NovelToon NovelToon
Jodohku Teman Mama

Jodohku Teman Mama

Status: tamat
Genre:Romantis / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Tamat
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Julia And'Marian

Raisa tak pernah mengira hidupnya akan berubah drastis setelah ulang tahunnya yang ke-23. Gadis ceria itu terkejut ketika sang mama mengenalkannya pada seorang pria—bukan untuk dijodohkan dengan lelaki muda seperti biasanya, melainkan dengan teman dekat mamanya sendiri, seorang pria dewasa bernama Ardan yang berusia hampir dua kali lipat darinya.

Ardan, seorang duda mapan berwibawa, awalnya tak berniat menerima tawaran perjodohan itu. Namun, kepribadian Raisa yang hangat dan polos perlahan membuatnya goyah. Raisa pun dilanda dilema: bagaimana bisa ia jatuh hati pada seseorang yang selama ini ia kenal sebagai “Om Ardan”, sosok yang sering datang ke rumah sebagai sahabat mamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 30

Ardan berdiri mematung di tengah ruangan, dadanya naik-turun, napasnya terengah-engah seperti baru saja berlari maraton. Tatapannya bergantian antara Raisa yang pucat dengan mata sembab, dan Bu Ratna yang duduk tegak di kursinya, seperti seorang ratu yang siap menjatuhkan vonis.

“Duduk,” ucap Bu Ratna sekali lagi, nada suaranya tegas, nyaris tak memberi ruang untuk penolakan.

Ardan mengepalkan tangan, rahangnya mengeras. “Aku nggak butuh duduk untuk dengar omongan yang mungkin cuma buat aku tambah marah.”

“Kalau kamu berdiri, kamu akan pergi sebelum aku selesai bicara,” jawab Bu Ratna dingin. “Dan kamu akan tetap hidup dalam kebohongan yang sama seperti dulu.”

Ardan terdiam sesaat, lalu akhirnya menarik kursi dengan kasar dan duduk. Kursi itu berderit pelan, tapi ketegangan di udara membuat suara kecil itu terdengar seperti ledakan.

Raisa duduk di samping Ardan, tangannya ingin menggenggam tangan suaminya, tapi ia ragu. Ia tahu, apa pun yang akan diucapkan Bu Ratna, akan membuat jarak di antara mereka semakin lebar.

Bu Ratna menghela napas panjang, matanya menerawang sesaat, lalu menatap Ardan lurus. “Kamu pikir aku keras padamu. Kamu pikir aku mau memisahkan kamu dan istrimu karena aku nggak suka sama dia. Itu salah.”

“Lalu kenapa?!” Ardan langsung memotong, nadanya meninggi.

“Karena kamu terlalu mirip ayahmu.”

Ucapan itu seperti tamparan. Ardan merunduk sedikit, menahan emosi. “Apa salahnya kalau aku mirip ayah?”

Bu Ratna menghela napas lagi, kali ini lebih berat. “Ayahmu… bukan seperti yang kamu kira. Dia dulu juga punya seseorang yang dia cintai setengah mati. Sama seperti kamu ke Raisa. Dia percaya, selama mereka bersama, semua akan baik-baik saja. Tapi kenyataannya, itu justru membuatnya hancur.”

Raisa menatap Bu Ratna penuh tanda tanya. “Hancur? Maksud Ibu?”

Tatapan Bu Ratna kini beralih ke Raisa, dingin tapi juga ada gurat sedih. “Ayah Ardan dulu kehilangan semua yang dia punya. Usaha, teman, harga diri… semua karena terlalu bergantung pada satu orang. Dan saat orang itu pergi—” Bu Ratna terhenti, suaranya nyaris pecah. “—dia tidak bisa berdiri lagi.”

Ardan menatap ibunya dengan rahang mengeras. “Itu nggak ada hubungannya sama aku dan Raisa. Aku nggak akan jatuh kayak ayah.”

“Itu yang ayahmu bilang dulu,” potong Bu Ratna cepat. “Sebelum dia mengemis di depan rumah orang yang dia cintai, sebelum dia kehilangan segalanya, sebelum dia… meninggalkan aku dan kamu.”

Raisa memandang Ardan, matanya melebar. “Ardan… ayah kamu—”

“Dia meninggal,” jawab Ardan cepat, seperti ingin menutup pembicaraan. “Aku udah tahu itu.”

“Ya,” sahut Bu Ratna lirih, “tapi bukan karena kecelakaan, atau sakit seperti yang kamu kira. Dia memilih pergi dari dunia ini. Karena dia nggak sanggup hidup tanpa orang itu.”

Hening.

Raisa menutup mulutnya dengan tangan, menahan napas. Ardan membeku di kursinya.

Bu Ratna melanjutkan, kali ini suaranya terdengar getir. “Aku melihat kamu, Ardan. Cara kamu memandang Raisa, cara kamu bereaksi begitu dia hilang… persis seperti ayahmu. Kamu nggak makan, nggak tidur, semua hidupmu cuma berputar di sekeliling dia. Dan kalau suatu hari dia nggak ada… aku nggak mau mengubur anakku seperti aku mengubur suamiku.”

Ardan menunduk, matanya basah, tapi ia menggeleng. “Itu beda. Raisa nggak akan pergi dari aku.”

“Bukan soal ‘akan pergi’ atau nggak!” Bu Ratna meninggikan suara untuk pertama kalinya. “Ini soal kalau suatu hari hidup memisahkan kalian—bukan karena kemauan dia—apa kamu siap?!”

Raisa mengerjap, hatinya ikut berdebar. “Bu… ini bukan caranya. Memisahkan kami bukan solusi.”

Bu Ratna menatap Raisa tajam. “Kamu pikir aku nggak tahu kamu juga rapuh? Aku sudah lihat caramu menahan diri, caramu memikul beban Ardan tanpa dia sadari. Kamu pikir kalau dia nggak ada, kamu bisa bertahan? Kalian berdua saling bergantung terlalu dalam. Dan itu berbahaya.”

Ardan berdiri, kursinya bergeser kasar. “Cukup. Aku nggak mau dengar lagi. Apa pun yang terjadi sama ayah dulu, itu masa lalu. Aku dan Raisa punya masa depan sendiri, dan aku nggak akan biarin siapa pun, bahkan Ibu, ngerusak itu.”

Raisa ikut berdiri, menatap Bu Ratna dengan sorot mata yang tak kalah tegas. “Saya ikut Ardan, Bu. Apa pun risikonya.”

Bu Ratna menatap mereka lama, lalu tersenyum tipis—senyum yang entah kenapa membuat Raisa merinding. “Kalau begitu… semoga kalian siap menerima konsekuensinya.”

Ardan menggenggam tangan Raisa dan menariknya keluar dari ruang tamu. Namun di langkah terakhir sebelum pintu, Bu Ratna berkata dengan nada misterius, “Kalian pikir ini cuma tentang perasaan? Tunggu sampai kalian tahu siapa sebenarnya yang membuat ayahmu jatuh. Dan siapa yang sedang mengincar kalian sekarang.”

Langkah Ardan terhenti. Ia menoleh, tapi Bu Ratna hanya menyesap tehnya tenang.

Raisa menatap suaminya, lalu kembali pada Bu Ratna. Hatinya berdegup tak karuan.

Entah kenapa, ia merasa ini baru permulaan.

1
Afifa Mega
kok aku bingung ya sama alur cerita nya
Nurminah
manusia terkadang menilai sesuatu berdasarkan sudut pandang mereka tanpa tabayun dulu sehina itu menikah beda usia tapi laki-laki yg memiliki sugarbaby dianggap wajar zina dinormalisasi pernikahan dianggap aib
Julia and'Marian: Ya kak, apalagi jaman sekarang sudah hal wajar seperti itu. miris banget.
total 1 replies
Aliya Awina
siapa yg gak sok baru datang langsung lamaran,,,
Julia and'Marian: 🤭🤭🤭,,
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!