Stuck With Mr. Dominic

Dua hari berlalu dan kekacauan dunia maya semakin tak terbendung. Ditambah ditangkapnya Arthur di apartemen miliknya sendiri di pinggiran kota London dengan Viviane yang sudah hampir tak bernyawa. Saat ditemukan Viviane dalam keadaan tak mengenakan sehelai benang pun, terikat di atas ranjang dengan tubuh penuh bekas cambuk, tamparan dan semua bentuk kekerasan bahkan ada memar yang sudah mulai menguning, yang artinya sudah didapatkan Viviane beberapa hari lalu.

Bahkan bagian sensitifnya pun tak luput dari siksaan, jelas terlihat bekas kekerasan seksu*l di sana dan jangan tanya bagaimana kesadarannya. Kenyataan Viviane masih bernyawa saja sudah sebuah keberuntungan. Tubuh Viviane langsung di bawa menggunakan ambulance ke rumah sakit dan Arthur ditangkap.

Bersamaan dengan itu, Valeri sedang bersiap untuk kembali ke London. Dia sudah berdiri di ruang keluarga dan Bella menghampirinya.

“Boleh aunty berbicara denganmu sebentar?” pintanya

Valeri tersenyum dan mengangguk, “Tentu aunty”

Bella langsung mengajak Valeri kembali masuk ke dalam kamarnya dan Bezalel. Lalu mengajak Valeri duduk di ranjang untuk berbicara.

“Aunty ingin meminta tolong padamu Val.” Bella mulai berbicara

Valeri tersenyum dan mengangguk, “Apa yang bisa kubantu aunty?”

“Tolong jangan pernah menyerah dengan Jeriko. Aunty tau menaklukan hati Jeriko tidak mudah. Dia pernah terluka karena penghianatan, membuatnya kembali membuka hatinya pada seseorang itu tak mudah. Dan aunty tau dia nyaman berada di dekatmu, dan aunty tau dia belum sepenuhnya mencintai kamu. Tapi aunty benar-benar berharap kamu tak akan menyerah” ucap Bella

Valeri sempat membelalakkan matanya, namun dia berhasil menguasainya. Belum ada jawaban apapun yang keluar dari bibir Valeri. Niatnya untuk membantu Jeriko membahagiakan Bella, ternyata sepertinya diketahui Bella.

Bella tersenyum, “Aunty ini ibunya Jeriko. Meskipun dia tak mengatakan apapun, aunty tau apa yang ada di hatinya Val. Jadi aunty mohon, bertahanlah? Apapun yang terjadi nantinya, siapapun yang mungkin datang dan berusaha merusak hubungan kalian, tolong aunty mohon bertahanlah.”

Ucapan Bella begitu lembut, membuat Valeri yang mendengar begitu tersentuh. Ada permohonan dalam seorang ibu untuk kebahagiaan puteranya. Dan Valeri tak tega untuk menolaknya. Meskipun sejujurnya Valeri takut, takut jika dia sendiri yang terjebak dengan perasaannya. Namun menolak permintaan Bella juga Valeri tak sampai hati. Valeri perlahan menganggukkan kepalanya.

“Aku akan berusaha. Aku akan berada di sampingnya selama dia menginginkanku, tapi jika suatu saat nanti dia memintaku pergi, aku tak bisa memaksa aunty. Maaf” jawab Valeri lirih

Bella menggenggam tangan Valeri, “Kamu mencintai puteraku Val?”

Nafas Valeri tertahan mendengar pertanyaan Bella. “Aku benar-benar ingin menjawab dengan tidak aunty. Tapi aku tak tau dengan hatiku sekarang. Aku nyaman dengan Iko. Tapi aku takut aunty, takut jika perasaanku tak berbalas, itu sebabnya aku menjaga agar aku tak terbuai dengan semua sikapnya”

Valeri memilih jujur dengan Bella tentang yang terjadi. Entah Jemima cerita pada ibunya, atau memang itu adalah feeling seorang ibu. Namun seakan Bella bisa menebak semua yang terjadi dengan benar. Jadi daripada nantinya akan semakin membuat Bella kecewa, Valeri memilih jujur dan mengakui semuanya di awal.

Bella tersenyum mendengar pengakuan Valeri, “Aunty seneng bisa bertemu denganmu dan keluargamu. Aunty sudah dekat dengan mommy mu. Aunty benar-benar berharap hubunganmu dan Jeriko bisa berakhir di pelaminan Val”

Valeri tersenyum dan mengangguk pelan, “Mommy juga cerita hal yang sama denganku. Terima kasih aunty sudah menerimaku dengan begitu baik”

Bella tersenyum, “Maukah mulai sekarang manggil mommy? Sama dengan Ciara?”

Valeri tersenyum dan mengangguk, “Tentu mom.”

“Boleh mommy menghubungimu kan?” tanya Bella

Valeri mengangguk riang, “Tentu saja. Aku akan selalu senang menerima telpon darimu mom”

Tok tok tok

Pintu perlahan di buka dan kepala Jeriko muncul disana. Pria itu tersenyum dan masuk menghampiri Bella dan Valeri.

“Kami harus berangkat mom” ucapnya

Bella memicingkan matanya, “Baru juga sebentar mommy membawanya, dan kamu sudah mencarinya Jeri!”

Jeriko terkekeh mendengar itu. Lalu tangannya terulur untuk Valeri. Valeri tersenyum dan meraih tangan Jeriko dan bangkit berdiri. Dia lalu memeluk Bella erat untuk berpamitan.

“Berjanjilah untuk datang di ulang tahun opa Thomas bulan depan” ucap Bella pada Valeri

Valeri mengangguk dan tersenyum, “Aku pasti datang mom. Asal Iko mengajakku” tambahnya sambil menyengir menatap Jeriko

Jeriko sempat tertegun mendengar panggilan Valeri, namun senyumnya kembali mengembang saat dia menatap ibunya.

“Bahkan jika Jeriko tak datang, mommy akan datang sendiri ke London dan membawamu pulang!” ucap Bella sambil melirik Jeriko

Puteranya itu hanya tersenyum. Lalu dia mendekat dan memeluk ibunya.

“Jangan menghindari keluarga lagi Jeri! Pulanglah lebih sering” ucap Bella lembut

Jeriko mengangguk, “Aku akan pulang bulan depan saat ulang tahun opa”

Bella mengangguk dan melepaskan keduanya untuk kembali ke London lebih cepat dari jadwal dan rencana awal mereka. Karena Valeri memang harus segera memenuhi panggilan dari kepolisian untuk memberikan kesaksiannya atas kasus yang menerpanya. Dan tentu saja, sesuai janjinya Jeriko akan menemani dan mendampinginya. Bahkan Jeriko sudah menyiapkan tim pengacara untuk kasus Valeri, yang akan dipandu oleh pengacara keluarga Valeri dari jauh.

***

“Apa yang kau bicarakan dengan mommy tadi?” tanya Jeriko ketika keduanya sudah berada dalam pesawat. Dan pesawat sudah stabil berada di atas. Jeriko berpindah dan duduk di samping Valeri.

Valeri tersenyum, “Tak ada, Mommy hanya memintaku mengubah panggilanku padanya dan menitipkanmu padaku”

Jeriko menaikkan alisnya, “Menitipkanku? Apakah mommy pikir aku ini bayi?”

Valeri terkekeh melihat ekspresi tak percaya Jeriko, lalu tangannya dengan sangat alami terulur dan membelai lembut pipi Jeriko, “Mommy bercerita bahwa kamu pernah patah hati karena dihianati seorang wanita. Dan memintaku untuk tetap bertahan di sampingmu. Dia hanya seorang ibu yang khawatir dengan puteranya, Iko.”

Valeri memilih mengatakan yang sesungguhnya. Meskipun dia tidak mengatakan keseluruhan percakapannya dengan Bella. Tapi Valeri ingin pria di hadapannya itu tau bahwa ibunya sangat mencintainya.

“Dan apa yang kamu katakan sebagai jawaban?” tanya Jeriko, yang tanpa sadar semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Valeri

“Aku akan tetap disampingmu selama kamu membutuhkanku, tapi jika suatu hari nanti kamu memintaku pergi maka aku akan pergi” jawab Valeri lirih entah kenapa jantungnya berdegup begitu kencang sekarang. Meskipun begitu Valeri tak bisa mengalihkan tatapannya dari mata Jeriko. Seakan terhipnotis dengan tatapan Jeriko, Valeri terdiam. Bahkan dia memejamkan matanya, saat Jeriko mendekat dan mengecup bibirnya lembut.

Ciuman itu awalnya begitu lembut, namun lama kelamaan berubah menuntut dan liar. Valeri sampai kewalahan mengimbangi ciuman Jeriko. Sampai akhirnya Valeri menyerah, tangannya menepuk pundak Jeriko karena dia kehabisan nafas.

Jeriko melepaskan ciumannya dengan sama terengahnya dengan Valeri. Jeriko masih menempelkan keningnya di kening Valeri sambil menunggu nafasnya kembali normal. Dia bisa melihat wajah Valeri yang memerah akibat serangannya.

“Aku tak ingin kamu mengatakan itu lagi. Aku tak akan meninggalkanmu Zoe. Bunuh aku jika itu terjadi!” ucapnya yakin

Valeri terdiam. Lidahnya kelu. Otaknya bahkan tak bisa bekerja sekarang. Dia masih begitu kaget dengan serangan tiba-tiba dari Jeriko. Dan bodohnya Valeri dia menerima saja perlakuan Jeriko. Seolah semua sarafnya tak mau menuruti perintahnya dan hanya menurut pada perintah Jeriko.

Jeriko mengecup ringan bibir Valeri sekali lagi sebelum dia memundurkan kepalanya. Seorang pramugari sudah menunggunya agak jauh dari tempat mereka duduk. Karena saat akan mendekat, pramugari tersebut melihat apa yang dilakukan bosnya, dan dia memilih menunggu.

“Katakan!” ucap Jeriko dingin

“Maaf tuan, baru saja tuan Hiro menghubungi dan meminta saya menyampaikan pada anda. Agar anda mengecek ponsel anda.” Ucap Pramugari itu

Jeriko mengangguk, “Baiklah, pergilah. Siapkan makan malam”

Pramugari itu mengangguk dan berbalik untuk pergi dari sana. Sementara Jeriko menoleh dan tatapannya berubah lembut pada Valeri. Dia menggenggam tangan Valeri, dan memaksanya menatap matanya.

“Mulai sekarang biasakan interaksi kita seperti kekasih sungguhan! Aku akan berusaha sekuat tenaga untuk mencintaimu. Jadi kumohon, lakukan hal yang sama.” Bisik Jeriko sambil mengecup punggung tangan Valeri

Valeri tersenyum manis dan mengangguk pelan, “Terima kasih”

Jeriko tersenyum dan mengecup bibir Valeri sekali lagi. Entah kenapa bibir itu terasa begitu manis bagi Jeriko. Belum pernah dia merasa enggan melepaskan bibir seseorang. Seolah ciuman menuntut yang tadi dia lancarkan tak cukup, dan dia masih ingin menempelkan bibirnya pada bibir Valeri dan mengajaknya berperang lidah bersama.

“Aku akan kembali. Aku harus menghubungi Hiro dulu” bisiknya

Valeri mengangguk dan tersenyum, “Selesaikan pekerjaanmu dengan benar tuan CEO!”

Jeriko terkekeh dan mengusap lembut puncak kepala Valeri sebelum dia bangkit berdiri dan berjalan menjauh untuk menelpon Hiro.

Sepeninggalan Jeriko, Valeri memegang bibirnya lagi. Dia juga merasakan hal yang sama dengan Jeriko. Mengapa ciuman Jeriko sangat berbeda dengan ciuman Arthur pada Valeri selama ini. Valeri memang belum pernah melakukan hubungan dengan Arthur, namun jika itu berciuman atau berpelukan tentu Valeri pernah melakukannya.

Bahkan dia memberikan ciuman pertamanya pada Arthur, tapi dengan Jeriko rasanya sungguh berbeda. Seperti begitu mendebarkan dan manis. Valeri sampai harus menjilat bibirnya beberapa kali dan senyum manis mengembang di bibir Valeri kala mengingat janji sederhana yang diucapkan oleh Jeriko padanya.

Valeri bahkan tak peduli atas alasan Jeriko memutuskan untuk benar-benar mencoba mencintainya. Entah itu karena Bella, atau itu berasal dari hati Jeriko. Bagi Valeri sekarang hatinya seperti sedang dipenuhi kupu-kupu yang beterbangan. Sekarang dia hanya akan mengikuti kata hatinya untuk turut membalas semua perlakuan manis Jeriko.