Bagaimana jadinya seorang Master beladiri yang terkenal dengan ketegasan dan disiplin tiba-tiba masuk ke dalam dunia novel yang memiliki cerita sedih di mana pemeran utamanya hidupnya tragis.
Kisah di dalam novel itu adalah seorang istri sah mati di tangan pelakor. Semasa hidupnya ia hanya alat tukar uang oleh ibunya dari keluarga suaminya. Bahkan keluarganya tahu kalau suaminya punya istri baru dan tidak peduli jika ia di siksa oleh suami. Yang penting adalah, UANG!
Akhir cerita sad ending yang sangat memilukan membuat para pembaca ikut menangis, tapi setelah sang Master di tarik ke dunia novel, akankah ia bisa mengubah jalan cerita yang menyedihkan itu? Atau tetap mengalami nasib yang tragis?
Yang penasaran dengan kisahnya yuk baca ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
...❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️...
......Happy reading......
......☘️☘️☘️☘️☘️☘️......
Keesokan paginya, Glarissa bangun pagi-pagi, biasanya pagi begini ia melatih kebugaran tubuh agar tubuhnya lentur dan melatih kelincahan.
"Ah, tubuh ini benar-benar kaku sekali sih? Bersyukur apa yang aku latih masih ada dalam ingatan ku," ucap Glarissa.
Setelah siap berlatih, Glarissa kembali ke dapur ia menyiapkan sarapan dengan membakar roti di alat pemanggangnya.
Afgan dan Eva sudah bangun, mereka duduk meja makan.
"Heh! Mana sarapannya Glarissa?" tanya Eva melihat ke arah Glarissa yang saat itu sedang memanggang roti. Biasanya pagi-pagi Glarissa yang selalu menyediakan sarapan mereka.
Lagian pula Eva dan Afgan sudah terbiasa memerintah Glarissa untuk melakukan ini dan itu membuat mereka lupa kejadian semalam.
"Oh, mau sarapan? Sebentar ya aku buatkan," ucap Glarissa tersenyum manis seperti seorang pembantu yang melayani majikannya. "Kalian mau minuman apa?" tanya Glarissa sibuk mengambil roti yang akan ia panggang.
"Air putih saja," jawab Afgan.
"Oke, aku buatkan minuman jus perisa strawbery," ucap Glarissa.
"Terserah kamu saja," ucap Afgan. Afgan dan Eva sibuk memainkan ponselnya sambil menunggu sarapan mereka selesai.
Glarissa memanggang roti tersebut, ia mengambil saos lalu menaburkan bubuk cabe extra pedas yang sangat banyak, ia juga meletakkan garam halus tiga sendok di dalam saos tersebut lalu menambahkan bubuk merica. Glarissa melapisi roti itu kembali agar terlihat sempurna.
Untuk minumannya, Glarissa memang memasukkan bubuk perisa strawberry, tapi ia mencampur bubuk cabe lagi dan garam satu bungkus.
Glarissa ingin tertawa, tapi ia tahan agar tidak ketahuan. Glarissa meletakkan roti tersebut di atas piring dan dan meletakkan minuman perisa strawberry di atas Napan.
"Silakan Nyonya dan Tuan di nikmati sarapannya," ucap Glarissa tersenyum.
Eva dan Afgan tidak menyahut ucapan Glarissa. mereka mengambil sepotong roti itu dan memasukkan ke dalam mulutnya sambil melihat ponselnya.
Saat gigitan pertama, mereka mengunyah roti tersebut. Tiba-tiba wajah mereka berubah.
"Huh! Huh! Huh! Pedas! Pedas! Pedas!" teriak Eva memuntahkan roti itu dari mulutnya, tapi rasa pedas bubuk cabe dan merica itu tidak hilang. Ia menyedot minuman perisa strawberry itu berharap rasa manis itu akan hilang.
Tapi malah menambah sensasi yang lebih pedas lagi, mana asinnya luar biasa lagi membuat Eva mual dan muntah.
"Glarissa! Apa yang kau masukkan ke dalam makan ini?!" teriak Afgan juga ikut merasakan sensasi pedasnya.
"Ha? Mau tambah lagi?" tanya Glarissa.
Glarissa mengambil sisa potongan roti tadi, ia pun menyumbat ke mulut Afgan.
"Nih makan! Makan, enakkan?" ucap Glarissa berhasil melumat mulut Afgan dengan roti super pedas itu membuat Afgan kepedasan.
"Aaaaaaaaaaaaa!" teriak Afgan kocar kacir, ia berlari ke kamar mandi dan langsung mencuci mulutnya yang mulai Jontor itu.
Mulutnya memerah dan bengkak, tapi pedasnya tak kunjung hilang.
Glarissa tersenyum sinis melihat Afgan yang panik itu karena kepedasan.
"Glarissa! Kamu sangat keterlaluan sekali ya! Kamu jahat banget sih jadi orang!" teriak Eva geram.
"Oh, aku jahat ya? Kalau begitu sekalian saja ku jahatin kamu juga," ucap Glarissa.
tangan kiri Glarissa memegang tangan Eva, dan tangan kanannya memegang Roti tersebut.
"Heh! Mau apa kamu!" teriak Eva terbelalak melihat Glarissa memegang sisa rotinya itu.
"Tentu saja untuk mengajarkan mulut mu untuk berbicara yang baik," ucap Glarissa mulai melumat bibir Eva dengan rotinya.
Eva bersikeras memberontak, tapi pegangan Glarissa lebih kuat.
Setelah puas baru Glarissa melepaskannya.
"Aaaaaaaaaaaaa! Pedassssssssss!" teriak Eva menjerit. Ia juga berlari ke kamar mandi dan masuk ke dalam bak mandi untuk berendam.
"Ha ha ha ha, selamat menikmati!" ucap Glarissa tertawa terbahak-bahak, puas melihat mereka menderita.
"Ini baru permulaan, akan ada hal yang lebih seru lagi," ucap Glarissa penuh dengan ide-ide liciknya.
Di kamar mandi, Eva dan Afgan mengerang kepedasan, mereka terus berendam di dalam air agar hangatnya tidak terasa.
......❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️......
jadi samsak yang ada dia....
saingan dong sama mba kun-kun...🤭
skalian nyoba2 akting bagus gak 😂😂😂
drama nya......
semoga sukses ya.....💪💅
dikit banget up nya.