itu sudah rusak selama bertahun-tahun dan ia tidak pernah menyentuhnya lagi.
"Nenek yang sudah bawa ke tempat perbaikan biola. Nenek tahu kamu tidak mau biola yang baru."
Ella memang mahir bermain biola, seperti ibunya Soraya. Sejak usia enam tahun Ella selalu di ajak bermain biola dan ikut pentas bersama sang ibu. Namun petaka itu datang saat Soraya di tuduh berselingkuh dan membunuh seorang pria dari status sosial yang tinggi.
Setahun setelah Soraya di penjara, Bagas membawa pulang ibu sambung dan saudara tiri perempuan yang usianya setahun di bawah Ella.
Awalnya Siska baik dan perhatian pada Ella, Namun setelah sekian lama tinggal serumah, sikapnya berubah kasar. Seringkali Siska membela anak kandung nya meskipun ia berbuat salah. Padahal Bagas tidak pernah pilih kasih antara anak Siska dan Ella.
Ella yang cerdas dan berprestasi di sekolah membuat Vivi iri, anak itu bukan hanya pintar bermain biola dan piano tetapi juga juara kelas di sekolah nya, seringkali Ella ikut pentas perlombaan biola dan selalu juara. Vivi pun tidak mau kalah, ia masuk sekolah musik biola.
Hingga pada suatu hari...
("Berikan biola mu!")
Gadis itu merebut biola dari tangan Ella.
("Kamu juga sudah punya biola sendiri, kenapa merebut punya ku!")
("Tapi aku suka biola ini!") balas Vivi sambil tersenyum
Ella merebutnya kembali dari tangan Vivi ("Ini biola pemberian ibu ku, kenapa kamu suka sekali barang-barang milikku.")
("Aku tidak suka kamu lebih baik dari ku, Ella!)
Vivi kembali merebut biola Ella, namun Ella mempertahankan miliknya. Dua gadis berusia 9 dan 10 tahun itu saling tarik-menarik.
("Apa-apaan ini, kenapa kalian bertengkar?!") Siska datang dan menarik tubuh Ella agar menjauh dari Vivi. Hingga pegangan biola terlepas, Vivi berhasil mendapatkan biola itu.
("Vivi kembalikan biola ku!") seru Ella
("Ella! Kenapa kamu selalu pelit pada adik mu, Vivi hanya pinjam biola itu.")
("Tapi Vivi selalu merusak barang yang aku miliki Tante! Biola itu pemberian hadiah dari ibu.")
Siska melipat kedua tangannya di dada seraya menatap benci pada Ella ("Tidak usah sebut-sebut ibumu. Aku muak mendengar nya!")
(Tante..") Ella menggoyangkan tubuh Siska sambil menangis tersedu ("Tolong mintakan biola ku pada Vivi, siang ini aku akan lomba.")
Siska menghempaskan tangan Ella ("Masih ada biola yang lain bukan? Jangan pernah minta barang yang sudah Vivi pegang.")
Setelah berbicara, Siska melangkah pergi tanpa perduli kesedihan Ella, sementara Vivi tersenyum penuh kemenangan.
Ella mencoba mengambil biola dari tangan Vivi.
Ella.. ("Kembalikan milik!")
Vivi.. ("Tidak akan ku berikan!")
Vivi berlari, Ella mengejarnya dan tak ingin barang miliknya di rebut kembali oleh saudara tirinya.
Tiba-tiba...
"Prak...'
Vivi melempar biola Ella dari lantai atas, biola itu jatuh ke bawah hingga terdengar suara nyaring.
("Vivi....!") seru Ella.
("Kau jahat!) Ella berlari menuruni anak tangga dan menghampiri biola yang sudah hancur di lantai. Ia menangis sambil memeluk biola kesayangan nya.
("Ella... Ada apa?")
Bagas datang dari arah pintu.
("Ayah... Biola ku rusak." hiks...) kata Ella sedih
("Sayang... Kamu sudah pulang.") Siska menghampiri Bagas seraya cipika-cipiki, lalu meraih tas kerja Bagas dengan suara lembut.
Wanita itu menatap Ella sambil berkata lembut ("Ella kan sudah Tante bilang, nanti akan Tante belikan yang baru, yang lebih bagus dari punya mu yang lama.")
Ella menggeleng lemah ("Ini biola pemberian ibu.")
Bagas bertanya pada Siska ("Ada apa sebenarnya sayang?")
("Hanya masalah anak-anak saja, tak sengaja biola Ella terjatuh.")
Vivi berlari dan menghampiri Bagas dengan ekspresi sedih ("Ayah, aku tidak sengaja menjatuhkan biola Ella, hukum saja aku Ayah.")
("Anak baik, tidak ada hukuman untuk mu.") Bagas mencubit pipi Vivi gemes.
("Tapi Ayah___")
Bagas memotong ucapan Ella ("Sudah-sudah tidak usah di bahas lagi, nanti ayah belikan biola yang baru untuk Ella dan Vivi.") kata Bagas menyudahi permasalahan.
("Aku sudah masak untuk mu sayang.") Siska merayu Bagas dengan ekspresi menggoda.
Bagas tersenyum ("Aku juga sudah lapar.")
Bagas dan Siska berjalan menuju ruangan makan, sementara Vivi tertawa dengan bangga sambil berlari mengikuti ibu dan ayahnya.
"Ella...."
Nenek Timothy menepuk bahu Ella yang sedang mengusap lembut biola miliknya.
"Nenek, terima kasih sudah membetulkan dan menjaga biola ku."
"Istrahat lah Ella, pasti perjalanan mu sangat melelahkan."
"Iya Nek."
"Paman apa ada di Marola?"
"Ia sudah pulang dari perjalanan dinas ke Montala. Kapan kamu akan menemui Ramon?"
"Besok aku akan berkunjung kesana."
"Ohya Nek, apa sudah menengok ibu? Bagaimana keadaannya."
Nenek Timothy duduk di sebuah kursi kayu, ia meraih gelas yang tertutup, setelah membuka tutupnya ia meneguk air putih di dalamnya.
"Nenek tidak tega melihat kondisi ibu mu."
Nenek Timothy menghela nafas panjang seraya menaruh gelas di atas meja.
"Bila teringat sikap Bagas yang hanya menyalahkan ibu mu, nenek sungguh terluka. setelah ia menikah lagi, tidak perduli padamu."
Ella terdiam. Ia tahu kenapa nenek dan kelurga ibunya sangat membenci Bagas. karena sikap ayahnya yang terlalu memanjakan Vivi dan lebih percaya kata-kata Siska. Terlebih Bagas menikah dengan Siska tanpa sepengetahuan Soraya. Selagi Soraya di penjara, ia malah menikah lagi hingga Soraya depresi.
Di usia Ella 12 tahun, nenek Timothy dan pamannya Ramon membawa Ella pergi dari kelurga Bagas, karena pria itu tidak adil pada anak kandungnya sendiri.
Setelah Ella hidup bersama nenek dan pamannya, Bagas pindah rumah ke kota Malvin. Rumah itu sempat ingin di jual, tetapi Ramon murka dan mengambil alih rumah tersebut atas nama Ella.
Setelah lulus sekolah, Ella mengambil universitas jurusan teknologi. Pada usia 20 tahun ia telah mendapat gelar Doktor atas pencapaian nya, saat usia 23 tahun duduk di bangku S3 tiba-tiba ia memilih menikah, semua teman dan dosennya menyayangkan tindakan Ella yang berhenti kuliah.
💜💜💜💜