Fenomena pernikahan tidak selalu berjalan sesuai harapan. Pengkhianatan pasangan menjadi salah satu penyebab utama keretakan rumah tangga. Dalam banyak kasus, perempuan sering menjadi pihak yang dirugikan. Namun, di tengah luka dan kekecewaan, tak sedikit perempuan yang mampu bangkit dan membuka hati terhadap masa depan, termasuk menerima pinangan dari seorang pria.
Pertemuan yang tak terduga namun justru membawa kebahagiaan dan penyembuhan emosional.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cumi kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 15 DI BALIK KEBAHAGIAAN.
Suasana rumah Dela dipenuhi tawa dan senyum. Balon-balon putih dan emas menghiasi ruang tamu, bunga melati dan mawar tersusun cantik di setiap sudut meja. Hari itu, rumah keluarga Dela terasa hangat oleh kebahagiaan. Lamaran Bang Dafi berlangsung khidmat dan penuh suka cita. Dela ampil anggun, dan Dafi tak bisa menyembunyikan binar di matanya.
Namun, di tengah keramaian itu, Sofia merasa sendiri. Ia tersenyum, menyambut tamu, mengantar hidangan, bahkan sempat membantu adik sepupunya merapikan jilbab. Tapi hatinya terus mencari. mencari satu sosok yang sejak pagi diam-diam ia harapkan muncul. Ammar.
Ammar, sahabat dekat Bang Dafi, Ia dan Sofia baru mengenal namun ammar sudah menyimpan rahasia Sofia. Tak banyak kata di antara mereka, Sofia merasa ada sesuatu dalam cara Ammar memperhatikannya. Bukan cinta yang jelas, tapi sesuatu yang tenang… yang membuat Sofia merasa dilihat, dipahami.
Ia pikir, mungkin hari ini, di tengah lukanya yang diam, Sofia bisa menemukan sedikit ketenangan dari kehadiran Ammar. Sekadar menatap matanya yang jujur, mendengar suaranya yang selalu lembut, atau sekadar tahu… bahwa masih ada laki-laki baik yang bisa membuatnya menyimpan rahasianya.
Namun, dari sejak pagi hingga acara hampir selesai, Ammar tak juga terlihat.
Sofia akhirnya memberanikan diri bertanya pada Bang Dafi, saat mereka sempat duduk berdua di ruang belakang.
“Bang, Bang Ammar mana? "
Dafi mengernyit. “Oh… iya. Tadi malam dia mendadak pulang ke kota. Katanya ada urusan penting yang nggak bisa ditinggalin. Dia minta maaf banget, tadinya mau datang.”
Sofia hanya mengangguk pelan. "Oh… gitu ya."
Tak ada reaksi berlebihan. Ia kembali berdiri dan tersenyum pada tamu yang lewat, seolah jawaban barusan tak memengaruhinya. Tapi di dalam dadanya, ada ruang kecil yang ikut runtuh. Ia bahkan tidak menyadari betapa besar harapannya pada satu kehadiran itu… hingga kini ia tahu harapan itu tak datang.
Ammar pergi.
Dan Sofia kembali sendiri dengan pikirannya yang sesak.
RUMAH.
Sofia duduk di balkon belakang, memeluk lutut, memandangi langit yang mulai gelap. Lampu-lampu dari rumah tetangga berkelip samar.
Ia menarik napas panjang, dan untuk pertama kalinya hari itu, ia mengizinkan dirinya lelah. Bukan hanya karena lamaran, bukan karena tamu-tamu, tapi karena perasaannya sendiri. Luka dari Ilham yang belum sempat ia hadapi. Harapan pada Ammar yang tak sempat ia ucapkan.
Malam ini, Sofia benar-benar sendiri. Tapi anehnya, di dalam sunyi itu, ia merasa ada sesuatu yang tumbuh perlahan. sebuah kesadaran bahwa tidak ada siapa pun yang bisa ia gantungkan sepenuhnya… selain dirinya sendiri.
Dan itu cukup… untuk bertahan satu malam lagi.
Sofia pamit pulang lebih awal kepada umi dan abi, dengan alasan jika Sofia lupa bawa pakaian untuk besok kerja.
Sepanjang perjalanan, pikirannya dipenuhi pertanyaan dan ketakutan. Ia belum menghubungi Ilham, belum menuntut apa pun. Tapi malam ini, perasaan tak tenang itu makin menghimpit.
Setibanya di rumah, suasana terasa aneh. Sepi, lampu teras menyala seperti biasa, namun pintu depan tidak dikunci. Sofia mendorong pintu pelan, masuk perlahan. Jantungnya mulai berdetak lebih cepat.
Begitu kakinya melangkah ke ruang tengah, dunia seakan berhenti.
Di lantai ruang tamu, tergeletak pakaian. bukan miliknya. Bra berenda merah muda. Blus tipis dengan parfum menyengat yang tidak ia kenali. Sepasang sepatu hak tinggi tergeletak miring, tergesa-gesa seperti ditanggalkan dalam buru-buru.
Darah Sofia seakan menguap dari tubuhnya.
lanjutkan Thor 🙏🙏🙏