Squel "Menikahi Wanita Ternoda"
Dicap sebagai wanita liar karena kabur di hari pernikahan, Ayanna Nerodia Tanzeela memiliki alasan tersendiri untuk itu. Namun, ditengah pelariannya dia justru menemukan seorang bayi mungil yang terbungkus kain, membuatnya terpaksa menjadi Mommy dadakan, bersama seorang pemuda yang tidak dia kenal.
Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Ayanna kabur, padahal pesta pernikahan sudah dia rancang dengan sempurna? Dan siapakah sebenarnya bayi itu? Mengapa dia memiliki keterikatan dengan pemuda yang baru Ayanna temui?
Jangan lupa follow akun dan sosmed ngothor buat tahu info lainnya😍
FB @Nita Amelia
Ig @nitamelia05
TT @Ratu Anu👑
Salam Anu 👑
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27. Rahasia Refal
Suasana di kampung memang sangat damai, apalagi saat malam hari, dimana langit membiru bertabur bintang dan suara hewan-hewan kecil yang menjadi musik alami. Bukan kendaraan-kendaraan seperti di perkotaan.
Namun, tetap saja hal tersebut tak lantas membuat Refal merasakan ketenangan. Malam yang panjang hanya diisi dengan rasa was-was yang berlebih, ketika dia mendengar suara langkah kaki di samping rumahnya.
Refal yang semula sudah memejamkan mata, kini terjaga lagi. Dia yakin orang-orang yang di mobil itu masih mengawasinya. Tapi untuk apa? Apakah mereka tahu bahwa dia menyimpan uang 100 juta di rumah?
"Ada apa, Ref?" tanya sang istri ketika melihat Refal hendak turun dari ranjang. Wanita itu juga tampak gelisah, karena akhir-akhir ini sikap suaminya semakin berubah.
"Aku haus, aku mau ke dapur untuk ambil minum. Kamu lanjut tidur saja," jawab Refal mencari alasan, dia tak membalas tatapan mata istrinya dan bergegas sebelum ditanya-tanya lagi. Sementara wanita itu mengernyitkan dahinya, seperti ada yang mengganjal di dada, dia ingin mencari tahu.
'Dia sebenarnya kenapa sih? Dia menyembunyikan apa di belakangku? Lihat saja, aku akan bertindak kalau kamu sampai macam-macam!'
Refal yang sudah berada di dapur segera menenggak air. Lalu menatap ke celah-celah yang ada di atas jendela, bulan tampak bulat dan sempurna menyinari bumi, tapi dia justru melangkah mundur begitu melihat bayangan seseorang melintas di depan jendela.
Deg .... Deg ...
Jantung Refal berdebar sangat kencang. Bahkan matanya senantiasa melirik kesana kemari penuh waspada. Namun, karena terlalu penasaran dia memberanikan diri untuk melangkah maju, lalu menyibak gorden untuk melihat siapa sosok yang baru saja lewat, tapi ternyata tak ada siapapun, karena orang tersebut sudah bersembunyi di balik dinding.
"Jelas-jelas aku melihatnya, apa mungkin itu hantu?" gumam Refal sambil mengusap tengkuknya yang terasa merinding.
Hingga pada saat pagi menyapa, satu keluarga itu telah selesai menyantap sarapan. Refal yang sudah berencana untuk membuka bisnis, izin kepada istrinya untuk pergi keluar dari rumah.
"Jangan kemana-mana ya, tunggu aku sampai pulang!" kata Refal pada sang istri, mewanti-wanti agar wanita itu tak meninggalkan rumah.
"Iya, lagian aku bisa kemana? Kan aku jaga anak-anak," balas istri Refal sambil menyalimi tangan suaminya.
Refal membenarkan perkataan istrinya, lalu segera pergi supaya tak membuang waktu. Dan tepat setelah itu, sang istri langsung membawa anak-anaknya untuk masuk ke dalam kamar. Dia mengunci ruangan tersebut supaya Refal maupun ibu mertuanya tidak masuk sembarangan.
"Aku harus tahu apa yang ada di dalam tas itu. Pasti ada rahasia di sana, makanya dari kemarin keluarga kita diikuti banyak orang," gumam wanita itu, ternyata merasakan bahwa mereka sedang diawasi.
Lantas dia mencari dimana Refal menyimpan tas yang dari kemarin selalu dibawa-bawa. Dia membuka lemari dan beberapa tempat yang berpotensi untuk dijadikan tempat persembunyian. Hingga dia melihat dus besar di bawah meja.
"Jangan-jangan disana."
Istri Refal bergegas membuka benda kotak itu, sama sekali tak memedulikan anaknya yang merengek di atas kasur. Wanita itu terlihat sangat tidak sabaran, tangannya bergerak cepat dan akhirnya berhasil menemukan apa yang ia cari-cari sedari tadi.
Detik itu juga matanya terbelalak lebar, nafasnya tersendat karena melihat gepokan uang tunai ada di dalam tas besar itu. Tas yang selama ini tak boleh disentuh oleh suaminya.
"Uang? Uang siapa ini?" gumam istri Refal merasa tak percaya bisa melihat uang sebanyak itu berada di rumahnya.
Deg ... Deg ....
Hati dan pikirannya mulai menduga-duga, hingga terbesit kalau uang tersebut hasil mencuri, karena Refal dipecat secara tiba-tiba. Istri Refal langsung menggeleng tak percaya, jika suaminya berbuat demikian.
"Nggak mungkin. Tapi kenapa timing-nya sangat tepat. Argh! Ref, kenapa kamu menyembunyikan ini semua dariku?"
Itulah pertanyaan yang paling membuatnya penasaran.
*
*
*
"Lho kok kamu udah pulang?" tanya Ayanna saat melihat Dallie baru masuk lewat pintu belakang. Padahal biasanya setelah pulang kuliah, Dallie akan langsung menyambung kerja.
"Aku punya jatah libur dua hari, selama ini aku nggak pernah ambil, jadi sesekali pengen nyoba," jawab Dallie sambil tersenyum. Setengah hari ini, dia ingin menghabiskan waktu dengan Nael, supaya Ayanna bisa melayani pelanggan tanpa harus menggendong-gendong bayi itu.
"Oh gitu ya. Kamu udah makan siang?" tanya Ayanna, matanya bergerak mengikuti langkah Dallie yang masuk ke dalam kamar.
"Belum. Nanti biar aku yang beli. Supaya kamu nggak kerepotan."
"Baik banget sih Kakaknya Nael," ucap Ayanna, karena Dallie tak mau menjadi Daddy-nya Nael, jadi dia menganggap Dallie sebagai Kakak.
"Kakak? Apakah aku anak pertamamu?" balas Dallie, dan Ayanna langsung manggut-manggut.
"Mulai hari ini aku mengadopsimu," katanya sambil terkekeh.
Dallie ingin menimpali, tapi dari arah luar terdengar sebuah bel yang artinya ada pembeli. Jadi Ayanna segera melangkah pergi, namun baru saja ingin menyambut, dia malah dibuat terkejut. Karena yang datang malah ibunya.
Deg!
"Mama!" lirihnya dengan kedua pasang mata yang membulat sempurna.
Melihat Ayanna yang berpenampilan lusuh, wajah tak terawat, kantung mata membesar dan hitam, apalagi dengan menggendong seorang bayi membuat Yuna merasa prihatin. Dengan cepat dia memeluk tubuh putrinya, sudah lama dia ingin datang, tapi selalu gagal karena mengingat perkataan suaminya.
"Sayang, kenapa rela seperti ini sih? Pulang saja yuk, kita urus dia sama-sama," ucap Yuna sambil mengelus-elus kepala Ayanna. Sementara Ayanna gelagapan sendiri, karena di dalam ada Dallie, meski tak mungkin Dallie ke depan, tapi dia takut Dallie mendengar ucapan ibunya.
"Aku baik-baik aja, Ma, nggak ada yang perlu dikhawatirkan," balas Ayanna dengan suara menekan, berusaha menenangkan hati ibunya yang saat ini malah terisak-isak.
"Tapi lihat penampilanmu—"
"Sttt!" Ayanna langsung memasang jari telunjuk di depan bibirnya, supaya Yuna tidak bicara keras-keras. "Ada Dallie di dalem."
"Kenapa kamu lebih memedulikan dia daripada Mama?"
"Oh my God, Mama!" Berulang kali Ayanna menginstruksikan hal yang sama, hingga terdengar suara Dallie yang menanyakan menu makan siang Ayanna.
"Mommy Nael mau makan pake apa?" seru Dallie, sudah bersiap untuk pergi ke warung makan.
Ayanna melirik sang ibu, lalu menjawab. "Samain aja. Aku doyan semua kok, apa yang kamu makan."
Dallie senang karena Ayanna memang tidak pemilih. Sementara Yuna sudah geleng-geleng kepala, dia tahu betul kebiasaan sang anak yang terkadang pilih-pilih soal makanan.
"Di rumah kamu gak gini, Sayang," ucap Yuna dengan mimik sedih.
"Tapi aku gak lagi di rumah, Mama," balas Ayanna seraya menarik ibunya untuk keluar. Dia lupa kalau Dallie juga hendak keluar, meski menempuh jalan yang berbeda, tapi tetap saja dia bisa melihat pelanggan Ayanna dari kejauhan.
"Hah ya sudah, ternyata kamu memang sangat nyaman disini, padahal Mama sudah sembunyi-sembunyi dari Papamu untuk datang. Oh iya, Mama bawa sesuatu untukmu," ujar Yuna, dia kembali ke mobil untuk mengambil apa yang dia bawa dari rumah. Ayanna langsung berbinar ketika Picy tiba-tiba berlarian dan langsung menghampirinya.
"Picy Sayang ...." seru Ayanna, dan kucing itu langsung mengeong sambil mengitari kaki Ayanna, minta digendong.
***
Orang yang sudah telanjur sakit hati, akan menghalalkan segala cara untuk membalas. Apalagi jika yang disakiti adalah anak yang sangat disayanginya. Fierce—yang biasanya selalu menjadi sosok pemaaf, tapi kini malah bertindak untuk membalas sakit hati Ayanna menggunakan caranya.
"Kontak Thomas, kita beri dia penawaran yang menarik supaya aku ikut andil di dalam perusahaannya," ucap Fierce kepada sang asisten.
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Laki" kok.mau enake tok..
Pak Junior,,jgn galak" sm Dallie...
Gitu" Dallie kan kesayangan Ayana...
🤭🤭🤭
cihh dasar bajigurr Kau Thom.. mau enaknya doang. mulai sekarang jangan terlalu berharap banyak sama thomas , yang penting thomas kasih duit anaknya saja sudah cukup, selebihnya kamu harus belajar menjadi wanita mandiri, lagian apa yang ingin kamu harapkan dari thomas? dia tak bisa menjadi kepala keluarga yang baik.
darah lebih kental dari air..namanya seorang ibu pasti punya ikatan batin saat ketemu anaknya. semoga saja Deana cepat sembuh dan bisa mengingat smeuanya.
waduh apa bentar lagi Nael akan kembali ke mama kandung nya Deana ??
si Rafael mcm kerja sehari dua hari d keluarga uler.....pakek acara maen2 sma keluarga uler .....ya siap² aja terima konsekuensi nya