pernahkah kamu berpikir untuk lari dari penikahan yang tidak ada dalam daftar rencanamu?! Hal itulah yang kini ada dalam pikiran Arinda Anindira, terbesit pikirannya untuk kabur dari pernikahannya bersama Daniel Arsenio.
Bagaimanakah cara Daniel seorang CEO yang sangat dingin meluluhkan dan mendapatkan cinta Arinda?
ikuti terus kisahnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cacasakura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep.05
Di depan lobby perusahaan Arebeon Corp. sudah terpakir mobil Mercedes Benz-Maybach S 560, sang supir membuka pintu belakang untuk mempersilahkan Daniel untuk duduk di kursi penumpang, sedangkan Ansel duduk di samping kursi kemudi. Daniel sejenak menatap kearah supir yang sedang jalan memutari mobil.
"ada apa tuan muda?" tanya Ansel yang melihat Daniel menatap lama supir yang kini sudah duduk di depan kemudi mobil.
" baru?" Daniel bertanya singkat pada Ansel,
"benar tuan muda, baru hari ini" jawab Ansel yang mengerti dengan arah pembicaraan Daniel yang menatap supir baru melalui kaca spion. Daniel kembali fokus menatap layar ponselnya,
baru....apa yang baru ya? apa tuan muda Daniel mau membeli mobil baru lagi, supir baru itu berguman dalam hati karena bingung dengan pembicaraan Daniel dengan Ansel.
" Tuan...kita langsung kembali ke rumah?" tanya supir itu dengan hati hati.
"kita mampir sebentar ke toko kue Juny," kata Ansel yang fokus dengan tabletnya.
" Baik tuan" supir mulai menghidupkan mesin mobil dan mengendarai menuju ke toko kue favorit oma tuan mudanya.
Setelah menyelesaikan urusannya di bank, arinda lalu melangkahkan kakinya menuju cafe langganannya untuk memesan minuman ke sukaannya.
“ selamat datang, ada yang bisa saya bantu?” tanya pelayan kasir dengan ramah.
“ hmmm saya mau pesan milkshake coklat satu, jus tomato satu, sama ice cappucinonya satu”
“ baik mbak, masih ada lagi mbak”
“hmm....itu aja”
“baik tunggu sebentar ya mbak”
Setelah memesan arinda duduk di bangku cafe sambil mengecek hpnya. Arinda menatap lama layar ponselnya dengan wallpaper foto dirinya, ibu dan juga adik laki-lakinya. Ayah Arinda telah lama meninggal dunia karena serangan jantung. Arinda mengeluarkan beberapa lembar kertas yang bertuliskan angka angka cicilan pinjaman Arinda. Pinjaman yang dia ambil untuk biaya pengobatan ibunya dengan jaminan rumah peninggalan ayahnya. Arinda menatap lama kertas yang dipegangnya....
Flashback on...
Setahun yang lalu tepatnya saat arinda akan menyelesaikan kuliahnya, ibu arinda yang sebelumnya bekerja di sebuah pabrik makanan kaleng mendadak pingsan. Arinda yang mendengar ibunya masuk rumah sakit bergegas pergi menuju rumah sakit tempat ibunya di rawat, adiknya ifan yang masih kelas 1 sma menangis sedih melihat ibunya yang terbaring pucat di tempat tidur. Melihat kedatangan arinda, ifan segera berlari memeluk kakaknya.
“Kak....mama ...mama...kak” tangis ifan.
“ mama....” arinda menghampiri ibunya yang masih belum sadar.
“ apa kata doker fan? “ Tanya arinda kepada adik lelakinya yang kini berdiri di sampingnya.
“ kata dokter, mama kena penyakit gagal ginjal kak. Dan itu sudah stadium akhir”
Bagai tersambar petir di siang hari, arinda terkejut dengan kondisi ibunya yang sudah sangat parah. Arinda jatuh terduduk di lantai tidak percaya dengan apa yang di dengar dari adiknya. Seluruh tulang di tubuh arinda seakan menghilang hingga tak mampu membuatnya berdiri tegak mendengar penyakit ibunya.
“arin...da....i....fan...” panggil ibu mereka yang sudah mulai siuman.
“ mama...” arinda bangkit memegang tangan ibunya.
“Mama...di mana yang terasa sakit ma....bilang sama arin ma....” tangis arinda pecah saat melihat kondisi ibunya.
Arinda memegang erat tangan dan menatap wajah ibunya yang sangat pucat.
“ Kak...apa mama akan seperti papa kak?”
“ Nggak fan .....kakak akan mencari ginjal yang cocok untuk mama. Jika perlu ginjal kakak akan kakak donor kan untuk mama. Yang penting sekarang kamu jaga mama, kakak akan menemui dokter. Dan memeriksakan diri semoga saja mama segera tertolong”
Arinda bergegas menemui dokter dan mendengar penjelasan dari dokter dengan seksama. Arinda mulai memeriksakan dirinya berharap jika ginjalnya cocok untuk sang ibu. Arinda kembali ke kamar rawat ibunya, di dalam kamar ibunya tampak seorang gadis dan pria yang dia kenal.
“raisa...aldo” panggil arinda kepada dua sahabatnya.
“ arinda” raisa langsung memeluk sahabatnya agar kuat dalam menjalani semua ujian hidup yang di terima arinda.
“makasih ya sa, kamu dan aldo udah mau mampir untuk menjenguk mama" Arinda tersenyum kepada kedua sahabatnya.
************
terus dukung Author
dengan cara like, vote dan tipnya.....😊😊😊
jangan lupa juga kasih rate nya ya....😊😊😊
( Π_Π )
makasih..... tetap semangat 🤗🤗🤗🤗