NovelToon NovelToon
OBSESI SANG “CALON CEO”

OBSESI SANG “CALON CEO”

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Terlarang / Nikah Kontrak / Percintaan Konglomerat / Kehidupan di Kantor
Popularitas:10.3k
Nilai: 5
Nama Author: Five Vee

Gyantara Abhiseva Wijaya, kini berusia 25 tahun. Yang artinya, 21 tahun telah berlalu sejak pertama kali ia berkumpul dengan keluarga sang papa. Saat ia berusia 5 tahun, sang ibu melahirkan dua adik kembar laki - laki, yang di beri nama Ganendra Abhinaya Wijaya, dan Gisendra Abhimanyu Wijaya. Selain dua adik kembarnya, Gyan juga mendapatkan sepupu laki-laki dari keluarga Richard. Yang di beri nama Raymond Orlando Wijaya. Gracia Aurora Wijaya menjadi satu-satunya gadis dalam keluarga mereka. Semua orang sangat menyayanginya, tak terkecuali Gyan. Kebersamaan yang mereka jalin sejak usia empat tahun, perlahan menumbuhkan rasa yang tak biasa di hati Gyan, yang ia sadari saat berusia 15 tahun. Gyan mencoba menepis rasa itu. Bagaimana pun juga, mereka masih berstatus sepupu ( keturunan ketiga ) keluarga Wijaya. Ia pun menyibukkan diri, mengalihkan pikiran dengan belajar. Mempersiapkan diri untuk menjadi pemimpin Wijaya Group. Namun, seiring berjalannya waktu. Gyan tidak bisa menghapus

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Five Vee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13. Sandi Apartemen.

Cia memang berencana untuk mendekatkan Gyan dengan Senja. Gadis itu ingin sang sepupu memiliki kekasih. Atau setidaknya punya teman dekat seorang wanita, selain dirinya.

Cia merasa Gyan terlalu nyaman hidup bersama keluarga dan enggan membuka diri dengan orang lain. Maka, gadis itu pun berniat mencarikan Gyan kekasih.

Siapa tau pemuda itu berhenti posesif padanya.

Ditambah curahan hati ibu Gista beberapa hari lalu, yang ingin melihat Gyan dekat dengan seorang gadis.

Kebetulan pemuda itu setuju untuk memiliki sekretaris. Dan alam seakan mendukung rencana Cia. Senja terpilih menjadi sekretaris Gyan.

Rencana Cia pun terasa semakin lancar. Untuk kedepannya, ia hanya perlu memastikan Gyan dan Senja lebih sering bersama. Agar mereka semakin dekat.

“Bagaimana Cia? Apa kamu sudah mendapatkan gadis yang tepat untuk Gyan?” Tanya ibu Gista pada sang keponakan.

Dua wanita berbeda usia itu kini tengah berada di rumah opa Jordan, dan sedang menyiapkan makan malam untuk keluarga mereka.

“Sudah ada, Bu. Tinggal mendekatkan mereka saja. Semoga Gyan mau membuka diri.” Ucap Cia yang sedang mencuci sayuran.

Mereka hanya berdua di dapur. Mami Renatta dan papi Rich belum datang. Gyan dan ayah Dirga sedang pergi bermain golf dengan klien.

Sementara si kembar dan Raymond sedang bermain playstastion di ruang keluarga, di temani opa Jordan dan kakek Gideon.

“Siapa? Apa ibu mengenalnya?” Tanya ibu Gista penasaran.

Cia mengelap tangan basahnya pada celemek yang ia gunakan. Kemudian mengeluarkan ponsel dari saku celana.

“Dia bernama Senja Anindya, Bu. Adik tingkat aku waktu kuliah.” Cia memperlihatkan foto dirinya bersama Senja, yang ia ambil lebih dari setahun lalu.

Ibu Gista mengamati. Gadis bernama Senja itu terlihat cantik meski sederhana.

Mengingatkan ibu Gista pada dirinya saat masih muda dulu.

“Dia dari keluarga —

“Iya, bu. Tidak masalah ‘kan?” Potong Cia ketika mengerti maksud ucapan ibu Gista.

“Tidak, sayang. Kita tidak pernah mempermasalahkan hal itu.” Ucap ibu Gista. Ia juga sadar dirinya berasal dari kalangan menengah kebawah. Tidak mungkin memilih calon menantu yang harus dari kalangan kelas atas.

“Ibu hanya berharap dia gadis yang baik.”

Cia kembali menyimpan ponselnya. “Ibu tenang saja. Kalau tentang hal itu, aku sudah memastikan dan menjamin jika Senja gadis yang baik. Aku juga tidak mungkin menjerumuskan Gyan pada orang yang tidak baik.”

Ibu Gista menganggukkan kepalanya. “Dimana gadis itu sekarang? Dia sudah lulus kuliah?”

“Dia sekretarisnya Gyan, Bu. Jadi, mari kita usahakan kedepannya agar mereka sering bersama. Supaya rasa itu mulai tumbuh di hati keduanya.” Ucap Cia penuh semangat.

“Kamu memang selalu bisa ibu andalkan, Cia.” Ibu Gista memeluk tubuh Cia. Dan gadis itu pun membalasnya.

‘Maafkan ibu, Cia. Ibu melakukan hal ini untuk kamu juga. Kedepannya, ibu hanya perlu memastikan kamu dan Gyan jarang bersama.’

Sebagai seorang ibu, tentu wanita paruh baya itu memiliki ikatan batin yang kuat dengan buah hatinya.

Ketika mami Renatta mengatakan tentang kecurigaannya terhadap sikap Gyan pada Cia, saat itu pula hati ibu Gista mulai tidak tenang.

Ia pun mulai mencari tau tentang putra sulungnya. Ibu Gista menemukan banyak foto Cia di dalam kamar Gyan. Mungkin itu masih bisa dianggap wajar karena mereka bersepupu.

Namun, hati ibu Gista kembali gundah saat mengetahui Gyan menggunakan tanggal lahir Cia sebagai sandi pada pintu apartemen pemuda itu.

Gyan memiliki sebuah unit apartemen mewah di kawasan Jakarta Barat. Hadiah dari ayah Dirga ketika pemuda itu berhasil lulus sekolah menengah atas dengan mendapatkan juara umum satu.

Apartemen itu kemudian Gyan gunakan untuk tempat singgah saat dirinya lelah dengan tugas kuliah. Atau memerlukan ketengan untuk mengerjakan tugasnya, agar tidak di ganggu oleh si kembar.

Dan setelah lulus kuliah, Gyan sudah jarang menempati apartemennya. Dan memilih lebih banyak tinggal bersama keluarganya.

Beberapa hari lalu, ibu Gista sengaja ikut dengan asisten rumah yang biasa membersihkan apartemen itu. Ia sangat terkejut ketika mengetahui sandi apartemen Gyan, adalah tanggal lahir Cia.

“Cia, ibu ingin bertanya sesuatu sama kamu.” Ucap ibu Gista saat mereka kembali melakukan pekerjaan dapur.

Cia bersiap memotong sayuran yang tadi sudah ia cuci. Dan ibu Gista sedang mempersiapkan bumbu.

“Tentang apa, Bu?” Tanya gadis itu.

Ibu Gista menghela nafas pelan. Kemudian menatap sang keponakan yang juga sedang melihat ke arah wanita paruh baya itu.

“Apa kamu tau, Gyan menggunakan tanggal lahir kamu sebagai sandi apartemennya?”

Kepala Cia mengangguk pelan. “Tidak cuma sandi apartemen, pin kartu ATM, ponsel dan laptopnya juga menggunakan tanggal lahir aku, Bu.” Jelas gadis itu dengan santai.

Cia sudah tau sejak mereka tamat sekolah menengah atas. Dan Gyan tidak pernah meminta untuk merahasiakannya.

“Benarkah? Sejak kapan?” Tanya ibu Gista penasaran.

“Setelah lulus SMA, Bu. Waktu kita liburan di tempat aunty Anna. Kita mau bayar makanan di kafe, Gyan memberikan kartunya sama aku. Dan dia juga memberitahu pin nya. Dari situ sih awal mulanya.” Terang Cia dengan jujur.

“Kamu tidak keberatan? Atau tidak curiga apapun?”

“Ya. Tadinya aku terkejut, dan tidak terima juga. Tetapi, kata Gyan dia sengaja menggunakan tanggal lahir aku, supaya orang lain susah untuk meretas akun milik Gyan.” Jelas Cia sesuai dengan alasan yang Gyan katakan padanya saat itu.

Cia memang susah untuk menerima. Namun, alasan Gyan cukup masuk akal. Dam gadis itu pun membiarkannya.

Lain halnya dengan ibu Gista, wanita paruh baya itu tertegun di tempatnya. Sudah selama itu, Gyan menggunakan tanggal lahir Cia sebagai sandi akun - akun pribadinya.

Apa itu artinya, sang putra sulung sudah sejak lama memendam rasa pada Cia?

“Bu.”

Cia mengusap lengan wanita paruh baya itu untuk menyadarkan dari lamunannya.

“Ah, ibu lupa memberitahu bibi untuk membuat opor ayam. Untung belum terlalu sore. Ibu ke belakang sebentar.”

Ibu Gista bergegas pergi ke dapur kotor untuk menemui asisten rumah tangga.

“Ibu kenapa?” Gumam Cia yang merasa aneh dengan tingkah wanita berusia empat puluh delapan tahun itu.

Gadis itu mengedikan bahunya. Kemudian kembali memotong sayuran.

“Kamu sendirian?”

“Astaga.” Cia tersentak ketika Gyan sudah berada di sampingnya.

“Tangan kamu kena pisau?” Tanya pemuda itu khawatir. Ia pun meraih jemari Cia.

“Sedikit.” Adu gadis itu.

Gyan pun dengan sigap menyesap telunjuk kiri Cia. Agar tidak terlalu mengeluarkan darah.

“Ada apa ini?” Tanya ibu Gista yang baru kembali dari dapur kotor.

“Tangan Cia kena pisau, Bu.” Jawab Gyan yang masih memegang jemari gadis itu.

“Astaga. Kesini sayang. Cuci tangan kamu.” Ibu Gista membawa Cia ke tempat mencuci piring.

“Gyan ambil kotak obat. Plaster lukanya, bukan cuma dihisap begitu.” Imbuhnya lagi.

“Bu, ini hanya luka kecil.” Ucap Cia yang tidak enak hati pada ibu Gista yang sedang membersihkan tangannya.

“Tetap saja namanya luka, Cia.”

...****************...

1
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
iya memang kesalahan.
Noviie 🍃🍃
❤️❤️❤️
Noviie 🍃🍃
❤️❤️❤️
Siti Vogel
bagus
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
memang dia cemburu bu gista
Jengendah Aja Dech
❤️
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
sadarlah gyan. takutnya kamu stress nanti
Rafly Rafly
saya kira Gyan lelaki jantan..eh . ternyata hanya seorang pecundang /Facepalm/
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
waaa.. CIA mengajak bima ke cafe Gista ya?
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
CIA kemana ya? senja juga belum datang?
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
gyan. sadarlah. kamu buat cia takut
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
CIA mulai mencari circle baru. Gyan, tak ada yang mendukung rasamu.
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
kamu tau sejak awal gyan. kamu & gua is impossible..
Naufal Affiq
gyan kamu sama cia itu gak bisa menikah,karena ayh dirga dan papi Richard saudara sepupu lak -laki,kecuali ayh dirga sama mami renata yang beradik kakak baru bisa,itu disebut pariban gyan
Author Amatir🍒: Kasih tau si Gyan itu kak.. 😅 jangan ngeyel…
total 1 replies
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
maka kamu harus mencoba berpaling & harus bisa Gyan
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
senja tau gyan cinta CIA. apakah niat CIA menjodohkan mereka akan berhasil?
Amidah Anhar
Aku dukung CIA buat pergi dari Gyian 🤭🤭🤔🤔
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
fix, CIA tak punya cinta untuk gyan.
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
andai kalian tau kekhawatiran istri2 kalian yang sebenarnya itu.
Netta
hati² Cia jgn smpe khilangan Gyan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!