PERNIKAHAN TANPA CINTA

Edxel yang baru pulang, begitu mendengar ribut-ribut segera kebelakang.

Sidney yang melihat kedatangan Edxel menghambur memeluk tubuh laki-laki tersebut.

 "Anabel-Anabul mati di racun, Ed. Lihatlah", ujar Sidney terisak dalam dekapan suaminya.

"Tenangkan diri mu", ujarnya pelan menenangkan Sidney dengan mengusap lembut punggung istrinya itu.

"Siapa yang tega meracun Anabel-Anabul?", gumam Sidney terisak.

Sorot tajam Edxel melihat kondisi kucing-kucing kesayangan Sidney. Raut wajah Edxel mendadak dingin tak bersahabat dengan kedua tangan terkepal.

"Aku akan mencari pelakunya. Sebaiknya kamu istirahat dikamar", ucap Edxel sembari memeluk pinggang Sidney yang terlihat begitu syok.

Gadis itu menganggukkan kepalanya.

"Kau urus semua kekacauan ini Aleandro, kubur segera Anabel-Anabul!".

"Kau dan Mathias keruangan ku tiga puluh menit lagi", ujar Edxel pada Letty dan Mathias yang merupakan kepala keamanan di rumahnya".

"Brigitta, simpan makanan kucing itu. Dokter hewan akan memeriksa nya!"

"Jika benar kucing-kucing peliharaan istriku ada yang meracunnya, segera temukan siapa orang yang sudah mengusik ketenangan hidup ku. Aku tidak akan mentolerir manusia bajingan itu!", tegas Edxel dengan sorot mata tajam menatap bergantian keempat orang kepercayaannya yang berdiri di depannya.

"Tambah kamera cctv di setiap sudut rumah ku, Mathias! Aku tidak mau kecolongan seperti ini lagi. Jika terjadi lagi hal semacam ini, pekerjaan mu taruhannya! Kau tahu apa yang harus kau lakukan saat ini, Mathias", Tegas Edxel.

"Baik tuan Edxel", jawab Mathias hormat.

Keempat pekerja itu segera menganggukkan kepala tanda mengerti atas instruksi atasan mereka.

Sementara Edxel menuntun Sidney masuk lift.

Sidney yang masih begitu syok, terlihat pucat pasi tanpa satu katapun terucap dari bibirnya. Tatapan matanya sangat sedih.

*

Perlahan Edxel menarik tangannya yang menjadi sandaran kepala Sidney yang sudah tertidur.

Nafas gadis itu terdengar teratur menadahkan pemilik tubuh telah terlelap.

Edxel yang sudah berdiri menundukkan kepalanya mencium lembut kening istrinya tersebut. "Aku akan menangkap siapa pelakunya yang telah berani bermain-main dengan ku. Dan akan memberikan hukuman setimpal dengan perbuatannya, berani membuat istri ku seperti ini", ucap Edxel terdengar geram dengan gigi gemeretak.

Laki-laki itu menutup rapat pintu kamar Sidney. Langsung turun ke bawah ruang kerjanya. Di sana telah menunggu Letty dan Mathias yang duduk di sofa.

Letty menundukkan wajahnya yang pucat pasi, jemari tangan yang berada di atas pahanya saling meremas. Terlihat sekali ketakutan di wajahnya yang lugu.

"Ceritakan apa yang terjadi sebenarnya!". Edxel menghunuskan tatapan tajam pada pelayan itu.

"Ketika nona Sidney berkuda, saya memberi makan Anabel-Anabul, tuan. Dengan makanan yang biasa di berikan pada kucing itu. Saat Anabel-Anabul makan, saya tinggal sebentar ke pantry karena sedang memanggang roti. Kemudian saya langsung ke ruang kandang lagi, tapi saya kaget melihat Anabel-Anabul sudah tergeletak tak bergerak lagi dengan mulut berbusa. Saya sangat panik, takut dan merasa bersalah. Meskipun saya tidak melakukan apa-apa untuk menyakiti kedua kucing itu tuan". Ucap Letty dengan wajah tertunduk memberi penjelasan yang sebenarnya pada majikannya.

Airmata Letty, turun dengan sendirinya. Sungguh gadis itu sangat ketakutan kalau-kalau di salahkan atas kejadian yang baru saja di alami dan akan di pecat saat ini juga.

Edxel bisa melihat kejujuran di mata pelayan muda itu. "Apa yang kau temukan Mathias?"

"Dari rekaman cctv kamera delapan, terpantau seseorang keluar dari ruangan Anabel-Anabul tuan. Melihat sosok tersebut sepertinya laki-laki. Yang nampak hanya bagian belakangnya saja dan hasil rekaman tidak terlalu jelas karena posisi kamera terlalu jauh dari ruangan kucing".

Mathias memperlihatkan video rekaman cctv yang sudah ia ambil sebagai bukti yang di kirimkan nya pada Edxel.

"Tidak masalah, orang perusahaan akan memperjelas gambar itu. Kita akan segera mengetahui siapa orang yang sudah bermain dengan ku. Kau tambah orang-orang berjaga di sekitar rumahku, jangan biarkan orang lain masuk rumah ini termasuk Sofia dan Daniella. Kalian paham?!"

Letty dan Mathias serentak menganggukkan kepala. "Paham tuan", jawab keduanya serentak.

"Yang aku ingin ketahui siapa, laki-laki yang ada di video ini. Ia pasti salah satu pekerja yang di bayar orang lain menyelusup ke dalam rumah", ucap Edxel sambil mengusap dagunya.

*

Hari sudah mulai menggelap ketika Sidney selesai membersihkan tubuhnya di kamar mandi dan langsung berganti pakaian tidur.

Tok..

Tok..

"Iya masuk", ucapnya terdengar tidak bersemangat.

Letty yang datang membawakan makan malam. "Nona Sidney...maafkan kelalaian saya, mengakibatkan kucing kesayangan nona mati. Andai saja saya tahu yang akan terjadi pasti tidak akan pergi dari ruangan Anabel-Anabul", ujar Letty nampak sedih dan menyesal.

Sidney menghela nafasnya. "Kucingku mati bukan karena mu, Letty. Tapi memang ada orang yang tidak menyukainya", jawab Sidney.

"Di mana suamiku?".

"Tuan Edxel ada di ruang kerja bersama asistennya. Beberapa saat yang lalu tim dari dokter hewan mengambil makanan Anabel-Anabul", jawab Letty.

"Aku tidak sabar mengetahui pelakunya, dan ingin bertanya langsung padanya kenapa tega sekali meracun kucing-kucing ku yang lucu", ujar Sidney dengan wajah sendu.

Ceklik..

Edxel yang membuka pintu. Raut wajah laki-laki masih menyisakan amarah. Ia melihat Letty. "Lanjutkan pekerjaan mu!", perintahnya dengan intonasi sedikit ketus.

"Baik tuan, nona saya permisi", ucap Letty kemudian menutup pintu.

Edxel bergabung dengan Sidney di atas tempat tidur. "Bagaimana keadaan mu? Sekarang makanlah setelah nya aku ingin bicara".

"Sekarang saja bicaranya. Aku tidak lapar".

Edxel mengambil garpu dan memotong steak tenderloin dengan saus tomat yang di buat Brigitta. "Aku akan menyuapi mu makan, jika kau tidak mau menyentuh makanan mu", ucap Edxel tersenyum sambil mengusap lembut kulit halus Sidney.

"Aku bisa makan sendiri, Ed. Aku tidak apa-apa". Sidney mengambil garpu di tangan Edxel. Menusuk satu potongan daging yang juicy, melahapnya.

"Masalah Anabel-Anabul, Orang ku sudah menemukan pelakunya. Salah satu pekerja yang membersihkan kandang kuda". Edxel memberitahu Sidney.

Sidney yang sedang menikmati hidangan seketika menghentikan makannya. "Endrique?".

"Iya, anak itu", jawab Edxel seraya menjumput anak rambut Sidney ke belakang telinga.

"Bagaimana mungkin dia yang meracuni kucing ku Ed, tadi sore aku memintanya memasukkan Brandon ke kandang. Anak itu sangat baik pada ku", ujar Sidney tak percaya.

"Kadang seseorang yang baik jika di iming-iming uang yang banyak atau di bawah tekanan akan melakukan tindakan di luar nalar. Endrique sudah melampaui batasan, pemuda itu akan menerima ganjaran. Saat ini belum ada yang tahu masalah ini, hanya aku, kau dan Roland yang sudah mengetahui".

"Sementara Mathias sudah aku perintahkan menjaga Endrique tetap bekerja seperti biasa sampai besok akan aku buka kedoknya, karena aku yakin pemuda itu hanya di suruh meracun Anabel-Anabul. Sementara aku sudah meyakini dalang sebenarnya. Jadi kamu tenang saja, jangan berduka terlalu lama, karena beberapa hari ke depan kita akan ke Los angeles melihat mami mu".

Mendengar penuturan Edxel spontan saja Sidney menghambur memeluknya. "Oh my god, benarkah yang aku dengar Ed?".

Seketika rona bahagia terpancar dari wajahnya. "Tentu saja aku mau melihat mommy. Aku sangat merindukannya", ujar Sidney tersenyum bahagia dengan netra kembali berbinar-binar ceria.

...***...

To be continue