NovelToon NovelToon
Dunia Itu Sempit

Dunia Itu Sempit

Status: sedang berlangsung
Genre:Dokter Genius
Popularitas:42.8k
Nilai: 5
Nama Author: Windersone

Lima tahun lalu mereka menikah, lima tahun lalu mereka juga bercerai. Divi Taslim, pria itu tidak tahu ibunya telah menekan istrinya–Shanum Azizah meninggalkannya. Kepergian wanita itu meninggalkan luka di hati Divi.

Ternyata, dunia begitu sempit, mereka kembali bertemu setelah lima tahun lamanya. Bukan hanya sekedar bertemu, mereka partner kerja di salah satu rumah sakit.

Bagaimana ceritanya? Mari ke DIS!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Windersone, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Saya yang akan Bayar

💐💐💐

Shanum terkekeh dalam hati sambil mengurangi angin ban mobil Divi bagian depan. Rasa kesal pada pria itu membuatnya dendam dan membalasnya dengan menjahili  mobil dokter tampan itu tanpa ada rasa takut atas konsekuensi yang akan diterimanya jika tertangkap basah. 

“Ngapain, Neng?” tanya Divi sambil menepis pundak kanan Shanum dari belakang.

“Bukan apa-apa, Pak. Hanya ….” Shanum menggantungkan perkataannya dan menoleh ke belakang, melihat Divi menatapnya dengan dingin. 

Bergegas Shanum berdiri dari jongkoknya dan tersenyum cengengesan kepada Divi. Kepala sedikit dianggukkan dan berlari tunggang-langgang meninggalkan keberadaan Divi, berjalan ke arah mobilnya yang ada di sisi lain parkiran. 

“Dasar! Bisa-bisanya dia melakukan ini,” kata Divi, kesal, baru menyadari tingkah Shanum tadi.

Divi berlari menghampiri mobil Shanum, membuka pintu mobil yang saat ini hendak berjalan. Divi memasukinya, duduk di samping Shanum. 

“Karena kamu sudah mengempeskan ban mobilku, kamu harus bertanggung jawab untuk mengantarku kembali ke rumah. Dari dulu tidak pernah berubah,” kata Divi dengan nada kesal sambil membuka jas dokter yang ada di tubuhnya. 

“Kamu yang tidak pernah berubah,” balas Shanum, sedikit emosi. 

“Kamu yang tidak pernah berubah. Kamu meninggalkan aku begitu saja demi uang dua ratus juta. Kamu pikir perasaanku terbuat dari tanah liat? Ketika aku berusaha menata perasaanku yang hancur saat itu, kamu malah enak-enakan. Dasar murahan,” gumam Divi di akhir kalimatnya. 

“Apa? Kamu bilang aku murahan? Kamu tau, ma–,” terpotong, Shanum mengingat pesan Medina lima tahun lalu.

‘Jika kamu menceritakannya kepada Divi, anak itu tidak akan bersamamu lagi. Bukannya hidupku di keluargaku, dia akan hidup di alam lain.’

“Terserah. Asal kamu tau, aku mengempeskan ban mobilmu sebagai balasan atas apa yang sudah kamu lakukan sejak tadi padaku. Kamu pikir aku bodoh? Kamu sengaja mengerjaiku,” cecar Shanum sambil mengemudikan mobilnya. 

“Bagus jika kamu tau,” balas Divi dengan santainya. 

Shanum menginjak rem secara mendadak dan membuat tubuh Divi maju sampai dahi pria itu hampir terbentur. 

“Keluar!” usir Shanum. 

“Aku sudah bilang, kamu harus bertanggung jawab atas apa yang sudah kamu lakukan,” balas Divi dengan emosi sedikit keluar yang terlihat dari ekspresi dan nada bicaranya. 

Shanum menarik kaki dari rem dan menjalankan mobilnya dengan spontan membuat Divi jantungan karena kaget melihat tingkah Shanum yang tidak terduga. Wanita itu mengemudi dalam perasaan kesal, matanya sesekali melirik Divi dengan pandangan sinis. 

"Jika aku terlalu tampan, sebut saja. Bilang kalau kamu belum bisa move on dari ketampanan dan kekuatanku, jauh lebih kuat dari suamimu sekarang," kata Divi dengan sedikit menggoda. 

"Apa?" tanya Shanum, menatap Divi. 

Sejenak Shanum diam, berpikir dengan pandangan kembali mengarah ke depan. Tiga kali kepalanya mengangguk kecil dengan bibir tersenyum ringan dan tingkahnya diperhatikan Divi dengan dahi mengernyit karena bingung. 

Divi mendaratkan telapak tangan kanannya ke dahi Shanum, merasa mantan istrinya aneh dengan tingkahnya. Dengan jari telunjuk kirinya, Shanum mendorong jauh tangan Divi ke arah depan. 

"Benar, suamiku jauh lebih tampan dan kuat," ucap Shanum. 

Kedua tangan Divi mengepal erat di atas kedua sisi lututnya dengan mata menatap tajam Shanum yang fokus mengemudikan mobil. 

"Bisa-bisanya kamu mengatakan itu. Baik, akan kutunjukkan kalau aku jauh lebih kuat dari suamimu itu," ucap Divi sambil membuka kancing kemeja yang terpasang di tubuhnya. 

"Ehh ... mau apa?" Shanum kaget melihat gelagat Divi yang  membuatnya panik. 

Tubuh mereka sama-sama tertarik ke depan setelah mobil berhenti karena menodong mobil yang tiba-tiba berhenti di tengah jalan. Bukan karena berhenti sembarangan, lampu jalan telah berganti warna ke merah. 

Dahi mereka juga sama-sama terbentur ke bagian depan mobil. Perlahan Shanum menarik kepala dari setir mobil dan melotot kaget setelah sadar baru saja menabrak mobil orang. Raut wajah Shanum berubah takut setelah melihat pria paruh baya keluar dari mobil itu dengan gestur tubuh ingin melabrak. 

"Keluar!" suruh pria itu sambil menepuk kaca mobil di samping Shanum. 

"Semua ini gara-garamu," ucap Shanum kepala Divi yang mendesis kesakitan. Pria itu menyentuh pelan dahinya yang terbentur. 

***

Masalah tabrakan tadi tidak usai di jalan dengan cara komunikasi yang baik antara Shanum dan pria paruh baya itu. Masalah itu akhirnya dibawa ke kantor polisi karena Shanum tidak terima membayar ganti rugi yang banyak, tidak masuk akal baginya. Biaya ganti rugi mobil itu hampir separuh dari harga mobil itu. Padahal, yang lecet hanya lampu belakang saja. 

Perdebatan masih terjadi hebat di kantor polisi. Shanum tidak mau mundur dengan biaya ganti rugi yang begitu banyak. 

"Tidak biasa, Pak. Itu namanya pemerasan. Yang rusak hanya sedikit, tidak mungkin sampai semahal itu," kata Shanum kepada polisi yang sejak tadi berusaha menengahi mereka sejak berada di tengah jalan.

"Biaya ganti ruginya sudah pas. Kamu pikir harganya murah seperti mobilmu? Pokoknya ganti rugi sesuai yang saya sebutkan," balas pria paruh baya itu. 

"Sudahlah ... bayar saja," kata Divi dengan suara kecil kepada Shanum. 

"Tidak bisa. Jelas-jelas dia berusaha mengambil kesempatan dalam kesempitan," bantah Shanum. 

"Bayar saja," ucap Divi, lagi. 

"Kamu pikir aku punya uang sebanyak itu hingga dengan mudahnya aku mengeluarkannya? Kalau tidak bisa membantu, lebih baik diam," ucap Shanum, kesal. 

"Pak, dari pendataan kami terhadap harga dan mereknya, itu tidak mencapai harga yang Bapak sebutkan," kata salah satu polisi yang baru saja berbicara melalui sambungan telepon bersama seseorang yang tahu akan harga dari alat-alat mobil. 

"Liat, Bapak pikir saya bodoh?" Shanum tersenyum puas dengan hasil kegigihannya. 

"Kalau begitu, bayar separuh dari biaya yang saya sebutkan tadi saja. Saya juga tidak berbohong, harganya mahal," kata pria paruh baya itu. 

"Tidak," tolak Shanum. 

"Baik. Saya yang akan bayar," ucap Divi sambil mengeluarkan ponsel dari saku celananya. "Sebut nomor rekeningnya, saya transfer langsung," kata Divi sambil memainkan jari telunjuk di layar ponselnya. 

Divi berkomunikasi dengan pria paruh baya itu, mengurus pembayaran melalui transfer langsung. Pria itu sudah muak dengan perdebatan antara Shanum dan pria paruh baya itu yang tidak mau mengalah sejak tadi. 

***

Shanum dan Divi saling diam dalam bengis masing-masing di dalam mobil yang kini dikemudikan oleh Divi, pria itu yang ambil alih setir mobil karena takut kejadian tadi kembali terulang. 

Mobil yang tengah melaju sedang di bawah rintikan hujan itu berhenti tiba-tiba, mesinnya mati. 

"Kenapa?" tanya Shanum dengan judes, tidak ingin memperlihatkan sisi lembut. 

"Mana aku tau," balas Divi sambil memutar kunci mobil beberapa kali. 

Suara petir tiba-tiba menggelegar tanpa ada aba-aba, Shanum sontak kaget dan memeluk Divi dalam ketakutan. Pria yang sempat kaget itu memperhatikan tingkah Shanum, bibirnya tersenyum ringan sambil memutar memori di mana di mana Shanum sering memeluknya saat suara petir menggelegar di malam hari.

Ponsel Shanum berdering, nama Denis tertera di layar ponsel yang baru dikeluarkan wanita itu dari tasnya dengan wajan takut. 

"Matikan ponselmu dulu. Cuacanya tidak bagus." Divi mengambil ponsel di tangan Shanum dan mematikannya. 

1
Yuli Purwati
lanjut....
Mariyam Iyam
lanjut
Mas Tista
Luar biasa
Bungatiem
sahnum seneng banget tabrakan dah
aca
namanya Denis apa. riza seh
Ig: Mywindersone: Denis, Kak ... salah tulis.
total 1 replies
S. M yanie
semangat kak
LISA
Siapa y dia
LISA
Apakah Divi mau kembali pd Shanum
LISA
Ceritanya menarik nih
LISA
Aq mampir Kak
Anita Jenius
5 like buatmu ya kak. semangat terus.
Ig: Mywindersone: Terima kasih.🥰
total 1 replies
Anonymous
👍🏼
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!