Xiana Jizzy Ghozaline adalah staff lama di kantor milik Giorgino Dirgantara. Hanya saja selama Xiana bekerja dia belum pernah bertemu dengan Dirga, karena Dirga berada di luar negeri. Dirga yang tidak memiliki kekasih, memaksa Xiana untuk menjadi kekasihnya dengan banyak keuntungan yang akan di terima Xiana. Apakah Xiana akan menyetujui permintaan Dirga atau justru sebaliknya dengan seribu trik Xiana dia akan melarikan diri dari jeratan Dirga
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayalifeupdate, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cemburu Buta
Hari ini Dirga kembali ke rumah lebih awal. Dirga mengambil penerbangan malam agar bisa segera bertemu dengan Xiana, karena yang Xiana tahu jika Dirga kembali besok siang.
Begitu landing, Dirga duduk menunggu jemputan sopirnya yang masih dalam perjalanan. Dari jauh ada mata yang sedang memperhatikan Dirga kemudian mendekat untuk menyapanya.
“Dirga”
“Ruby, udah sampai? Bukannya lusa?”
“Gak, akum au secepatnya bantuin kamu di kantor”
“Thank you Ruby. Baru landing juga?”
“Dari tadi, Cuma masih nunggu bagasi lama”
“Tinggal dimana?”
“Di apartment Anderson”
“Sekalian aja, aku antar”
“Gak apa-apa?”
“gak apa-apa, santai aja. Ayo, driver sudah nunggu”
“Oke thanks”
Ruby mengikuti Dirga sampai ke mobilnya, lalu dibantu Pak Rahmat untuk memasukan koper milik Ruby. Mereka duduk di belakang dan banyak membahas tentang pasar ekonomi.
Ruby adalah teman kuliah Dirga, selama tinggal di luar negeri Ruby lah yang menjaga Dirga setiap kali Dirga terpuruk karena mendapat tekanan dari orangtuanya, hubungan mereka hanya sebatas sahabat. Dirga menganggap Ruby tidak lebih dari teman.
“Dirga thanks ya”
“Sama-sama, besok langsung ke kantor aja”
“Okey”
Dirga melanjutkan perjalananya, dia segera pulang untuk istirahat karena besok pagi harus menjemput Xiana, dan itu artinya Dirga harus bangun lebih awal.
.
.
Pagi ini Dirga sudah menunggu Xiana di depan rumahnya, Xiana yang masih berada di dalam rumah tidak mengetahui jika Dirga sedang menunggunya.
“Xiera, kuncinya bawa aja nanti jam istirahat aku ambil” Ucap Xiana sambil menutup pintu.
“Astaga, sayang”
“Surprise” Ucap Dirga
Xiana segera mendekat kearah Dirga dan memeluknya dengan erat, hanya dua hari tidak bertemu membuat Xiana sangat merindukan kekasihnya tersebut.
“Maaf ya sayang aku harus pergi dua hari”
“Gak apa-apa sayang”
“Kita berangkat sekarang?”
“Iyaa”
Dirga membawa Xiana pergi bersamanya, dalam perjalanan Dirga menceritakan tentang siapa saja yang Dirga singkirkan demi menyelamatkan perusahaannya.
“Pak Dicky?”
“Iya sayang”
“Berapa banyak yang dia ambil?”
“Sekitar 10 Milyar”
“Astaga”
“Tapi semua sudah clear, dia akan mengembalikan uang tersebut”
Sampai dikantor, Dirga turun untuk menghampiri security meninggalkan Xiana yang masih berada di dakam mobil, saat Xiana hendak turun, dia menemukan anting di dalam mobil Dirga.
“Punya siapa ini?” Batin Xiana
Xiana mengambil ponselnya lalu mengambil foto anting tersebut dan meletakkan kembali di mobil Dirga, karena Xiana berpikir itu adalah milik orangtua Dirga.
“Maaf sayang, aku harus ambil rekaman cctv dari security, kamu naik duluan ya”
“Iya sayang”
Xiana menuju lift untuk segera naik dan menyiapkan beberapa dokumen penting untuk Dirga tandatangani hari ini.
Sudah 30 menit Dirga bersama security, dia tidak kunjung naik, lalu tidak lama kemudian Dirga datang bersama wanita yang fashionable. Terlihat mereka berdua sedang membawa kopi masing-masing.
Xiana tidak ingin menerka-nerka, dia hanya fokus kepada pekerjaanya. Hingga bel pada meja Xiana berbunyi, itu artinya Xiana di panggil Dirga untuk masuk ke ruangannya.
“Permisi Pak”
“Xiana kenalkan ini Ibu Ruby, yang akan menggantikan posisi Christian sebagai Direktur”
“Selamat Pagi Bu Ruby, selamat bergabung” Ucap Xiana dengan ramah.
“Hai Xiana, terimakasih”
“Xiana tolong antarkan Ibu Ruby menuju ruangannya”
“Baik Pak”
“Mari Ibu”
“Dirga, aku duluan”
“Oke”
Dari cara mereka berinteraksi, Xiana meyakini jika Dirga dengan Ruby sudah saling mengenal lama. Xiana merasa sedikit cemburu apalagi Dirga yang tiba-tiba pulang, dan anting yang ada di mobil Dirga, semua berputar dalam kepala Xiana.
“Ini ruangannya, Ibu. Kalau Ibu mau di ganti design interiornya, akan saya bawakan beberapa contohnya, Ibu bisa memilih”
“Ini sudah cukup Xiana, terimakasih ya sudah antar saya”
“My pleasure Ibu, saya permisi dulu”
“Iya, silahkan”
Menurut Xiana Ruby memang sangat ramah, tapi dia belum mengetahui bagaiman sifat asli Ruby. Setelah kemunculan Monic, Xiana lebih berhati-hati jika bertemu dengan seseorang apalagi dari lingkungan Dirga.
Xiana mempersiapkan ruang rapat yang akan di pimpin oleh Dirga, setelah memastikan semua baik-baik saja tanpa ada yang kurang, Xiana segera memberitahukan kepada team jika ruangan sudah bisa di gunakan.
“Sayang” Panggil Dirga.
“Iya, dokumennya di meja kamu”
“Bukan, mana honey lemonnya?”
“Loh kan udah minum kopi, gak baik buat lambung kamu nanti”
“Aku gak minum, aku cuma gak enak mau nolak. Ruby itu teman kuliahku dari s1 sampai s2”
“Ya sudah, kamu tunggu dulu aku buatkan ya”
“Terimakasih sayang”
Xiana tidak menjawab dia hanya tersenyum lalu berlalu begitu saja, tindakan Dirga diketahui oleh Ruby yang baru saja sampai.
“Wah wah Pak Dirga, ada hubungan apa nih”
“Hahaha ketahuan ya”
“Kenalin dong”
“Iya besok ya, kita meeting dulu”
“Oke”
Ruby dan Dirga menuju ruang rapat, Dirga juga akan mengenalkan Ruby kepada pimpinan direksi jika dia akan menggantikan posisi Christian.
Xiana hari ini tidak mengikuti rapat karena banyaknya dokumen yang harus disiapkan. Dirga mengizinkan Xiana absen karena tidak ada yang penting tentang rapat hari ini.
Setelah rapat, Dirga dan Ruby menuju ruangannya untuk berdiskusi. Mereka berdua terlihat akrab bahkan Ruby tidak segan untuk melakukan kontak fisik kepada Dirga, dan Dirga juga terlihat tidak menolaknya.
“Sayang bisa minta tolong pesankan kopi untuk 4 orang, minta tolong sama Pak Rahmat ya” – Dirga
“Okey” – Xiana
Xiana segera meninggalkan mejanya untuk membeli kopi dan beberapa camilan untuk menyambut tamu Dirga pagi ini. Xiana pergi dengan diantar oleh Pak Rahmat menuju coffee shop langganan Dirga.
“Non saya izin jemput Ibu ya. Ini Ibu minta diantar ke rumah sakit soalnya gak ada sopir” Ucap Pak Rahmat dengan sopan.
“Baik Pak tidak masalah, lagi pula ini dekat. Hati-hati ya Pak”
“Terimakasih non”
Xiana masuk ke dalam coffee shop dan memesan kopi sesuai dengan permintaan Dirga. Setelah mendapat kopinya, Xiana segera memesan taksi online tapi jaraknya begitu jauh, Xiana mulai gelisah karena dia sudah mengirim pesan kepada Dirga tapi Dirga belum juga membalasnya.
“Sorry, staff Veleura?” Tanya pria bertubuh tinggi dengan badan tegapnya.
“Benar Pak”
“Saya Damian, rekannya Dirga”
“Oh iya Pak, saya Xiana sekretaris Pak Dirga”
“Wah tepat sekali saya ada janji dengan Dirga, mari sekalian. Karena taksi online itu gak akan datang dalam waktu cepat. Ada kebakaran disana”
“Apa tidak merepotkan Pak?”
“No, santai saja. Saya kolega Dirga kok dan kami dulu teman waktu masih kuliah”
“Baik pak, terimakasih tumpangannya”
Xiana ikut ke dalam mobil damian dan menuju ke Veleura, dalam perjalanannya Damian membahas jika ada seorang teman wanitanya baru saja bergabung dengan Veleura. Xiana pun mengiyakan jika memang benar Ruby bergabung menggantikan posisi Direktur yang lama.
“Mari Pak Damian”
“Thanks Xi”
“Saya yang harusnye berterimakasih, Bapak sudah membawakan kopi dan makanan ini”
“Saya ini laki-laki Xiana, mana mungkin saya membiarkan wanita membawanya, meskipun kamu sekretaris”
“Mari Bapak”
Xiana hanya diam dan berpikir kemana Dirga sampai tidak sempat membaca pesannya, padahal dia hanya berdua bersama dengan Ruby.
“Ini ruangan Pak Dirga Pak”
“Oke Xi”
Toktoktok!
“Permisi Pak”
“Damian!” Panggil Ruby kemudian berhambur kearah damian dan memeluknya.
“Woow santai Ruby, aku bawa minuman nanti tumpah”
“Ahh sorry”
“Xiana terimakasih banyak, next time aku traktir kamu kopi” Ucap Damian dengan lembut yang mampu menghilangkan senyum pada raut wajah Dirga.
“Terimakasih Pak, saya permisi dulu”
Dirga membuka ponselnya, dia melihat pesan dari Xiana yang tidak diketahuinya karena Dirga sedang asyik mengobrol dengan Ruby.
“Sayang Pak Rahmat jemput tante Rini, taksi online susah. Sabar dulu ya, aku usahakan sampai tepat waktu”
Setelah membaca pesan Xiana, Dirga dan Damian saling mengobrol untuk membahas bisnisnya. Ruby hanya mendengarkan dan sesekali memberi masukan, tidak lama kemudian datang Justin yang ikut bergabung dengan mereka. Suasana kantor Dirga mendadak ramai, bahkan tawa mereka terdengar hingga keluar.
Waktu istirahat, mereka masih asyik di ruangan Dirga. Xiana dan teman lainnya segera menuju tempat makan untuk mengisi perutnya yang kosong.
“Xiana apa menunya?” Tanya Tommy
“Cumi hitam”
“As always”
“Hahaha”
Aleena dan Petra hari ini tidak ikut mereka karena hari ini mereka makan makanan yang lain namun tidak jauh dari tempat Tommy dan Xiana.
“Xi, gimana menurut kamu soal Bu Ruby?”
“Ramah banget”
“Bukan itu”
“Terus apa?”
“Interaksinya sama Pak Dirga”
“Ohh, mereka teman lama Tom. Dari masih s1 sampai s2 dan sampai hari ini”
“Kamu?”
“Kenapa?”
“Are you okay?”
“Sure! Kenapa gak? Mereka memang teman lama Tom”
“Baguslah kalau memang kamu baik-baik aja Xi”
Xiana melanjutkan makannya bersama Tommy, lalu mereka kembali ke kantor bersama Aleena dan lainnya.
“Xiana!” Panggil Damian
“Siang Pak”
“Makan siang udah?”
“Sudah Bapak, ada yang bisa saya bantu”
“Kalau belum akua jak kamu makan”
“Oh, terimakasih pak Damian tapi saya baru saja makan”
“Next time Xiana, saya akan culik kamu dari Dirga.”
Xiana tidak menjawab hanya tersenyum lalu menatap kepergian Damian, Ruby dan Justin hanya menggelengkan kepala, karena Damian tidak pernah bisa membiarkan wanita cantik begitu saja.
Berbeda dengan Ruby dan Justtin, Dirga merasa marah ketika teman kerjanya merasa tertarik dengan wanitanya. Ruby kembali ke ruangannya, Justin meninggalkan Veleura untuk kembali ke kantornya.
Dirga yang merasa kesal mengirim beberapa pesan kepada Xiana, namun Xiana tidak membalasnya. Dirga keluar dari ruangannya tidak melihat Xiana berada di mejanya, tapi Xiana berada di depan mesin foto kopi.
Dirga menulis pesan di kertas warna warni milik Xiana lalu menempelkannya pada computer Xiana, dan meninggalkan meja sekretarisnya.
Xiana yang baru saja kembali melihat pesan Dirga, dia segera masuk ke dalam ruangannya untuk menemui Dirga.
“Kenapa dia cemberut begitu” Batin Xiana
“Sayang, kenapa?”
“Kemana ponsel kamu”
“Ada di meja”
“Aku chat kamu berkali-kali tapi kamu gak baca”
“Aku masih fotokopi dokumen kamu, ini baru sekesai, silahkan di sign pak Dirga”
“Sayang, aku gak suka Damian akrab sama kamu”
“Aku bisa apa?”
Dirga menarik napasnya lalu membuangnya dengan kasar, Dirga benar-benar terbakar rasa cemburu. Xiana juga merasa cemburu ketika Ruby melakukan kontak fisik dengan Dirga tapi dia sama sekali tidak se agresif Dirga menunjukan rasa cemburunya.
double m ya tor😅