Mikayla Zaneta bertemu lagi dengan Nicholas Jayandru, mantan pacarnya waktu SMA yang sudah menenggut kehormatannya.
Tapi laki laki itu sudah bertunangan, dan sebentar lagi akan menikah
Mikayla membencinya. Semudah itu Nicholas mendapatkan pasangan, sedangkan Mikayla sudah insecure. Ngga mungkin ada laki laki yang mau menerimanya yang sudah tidak virgin lagi.
Semoga suka🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kenangan buruk delapan tahun yang lalu
Nicholas mengantarkan Mikayla pulang ke rumahnya pagi itu dengan mobilnya.
Sepanjang perjalanan mereka hanya diam saja. Kejadian malam tadi masih membekas sangat dalam di hati keduanya. Terutama Mika. Nicholas bersyukur akhirnya pacarnya itu sudah berhenti menangis.
"Kamu yakin kita langsung pulang ke rumahmu sekarang? Ngga usah keliling keliling dulu?" tanya Nicholas menawarkan alternatif, ketika melihat jam di tangannya baru pukul sembilan pagi. Mobilnya sudah dia berhentikan di depan gerbang rumah Mikayla yang masih tertutup rapat.
"Mau keliling kemana?" judes Mikayla menjawab. Dia masih emosi dan sakit hati karena Nicholas sudah melewati batas yang sudah mereka tetapkan sejak dulu.
Selain itu dia juga sangat takut kalo sampai hamil.
"Kalo pagi gini kamu pulang, ortu kamu ngga bakal nanya nanya?" Nicholas berusaha sabar. Dia tau, dia yang salah tidak bisa menahan diri.
Tapi bukan salahnya, kan, kalo dia ngga kuat menahan reaksi obat terkutuk itu, Nicholas masih mencoba membela diri.
"Kenapa? Takut ketemu orang tuaku?!" Mikayla tetap menjawab dengan nada ngga ramah.
"Nggak. Ngapain takut."
"Lalu kenapa nanya?" sengit Mikayla lagi.
Nicholas menghadapkan wajahnya ke arah Mikayla.
"Kamu udah siap nikah muda kalo aku ngomong jujur sama mama papa kamu, kalo kita abis ngapain aja di hotel?"
PLAK!
Nicholas tersenyum mendapat tamparan keras gadis itu. Wajah gadis itu sekarang sangat kontras dengan wajahnya tadi malam.
"Kamu maunya apa? Aku mau, kok, disuruh nikahin kamu sekarang." Senyum Nicholas penuh arti sambil mengusap pipinya yang baru saja ditampar kekasihnya yang galak itu.
"Nggak! Aku nggak mau. Dengar, Nicho. Aku mau kita putus."
"Apa?" Nicholas merasa dia jadi budek.
"Kita putus!" Mikayla segera membuka pintu mobil.
"Mika! Ngga bisa begitu." Nicholas ngga terima dan ikutan membuka pintu. Dia telat menahan Mikayla yang sudah keluar dari dalam mobilnya.
Mikayla segera membuka pintu pagarnya.
"MIKA!" Nicholas sudah ngga bisa sabar lagi. Dia mulai emosi.
"Pokoknya kita putus. PU-TUS!"
Setelah itu Mikayla masuk sambil berlari ke dalam rumahnya.
Nicholas masih mamatung menatap Mikayla yang pergi meniggalkannya begitu saja.
Dia tidak merasa sakit? Pikirannya malah travelling ke arah lain.
Kata teman temannya, biasanya setelah melakukannya akan terasa sakit untuk berjalan. Apalagi yang baru pertama. Tapi Mikayla malah bisa berlari cukup kencang.
Tadi saat keluar hotel, mereka memang jalan perlahan, karena Nicholas melihat ringisan tertahan di wajah pacarnya.
Masa sudah sembuh? Secepat itu?
Bodohnya waktu itu dia ngga mengejar Mikayla, berusaha menenangkannya. Tapi malah langsung pulang ke rumahnya. Waktu itu dia berpikir kalo Mikayla hanya butuh waktu. Dia akan menunggu sampai gadis itu siap untuk membicarakan kejadian ini.
Tapi kenyataannya Mikayla benar benar memutuskannya. Padahal dia sudah mau bertanggungjawab.
Harga dirinya terluka karena dicampakkan begitu saja. Apalagi setelah hasil testpack itu terlihat.
Dia merasa gagal jadi laki laki yang su-bur!
Kenangan buruk itu kerap membayang begitu saja di dalam benaknya. Terutama saat dia mencoba bersenang senang bersama perempuan.
TUK!
Nicholas membanting pulpennya.
Untung tadi meeting kedua yang dia pimpin ngga berantakan. Dia masih bisa konsentrasi.
Ponselnya bergetar.
Liza menelponnya. Kemarin malam sudah dia jawab, setelah pesawatnya landing.
Tapi setelah itu dia abaikan.
Paling cuma rengekan. Tadi juga calon istrinya sudah mengirimkan beberapa foto bagian atas tubuhnya.
Tapi Nicholas sudah menghapusnya.
Kebiasaan buruk calon istrinya sejak mereka bersama di Paris hingga dia pulang masih saja berlanjut.
Bukan Liza kurang cantik dan seksi. Tapi hasrat Nicholas yang sudah hilang.
Dia takut untuk membuktikan kesu-burannya.
Gara gara mantannya, dia mengalami trauma berat.
Nicholas menghembuskan nafas panjangnya.
Kenapa Mika? Kenapa kamu harus muncul lagi....?!
*
*
*
"Kamu tadi rugi, Lea. Pak bos muda datang setelah kamu pergi antar Mika," kompor Nala saat mereka sedang makan siang di kantin perusahaan.
"MASA? MIKAA......! Kamu harus tanggung jawab!" seru Alea heboh membuat perhatian pengunjung kantin perusahaan teralihkan pada mereka.
"ALEA! Kamu apa apaan, sih," kaget Nala dengan suara tertahan, reflek mencubit lengan Alea.
"LEA....! Pssttttt....." Rumi mengingatkan ketika melihat Alea mau marah pada Nala.
Eng I Eeeengg.....
Wajah Alea langsung memanas karena malu. Dia tersadar, tatapan berpasang pasang pengunjung kantin tertuju padanya.
Pasti merasa terganggu.
Mikayla sendiri sudah menutup wajahnya dengan sehelai tisu.
"Orang orang itu masih memperhatikan kita?" Alea menunduk sangat dalam, seakan sedang fokus menikmati makan siangnya.
"Mana aku tau. Gara gara kamu, sih," gerutu Nala sebal.
"Kamu yang mulai Nala, kalo kamu lupa," desis Alea gemas.
"Harusnya tanggapan kamu biasa saja," respon Nala ngga mau disalahkan.
"Ya, ya, aku telanjur shock. Kamu tau, kan, aku sensitif kalo nyangkut Pak Nicholas. Mana dia mengkhususkan datang lagi ke ruangan kita." Alea mengaku bersalah, karena terlalu lebay di tempat umum.
Maluuu....
Berpasang pasang nata masih betah menatap ke arahnya.
TUK
Sendok di tangan Mikayla terlepas sari tangannya dan beradu pelan dengan mangkok kaca buburnya.
DEG DEG
Mikayla tersadar sudah kelepasan.
"Tanganku licin," ujarnya sebelum ditanya.
"Ya, ya. Dimaklumi, hari ini kamu memang sangat aneh," respon Rumi ngga berpikiran buruk.
"Kenapa, sih, kamu hari ini, Mika. Harusnya kamu tadi ketenu Pak Nicholas. Pasti lelahmu langsung menguap," komen Nala berganti topik.
"Tadi udah aku buatin teh sama roti bakar. Tapi kayaknya ngga ngaruh." Alea menatap Mikayla prihatin.
"Mamamu udah milihin calon suami, ya, makanya kamu stres berat," tebak Rumi. Mikayla pernah cerita kalo dia terus didesak mamanya tentang pendamping hidup yang ngga kunjung datang.
"Enggak," bantahnya cepat Jantungnya masih berdebar keras dan kepalan tangannya jadi licin hanya karena mendengar nama Nicholas yang disebut.
Jangan sampai Nicholas yang itu, batinnya meminta penuh pengharapan.
Tuhan, aku masih butuh banyak berlian, do'anya dalam hati tiada henti.
"Kirain karena itu. Mana kamu ngga suka sama Pak Nicholas lagi," ucap Rumi bingung karena sikap Mikayla beda sekali hari ini. Kesehatannya bahkan sampai ngedrop.
Mikayla tersenyum sekenanya
Dua kali nama itu disebut. Jangan jangan ini firasat buruk.
"Jaga kesehatanmu baik baik Mika. Kapan kapan kita ngegym lagi, yuk," ajak Alea.
"Oke."
"Aku ikut."
"Minggu besok, ya, di tempat biasa," putus Alea.
"Oke, siap."
Bolehlah, buat membuang lemak yang menumpuk, batin Mikayla setuju dengan ide Alea.
"Pak bos, tadi ngapain aja di ruangan kita? Lama nggak?" Alea kembali ke topik awal. Dia masih merasa sudah paling rugi karena menghilangkan kesempatan untuk tebar pesona di depan si bos yang menjadi dambaan seluruh staf.
"Sebentar aja, sih. Tadi dia sempat ngeliatin kerjaan Mbak Julia. Huuufff.... Gimana tadi, ya, jantung mba Julia, aman ngga tuh," kikik Rumi.
"Iya, pasti nervous dia." Nala ikut mengkompori
"Pasti kebawa mimpi, tuh," gelak Alea menambahkan.
"Tapi memang ganteng banget aslinya. Aku udah bolak balik nyari di gugel. Tetap aja ngga bisa ngalahin yang asli. Mana harum lagi." Sambil berkata begitu Nala memejamkan matanya, seolah sedang meresapi kejadian sekilas tadi.
"Iya, harum parfumnya laki banget dan ngga bikin mual," sambung Rumi yang seakan masih bisa membau-i parfum si bos sekarang.
"Jadi penasaran sama harumnya. Mau tak beliin buat Deka," sesal Alea.
"Huuu..... Dasar," ejek Rumi dan Nala berbarengan
Alea hanya nyengir.
Mikayla ngga berkomentar apa pun selain mendengarkan saja.
Bodoh amatlah namanya Nicholas. Belum tentu Nicholas yang itu, pungkasnya dalam hati.
Nic blm bs move on dr Mika
DinDut itu pacarku ngasih iklan
ayoo thor...cemangat up...up...up...up...
Akhirnya muncul jg statement ini, dari awal Ringgo muncul ,aku cuma nunggu kpn statement ini sounding dan pasti kejadian nih. Ntah alasan apa yg dipake Mika.
Mika pasti pindah ke perusahaan Ringgo , ini yg nanti bs jd pintu masuk hubungan segitiga, Nicho- Mika-Ringgo.
padahal Dy yg ngerusak Miklay tega dy ngomong kyk gitu
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
gimana y reaksi mama niko klu tau ternyata calon mantunya udah g perawan karena selingkuh dgn sahabat niko.
hancur lebur hati Mikayla,
lagi" penghinaan datang dari orang yg pernah di cintai.
belum lepas ingatan Mikayla tentang penghinaan nyonya Nastiti yg terhormat, sekarang semakin di tambah goresan luka Mikayla,
Kuat yah Mikayla, kami selalu mendoakanmu ,kamu harus yakin ,lambat laun kebenaran akan terungkap .
mengetahui penyebab Mikha memutuskan hubungan mereka krn keinginan ibunya (Nicho) dan Ringgo bs menerima Mikha.