Di khianati dan terbunuh oleh orang yang dia cintai, Nada hidup kembali di tubuh seorang gadis kecil yang lemah. Dia terkejut dan tidak tahu harus berbuat apa?
"Kakak, tolong balaskan dendam ku." Pinta gadis kecil yang namanya hampir sama dengan Nada.
"Hah!! Gimana caranya gue balas dendam? tubuh gue aja lemah kayak gini."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nopani Dwi Ari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.31
Nada menatap Rowman yang sedang diinterogasi, sambil memikirkan keputusan yang sulit diambil. Dia juga memikirkan tentang bagaimana Hana kedepannya nanti, dan memastikan Salsa masuk penjara.
"Terima kasih, Kak. Kalau gak ada Kakak mungkin semuanya gak akan cepat selesai," kata Nada.
Pastikan dia diadili kak," lanjut Nada.
"Pasti, dia akan diadili dan dihukum sesuai dengan perbuatannya," jawab Samudra.
"Dan Salsa? Apakah sudah ditemukan?" tanya Nada lagi.
"Belum, tapi kita sudah mencari dia," jawab Samudra.
Samudra juga memberitahu Nada bahwa dia telah melamar Embun dan berharap Nada bisa hadir saat Embun memberikan jawaban.
Nada berharap bisa ada di sana, tapi dia sadar bahwa kehidupannya masih penuh ketidakpastian, Nada juga belum tahu jika Evelin akan pindah.
****
Hana menangis saat melihat Rowman ditangkap polisi. Diana mencoba menenangkannya.
"Daddy pasti pulang," kata Diana, meskipun tidak yakin.
Tak lama, Salsa muncul dan Hana berlari ke arahnya.
"Mommy, polisi menangkap Daddy." Salsa mendorong Hana, membuat Diana segera memeluknya erat.
Apa yang akan terjadi dengan Rowman dan Salsa? Apakah benar mereka terlibat dalam rencana pembunuhan? Mungkin pertanyaan yang ada di pikiran banyak orang saat ini.
Salsa juga terlihat panik dan berniat pergi. Namun, Diana bertanya akan kemana Salsa.
"Bukan urusanmu, aku harus secepatnya pergi," katanya kepada Diana.
Salsa turun dengan tas besar berisi uang tunai, perhiasan, dan dokumen lainnya.
"Nyonya mau kemana? Bagaimana dengan kita?" tanya Pak Tio, mereka pun mulai cemas dengan nasib pekerjaan mereka. Jika, Salsa pergi dan Rowman di penjara.
Namun, Salsa tidak menjawab dan terus berjalan tanpa menoleh, mengabaikan tangis Hana.
"Huh! Cepat atau lambat, polisi pasti akan menangkap ku," gumam Salsa saat ingin menghidupkan mesin mobil.
Tiba-tiba, orang-orang berpakaian hitam datang membuka pagar rumahnya.
"Siapa mereka?" tanya Salsa dengan ketakutan.
"Aku tidak boleh tertangkap. Aku tidak salah," tambahnya dengan panik.
"Berhenti, jangan pergi!" cegah salah satu orang berpakaian hitam.
"Tidak, aku tidak mau! Aku tidak salah!" pekik Salsa.
"Minggir atau aku tabrak!" ancam Salsa, namun mereka tidak bergeming.
Salsa tidak menggertak; dia benar-benar menginjak pedal gas dan melajukan mobilnya ke arah orang-orang yang menghalangi jalannya.
Hana, Diana, dan pekerja lainnya yang menyaksikan adegan itu menjadi histeris karena ada yang terluka parah.
"Mommy!" pekik Hana. Diana segera memeluk Hana untuk melindunginya dari pemandangan mengerikan itu. Sementara itu, beberapa orang yang selamat dengan cepat mengejar Salsa.
"Tidak, tidak, aku tidak mau ditangkap!" teriak Salsa dengan cemas.
Salsa berusaha melarikan diri, namun mobilnya kehilangan kendali dan menabrak pembatas jalan.
Salsa terlempar ke depan, terluka cukup parah. Namun, dia masih bisa keluar dan kabur dari kejaran orang-orang tersebut.
Sebelum berlari jauh, orang-orang berpakaian hitam segera mendekatinya dan menangkapnya.
Salsa terus berteriak histeris minta tolong, tidak ada warga yang membantu karena mereka menjelaskan. Bahwa Salsa sedang dicari polisi.
Hana dan Diana yang menyusul karena khawatir, menyaksikan kejadian itu dengan terkejut dan sedih. Hana menangis melihat ibunya dalam keadaan terluka dan di tangkap.
Bagaimanapun perlakuan Salsa padanya, dia tetaplah ibu kandungnya.
"Mommy," lirih Hana.
"Ayo kita ikuti mereka." Ajak Diana.
Seharusnya Hana tidak melihat itu semua, bisa menjadi trauma untuknya.
Salsa dibawa ke kantor polisi dan diinterogasi tentang keterlibatannya dalam kejahatan. Salsa mencoba membela diri, namun bukti-bukti yang ada membuatnya semakin sulit untuk mengelak.
Hana dan Diana mengunjungi Salsa di penjara, Hana masih trauma dengan kejadian sebelumnya. Diana mencoba menenangkannya dan menjelaskan bahwa Salsa harus bertanggung jawab atas perbuatannya.
"Kasihan kamu, Hana. Masih kecil tapi sudah menghadapi ini semua." Ucap Diana dalam hati, sambil memeluk Hana yang menangis.
****
Samudra menerima laporan dari anak buahnya, bahwa Salsa sudah di tangkap dan di kantor polisi.
"Baik, saya akan segera kesana. Pastikan semuanya aman." Titah Samudra.
Dia pun menutup panggilannya, lalu berjalan cepat menuju kamar Nada. Dimana ada Embun, yang sedang mengepang rambut Nada.
"Aku jadi lagi nostalgia, dulu kita sering melakukan seperti ini." Kata Nada.
"Iya." Balas Embun tersenyum.
"Nada." Panggil Samudra, mengagetkan Nada dan Embun.
"Kalau masuk, ketuk pintu dulu." Omel Nada.
"Maaf, ada berita penting. Nad, Salsa sudah ditangkap dan dia di kantor polisi." Beritahu Samudra.
"Apa? Yang benar?" tanya Nada dengan antusias.
"Iyaa."
"Ayo kita kesana, aku gak sabar buat ketemu mereka. Dan mengungkapkan semuanya," ujar Nada dengan semangat.
Samudra mengangguk dan bersama Nada serta Embun, mereka bergegas menuju kantor polisi. Nada terlihat bersemangat dan antusias untuk menghadapi Salsa.
Saat tiba di kantor polisi, Nada langsung menemui Salsa dengan ekspresi yang tegas.
"Apa kamu masih mengingatku, Salsa?" tanya Nada dengan dingin.
Salsa mengangkat kepala, dan terkejut dengan seorang gadis kecil di depannya. Namun, dia mengenali tatapannya.
"Dan pada akhirnya, kamu tertangkap juga kan." Kekeh Nada melipat tangan didada.
Salsa menundukkan kepala, merasa tak berdaya. "Aku tidak salah," gumam Salsa.
Nada tersenyum sinis. "Kita akan lihat nanti," ujarnya dengan nada yang mengancam.
Sebelum keluar, Nada membisikan kata yang membuat Salsa terkejut setengah mati.
"Tidak mungkin, kamu .. kamu sudah mati!"
"Itu mungkin saja, Salsa. Karena aku berjanji untuk balas dendam," bisik Nada, Salsa terlihat putus asa, sementara Nada merasa puas melihat ekspresi ketakutan Salsa.
"Salsa, kamu telah melakukan kejahatan serius dan akan menghadapi konsekuensinya," kata Nada dengan tegas.
Salsa hanya menundukkan kepala, tidak bisa membantah lagi. Rowman yang ada di penjara pun tidak bisa membantunya.
"Salsa, kamu akan diadili dan dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku. Tidak ada lagi kesempatan untuk kabur atau melarikan diri." Ucap Nada, lalu keluar dari ruang interogasi.
Salsa hanya bisa pasrah, menyadari bahwa hidupnya akan berubah drastis setelah ini.
****
"Ayo kita pulang," ajak Samudra dia sudah memberikan semua bukti yang Nada punya.
"Mereka pasti dihukum, kan?" tanya Nada meyakinkan, dia hanya tak ingin uang bermain dalam hukum mereka.
"Kamu jangan khawatir, Nad. Mereka pasti dihukum sesuai aturan yang berlaku." Sahut Embun, dia mengusap pundak Nada mengerti akan kekhawatiran Nada.
"Aku hanya ingin pergi dengan tenang, dan membuat Kara bahagia setelah ini." Balas Nada.
"Nada." Bantah Samudra, sungguh Samudra tidak ingin kehilangan Nada lagi.
"Kak, bagaimana pun aku sudah meninggal. Tubuh ini bukan milikku, aku sudah menjelaskan berapa kali sama kakak kan?"
"Tapi, Kakak gak mau kamu pergi. Nada," lirih Samudra.
"Aku juga, Nada." Mata Embun bahkan sudah berkaca-kaca.
Dari kejauhan Diana melihat Kara, banyak dia mendengar bahwa Rowman dan Salsa di laporkan oleh Kara.
"Apa ini alasannya dia, dekat dengan Hana?" gumam Diana, sementara Hana sibuk menangisi orang tuanya.
Bersambung...
Maaf typo dan semoga suka 🙏🙏