NovelToon NovelToon
Rahim Bayaran

Rahim Bayaran

Status: tamat
Genre:Poligami / Selingkuh / Beda Usia / Tamat
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Irh Djuanda

Violetta Madison gadis 20 tahun terpaksa menyewakan rahimnya demi membayar hutang peninggalan kedua orangtuanya. Violetta yang akrab dipanggil Violet itupun harus tnggal bersama pasangan suami istri yang membutuhkan jasanya.

"Apa? Menyewa rahim ?" ucap Violet,matanya melebar ketika seorang wanita cantik berbicara dengannya.

"Ya! Tapi... kalau tidak mau, aku bisa cari wanita lain." ucap tegas wanita itu.

Violet terdiam sejenak,ia merasa bimbang. Bagaimana mungkin dia menyewakan rahimnya pada wanita yang baru ia kenal tadi. Namun mendengar tawaran yang diberikan wanita itu membuat hatinya dilema. Di satu sisi, uang itu lebih dari cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya. Namun disisi lain,itu artnya dia harus rela kehilangan masa depannya.

"Bagaimana... apakah kau tertarik ?" tanya wanita itu lagi.

Violet tesentak,ia menatap wanita itu lekat. Hingga akhirnya Violet mengangguk tegas. Tanpa ia sadar keputusannya itu akan membawanya kepada situasi yang sangat rumit.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irh Djuanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kepedulian Adrian

Eva masuk ke kamarnya,ini bukan pertama kalinya ia melihat pertengkaran diantara kedua majikannya.Tapi ia merasa sikap Adrian jauh berbeda. Tak seperti biasanya, pria itu selalu mengalah dan merayu Claudia di saat itu juga. Pertanyaan besar menyelimuti pikiran nya , tiba-tiba ponselnya menyala . Panggilan masuk dari majikannya, Adrian. Dengan cepat Eva mengangkatnya,

"Ya Tuan, Anda di mana ?" tanya Eva pelan.

"Dengarkan aku, bawa Violet ke rumah yang sudah aku siapkan. Jangan sampai Claudia tau. Dan kau ikut bersamanya. Dan jangan beritahu dia,jika aku yang memintamu. Kau mengerti?! " tegas Adrian.

"Ya, Tuan. Saya mengerti," jawab Eva cepat, nada suaranya berubah serius.

Panggilan terputus. Tanpa membuang waktu, Eva segera bergegas ke kamar Violet. Ia mengetuk pintu dengan tergesa namun pelan agar tak terdengar oleh majikannya, Claudia.

Tok tok tok.

“Violet? Ini aku, Eva. Tolong buka.”

Pintu terbuka perlahan, memperlihatkan wajah Violet yang masih terlihat bingung dan lelah.

“Ada apa, Eva?”

“Ikut aku sekarang juga .” jelas Eva dengan suara rendah.

“Apa maksudmu? Kemana ?” Violet menatapnya lama.

“Tak banyak waktu. Kau harus percaya padaku. Ini demi kebaikanmu, nona Violet. Dan... mungkin juga demi keselamatanmu.”

Kata-kata itu cukup membuat Violet terhenyak. Tanpa bertanya lebih jauh, ia mengangguk pelan. Dalam diam, ia menyadari bahwa apa pun yang akan terjadi malam ini akan mengubah segalanya.

Eva membantu Violet membawa koper kecilnya. Mereka berjalan menyusuri lorong rumah dengan langkah hati-hati. Semua lampu sudah padam, dan rumah terasa sunyi. Claudia sepertinya sudah kembali ke kamarnya.

Dengan cepat mereka keluar lewat pintu samping, menghindari kemungkinan bertemu siapa pun. Sebuah mobil hitam sudah menunggu di luar, supir pribadi Adrian yang mengenakan topi rendah memberi isyarat agar cepat masuk.

Eva dan Violet masuk ke dalam mobil tanpa suara. Pintu ditutup, dan kendaraan itu langsung meluncur ke jalanan basah yang masih diselimuti sisa hujan.

Di dalam mobil, Violet hanya bisa menatap ke luar jendela. Pandangannya kosong, tapi dadanya penuh gejolak. Ia tidak tahu ke mana ia akan dibawa. Tapi untuk pertama kalinya, ia merasa… sedikit aman.

***

Sementara itu, Claudia baru saja keluar dari kamar mandi saat merasakan keganjilan. Langkahnya terhenti ketika menyadari sesuatu. Ia segera membuka ponsel. Tak ada pesan. Tak ada kabar.

Claudia berjalan ke kamar Violet. Ia membuka pintu tanpa mengetuk, hanya untuk menemukan ruangan itu kosong. Koper tak lagi ada, dan tempat tidur tampak rapi seperti tak pernah digunakan. Matanya melebar.

“Kemana gadis sialan itu ?” bisiknya.

Claudia berjalan keluar sambil memanggil Eva. Namun ia pun tak menemukanya di sana.

"Eva Eva !! Eva ! Di mana kau perempuan sialan ! Apa kau tuli ?! " pekiknya.

Claudia menuju kamarnya sambil merutuk ,namun sesampainya di kamar itu ,amarahnya semakin membuncah. Ternyata Eva juga tidak ada di sana. Rasa kesalnya semakin menyelimuti kemarahannya. Dengan cepat ia kembali ke kamarnya, mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi Adrian. Namun, tak ada jawaban. Claudia menahan napas, namun emosinya meledak tak bisa dikendalikan.

"Adrian, kau tidak boleh melakukan ini padaku!" teriaknya, melempar ponsel ke ranjang dengan kasar.

Ia tahu. Ia bisa merasakannya. Adrian sedang menjauh… dan lebih parahnya, seakan Adrian membawa perempuan itu bersamanya. Sementara di dalam mobil, Violet merasakan keanehan sejak tadi. Ia pun memberanikan diri meminta jawaban pada Eva,

"Eva, apa yang sebenarnya terjadi ? Kenapa tiba-tiba kau... maksudku kita pergi seperti ini ?" tanyanya pelan.

Eva yang duduk di depan langsung menoleh,menatap Violet serius namun masih ada terlukis sedikit senyum di sudut bibirnya.

"Kau tidak perlu khawatir. Cukup kau percaya saja padaku. Kau akan baik-baik saja." ucapnya tenang.

Violet terdiam mendengar jawaban Eva. Matanya menerawang ke luar jendela, menyaksikan bayangan lampu jalan yang berkelebat cepat melewati kaca basah. Meskipun jawaban Eva tak sepenuhnya menenangkan, ada sesuatu dalam nada suaranya yang membuat Violet merasa... tidak sendiri.

Mobil berhenti di depan sebuah rumah bergaya klasik yang dikelilingi pagar tinggi dan pohon-pohon rindang. Lokasinya cukup terpencil, jauh dari hiruk pikuk kota, seolah memang disiapkan untuk menyembunyikan seseorang dari dunia luar. Sopir keluar dan membuka pintu untuk mereka.

"Ayo, cepat masuk. Sudah larut," ujar Eva sambil menggandeng tangan Violet.

Begitu masuk, aroma kayu tua dan bunga melati menyambut mereka. Rumah itu hangat, tenang, dan terasa sangat berbeda dari rumah sebelumnya—tak ada ketegangan, tak ada suara langkah Claudia yang menyeramkan.

Violet duduk di sofa panjang ruang tamu. Pandangannya menyapu seluruh ruangan: lukisan tua di dinding, rak buku yang berisi novel klasik, dan lampu gantung kristal yang redup namun menenangkan. Eva menuangkan teh hangat dan menyerahkannya padanya.

"Mulai hari ini nona tinggal di sini. Nona bisa memulai hidup baru tanpa bayang-bayang nyonya Claudia." ucap Eva lembut.

Violet menerima cangkir teh itu dengan dua tangan, berusaha menyerap kehangatannya.

"Aku tidak mengerti, Eva. Semua ini... terjadi terlalu cepat. Aku merasa seperti terlempar dari satu mimpi buruk ke mimpi buruk lainnya," lirih Violet.

Eva tersenyum kecil, lalu menatap Violet dalam.

“Nona Violet, kadang seseorang harus menjauh dari racun agar bisa sembuh. Rumah itu... semuanya akan menghancurkan mu jika kau tetap di sana.”

“Tapi kenapa sekarang? Kenapa malam ini?” Violet menatap Eva, mencoba mencari celah dari semua misteri ini.

Eva ragu sejenak, sebelum akhirnya menjawab,

“Karena seseorang mulai peduli. Dan dia tidak ingin kau terluka lebih dalam.”

“Adrian?” lirih nya.

Eva hanya tersenyum samar, tak menjawab, lalu berdiri.

“Beristirahatlah. Kamar tidurmu ada di atas. Aku akan menyiapkan pakaian dan perlengkapan lain besok pagi.”

Violet ingin bertanya lebih banyak, tapi tubuhnya terlalu lelah, dan pikirannya terlalu kalut. Ia mengangguk pelan, lalu naik ke kamar yang dimaksud.

Di atas ranjang putih bersprei bersih, Violet menatap langit-langit dengan mata yang tak mau terpejam. Di tangannya, ia masih memegang surat pernyataan yang tadi sempat ia selipkan di jaketnya sebelum pergi. Surat itu belum ditandatangani. Dan kini... rasanya seperti satu keputusan yang harus ditinjau ulang.

**

Sementara itu, Adrian berdiri di balkon sebuah hotel tinggi, memandang ke arah kota yang basah oleh hujan. Ponselnya terus berdering, tapi ia tak berniat menjawab. Claudia.

Ia tahu Claudia pasti mengamuk sekarang. Tapi Adrian tak peduli. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ia merasa sudah cukup membohongi diri sendiri.

Suara pintu kamar terbuka pelan. Mark masuk, membawa satu map berwarna hitam dan meletakkannya di meja.

“Apa ini semua sudah cukup?” tanya Adrian tanpa menoleh.

“Lebih dari cukup. Semua bukti tentang aktivitas nyonya Claudia, catatan klinik aborsi tahun lalu, pembayaran diam-diam, serta... hubungan gelapnya. Semuanya ada di dalam.” Mark mengangguk tegas.

Adrian menghela napas panjang. Dadanya sesak bukan karena fakta itu, tapi karena ia terlambat menyadari siapa Claudia sebenarnya.

“Claudia, begini caramu membalas perhatian ku selama ini. "gumamnya.

Mark menatap Adrian, lalu pergi tanpa sepatah kata. Malam itu terasa panjang, tapi Adrian tahu badai sebenarnya baru akan dimulai.

1
Al Fatih
Yaaa sdh tamat saja Kaka.....,, aq masih ingin melihat perjalanan kisah cinta tuan Adrian dan violet,, juga masa tumbuh kembangnya Helena.....,, yaaaa jadi kemaruk aq 🤭. Makasih utk ceritanya Kaka.....🥰
Irh Djuanda: ada novel baru aku kak, yang belum ada jejak kakak di sana. "Pria Kaya dan Gadis Tunawisma" silahkan mampir kak. sekedar memberi komentar untuk saya.
total 1 replies
Al Fatih
Sungguh bermakna ...,, membuat kehidupan jadi lebih berarti,, bukan hanya utk diri sendiri tapi juga orang lain.
Irh Djuanda: mampir di novel terbaru ya kak,
total 1 replies
Al Fatih
Q berikan kopi utkmu Kaka othor,, agar semakin semangat melanjutkan kisah ini,, hingga tuan Adrian dan violet bisa benar-benar hidup berbahagia.
Adrian junior sudah otw blm yaaa 🤭
Irh Djuanda: makasih kakak /Angry/
total 1 replies
Al Fatih
Duuuh menegangkan.....,, tapi harus menunggu lagi kelanjutannya bsk...
Semoga tuan Adrian, vio ,, Eva dan mama Helena akan baik2 saja dan selamat dari niat jahat papa Ramon
Al Fatih: Pengen tau momen romantis nya tuan Adrian dan violet....,, Krn pembawaan hidup mereka menegangkan dan berbahaya terus. Tapi ga ap2 deh,, yg penting happy ending tuan Adrian dan violet.
Irh Djuanda: Biar gak gantung klo kebanyakan bab, pusing mikirin alurnya /Facepalm/
total 4 replies
Al Fatih
Pantes,, tuan Adrian punya hati yg lembut dan baik,, mqkn dari ibu kandungnya,, mom Bertha.
Vio,, kamu harus percaya sama tuan Adrian,, Krn aq juga bisa merasakan ketulusan cinta tuan Adrian utk mu....
Al Fatih
Siapa ya yg buka kasus itu lagi,, masak iya bapaknya tuan Adrian....
Al Fatih
sat set yaa tuan Adrian,, Claudia dan Baron sudah d atasi. Skrg tetep waspada terhadap niatan kedua orang tua mu terhadap vio.
Diyah Pamungkas Sari
wedok lembek ngene ki rasane kudu tak ulek ae. wes di omongi jok mbuka lawang ngeyel. ora ketok pinter e malah guobl** bin tol** dadine
Al Fatih
Syukurlah tuan Adrian cepat kembali.
Vio..., kamu skrg harus lebih hati-hati dan waspada,, jangan ceroboh yaaa
Al Fatih
Aq berikan kopi kepada Kaka othor,, supaya tetep semangat yaa utk nulis kisahnya tuan Adrian dan violet.
Irh Djuanda: aihh terimakasijh ya kak .jadi makin semangat lo
total 1 replies
Al Fatih
Tolong pastikan vio akan aman dan baik2 saja ya tuan Adrian.
Al Fatih
Semakin bikin penasaran....,, vio , kamu harus kuat...baik jiwamu ( mentalmu) maupun ragamu ( Krn perasaan ku Adrian junior lagi otw,, jadi fisik mu harus kuat,, jangan lemah) Agar mereka tidak menyakiti mu atw memanfaatkan mu....
Al Fatih
Dan salah satu dari korban kebakaran itu adalah ayahnya vio. Ternyata orang tuanya tuan Adrian juga 11 12 sama jahatnya dgn Claudia. Semoga tuan Adrian bisa menjaga keamanan nya vio....
Al Fatih
Q berikan kopi utk Kaka othor,, supaya tetep semangat utk lanjutin kisahnya vio dan tuan Adrian
Irh Djuanda: terimakasih kak atas dukungannya
total 1 replies
Al Fatih
Semoga orang tuanya tuan Adrian bisa menerima vio,, walaupun jujur perasaanku mengatakan kalo kemungkinan itu sangat kecil,, Krn mereka sudah punya pilihan sendiri.
Qta tunggu kelanjutan nya ya Kaka othor
Al Fatih
wah,, sat set yaaa,, semoga beneran cerai,, walaupun pastinya Claudia akan berusaha bertahan. Ternyata kedua orang tuanya tuan Adrian memang ga sreg sama Claudia. Kira2 gimana yaa reaksi mereka kalo mengetahui keberadaannya Eva dalam kehidupannya tuan Adrian.
Al Fatih: Maaf salah tulis aq,, maksudnya vio Kaka
Irh Djuanda: eva apa violet kak?
total 2 replies
amatiran
lanjut Thor,plis jgn lm²🙏
Al Fatih
Walaupun terlambat setidaknya dirimu sudah tau tentang kejahatan dan kelicikan nya Claudia, tuan Adrian.
Tolong jagain dan sayangi vio dengan tulus,, ok. Aq merasa ad sesuatu yang kau sembunyikan tentang vio, tuan Adrian. Sesuatu yg baik,, aq rasa begitu....
Al Fatih
Apapun keputusan mu vio,, emak mendukung mu nak....,, Berpikir lah dengan jernih,, tenangkan hatimu...,, saat ini bukan hanya tentang dirimu,, tapi calon bayimu dan ayah dari bayimu....
Al Fatih
Claudia sudah ketar ketir sendiri.
Dia takut bukan karna takut kehilangan cintanya tuan Adrian,, tapi takut kehilangan hartanya tuan Adrian.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!