" Tolong Duk, kakek titip mereka padamu, kakek takut tak mampu lagi bertahan di dunia yang keras ini kasihan mereka jika kakek sudah tiada." ucap pria tua itu kepada ku, aku melihat ke arah dua anak kecil saling bergandengan, mata mereka yang biru safir menatapku dengan harap.
" Baiklah kek, saya akan menjaga mereka, tapi saya minta maaf saya tidak bisa memberikan mereka fasilitas, kakek tau kan keadaan saya juga sedang sulit." Ucapku jujur dan kake itu mengangguk.
" Saya percaya padamu Duk, saya titip mereka, dan terimakasih..." ucap pria tua itu dan pergi meninggalkan kedua anak kecil itu di hadapanku, mata mereka yang tajam serta indah, membuat siapa saja akan merasa tak tega. dua Anka kecil yang ku bawa pulang membuat kehidupan ku berubah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama nayfa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menganti penampilan
Aldi dan Antika, berpamitan dan mengajarkan mereka cara membakar ikan dan ayam untuk mereka makan selama Antika dan Aldi pergi.
Antika dan Aldi berjalan beriringan menuju air sungai itu, setelah menyebrangi sungai mereka sampai di hutan, mereka mencari kayu yang di butuhkan sesuai petunjuk Tejo, Antika memindai pepohonan itu.
" Mas...ini pohonnya bukan?" Ucap ku pada mas Aldi, mas Aldi mendekat dan saat memperhatikan pohon itu ia mengangguk, ia mengambil gergaji di rumah mereka dan membawanya kembali ke dunia itu, Aldi menebang pohon itu hingga roboh.
sedangkan Antika meneliti sekitarnya pandangan Antika tertuju beberapa pohon yang sama besarnya berdiri tidak begitu jauh.
" Mas..terus bagaimana kita memindahkan tanggul-tanggul ini ke tepi sungai?" Tanya ku heran saat melihat tumpukan gelondongan pohon di depan mata.
" Jo..saya butuh seseorang membantu memindahkan gelondongan ini?" Ucap mas Aldi memanggil tejo.
" Tuan dan nyonya bisa membawanya langsung, coba aja itu sangat ringan jika kalian berdua bergotong royong." Ucap Tejo.
" Kita coba mas." Ujar ku, kami pun mengangkatnya dengan di kedua sisi bersama, ternyata benar tunggul pohon yang terlihat besar dan berat ternyata sangat ringan jika di angkat bergotong royong.
Antika dan Aldi bergotong royong memindahkan gelondongan pohon ke pinggir sungai agar memudahkan mereka memindahkannya lagi menyebrangi sungai.
Tumpukan-tumpukan gelondongan itu meninggi sekitar tiga tingkat itu mereka biarkan begitu saja hingga pengangkatan terakhir.
" Kita pindahkan kapan mas, ini kita sudah mau dua hari?" tanya ku khawatir.
" Hari ini mas kerjakan untuk keliling buat kebun dulu." Ucap Aldi.
Dan benar saja Aldi memotong gelondongan kayu itu untuk membuat petakan kebun sementara waktu, karena misi mereka sangatlah mepet.
Satu jam kemudian patokan demi patokan sudah selesai Aldi langsung masuk ke ruang kebun dan mengambil air, ia mengambil cangkul dan sejenisnya untuk mempersiapkan media tanahnya dulu Aldi di bantu Antika akhirnya pekerjaan itu selesai, Antika dan Aldi menanam umbi-umbian, yang mudah dan cepat, ia juga menanam buah tomat dan buah timun.
" Waktu menunjukan sore hari, Antika dan Aldi pergi meninggalkan kebun mereka yang tak jauh dari goa, mereka datang ternyata pas mereka datang semua orang sedang bekerja sama membuat makanan yang di ajarkan oleh Antika sebelumnya.
" Wah...baunya wangi sekali...terlihat mengoda." Ucap Antika dengan mendekat kati nyonya miza dan iza yang sedang bekerja sama, iza mengipas dan nyonya miza mengaplikasikan bumbu pada ayam itu.
" Nona Antika bawa apa itu?" Nyonya miza heran melihat Antika membawa potongan kayu entah untuk apa.
" Oh ini, ini kayu mau saya taruh di sana, untuk membuat jaring." Jawab Antika tak lupa senyum ramah dan manisnya.
" Oh ia, iza ..kamu ikut saya sebentar bisa." Antika menarik iza, dan meminta beberapa pria menggantikan ibu dan anak itu duluan sementara.
" Maaf iza,...kakak boleh tanya gak, tapi kalo gak mau jawab juga gak apa.!" Ujarku menatap ke arah iza yang terlihat bingung.
" Ada apa nona Antika?" Tanya tak sabar nyonya miza.
" Maaf nyonya..saya cuma mau tanya, iza ini kan habis melahirkan ya katanya, kalau boleh tau sudah berapa lama?" tanya Antika emang nyonya miza tidak menceritakan berapa lama iza setelah melahirkan.
" Biyung ingat sekitar Pitung dinten kepungkur ." Jawab nyonya miza, sedangkan iza hanya tertunduk sedih mengingat waktu itu.
" Maaf kan saya iz..kakak gak tau jika kamu masih baru, oh ia sebentar kakak punya sesuatu, kakak harap kamu lebih semangat lagi ya, doakan anak kmu di surga sana,..." Ujarku sambil menunjuk dan mendongak ke atas di ikuti oleh ibu dan anak itu juga.
Antika mengeluarkan Bros miliknya yang selalu ia lekatkan di hijabnya, dan bando milik lita yang yang masih terbungkus plastik yang ia belikan beberapa waktu lalu.
" Ini untuk kamu, ku taruh sini ya, wah cantik" Ujar ku dengan senang dan gembira saat ku lihat senyum hangat dari iza.
" Terimakasih kak." Ucap tulus iza
" Sama-sama sayang, hemm....sepertinya kalian harus Menganti baju kalian, tapi besok saja ku kasih ke kalian, tapi sebelumnya saya ukur dulu boleh kah nyonya miza dan iza?" Ujarku sambil tersenyum senang.
Mereka memandangi baju mereka lalu ke arah Antika dan melihat kembali ke arah baju merah dan lagi ke arah Antika, mereka sadar baju bagus dan tertutup seperti di kenakan Antika sepertinya lebih hangat, tidak akan terkena angin malam secara langsung.
Sedangkan baju yang mereka pakai terbuat dari kulit hewan yang di keringkan sempurna oleh matahari terik, hanya menutupi paha dan dada mereka saja.
" Yuk kita kembali, saya harus pergi juga dengan suami saya kalian istirahat lah, untuk hari esok, saya mau kita bekerja sama untuk membuat rumah kalian mau kan." Ujarku dan di angguki mereka berdua dengan senang.
Antika mengajak Aldi pergi, mereka akan pergi ke pasar atau toko baju, dan itu tidak bisa langsung pindah mereka harus ke kebun virtual dulu untuk memanen atur mayur mereka dan menanamnya kembali, karena di dunia zaman mereka, mereka sebagai petani, namun di zaman lampau mereka sebagai petualang.
" Pergilah tuan, daging dan ikan pemberian kalian ini sudah sangat cukup untuk kami malan malam ini." Ujar tuang Gama dengan senyum ramahnya, mereka sadar tidak ada hal yang mereka harus cari tau mereka akan mengikuti ucapan tuan yang mereka anggap sang penolong.
" Terimakasih." jawab tulus Aldi, Aldi dan Antika berbalik, dan berpesan pada semua orang agar tidak lagi berburu, Karena jam malam Aldi sudah ada di goa membawa makanan untuk mereka.
"Mas..kita pergi ke toko baju atau ke mana dulu?" Tanyaku, kini Aldi dan Antika berada di kebun virtual setelah memanen semua sayuran, di kebun virtual Antika dan Aldi kini sudah naik level menjadi level 6 pembukaan lahan semakin luas dan Aldi menerima banyak bibit buah dan sayur mayur, sedangkan Antika poinnya semakin mendekati tiga miliar poin, di dompet virtual serta ATM otomatis pun sudah tersedia yang akan muncul sendiri ketika Antika ingin menggunakannya di dunia mereka ( zaman modern ).
" Kita belanja kebutuhan satu kelompok itu ma, serta jangan lupa selimutnya,.
" Mas...ini apa ya?" Tanya Antika heran melihat layar namun deretan paling bawah sebelah pojok kanan terlihat box tapi seperti peti berkedip-kedip.
" Coba klik ma?" Ujar mas Aldi, kami yang penasaran pun ngasal pencet.
KLIK....
SELAMAT PENINGKATAN STATUS BERHASIL ... NYONYA ANTIKA MENDAPATKAN ITEM BOX KAPASITAN LEVEL SILVER.
SILAHKAN KLIK JIKA MENGINGINKANNYA, JIKA TIDAK MENGINGINKANNYA BISA DI GESER ATAU HAPUS.
" Tejo...., kegunaan item box apa?" Tanyaku yang reflek langsung memanggil tejo.
" Kegunaannya menyimpan semua benda atau apapun yang anda inginkan nyonya, daging mentah atau masak atau alat benda apapun tanpa anda kesulitan harus datang ke kebun virtual lagi, cukup anda membeli atau mengambil sesuatu dan menyimpannya, jika anda ingin mengambilnya tinggal anda keluarkan dengan cara seperti mengambil barang dan cukup membayangkan barang apa yang ingin anda ambil dan hanya barang-barang yang anda simpan saja yang tersedia di dalam item box yang bis Adi ambil kembali." ujar Tejo memanjang menjelaskan, aku dan mas Aldi saling pandang dan kemudian tersenyum dan mengangguk.
" Terimakasih penjelasannya." Ujar Antika. Senang.
Ia mengeklik ambil, dan anehnya benda itu tak terlihat bentuk bayangan atau transparan aja, hanya Antika yang bisa melihat tidak dengan siapa pun termasuk suaminya.
" Item boxnya mana ma?" Tanya Aldi heran terlihat jelas jika istrinya mengambil namun ia tak melihatnya.
" Ia otomatis mas, mas gak bisa melihatnya kah?" ujarku heran.
" Gak..." Jawab mas Aldi sambil menggeleng.
" Ia sudah kita pergi keburu sore nanti tokonya tutup." Ujarku pada mas Aldi, ia mengambil tas selempang yang ia simpan di kebun virtual.
Mereka kembali ke Zaman modern dimana mereka tinggal, mereka jalan ke sebuah pusat toko besar di kota kecamatan mereka toko baju yang mereka datangi.
Satu jam lebih Antika dan Aldi berkeliling mencari baju yang mereka butuhkan.
Antika dan Aldi memborong keperluan mereka di dunia zaman lampau itu selama kurang lebih satu hari lagi.
Setiap berbelanja Antika langsung measukannya ke item box jadi wajar jika antik tidak seperti membawa barang, setelah puas berbelanja bau, Antika mengajak suaminya ke penjual daging atau ayam atau ikan.
mereka hampir memborong semua ikan dan daging di lapak itu membuat semua orang melongo, karena kapasitas item box seperti suhu kulkas bisa bertahan hingga dua Minggu atau lebih jika berisi makanan atau daging.
" Sudah...yuk kita kembali ke sana." Ujar Antika santai setelah mereka keluar dari lorong sepi yang jarang di lalui orang.
Malam menjelang di dunia zaman lampau, mereka tidak langsung masuk mereka mengetok pintu yang ada di depan goa, mendengar ada ketukan semua para pria berantisipasi semua.
Saat pintu terbuka mereka semua terkejut dan lekas menurunkan tombak mereka dan menatap tuan penyelamat mereka berdiri di depan pintu dengan kedua tangan ke atas.
" Tuan maaf kami semua tidak tau." Ucap tak enak hati dari salah satu pemuda mereka meminta maaf.
" Terimakasih sudah mau bekerjasama, ayo masuk." ujar mas Aldi dan mereka berjalan beriringan.
Antika jalan mendekati dua wanita dan mengeluarkan semua baju yang mereka beli, Antika meminta semua orang ikut Mereka ke sungai kecil yang akan menjadi bagian tempat tinggal mereka.
Para wanita lekas mandi dengan cara Antika dan Aldi menyiapkan kamar mandi darurat dengan kain yang di lilitkan setiap sudut kayu.
" Pakai ini dan ini, " Ujar Antika menyerahkan sampo botolan dan sabun, tak lupa obat kutu untuk mereka sebelum mandi, Antika mengajari jangan sampai terkena mata.
Setelah selesai Antika membawa kedua wanita itu masuk kesebuah tenda di mana tenda itu untuk mereka tidur nantinya.
Lampu portabel yang cukup besar dan terang membuat cahaya di tanah lapang itu terlihat memukau dari kejauhan, setelah semuanya selesai mandi dan berpakaian, mereka terlihat bersih dan rapi, Aldi juga memotong rambut para pria, Antika memberi pelembut rambut dan vitamin rambut pada wanita, kini mereka semua sudah terlihat seperti penampilan Antika dan Aldi penampilan mereka jauh lebih baik dan rapi, walau perempuannya tidak mengenakan hijab seperti Antika namun hawa dingin malam itu tidak mereka rasakan karena baju yang mereka kenakan cukup nyaman di pakai.
Mereka tidak lagi kembali ke goa, Antika dan Aldi bergotong royong membangun tenda, ada empat tenda yang di dirikan oleh Antika dan Aldi serta di bantu oleh semua para pria.
Tiga tenda milik pasturi, satu tenda kusus untuk para pemuda atau singel.
Belum lagi hilang rasa keterkejutan mereka saat Antika mengeluarkan tenda, kini mereka terkejut kembali Antika mengeluarkan daging cukup besar di hadapan mereka, dan Antika juga mengeluarkan semua peralatan masaknya, itu semua terlihat jelas di hadapan mereka orang-orang di zaman itu tidak berkedip melihat keanehan itu tak ada suara sedikit pun hanya rasa terpukau dengan apa yang mereka lihat, hingga Aldi mengingatkan mereka semua.
" Apa yang kalian lihat jangan sampai orang lain tau, ingat ini rahasia kita semua jika kalian masih ingin mengikuti saya dan istri saya." Ujar tegas mas Aldi menatap kesemua orang yang ikut menatap ke mas Aldi dan mengangguk cepat, mereka langsung berfikir lebih baik diam dan pura-pura tak tahu.
" Nyamannya..." ujar salah satu pemuda yang masuk dan merebahkan tubuhnya ke kasur liat yang di sediakan oleh Aldi.
Sesali makan dan membersihkan peralatan masak semua orang masuk ke tenda masing-masing hanya menyisakan api unggun yang entah mengapa tidak bisa mati.
semangat kak 💞
lanjut thorrr...trus semangat..💪💪🥰