NovelToon NovelToon
Cinta Yang Terlambat

Cinta Yang Terlambat

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Fantasi Wanita
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: carat18

Sinopsis Singkat "Cinta yang Terlambat"

Maya, seorang wanita karier dari masa depan, terbangun di tubuh Riani, seorang wanita yang dijodohkan dengan Dimas, pria dingin dari tahun 1970-an. Dengan pengetahuan modern yang dimilikinya, Maya berusaha mengubah hidupnya dan memperbaiki pernikahan yang penuh tekanan ini. Sementara itu, Dimas yang awalnya menolak perubahan, perlahan mulai tertarik pada keberanian dan kecerdasan Maya. Namun, mereka harus menghadapi konflik keluarga dan perbedaan budaya yang menguji hubungan mereka. Dalam perjalanan ini, Maya harus memilih antara kembali ke dunianya atau membangun masa depan bersama Dimas.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon carat18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5 – Wanita yang Tak Mudah Menyerah

selamat membaca guys ❤️ 🐸 ❤️ ❤️

******

Matahari mulai tenggelam menyelimuti sawah dengan sinar keemasan yang indah. Meski pemandangan itu menenangkan, Maya tidak bisa menikmati keindahan nya sepenuh nya.

Punggung nya terasa pegal, tangan nya mulai memerah karena gesekan gagang cangkul, dan napas nya sedikit tersengal akibat pekerjaan berat yang baru pertama kali ia lakukan.

namun, ia menolak menyerah.

Di sekeliling nya, para petani masih bekerja dengan cekatan, seolah kelelahan bukan bagian dari kamus hidup mereka. Sesekali mereka melirik nya dengan tatapan heran atau geli, mungkin berpikir bahwa ia akan segera menyerah dan kembali ke rumah dengan wajah letih.

Tetapi Maya bukan tipe wanita yang mudah menyerah.

Tak jauh dari nya, Dimas masih bekerja dengan tenang. Lengan baju nya tergulung hingga siku, memperlihatkan otot-otot kuat yang bergerak setiap kali ia mencangkul tanah. Peluh mengalir di pelipis nya, tetapi ekspresi nya tetap tenang dan fokus.

Maya mengerutkan kening. Pria ini benar-benar tak peduli padaku, ya?

Ia menunggu, berharap Dimas akan mendekati nya dan menyuruh nya berhenti, mungkin dengan sedikit nada khawatir. Tapi sejak tadi, pria itu hanya sesekali melirik nya sebelum kembali sibuk dengan pekerjaan nya.

Maya mendengus pelan. Baiklah. Kalau dia tidak peduli, aku juga tidak butuh perhatian nya.

Ia mengeratkan pegangan pada cangkul nya dan kembali bekerja. Kali ini, ia mencoba mengamati para petani lain dan mengikuti gerakan mereka. Awal nya sulit, tetapi semakin lama, ia mulai memahami ritme nya.

"Riani, kau benar-benar berubah," ujar seorang wanita tua yang duduk di pematang sawah sambil mengunyah sirih.

Maya menoleh dan tersenyum kecil. "Ya, aku sadar kalau aku tidak bisa terus diam dan mengandalkan orang lain."

Wanita tua itu terkekeh. "Itu bagus. Tapi jangan sampai terlalu memaksakan diri. Tubuh mu tidak terbiasa dengan pekerjaan berat seperti ini."

Maya hanya mengangguk. Meski tubuh nya sudah mulai terasa lelah, ia masih ingin terus mencoba. Bagi nya, ini bukan hanya soal membantu di sawah, tapi juga membuktikan bahwa ia bisa bertahan di dunia yang asing ini.

 

Saat matahari semakin rendah, satu per satu para petani mulai berkemas untuk pulang. Maya akhir nya berhenti bekerja, mengusap keringat di dahi nya dengan lengan baju. Napas nya masih sedikit terengah, tetapi ada perasaan bangga dalam diri nya.

"Sudah cukup untuk hari ini," ujar pria tua yang sejak tadi memperhatikan nya.

 "Besok, kalau kau masih ingin membantu, datanglah lebih pagi."

Maya tersenyum. "Terima kasih, Pak. Aku akan berusaha lebih baik lagi."

Saat ia berjalan kembali ke rumah, ia melihat Dimas sudah lebih dulu sampai di sana. Pria itu duduk di teras, membasuh tangan nya di ember berisi air. Maya melangkah mendekat, lalu tanpa berkata apa-apa, duduk di kursi di sebelah nya.

Dimas melirik nya sekilas. "Aku tidak menyangka kau akan bertahan sepanjang hari."

Maya tersenyum tipis. "Aku bilang aku bukan wanita lemah."

Dimas tidak menjawab, tetapi ada sesuatu dalam tatapan nya yang berbeda dari sebelum nya—seperti seseorang yang baru menyadari sesuatu. Namun, ekspresi itu hanya bertahan sebentar sebelum kembali menjadi dingin dan datar.

Hening sejenak. Hanya suara jangkrik dan semilir angin yang terdengar.

Lalu, tiba-tiba Dimas berkata, "Tanganmu."

Maya menoleh. "Apa?"

Dimas mengulurkan tangan nya, lalu tanpa peringatan, mengambil tangan Maya. Jari-jari kasarnya menyentuh telapak tangan Maya yang kini memerah dan lecet.

"Kau terlalu memaksakan diri," katanya dengan nada datar, tetapi suara nya terdengar sedikit lebih pelan dari biasa nya.

Maya terdiam. Ini pertama kali nya Dimas menunjuk kan perhatian, meski hanya sedikit.

"Aku baik-baik saja," kata nya akhir nya, menarik tangan nya perlahan.

Dimas tidak menahan nya, hanya mengangguk kecil sebelum kembali sibuk dengan diri nya sendiri.

Maya menatap pria itu dalam diam. Mungkin dia bukan pria yang hangat, tetapi dia bukan orang yang benar-benar tak peduli.

Setidak nya, perhatian kecil ini cukup untuk memberinya harapan bahwa suatu hari nanti, Dimas akan mulai melihat nya sebagai seseorang yang lebih dari sekadar istri yang di jodoh kan dengan nya.

Ia menghela napas panjang, lalu berdiri. "Aku masuk dulu. Aku perlu membersihkan diri sebelum makan malam."

Dimas hanya mengangguk tanpa berkata apa-apa.

Maya berjalan masuk ke dalam rumah, tetapi sebelum ia benar-benar menghilang di balik pintu, ia sempat menoleh ke belakang. Sekilas, ia melihat Dimas masih duduk di beranda, menatap ke arah sawah yang mulai gelap.

Untuk pertama kali nya, Maya merasa bahwa pria itu tidak benar-benar dingin—dia hanya belum terbiasa memiliki seseorang di sisi nya.

Dan Maya siap mengubah itu.

******

Terima kasih sudah membaca guys ❤️ 🐸 ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!