Lanjutan Liontin
Kisah Dari putri Daniella Anderson. Devia Ganendra Abraham.
Devia selalu mendapatkan perlindungan dari kakak kakaknya yg protektif.
Hingga Devia merasa tidak bebas. Karena pengawasan dari kakak kakaknya, Davin dan Devan.
Suatu ketika ia mengikuti kegiatan arung jeram. Dan Devia hanyut, kemudian ditolong seseorang. Dan Devia pura pura amnesia, agar bisa bebas dari kakak kakaknya yg protektif tersebut.
Hingga Devia terjebak permainan hati dengan Satria, seorang dari keturunan Ningrat.
Sukma Satria terpenjara di kerajaan gaib, dan hanya Devia yang bisa menyelamatkannya
Bagaimana kelanjutannya ?
ikuti kisah Devia Pura Pura Amnesia
si©iprut
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon si ciprut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Raden Mas Satria Hutomo Hadiningrat
" Kenapa menangis mbok?."
Kanjeng Gusti Ayu datang dan menanyakan, kenapa nenek Welas menangis saat ini. Namun nenek Welas menggelengkan kepala.
" Simbok teringat dengan putrinya Gusti Ayu." Sahut Devia yg sedang menunggu perapian sambil menggoreng tahu dan tempe. Kanjeng Gusti Ayu tersenyum simpul mendengar jawaban dari Devia.
" Kamu itu lho, pasti simbok yg menyuruhmu memanggilku begitu. Tidak usah sungkan nduk cah ayu. Panggil saja ibunda, atau apalah gitu. Jangan seperti itu tadi." Kanjeng Gusti Ayu tertawa sambil memperingatkan Devia terutama masalah panggilan terhadap dirinya.
Devia tersenyum kecut, sebab bingung ingin memanggil seorang bangsawan yg saat ini turut serta berada didapur. Bahkan untuk bertegur sapa pun, Devia merasa sungkan.
" Baik ibu...nda." Sahut Devia gugup, karena sepertinya tidak mungkin dengan lancang memanggil Kanjeng Gusti Ayu dengan kata Ibunda. Ia terbiasa dengan bunda Daniela berbicara lantang. Tidak seperti yg berada di dekatnya saat ini.
" Sudah santai saja, kamu itu lho !, saya itu malah seneng jika kamu memanggil ibunda. Saya jadi punya anak perawan rasanya." Kanjeng Gusti Ayu terus mengulum senyumnya. Melihat Devia kembali menunduk gugup.
" Nah biar lebih jelasnya begini, nama saya Dyah Ayu Kusuma. Cukup kamu panggil Ibunda Dyah atau ibunda Ayu begitu. Tidak usah mengikuti perkataan simbok. Ya nduk!." Kembali Kanjeng Gusti Ayu menjelaskan nama dirinya sebenarnya. Karena Ingin Devia akrab dengan dirinya. Sesaat Devia mengangguk lembut sebagai jawab.
Kanjeng Gusti Ayu mendatangi nenek Welas yg sedang menyeka airmatanya. Dan duduk disebelah nenek Welas. Mengusap punggungnya sebagai perantara ketabahan untuk nenek Welas. Ia tahu, jika selama ini nenek Welas kesepian. Berhubung adanya Devia, ia sangat menyetujui ketika Devia bersamanya. Selama ingatannya belum kembali.
***
Sementara Satria yg dicari oleh ibundanya di kediaman nenek Welas. Seorang pemuda tampan dan gagah, bernama lengkap Raden Mas Satria Hutomo Hadiningrat. Saat ini sedang turut serta membantu perusahaan keluarga, disebuah kota Yogyakarta.
Perusahaan yg bergerak di bidang perindustrian suku cadang kendaraan ringan dan berat. Bahkan perusahaannya sudah menjadi nomor 4 di negara ini. Namun perkembangan perusahaan kurang lancar. Sebab perebutan kekuasaan keluarga yg selalu menghambat perkembangan perusahaan.
Saat ini ayahanda dari Satria yg menjadi Presdir selama puluhan tahun, dan belum tergantikan. Lantaran kemampuan dari Raden mas Sunarya Hutomo Hadiningrat, yg sering disebut Raden Mas Arya merupakan sosok yg mumpuni dan cerdas. Sehingga mampu mengembangkan perusahaan mencapai titik saat ini.
Namun semua itu membuat adik adik dari Raden mas Arya iri dan seringkali berbuat masalah. Sehingga membuat perusahaan terhambat dan tidak mampu bersaing dengan perusahaan yg lebih modern.
Adik dari Raden mas Arya bernama Raden Mas Haryo Hutomo Hadiningrat, atau sering disebut Raden mas Haryo. Sementara adik perempuannya bernama Raden Ayu Gendis Hutomo Hadiningrat.
Mereka semua berkumpul menjadi satu wadah perusahaan, bernama PT Hutomo Otoparts mfg. Suatu perusahaan yg mempunyai banyak cabang di penjuru kota tanah Jawa.
Satria didapuk menjadi manager marketing disana. Ia mempunyai asisten sendiri bernama Fadil Al Fatih. Keduanya selalu bersama, sebab ayah Fadil merupakan seorang kiai, guru dari Raden mas Satria hingga saat ini.
" Dil , apakah kerjasama yg dilakukan paman Haryo berhasil ?." Tanya Satria kepada Fadil asistennya. Saat ini keduanya masih bergelut dengan berkas berkas perusahaan costumer. Untuk merencanakan penyuplaian barang barang industri milik Hutomo Otoparts.
" Sepertinya belum membuahkan hasil Den. Sebab sangat susah untuk bekerjasama dengan perusahaan tersebut. Perusahaan yg sudah melalang buana di perindustrian otomotif dunia saat ini." Sahut Fadil yg selalu setia dengan update tentang kerjasama perusahaan. Terlebih RM Haryo orang yg sangat berambisi. Fadil tersenyum puas, karena RM Haryo tidak berkutik ketika berhadapan dengan perusahaan tersebut.
" Haaaah....!" Helaan nafas panjang Satria selalu di suarakan, sebab pamannya itu selalu menyepelekan.
" Kita harus bisa mengenal orang dalam terlebih dahulu, agar bisa berkelanjutan menjadi kerjasama. Sebab jika hanya bertemu dan bercengkerama, serta menyerahkan profil perusahaan beserta katalognya akan sangat tidak mungkin perusahaan kita dilirik olehnya. Sebab mereka berada di atas. Sedang kita ibarat baru merangkak ke jenjang tingkat lanjutan." Fadil kembali menjelaskan tentang calon costumer yg paling sulit dihadapi saat ini.
Sebab jika sudah mampu untuk masuk dan bekerjasama, akan sangat membantu perusahaan berkembang lebih jauh. Bahkan mungkin bisa meraup untung lebih besar.
" Saya banyak terkendala jika diperusahaan ini, sebab banyak keluarga selalu menjegal serta mengeklaim keberhasilan kita. Dan kamu tahu sendiri bukan?, selain paman Haryo tentu Bulik Gendis juga ikut merecoki segala kemungkinan yg terjadi. Bahkan tidak segan segan meminta bagi untung, walau mereka hanya berpangku tangan." Gelengan kepala Satria mengingat setiap kali berhasil pasti banyak orang yg ikut serta menunjukkan taringnya. Sementara jika ada kesalahan, mereka akan menghindar dan menyalahkan Satria.
" Yang sabar Den, suatu saat pasti ada titik baliknya. Kita masih percaya, bahwa Allah akan memberikan jalan terbaik untuk Den Satria kedepannya. Asal selalu mawas diri lan eling, tapi juga waspada. Tidak mungkin Allah itu memberikan keinginan kita itu langsung bruk pethuthuk begitu.." Sahut Fadil, yg terbiasa mendengar ceramah dari kiai Anwar Zahid di video ponselnya. Satria mengulum senyumnya, sebab Fadil selalu mengingatkan dirinya kepada sang pencipta. Walaupun tidak secara langsung seperti saat ini.
" Ya udah, sholat dhuhur dulu yuk." Satria mengajak sholat Fadil yg sedang menggaruk garuk kepalanya, walaupun tidak gatal. Kemudian keduanya pun menuju musholla di perusahaan tersebut. Karena sudah waktunya sholat dhuhur saat ini.
Setelah sholat dan makan siang, keduanya kembali bekerja didalam ruangan. Berbagai berkas saat ini sudah menumpuk dimeja.
" Oh ya Dil, bukankah bagian tempat kita sedang mencari beberapa admin untuk diposisikan mengganti Nina cs yg dipindah ke cabang?"
" Benar Den, ada beberapa yg sedang mengikuti tes. Akan tetapi banyak diantaranya hanya lulusan SMA. Bagaimana menurut Den Satria?." Sahut Fadil, memberikan keterangan tentang orang yg ingin direkrut di bagiannya.
" Tidak masalah, yg penting punya niat kerja dan mampu untuk mengikuti kemauan perusahaan. Daripada orang pintar dan terpelajar tapi tidak mempunyai semangat kerja. Malahan membuat yg lainnya ikut malas walau hanya melihatnya." sahut Satria mengenai tolak ukur calon karyawan yg diminta. Fadil mengangguk, membenarkan ucapan atasannya sekaligus sahabatnya itu.
Sore harinya Satria dan Fadil pun meninggalkan kantornya. Satria kini sudah mempunyai rumah sendiri walaupun minimalis. Sebab, jika pulang kerumahnya pasti akan kembali ribut dengan sanak saudaranya yg ada disana. Terlebih, Satria dianggap sudah bukan pewaris resmi. Semenjak kakaknya yg bernama Raden Mas Widigdo Hutomo Hadiningrat meninggal dunia saat berusia 28 tahun. Dan kini sudah dua tahun berlalu.
Sementara Satria saat ini berusia 28 tahun, namun saudara tirinya yg berbeda ibu berusia 29 tahun saat ini. Dan hal itu membuat saudara tirinya yg bernama Ronggo Hutomo Hadiningrat merasa menjadi salah satu pewaris. Dan nantinya menggantikan ayahandanya di perusahaan. Walau ia sering hanya berpangku tangan, tanpa ikut andil dalam pengelolaan perusahaan.
...****************...
Biyuh biyuh....
Namanya banyak banget, harus catat satu persatu biar tidak lupa😅😅😅
Monggo di subscribe
Di l i k e
Kasih bunga 🌹 🌹 🌹
Sukur sukur Vote nya😍😍😍😘😘
Si©iprut
lanjutannya ditunggu Thor, penasaran dengan satria, harus kembali doooongggggggg!
iihhh romantisme 😍😍😍
terimakasih Fadil, Satrio harusnya cepetan kejar devia doooong
satria nunggu semalam suntuk, padahal tadinya mau membantu, eh, tak taunya malah ditinggal pergi.
jadi semakin penasaran siapa Devia sebenarnya🤔🤔🤔
😊