karna dalam pengaruh obat, membuat Ameena terpaksa menghabiskan malam dengan pria asing yang tidak dikenalnya.
Pria itu adalah Satria Wijaya, seorang kurir paket yang kebetulan akan mengantarkan barang ke hotel tempat Ameena menginap.
Kehidupan Ameena setelah malam itu berubah 180 derajat. Ameena terpaksa menikah dengan Satria karna telah tumbuh kehidupan baru dalam rahimnya.
Bagaimana kisah selanjutnya? ikuti terus kisah Ameena dan Satria ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jaga Dia Baik-Baik
"Mana ya mobil Satria dan Ameena? Sepertinya yang ini deh?" langkah kaki Dera berhenti di depan sebuah mobil mewah keluaran terbaru.
Setelah mecari informasi dari berbagai sumber. Dera sangat yakin kalau mobil mewah berwarna hitam itu adalah mobil milik Satria dan Ameena.
"Jangan salahkan aku Ameena! Ini semua karna ulahmu sendiri!" Dera memutus kabel rem mobil mewah milik Ameena dan Satria yang baru saja mereka beli beberapa hari yang lalu.
Dera melancarkan aksinya dengan sangat apik, bahkan ia sudah menutupi wajahnya dengan masker agar tak terdeteksi kamera CCTV, serta memakai sarung tangan agar tak meninggalkan jejak sedikitpun.
Kemudian wanita itu meninggalkan area basement hotel Louise dengan senyum puas.
***
***
"Satria! Ini beneran kamu sayang? Mama rindu." Widya menghamburkan diri dalam pelukan sang putra.
Satria terlalu sibuk meladeni pertanyaan para wartawan tadi, jadi pria tampan itu tidak menyadari kalau keluarganya baru saja datang.
"Mama datang?" tanya Satria. Padahal Satria yakin sang mama pasti datang begitu ia menghubungi Selina tadi.
"Putraku sudah lama menghilang, tentu saja mama datang untuk menyambut kepulangannya." Widya antusias.
"Terima kasih sudah menyempatkan untuk datang. Kebetulan ada hal penting yang ingin aku sampaikan pada mama dan yang lainnya." ujar Satria.
"Mama tahu kok, kamu mau memperkenalkan calon istrimu pada semua orang kan?" tebak Widya.
"Jadi mama sudah tahu?"
"Mama adalah orang yang melahirkanmu, tentu saja mama tahu apa yang terjadi dengan putranya."
"Jadi mama merestui hubungan kami?" tanya Satria dengan wajah sumringah.
"Tentu saja. Mama tidak punya alasan untuk menentang hubungan kalian."
Widya menatap ke arah Andrea yang wajahnya sudah merona merah karna menahan malu mendengar ucapan Widya, sekaligus rindu terhadap pria yang dicintainya.
"Karna itu mama tidak datang sendirian. Ada Selina dan Andrea juga." Widya menunjuk ke arah 2 wanita cantik yang datang bersamanya.
"Hi kak." Selina memeluk sang kakak erat.
"Hi juga adik, apa kabarmu?" Satria mengacak-acak rambut panjang sang adik dengan gemas.
"Beberapa menit yang lalu kabarku sih baik-baik saja, tapi sekarang tidak!" bibir Selina mencebik. Karna ulah sang kakak rambut indahnya sudah tak beraturan lagi. Satria terkekeh mendengar ocehan Selina.
"Hi Satria." Andrea melambaikan tangannya ke arah Satria, sedangkan bibirnya tersenyum manis. Satria menanggapi senyuman Andrea dengan senyum tipis.
"Jangan cuma berdiri di sana. Ayo sana berdiri di dekat Satria, kau kan tunangannya." Widya mendorong calon menantunya, membuat tubuh Andrea bertabrakan dengan dada bidang Satria.
Ameena yang melihat pemandangan itu hanya bisa memalingkan wajah.
"Kau tidak papa?" Satria menahan tubuh Andrea yang nyaris terjatuh, tatapan mata keduanya saling bertemu untuk sepersekian detik.
"Ehem! Apa kau ingin menjelaskan sesuatu kepadaku Satria?" pekik Ameena.
Satria yang peka akan kecemburuan sang istri mulai menjaga jarak dengan Andrea.
"Kenapa kau tidak pernah bilang kalau kau sudah punya tunangan?" Ameena bertanya dengan nada yang lembut, namun tidak dengan sorot matanya yang tajam.
"Sayang kenalkan, mereka adalah keluargaku." Satria memperkenalkan keluarganya satu persatu pada Ameena. Seketika suasana jadi terasa canggung.
"Mama, Selina, Andrea. Perkenalkan, wanita cantik ini adalah istriku, Ameena Putri Bagaskara." Satria merangkul bahu sang istri dengan mesra.
"Apa? istri?!" netra Widya membelalak tajam.
"Kalau kau sudah menikah dengan wanita itu, lalu bagaimana dengan nasib Andrea? Bukankah kalian sudah bertunangan? Mama juga sudah terlanjur berjanji pada orang tua Andrea untuk segera menikahkan kalian begitu kau kembali. Apa yang harus mama katakan pada orang tua Andrea jika mereka sampai tahu kau sudah menikah dengan wanita lain?" lanjut wanita paruh baya itu dengan wajah gusar.
"Itukan janji mama, bukan janjiku. Jadi mama pikirkan saja sendiri." ucap Satria dengan wajah datarnya.
"Kau itu kejam sekali Satria! Kenapa sih kau tiba-tiba kembali dan tiba-tiba menikahi wanita asing itu!" bibir Widya mencebik.
"Ameena bukan wanita asing mah, Ameena adalah istriku. Aku kembali juga karna Ameena."
Demi memberikan kehidupan yang lebih baik pada sang istri, Satria memutuskan untuk kembali pada kehidupan lamanya.
"Tidak bisa begitu dong! Kau juga harus memikirkan perasaan Andrea!" pekik Widya.
"Aku dan Andrea bertunangan karna perjanjian bisnis antara papa dan orang tua Andrea. Tapi sejak papa meninggal pertunangan kami juga otomatis dibatalkan." ucap Satria.
"Satria benar tante. Aku gak papa kok. Aku tahu Satria tidak pernah mencintaiku, aku ikut bahagia kalau Satria sudah menemukan wanita yang dicintainya." bibir Andrea tersenyum meski hatinya terasa hancur.
"Tuh, mama dengar sendirikan. Andrea saja tidak masalah jika aku sudah menikah dengan Ameena, kenapa mama menentang hubungan kami?" Satria memeluk Ameena semakin erat.
"Andrea! Kau jangan menyerah semudah itu! Tante akan memperjuangkanmu, pokoknya tante hanya mau kamu yang menjadi menantu tante. Tidak boleh wanita lain!" Widya berbisik di telinga Andrea.
Jika wanita yang menjadi menantunnya bukanlah wanita pilihannya. Widya takut tidak bisa mengendalikan sang putra lagi. Sekarang saja Satria sudah mulai membatasi kartu kreditnya, apalagi nanti?
"Aku gak mau tante." tepis Andrea.
"Suatu hubungan itu harus dari kedua sisi, jika dari satu sisi saja akan terasa melelahkan." lanjut wanita cantik itu pasrah.
"Maafkan aku Andrea." Satria merasa bersalah karna telah menyakiti hati wanita itu.
"Ok aku maafkan. Tapi kau harus menjaga dia baik-baik ya. Aku tahu sudah lama kau mencintai Ameena, jadi jangan pernah menyakitinya." ucap Andrea, Satria menganggukan kepalanya sebagai jawaban.
"Satria sudah lama mencintaiku? Bukannya kami baru saling mengenal beberapa bulan ini?" dahi Ameena mengkerut.
Bersambung.