NovelToon NovelToon
Miliarder Dunia Streaming

Miliarder Dunia Streaming

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kebangkitan pecundang / Kultivasi Modern
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: apa aja 39

Setelah ditolak oleh gadis pujaan kampus, Rizky Pratama tiba-tiba membangkitkan sebuah sistem ajaib: setiap kali ia mendapat satu pengikut di siaran langsung, ia langsung memperoleh sepuluh juta rupiah.

Awalnya, semua orang mengira Rizky hanya bercanda.
Namun seiring waktu, ia melesat di dunia live streaming—dan tanpa ada yang menyadari, ia sudah menjelma menjadi miliarder muda Indonesia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon apa aja 39, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27: Mendorong Batasan

Rizky mengerutkan kening lalu berkata pelan,

“Sudahlah, aku belakangan ini lebih sering belajar di rumah saja.”

“Belajar?” gumam beberapa teman di sekitarnya dengan wajah bingung.

Mereka tahu betul, Rizky bukan tipe murid rajin.

Sejak kapan dia serius belajar?

Bahkan di kelas saja ia sering bengong atau malah sibuk dengan ponsel.

Lalu, bagaimana bisa dia belajar tekun di rumah?

Sinta yang duduk tak jauh darinya justru tampak serius.

“Rizky, kalau kamu kesulitan di pelajaran, aku bisa bantu. Aku bisa ngajarinmu kalau kamu mau.”

Rizky menoleh, menatap wajah halus dan bersih Sinta.

Mata almondnya yang bening seperti embun membuat Rizky sedikit gugup.

Dalam hati, ia bergumam nakal:

Kalau dia yang ngajarin, mana mungkin aku bisa konsentrasi belajar?

Namun ia buru-buru menahan diri dan tersenyum canggung.

“Kalau kamu yang ngajarin, aku malah nggak tega belajar lagi.”

Sinta mengernyit bingung. “Apa maksudmu?”

“Ah, nggak ada apa-apa kok.” Rizky menggaruk kepalanya cepat-cepat.

Dia pun menambahkan, “Ayahku menyewa guru privat. Jadi untuk sementara aku memang harus pulang dan fokus belajar.”

Rafi, yang duduk tak jauh dari mereka, langsung mendengus kesal.

Alasan Rizky terdengar mengada-ada di telinganya.

“Yah, kalau begitu baiklah.” jawab Sinta akhirnya, walau ada sedikit nada kecewa di suaranya.

Dia tidak ingin memaksa Rizky.

Rizky menoleh pada Rafi yang wajahnya tampak memerah.

“Eh, Raf, kenapa mukamu merah gitu? Jangan-jangan kamu seneng ya lihat aku balik lagi ke kelas?”

Rafi langsung mendengus dingin. “Hmph.”

Tanpa bicara lebih lanjut, ia kembali ke kursinya dengan wajah masam.

Rizky pun tertawa kecil lalu kembali duduk.

Andi, sahabat dekatnya, langsung menunduk dan berbisik,

“Bro, kau benar-benar hebat. Bisa lolos dari cengkraman Pak Nurdin, aku salut.”

Rizky menyeringai. “Tenang aja, sapi tua itu cuma bisa ngatur anak-anak yang nurut. Dia nggak bisa mengunyah rumput liar macam aku.”

Andi terkekeh. “Gila, kata-katamu makin hari makin tajam. Eh, gimana kalau malam ini kita rayain? Main online bareng di warnet. Ada promo, isi 100 ribu dapet 100 ribu gratis.”

Rizky menepuk bahu sahabatnya. “Udah lah, aku nggak ke warnet lagi. Ujian masuk kuliah sebentar lagi, kamu juga harus mulai belajar. Jangan buang waktu.”

Andi menatapnya heran, seolah tidak percaya kata-kata itu keluar dari mulut Rizky.

“Serius, Bro? Kamu biasanya yang paling dulu ngajak bolos buat nge-game.”

Rizky tersenyum samar. “Aku berbeda sama kamu, Di. Aku udah punya seratus miliar. Kalau pun nggak kuliah, masa depanku aman. Tapi kamu? Kamu harus berusaha lebih keras. Aku yakin kamu bisa.”

Andi langsung manyun. “Ih, gayamu sok banget. Mana ada orang kaya ratusan miliar tapi masih duduk di kelas kita?”

“Kalau kamu nggak percaya, nggak masalah. Tapi kalau ada apa-apa, bilang aja. Aku bisa pastiin kamu nggak bakal kelaparan.”

Andi yang tadinya terharu, langsung nyeletuk nakal, “Kalau gitu, boleh dong traktir aku main online semalam suntuk?”

“Dasar!” Rizky mengetuk kepala sahabatnya. “Pikiranmu isinya warnet doang ya?”

Andi hanya nyengir, lalu mengangkat bahu.

---

Sepulang sekolah sore itu, Rizky berjalan sambil membawa tasnya.

Pikirannya dipenuhi cara bagaimana membersihkan citranya yang terlanjur buruk.

Selama ini ia memang dikenal brengsek, tapi sekarang segalanya berbeda.

Ia harus memikirkan langkah baru agar orang lain tidak terus menghinanya.

Namun, baru beberapa meter dari gerbang sekolah, sebuah teriakan keras memecah suasana.

“Rizky! Berhenti di situ!”

Rizky refleks menoleh.

Seorang siswa dengan potongan rambut cepak, tubuh jangkung, dan wajah penuh percaya diri melangkah mendekat.

Di belakangnya, dua anak laki-laki mengikuti dengan wajah garang.

“Hei, siapa kamu?” tanya Rizky bingung.

“Aku Bagas.” jawabnya dingin sambil menyilangkan tangan di dada.

“Kau pasti pernah dengar namaku.”

Dua anak buahnya langsung mengepung Rizky.

Kerumunan siswa lain yang kebetulan lewat langsung berhenti.

Mereka penasaran dan ingin menonton.

“Eh, itu kan Bagas dari kelas 5?” bisik seseorang.

“Kenapa dia hadang Rizky?”

“Aku tau! Ini pasti gara-gara Ayu.” sahut yang lain.

Rizky tertegun. Ayu lagi?

Salah satu siswa berbisik lebih pelan,

“Bagas udah lama suka sama Ayu, tapi nggak pernah berhasil dapetin dia. Sekarang Rizky malah deketin Ayu, ya wajar aja kalau Bagas ngamuk.”

“Parah sih Rizky. Katanya dia juga mainin perasaan Sinta sama Dinda sekaligus. Gila, tiga cewek cantik kampus dirangkul semua. Emang pantas dihajar!”

Mendengar itu, Rizky hanya bisa menghela napas.

Wah, ternyata reputasiku sudah kayak sampah di mata mereka. Semua kayak menunggu aku dipukuli.

Bagas maju selangkah, wajahnya penuh aura menekan.

“Ayu itu cewekku. Jangan coba-coba deketin dia lagi!”

Rizky menatapnya datar. “Aku beneran nggak tahu soal itu. Mulai sekarang, aku bakal jaga jarak. Cukup?”

Bagas terkejut mendengar Rizky yang terlihat begitu pasrah.

Ia semakin percaya diri, bahkan mengeluarkan ponselnya dan menyalakan kamera.

“Oke, kalau kau ngerti, gampang. Sekarang berlutut, minta maaf di depan kamera. Janji nggak akan ganggu Ayu lagi. Kalau berani lakuin itu, aku maafin.”

Kerumunan langsung heboh.

Berlutut? Minta maaf?

Wajah Rizky mengeras.

Ia memang sering mengalah demi menghindari masalah, tapi kali ini berbeda.

“Apaan sih? Otakmu agak geser, ya?” katanya dingin.

Bagas terkejut. Ia tak menyangka Rizky berani melawan.

Wajahnya langsung memerah karena malu ditonton banyak orang.

“Beraninya kau!” Bagas mengangkat tinjunya dan langsung mengayunkan pukulan.

Namun gerakannya terlalu lambat. Rizky dengan mudah menghindar.

Akibatnya, pukulan itu malah mendarat keras di wajah anak buahnya sendiri.

Kerumunan langsung riuh.

“Waduh! Malah kena temennya!”

Bagas makin murka. Ia menyerbu lagi, tapi Rizky menendang kakinya hingga ia tersungkur.

Anak buah satunya maju, tapi Rizky menangkap pergelangannya dan memelintirnya. Jeritan kesakitan terdengar nyaring.

Bagas yang baru bangkit kembali mendapat tendangan telak di wajah.

Kali ini Rizky tak memberi ampun, ia menghujani Bagas dengan pukulan cepat yang membuat tubuh jangkung itu tak berdaya.

Hanya butuh dua menit.

Tiga orang yang tadinya begitu garang, kini tergeletak tak berdaya.

Kerumunan melongo.

“Gila… Rizky secepat itu?”

“Padahal aku kira Bagas jago, eh malah dihajar habis-habisan.”

Beberapa siswa justru terlihat kecewa, seolah berharap Rizky kalah.

Namun sebelum suasana makin ricuh, terdengar teriakan:

“Pak Nurdin datang! Pak Nurdin datang!”

Seketika, kerumunan bubar seperti burung dikejutkan.

Beberapa siswa yang penasaran hanya berani mengintip dari jauh.

Rizky berdiri di tengah arena, masih dengan napas teratur.

Ia tahu, masalah baru saja dimulai.

---

1
Aisyah Suyuti
seru
Aryanti endah
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!