Dari kecil hidupku sudah ku abdikan pada keluarga yang mengangkatku sebagai anak, aku adalah anak panti yang tanpa nasab, ibuku dulu seorang budak dan dia di bunuh oleh seseorang entah siapa setelah menitipkan aku di panti asuhan. Sejak umur 10 tahun seorang donatur mengadopsiku, dia adalah tuan Samer dan Ibu Luci, mereka mengangkat ku sebagai pancingan agar mempunyai anak, dan benar saja setelah satu tahun aku bersama mereka mereka mempunyai seorang anak perempuan. Tuan Samer memintaku untuk selalu melindungi anak kandungnya, hingga suatu ketika terjadi bencana dalam keluarga tuan Samer, anak dari tuan Samer memanipulasi dokumen dari sebuah perusahaan besar di negara ini. Pemilik perusahaan geram dan itulah awal kisah baru ku. Aku di tuntut oleh Nyonya Lusi menggantikan anaknya sebagai tawanan seorang yang kejam pemilik perusahaan tersebut. Diriku di sekap dan di kurung dalam penjara, entah apa yang akan ku dapatkan. Benci, dendam atau cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cty S'lalu Ctya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu
🌸🌸🌸
Pagi ini aku sudah siap dengan tekad ku, sebelum pergi aku melihat ammah yang sedang menungguku di ruang makan. Ammah menghampiriku yang hendak menyusulnya duduk di ruang makan.
"Asi, lebih baik kamu kembali ke Mesir" seru ammah padaku.
"Di Mesir kamu bisa hidup bahagia, sudah cukup selama ini kamu menderita" lanjut ammah menatap ku dalam. Tatapan tulus layaknya ibu pada anaknya. Sebegitu tulusnya kasih sayangnya padaku sampai dia tidak menghiraukan anaknya saat ini yang berada antara hidup dan mati.
"Ammah, kak Faiz bagaimana dengannya?" lirihku.
"Aku akan selalu berdoa semoga Allah melindunginya"
"Ammah, bisakah ammah mendoakan ku seperti itu?" lirihku menatap ammah. Ammah mengangguk.
"Ammah akan selalu mendoakan mu seperti anak ammah"
"Terima kasih ammah" aku memeluk ammah dengan erat.
"Ammah, Asi pamit dulu, ammah jaga diri ammah dengan baik dan salam buat baba" ammah mengantarku sampai di depan pagar besi rumah tuan Samer. Sedangkan baba sudah pergi menengok cucu dan menantunya.
"Hati-hati Asi, untuk sementara jangan hubungi kami dulu. Hiduplah yang bahagia" pesan ammah.
"Assalamualaikum"
"Wa'alaikum salam" jawab ammah, taksi sudah menungguku sejak tadi. Dengan langkah pasti kaki ini masuk ke dalam taksi.
"Pak ke alamat ini!" pinta ku menyodorkan kertas sebuah alamat yang akan ku tuju. Sopir taksi itu melihat alamat yaang ku berikan, lalu dia terlihat melirik lewat spion.
"Anda yakin nona?" tanya nya pada ku.
"Ada nyawa seseorang yang harus ku selamatkan" guman ku, entah sopir itu mendengar atau tidak dengan kataku tapi aku tak begitu peduli yang terpenting saat ini adalah bagaimana cara agar aku bisa membebaskan orang yang tak bersalah.
Satu jam berlalu kini sampailah sudah aku di gedung yang bertuliskan club' sebuah diskotik yang terbesar di kota ini.
"Nona apa perlu saya menunggu?" tanya sopir itu saat aku membayar.
"Tidak, terima kasih, karena anda sudah mengantarku" jawab ku seraya membuka pintu untuk keluar. Jujur saja baru pertama kali bagiku ke tempat laknat seperti ini.
"Bismillah" ku mulai melangkah masuki lobi dan disana ada resepsionis yang berjaga. langsung saja kaki ini melangkah menuju resepsionis untuk bertanya.
"Permisi apa bisa saya bantu?" kata resepsionis itu menyambutku.
"Aku ingin bertemu dengan tuan Tom" jawabku. Resepsionis itu memperhatikan sejenak diri ini.
"Apa anda sudah ada janji?" tanya nya kembali.
"Ya, untuk itu aku datang kemari" balas ku datar.
"Beliau ada di lantai paling atas di ruang VIP" dengan cepat aku menuju tempat VIP. Di sana banyak sekali pasang mata yang memperhatikan ku. Wajar saja, pakaian yang ku gunakan saat ini jubah panjang di padu dengan Khimar apalagi wajahku tertutup dengan niqab. Tapi ku langkahkan terus kaki ini dan tak perduli dengan tatapan orang-orang itu. Sempat ada yang mencibir. Tak ingin mendengar semua cibiran orang lagi lebih baik aku berlari agar sampai tempat tujuan ku tapi.
BRUK..
Tak sengaja aku menabrak seorang wanita cantik dan terlihat anggun tapi sepertinya wanita itu agak mabuk karena tercium bau alkohol dari mulutnya ketika dia mencebik ku.
"Wow nona, apa pakaian dan cadarmu itu hanya sebagai kedok saja, untuk masuk ke tempat seperti ini" kata wanita cantik yang tak sengaja bertabrakan dengan ku.
"Maaf nona, aku tak punya urusan dengan anda" balas ku, dengan cepat aku kembali berlari mencari ruang VIP. Sedangkan wanita cantik itu nampaknya masih memerhatikan ku.
"Dasar munafik" cedak wanita itu kembali melangkah untuk keluar dari klub malam itu. Sedangkan langkahku berhenti ketika melihat beberapa orang menjaga di depan pintu yang bertuliskan VIP. Aku melangkah pasti meski terbesit rasa takut di hati ki, tapi tujuan ku satu yaitu menyelamatkan seseorang yang tak bersalah.
"Maaf nyonya anda di larang masuk!" salah satu penjaga menghalangi ku. Ku melirik tajam pada penjaga yang menghalangi saat ini.
"Aku ingin bertemu dengan bos kalian, karena aku lah orang yang dia cari!" kata tajam ku pada penjaga. Penjaga itu nampak saling melirik dengan temannya.
"Kalian mau bos kalian yang kejam itu memenggal kepala kalian karena tak menginjinkan aku masuk?" lanjut ku lantang membuat para penjaga itu nyalinya menciut. Para penjaga itu akhirnya menginjinkan ku masuk, Jujur saat masuk jantung ini bergetar saat melihat tiga orang itu sudah terkapar tidak berdaya. Jujur saja aku merasa takut tapi aku harus berani.
"STOP!!" dengan lantang suaraku berhasil membuat semua mata yang ada di dalam mengarah menuju pada ku.
"Lepaskan mereka, akulah orang yang kau cari!" lanjut ku.
"Nona.." lirih salah satu orang itu pada ku dia adalah kak Faiz putra ammah dan baba.
"Anda nona Asiyah?" tanya seorang lelaki seumuran dengan baba memincingkan mata. Aku mengangguk. Sedangkan tatapan seorang lelaki yang mungkin usianya kepala empat begitu tajam padaku saat mendengar namaku di sebut.
"Ya aku Asiyah Yildiz Samer" aku ku.
"Gio, bawah wanita itu!" lantang lelaki itu.
"Tunggu tuan!" sela ku. Lelaki itu menatap ku murka.
"Aku bersedia ikut dengan kalian tapi lepaskan mereka!" mohon ku menatap tiga orang yang terkapar di lantai sudah tak berdaya.
"Gio lakukan tugasmu!" Pinta lelaki di angguki lelaki paruh baya itu yang di panggil gio.
"Baik tuan!" kata lelaki paruh baya seraya membungkuk. Sedangkan lelaki itu pergi dari tempat itu seakan menahan amarahnya.
"Kalian lepaskan mereka dan bawah nona ini!" seru lelaki paruh baya pada anak buahnya dengan sigap anak buahnya menggelendeng ku dan meninggalkan tiga orang yang tak berdaya itu di dalam dan salah satunya adalah kak Faiz.
"Lepaskan tangan kalian, aku bisa berjalan sendiri!" tegas ku pada anak buah mereka. Salah satu anak buah itu geram tapi lelaki paruh baya itu menatap tajam pada anak buah itu. Dan mereka membiarkan ku berjalan sendiri menuju mobil yang terparkir di depan klub. Aku tak tahu akan di bawah kemana yang dapat ku lakukan saat ini hanyalah berdoa pada Tuhan ku semoga tuhan selalu melindungi ku. Sampai di suatu tempat yang begitu gelap mobil ini berhenti, tak ada cahaya lampu sedikitpun hanya ada sinar lampu dari mobil itu yang menerangi tempat yang begitu luas.
"Cepat turun!" seru mereka padaku. Saat ini yang ku lakukan hanyalah menurut. Mereka menggiring ku menuju lorong panjang dan di nampak di sudut lorong itu nampak ada sebuah pintu, mereka membukakan pintu dan menyuruhku masuk.
Klik
Mereka mengunci dan mengurungku di ruang yang gelap gulita ini.
🌸🌸🌸