NovelToon NovelToon
ARCANUM: Perjalanan Menuju Takhta Bintang

ARCANUM: Perjalanan Menuju Takhta Bintang

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Romansa Fantasi / Epik Petualangan / Akademi Sihir / Transmigrasi
Popularitas:789
Nilai: 5
Nama Author: Ilhamkn

Tema cerita: Fantasi, Petualangan, Pedang dan Sihir

Update 1-2 Bab/hari, setiap jam 20:00 WIB.

Caelum Aurelius adalah seorang penyihir dan peneliti dari sebuah organisasi bernama Arcana, sebuah organisasi sihir yang telah berdiri sejak abad pertengahan di bumi dan merupakan salah satu organisasi sihir tertua.

Pada suatu malam Caelum mencoba melakukan penelitian untuk "melintasi dinding realitas". Namun percobaan tersebut mengalami kegagalan yang mengakibatkan Caelum terlempar dalam dimensi hampa.

Saat Caelum tersadar dia melihat pemandangan asing disekitarnya.

"Berdasarkan pengamatan awal, lokasi ini tidak identik dengan satupun wilayah yang ada di bumi, terutama bulannya" sambil menatap ke arah langit, Caelum melihat 2 Bulan yang bersinar berdampingan.

Dan semuanya dimulai dari sini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ilhamkn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5: Tetua Elf

minatnyaminat matahari pagi perlahan masuk dan menerangi ruangan tempat Caelum di rawat, aroma manis dan segar yang dibawa oleh angin pagi membawa kesejukan dan ketenangan, perlahan suara-suara aktifitas mulai terdengar oleh para elf yang memulai harinya.

Setelah tiga hari dirawat akhirnya Caelum telah pulih sepenuhnya, dan selama tiga hari itu pula dia terus belajar menulis dan membaca dari Lira, sekarang Caelum dapat mengerti beberapa kata selama percakapan, meskipun masih sedikit kaku tapi perkembangan ini termasuk cepat menurut Lira.

Saat Caelum sedang menatap kagum ke arah jendela, Lira masuk dengan mengenakan pakaian yang lebih santai, sebuah gaun putih sederhana menonjolnya sifat feminimnya, setelah tiga hari menghabiskan hari bersama, Caelum tidak pernah berhenti merasa kagum dengan kecantikan seorang elf, melihat Caelum yang terus menatapnya, Lira melirik dan memutar bola matanya sembari memberikan sebuah tumpukan pakaian kepada Caelum.

"Ganti pakaianmu, hari ini aku diminta untuk mengantarkanmu ke para tetua".

"Baiklah". Caelum mengambil pakaian itu dan segera mengenakannya.

"Apa yang kau lakukan bodoh!, setidaknya tunggu aku keluar" bentak Lira dengan sedikit malu kemudian dia berjalan keluar ruangan.

"Ahh aku lupa kalau sekarang aku nampak tidak berbeda jauh dengan usianya".

Setelah selesai mengganti pakaian yang menurut Caelum mirip dengan pakaian umum yang biasa di kenakan para elf, Caelum kemudian menghampiri Lira di lorong dan berjalan bersama ke pusat kota.

Begitu meninggalkan bangunan, Caelum disambut pemandangan yang menakjubkan, meskipun dia memiliki gambaran kasar tentang tempat tinggal elf dari beberapa buku cerita fantasi dia tidak pernah menyangka ternyata kota itu akan nampak sangat indah. Jalan-jalan berbatu melengkung di antara rumah-rumah yang

menjulang seperti akar pohon raksasa yang dibentuk dengan arsitektur yang sangat unik namun menakjubkan. Air mengalir sangat jernih dan terdapat jembatan lengkung yang membuat pemandangan serasa seperti berada di sebuah taman, beraneka tanaman dan pohon pohon yang memiliki warna cerah menambahkan nuansa ramai dan indah. Cahaya lembut dari kristal-kristal bercahaya menggantikan lampu.

Warga elf berjalan perlahan, anggun dengan perawakan wajah yang cantik dan juga tampan, sepertinya ungkapan yang mengatakan kalau para peri itu sangat cantik dan tampan itu benar.

Ketika beberapa elf tersebut melihat Caelum, mereka berhenti, beberapa berbisik pelan dan yang lain hanya menatap. Anak-anak elf menarik lengan ibu mereka, bertanya-tanya. Seorang pria tua menyulitkan mata dan mendengus pelan.

Caelum melihat itu semua dengan perasaan campur aduk, dengan rambut hitam dan wajah khas manusia, yang merupakan penampakan yang sangat asing di kota ini, melihat itu Lira menoleh sedikit.

"Jangan dimasukkan kedalam hati, sebagain besar diantara mereka belum pernah meninggalkan hutan dan tidak pernah melihat manusia sebelumnya"

"Yah entah kenapa ini bukan pertamakalinya aku merasakan perasaan serupa"

Setelah bersama Lira selama tiga hari Caelum memutuskan untuk mengikuti skenario awal dimana dia adalah seseorang yang lupa ingatan, karna pada faktanya dia memang tidak mengetahui apapun tentang dunia ini.

"Bagaimana menurutmu tentang kota ini?" setelah tiga hari bersama Lira mulai lebih terbuka dan ramah kepada Caelum, mungkin sifat jujur dan sopannya yang membuat Lira mudah untuk lebih dekat dengannya.

"Sangat indah, seperti hal-hal yang ada dibuku tiba-tiba keluar dan menjadi nyata" jawab Caelum dengan jujur

Mendengar jawaban tersebut Lira sedikit tertawa, "ayolah Cael, kau tidak perlu berbicara formal kepadaku, kau mirip seperti orang tua dengan cara bicara seperti itu kau tahu"

"aku memang sudah tua" jawab Caelum setengah bercanda.

"Yah pria tua dengan wajah imut"

Mereka berdua tertawa dan bercanda sepanjang jalan, selama perjalanan Lira memperkenalkan beberapa tempat, seperti area pasar yang ramai namun anehnya terlihat sangat tertib dan tenang, berbeda dengan pasar yang ada di ingatan Caelum dimana pasar identik dengan kegaduhan.

Disebelah barat adalah distrik pendidikan dan pelatihan, tempat para elf muda belajar sihir dan juga latihan pertarungan yang menjadi tempat yang cukup menarik minat Caelum, bagaimanapun hal-hal yang berkaitan dengan sihir selalu dapat menarik minatnya.

Setelah berjalan selama beberapa saat, meskipun kota elf tidak memiliki bangunan yang padat, namun karena banyaknya bangunan-bangunan yang menggantung di batang-batang pohon sehingga kota ini tetap terlihat ramai.

Akhirnya mereka berdua tiba di sebuah bangunan yang terletak di pusat kota, sebuah bangunan yang dibangun berwarna putih dengan banyak tumbuhan merambat dan ukiran-ukiran yang menghiasi bagian depan bangunan tersebut, ada lambang pohon dan bintang pada pintu masuk bangunan.

Melihat dua orang berjalan mendekat, dua orang penjaga elf yang mengenali Lira langsung menyapanya.

"Lira, ada tujuan apa kamu kemari" tanya salah satu penjaga elf pria berbadan besar dan berwajah sedikit garang, setelah bertanya dia sedikit melirik ke arah Caelum dengan tatapan yang agak penasaran.

"Tuan Elarion memintaku untuk mengantar dia menghadap tetua setelah dia pulih sepenuhnya"

"Ya kebetulan tuan Elarion sedang berada di dalam sekarang" jawab elf lainnya yang bertubuh sedikit lebih pendek

Setelah diizinkan masuk, Caelum dan Lira masuk kedalam bangunan tersebut, di sepanjang lorong terdapat lukisan di sisi kiri dan kanan, lukisan mural yang di gambarkan di dinding menceritakan tentang sekelompok elf yang sedang berdiri mengelilingi sebuah pohon raksasa yang menurut Caelum cukup familiar, pada gambar lainnya nampak para elf dengan mengenakan pakaian emas dan berbagai senjata sedang berbaris menuju laut kegelapan yang diisi dengan berbagai makhluk menyeramkan, saat sedang asik melihat gambar Lira menoleh ke arah Caelum.

"Gambar-gambar ini menceritakan tentang para elf terdahulu dimana kami berkumpul disekitar pohon dunia yang merupakan leluhur para spirit yang menjadi sumber kekuatan dan pelindung para elf, gambar selanjutnya menceritakan tentang gambaran perang ribuan tahun yang lalu yang dikenal sebagai perang fajar"

Menceritakan tentang kisah-kisah yang terdapat dalam mural tersebut mereka akhirnya tiba di depan sebuah pintu kayu raksasa yang dihiasi dengan berbagai tulisan dalam bahasa yang Caelum ketahui sebagai bahasa para elf yakni Elvin, di pintu kayu itu juga terdapat ukiran pohon dan lambang matahari di atasnya mirip dengan yang ada di pintu masuk sebelumnya.

"Tuan Elarion saya sudah mengantarkan Caelum seperti yang anda minta"

Dari balik pintu terdengar suara tua dan lembut yang menyuruh mereka berdua masuk.

Di dalam ruangan tersebut, terlihat sebuah ruangan yang dengan meja bundar berwarna coklat dan terdapat total delapan kursi yang di susun mengelilingi meja tersebut, di dalam ruangan hanya terdapat tiga orang termasuk Tuan Elarion.

Duduk di tengah seorang Elf dengan sambut biru dan mata biru muda mengenakan pakaian yang cukup mewah tersenyum ke arah mereka berdua, disebelah kanannya seorang wanita elf yang nampak berusia sekitar akhir dua puluhan melirik kearah mereka berdua dengan tangan yang menyangga dagunya di atas meja sedikit tersenyum ke arah Caelum, dan di sebelah kiri adalah Elarion, yang mengangguk ke arah Caelum.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!