Suami Kejamku Bucin

Jam sudah menunjukan pukul 4 dini hari , semua sudah siap dan akan langsung pergi ke Rumah Sakit Wicaksono yang ada di Kota J.

"Tuan saya sudah meringkus dalang nya" lapor anak buah Hendra

"Bagus , bawa dia ke tempat biasa , setelah itu akan kesana" balas Hendra dengan senyum devil nya.

"Baik tuan , saya permisi" pamit anak buah Hendra.

Pram dibawa dengan cepat karena mereka tak ingin kondisi Pram melemah lagi.

Hendra terpaksa memberi tahu Tuan Robert karena ia pasti sudah mengetahuinya dari anak buah nya.

Robert menunggu di Rumah Sakit dengan Wulan , bahkan Wulan sampai tak mau di tinggal di mansion karena ia ingin melihat anaknya.

***

Kinan sedang menyusui ke dua bayi nya bergantian , ia sudah agak tenang dari rasa cemasnya, bahkan Riffa yang biasanya anteng semalam sangat rewel.

"Nak , semoga Daddy mu tidak kenapa-napa" gumam Kinan sambil mengecup sayang kening bayi nya.

Setelah menidurkan anaknya , Kinan langsung saja pergi ke dapur untuk membantu Luci , sedangkan Twins di jaga oleh Bibi Yun.

"Masak apa mbak?" tanya Kinan pada Luci.

"Hmm abangmu ingin makan Nasi goreng dek" balas Luci tanpa menoleh.

"Wah sejak kapan mbak ku ini manggil Dek" tanya Kinan sambil terkekeh

"Ais kau Kinan senang sekali menggodaku ya" balas Luci sambil mencubit pelan pipi Kinan.

Tawa Kinan pecah saat melihat wajah kesal kakak iparnya.

Rani datang dengan tangan yang penuh belanjaan dengan di temani 2 orang pelayan lainnya.

"Wah ada apa ini?" tanya Rani dengan heran

"Tidak , aku sedang menggoda pengantin baru saja mbak" kata Kinan dengan mata mengedipkan sebelah.

"Aha bagaimana malam pertama nya , pasti nikmat kan" goda Rani membuat wajah Luci semakin kesal dan merah.

"Kalian ini selalu saja menggoda" kesal Luci sambil menata nasi goreng buatannya.

"Ngaku aja kakak ipar , pasti kalian nambah kan? Berapa ronde kak?" ejek Kinan sambil tertawa.

"Ahh kalian sangat menyebalkan" kata Luci sambil pergi dari ruang makan.

Tawa Kinan dan Rani pecah saat melihat wajah malu Luci.

Luci masuk ke kamar nya dengan wajah kesal sambil mulut menggerutu tak jelas.

Ardian yang melihatnya pun bingung.

"Kenapa sayang?" tanya Ardian sambil mendekati Luci.

"Ahh aku sebal dengan Kinan dan Rani , mereka meledek ku terus , aku kesal sekali" balas Luci dengan cemberut.

"Sudahlah , sini pasangin aku dasi" kata Ardian sambil tersenyum

Luci langsung mendekat dan langsung memasangkan dasi untuk suami nya.

***

Semua orang sudah berada di meja makan , bahkan tak hentinya Kinan menjahili kakak ipar nya sambil menahan tawa nya.

Luci yang melihat Kinan menahan tawa pun hanya diam dengan wajah kesalnya.

Setelah acara sarapan , Kinan ikut ke perusahaan sebentar dengan Abangnya , ia ingin belajar bisnis dengan abangnya.

Sedangkan Twins di jaga oleh Nata dan Luci yang sudah Kinan stok Asi di kulkas.

"Bun?" panggil Luci

"Kenapa nak?" balas Nata sambil menatap Luci.

"Apa bunda lihat Kinan suka menangis sendiri di kamarnya?" tanya Luci sambil menimang Raffa.

"Hmm bunda sering mendengarnya , tapi bunda hanya bisa diam, bunda yakin Kinan bisa mengatasinya sendiri" balas Nata dengan tersenyum.

"Ya bunda benar , Kinan itu wanita kuat , wanita tangguh dan sabar , aku saja saat melihatnya sudah mengagumi nya , bahkan aku bertekad bahwa aku akan membantu melepaskan diri dari Tuan Pram" kata Luci sambil menerawang ke masa lalu.

"Aku yakin , sekarang dia bahagia dengan kehadiran kalian keluarga nya , bahkan ada dua malaikat yang gemas ini" balas Nata dengan bahagia

"Bunda benar , semoga saja Kinan mendapatkan kebahagiannya" kata Luci dengan tersenyum.

***

Kinan di perkenalkan sebagai Putri dari Betrand , tetapi mereka tidak boleh membocorkan nya keluar bahwa Putri keluarga Hutomo sudah di temukan.

Kinan langsung saja di bawa keruangan Ardian , bahkan Ardian sendiri yang mengajari adiknya bekerja.

Ardian berharap bahwa Kinan bisa cepat menguasi ilmu bisnis agar ia tidak keropotan.

Kinan sedikit demi sedikit bisa mempelajari berkas-berkas yang ada di ruangan Ardian , bahkan Ardian memberi buku tentang Bisnis.

"Hufffff" Kinan menghela nafas nya saat sudah selesai dengan berkas yang di berikan Ardian.

"Sudah dek?" tanya Ardian

"Ini coba kakak lihat dulu" balas Kinan sambil menyerahkan berkas ke meja Ardian.

Ardian langsung melihat nya ia sangat kagum pada Kinan , baru belajar tetapi sudah sangat cepat tanggap , hingga ia tinggal mengasah kemampuannya lagi.

"Bagus , kamu tinggal mengasah lagi kemampuan mu dan pasti kamu akan sangat hebat dek" kata Ardian dengan bangga.

"Ahh benarkah? kalau begitu aku pulang dulu, ini sudah waktunya makan siang" balas Kinan dengan senang , pasalnya ia sangat merindukan babby twins.

"Ayo abang antar , sekalian abang akan makan siang di rumah" kata Ardian sambil membereskan meja kerjanya.

Kinan dan Ardian pergi ke luar bersama , bahkan Kinan menggandeng kakak nya layak seorang kekasih.

Sampai di lobi mereka langsung meluncur menggunakan mobil Ardian.

***

Di Rumah sakit tempat Pram di rawat , mereka sedang memeriksa ulang Pram yang baru saja datang bahkan kondisi nya sempat drop.

Wulan tak berhenti menangis melihat kondisi putra nya.

Hendra pergi ke tempat dimana seseorang sedang di sekap oleh anak buah nya.

Brakk

"Dimana orang itu?" kata Hendra dengan datar nya

"Di ruangan biasa Tuan" balas anak buah Hendra.

"Apakah ia sudah mengaku apa motif menyerang Tuan Muda?" tanya Hendra sambil berjalan dengan anak buahnya.

"Biasa saingan bisnis , dia kalah tender dengan Tuan Muda" jawab anak buah nya.

"Hemmm" kata Hendra

Hendra masuk dengan aura dinginnya , sedangkan nampak seorang lelaki dengan di ikat dan mata tertutup kain sedang duduk di kursi di ruangan itu.

"Buka penutup mata nya" kata Hendra

Anak buahnya langsung saja membuka penutup mata orang itu.

Orang tersebut langsung terbelak saat melihat sosok Hendra di hadapannya.

"Tamat riwayat ku" gumam orang tersebut.

"Apa sudah siap menyambut kematian mu Tuan Anton?" kata Hendra dengan senyum menyirangi

"Maa maafkan saya tuan Hendra" balas Anton dengan takut.

"Tak ada kata maaf untuk orang seperti anda tuan" kata Hendra , lalu ia bangkit dari duduk nya.

"Beri dia pelajaran , jangan sampai mati" kata Hendra lalu ia pergi dari sana.

***

Sudah 1 minggu Pram koma , ia seperti enggan untuk bangun.

Dia alam bawah sadar nya ia bertemu dengan Adik yang begitu di sayanginya.

"Alice" panggil Pram dan ia mendekat.

"Abang sedang apa disini? abang pulanglah belum saatnya abang disini, lihat lah ke dua anak itu mereka begitu merindukan abang" kata Alice sambil menujuk ke arah dua orang anak yang sedang melambaikan tangan ke arah nya.

"Apa mereka anak abang?" tanya Pram bingung

"Ya dia anak mu dan Kinan, perjuangkanlah dia bang, aku yakin kalian akan bersama lagi , maka pulanglah" jawab Alice sambil tersenyum

Lalu Pram menghampiri ke dua anak tersebut.

"Daddy" panggil mereka dengan tersenyum

"Daddy ayo pulang, aku merindukan Daddy" kata mereka lagi

Lalu mereka menghilang entah kemana , Pram langsung berteriak mencari nya.

"Anakkku" teriak Pram lalu ia membuka mata nya.

Wulan yang mendengar Putranya berteriak langsung saja menghampiri ranjang tempat anaknya.

"Nak kau sudah sadar?" kata Wulan dengan bahagia , lalu ia memencet tombol yang ada di dekat ranjang tersebut.

Tak lama kemudian masuklah Dokter dengan suster.

"Dok , anak saya sudah sadar" kata Wulan dengan bahagia

Pram hanya diam saja sambil mengingat apa yang sudah terjadi.

Dokter langsung memeriksa Pram dengan cepat.

"Syukurlah tuan muda sudah membaik , hanya tinggal proses penyembuhan nya saja" kata Dokter

"Terimakasih dok" balas Wulan

"Kalau begitu saya permisi dulu" pamit dokter di balas anggukan oleh Wulan.